(ETHICAL CONDUCT)
Disusun Oleh :
Kelompok 01 :
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pekerjaan audit adalah profesi. Auditor yang bekerja di sektor public selain dituntut untuk mematuhi ketentuan
dan peraturan kepegawaian sebagai seorang pegawai negeri sipil, ia juga dituntut untuk menaati kode etik
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta Standar Audit APIP atau standar audit lainnya yang telah
ditetapkan. Sehingga bagaimana seharusnya perilaku seorang auditor Pemerintah serta apa saja yang harus dilakukan agar
hasil pekerjaannya memenuhi standar mutu yang harus dicapai, perlu diketahui oleh setiap mereka yang berprofesi sebagai
aparat pengawasan intern pemerintah.
Modul Kode Etik dan Standar Audit ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang seharusnya dimiliki dan dilaksanakan oleh seorang auditor sebagai aparatur pengawasan intern pemerintah
mengenai kode etik dan standar audit.
BAB II
PEMBAHASAN
Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia dimaksudkan sebagai penduan dan aturan bagi seluruh
anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan public, bekerja dilingkungan dunia usaha, pada instansi
pemerintah maupun dilingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung jawab profesionalnya.
Empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Kredibilitas, masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi
2. Profesionalisme, diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa
Akuntan sebagai professional dibidang akuntansi
3. Kualitas Jasa, terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
4. Kepercayaan, pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
professional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Etika professional bagi praktek akuntan di Indonesia disebuat dengan istilah kode etik dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan. Etika professional
dikeluarkan oleh organisasi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktek profesinya
bagi masyarakat.
Sukrisno Agoes (2009:160) menyebutkan prinsip etika profesi, yang terdiri dari 8 (delapan) prinsip yaitu :
1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
Kemudian prinsip-prinsip Etika menurut Arens, Elder, Beasley yang dialihbahasakan oleh Herman
Wibowo (2008:108) yaitu :
Kode Etik Akuntan Profesional ini merupakan adopsi dari Handbook of the Code of Ethics for
Professional Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh International Ethics Standards Board for
Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC).
Menurut Sukrisno Agoes (2009:163) Ikatan Akuntan Publik Indonesia(IAPI) sebagai salah satu
sub organisasi profesi akuntan publik Indonesia yang bernaung di bawah organisasi induknya Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru
yang berlaku efektif per tanggal 1 Januari 2010. Kode Etik IAPI yang baru, disusun berdasarkan
sistematika sebagai berikut: (IAPI,2008).
Kode Etik Akuntan Profesional ini terdiri atas tiga bagian yaitu:
Bagian A: Prinsip Dasar Etika;
Bagian A menetapkan prinsip dasar etika profesional bagi Akuntan Profesional dan
memberikan kerangka konseptual yang akan diterapkan Akuntan Profesional dalam :
(a) Mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika;
(b) Mengevaluasi signifikansi ancaman tersebut; dan
(c) Menerapkan perlindungan yang tepat untuk menghilangkan atau mengurangi
ancaman tersebut sampai ke tingkat yang dapat diterima.
BAGIAN A
Pada bagian A ini berisi Prinip Dasar Etika Profesi yang terdiri dari :
BAGIAN B
Pada bagian B ini berisi Aturan Dasar Etika Profesi yang terdiri dari :
BAGIAN C
Pada bagian C ini berisi Akuntan Professional di Bisnis yang terdiri dari :
Pihak yang mungkin terlibat dalam benturan kepentingan mencakup organisasi tempatnya
bekerja, pemasok, pelanggan, pemberi pinjaman, pemegang saham, atau pihak lain. Akuntan
Profesional tidak membiarkan benturan kepentingan mengurangi pertimbangan profesional
atau bisnis.
Seksi 340 Kepentingan keuangan, kompensasi, dan insentif terkait dengan pelaporan keuangan
dan pengambilan keputusan
Akuntan Profesional di Bisnis mungkin mempunyai kepentingan keuangan termasuk
kepentingan keuangan yang timbul dari program kompensasi atau insentif, atau mungkin
mengetahui kepentingan keuangan dari anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan
semenda, yang dalam keadaan tertentu dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika. Misalnya, ancaman kepentingan pribadi terhadap prinsip objektivitas
atau kerahasiaan dapat muncul dari motif dan kesempatan untuk memanipulasi informasi yang
berpengaruh terhadap harga saham untuk memperoleh keuntungan keuangan.
Contoh keadaan yang dapat memunculkan ancaman kepentingan pribadi termasuk
situasi ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau anggota keluarga batih atau keluarga sedarah
dan semenda:
1. Memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung di organisasi tempatnya
bekerja dan nilainya dapat dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang dibuat oleh
Akuntan Profesional di Bisnis;
2. Berhak untuk mendapatkan bonus yang dikaitkan dengan laba, dan nilainya dapat
dipengaruhi secara langsung oleh keputusan yang dibuat oleh Akuntan Profesional di Bisnis
Seksi 350 Bujukan
Bujukan dapat memunculkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
Ketika Akuntan Profesional di Bisnis atau anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan
semenda ditawari bujukan, maka dilakukan evaluasi atas situasi tersebut. Ancaman kepentingan
pribadi terhadap prinsip kerahasiaan atau objektivitas muncul ketika bujukan diberikan dalam
upaya untuk memengaruhi tindakan atau keputusan, mendorong perilaku ilegal atau tidak jujur,
atau memperoleh informasi rahasia.
Ancaman intimidasi terhadap prinsip objektivitas atau kerahasiaan muncul jika bujukan
tersebut diterima dan diikuti dengan ancaman untuk mempublikasi dan merusak reputasi, baik
Akuntan Profesional di Bisnis maupun anggota keluarga batih atau keluarga sedarah dan
semenda.
CONTOH KASUS
Komentar :
Contoh kasus yang terjadi pada KAP Andersen dan Enron adalah sebuah pelanggaran etika
profesi akuntansi dan prinsip etika profesi, yaitu berupa pelanggaran tanggung jawab –yang salah
satunya adalah memelihara kepercayaan masyarakat terhadap jasa profesional seorang akuntan.
Pelanggaran prinsip kedua yaitu kepentingan publik,pada kasus KAP Andersen dan Enron tersebut
kurang dipegang teguhnya kepercayaan masyarakat, dan tanggung jawab yang tidak semata-mata hanya
untuk kepentingan kliennya tetapi juga menitikberatkan pada kepentingan public. Jadi seharusnya KAP
Andersen dalam melakukan tugasnya sebagai akuntan harus melakukan tindakan berdasarkan etika
profesi akuntansi dan prinsip etika profesi.
Komentar :
Pada kasus tersebut prinsip etika profesi yang dilanggar adalah tanggung jawab prolesi, dimana
seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai profesional yang senantiatasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Selain itu seharusnya
tidak melanggar prinsip etika profesi yang kedua,yaitu kepentingan publik, yaitu dengan cara
menghormati kepercayaan publik. Kemudian tetap memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik
sesuai dengan prinsip integritas. Seharusnya tidak melanggar juga prinsip obyektivitas yaitu dimana
setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.
Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas
bank-bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh
pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R,
RY, S & S, SD & R, dan RBT & R. “Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi.
Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang diperiksa untuk memoles
laporannya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya. Karena itu, ICW
dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan
mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan.
ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar “human error” atau kesalahan dalam
penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan
pelanggaran yang dicoba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi. Teten juga menyayangkan
Dirjen Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan administratif meskipun pihak BPKP telah
menyampaikan laporannya, karena itu kemudian ICW mengambil inisiatif untuk mengekspos laporan
BPKP ini karena kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan. “Kami mencurigai, kesembilan KAP itu telah
melanggar standar audit sehingga menghasilkan laporan yang menyesatkan masyarakat, misalnya
mereka memberi laporan bank tersebut sehat ternyata dalam waktu singkat bangkrut. Ini merugikan
masyarakat. Kita mengharapkan ada tindakan administratif dari Departemen Keuangan misalnya
mencabut izin kantor akuntan publik itu,” tegasnya. Menurut Tetan, ICW juga sudah melaporkan
tindakan dari kesembilan KAP tersebut kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan
sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik
profesi akuntan.
Komentar :
Pada kasus tersebut prinsip etika profesi yang dilanggar adalah tanggung jawab prolesi, dimana
seharusnya melakukan pertanggung jawaban sebagai profesional yang senantiatasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Selain itu seharusnya
tidak melanggar prinsip etika profesi yang kedua,yaitu kepentingan publik, yaitu dengan cara
menghormati kepercayaan publik. Kemudian tetap memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik
sesuai dengan prinsip integritas. Seharusnya tidak melanggar juga prinsip obyektivitas yaitu dimana
setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya, dan melanggar prinsip kedelapan yaitu standar teknis Setiap anggota harus
melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian
waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap
karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman
Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerjasama dengan auditor
BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh
saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor yang
bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat
bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal tersebut telah melanggar
kode etik akuntan
REFERENCE
http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-967=kode-etik-akuntan-profesional
http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_berita/KODE_ETIK_2016.pdf
https://www.scribd.com/doc/115978683/Resume-Kasus-Etika
https://www.academia.edu/16945170/ETIKA_PROFESI_AUDITOR
https://www.scribd.com/document/246635918/1-Kode-Etik-Dan-Standar-Audit
http://www.iapi-lib.com/etik/12019/files/KODE-ETIK.pdf
http://repository.unpas.ac.id/5983/5/7%20BAB%20II.pdf
https://dwiyustiyanita.wordpress.com/2017/01/04/10-contoh-kasus-pelanggaran-etika-profesi/
https://economy.okezone.com/read/2007/11/23/21/63024/bapepam-lk-jatuhkan-sanksi-rp5-964-m
http://atiefariati.blogspot.com/2012/01/contoh-kasus-pelanggaran-etika-profesi.html
https://economy.okezone.com/read/2008/07/19/20/129076/menkeu-bekukan-izin-kap-tahrir-hidayat-
ap-dody-hapsoro
http://rannypurnamasari.blogspot.com/2013/01/contoh-5-kasus-pelanggaran-etika.html