Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

“Enterprise Risk Management dan Environmental


Management Accounting”

DISUSUN OLEH :

Emmanuel Robert Tjandra (17/411766/EK/21416)


Patrisia Shania Anjani (17/414153/EK/21555)
Pande Made Kintan Ratyadewi (17/414151/EK/21553)
Rona Yuniarsih (17/414155/EK/21557)
ERM

ERM adalah kemampuan organisasi untuk memahami dan mengendalikan tingkat risiko
yang diambil dalam mengelola strategi bisnis, ditambah dengan akuntabilitas atas risiko yang
diambil dan manfaat utamanya adalah menambah perspektif dan fokus pada manajemen risiko
seluruh lini perusahaan.
ERM dapat diterapkan di organisasi profit maupun non-profit karena ERM dirancang untuk
membantu keinginan manajemen dalam mengelola risiko secara efektif dan sistematis. Secara
otomatis ketika kita mengadopsi kerangka kerja ERM kita juga mengubah budaya perusahaan.
Jika sebuah perusahaan tidak memiliki budaya yg tepat dan kepemimpinan yang kuat pada
manajemen puncak, maka tidak ada unsur lain yang penting. Dan perusahaan yang memahami dan
mengadopsi ERM akan menjadikan sebuah budaya di perusahaan atau organisasi biasanya menjadi
kredibilitas yang baik.
Perusahaan mungkin sudah mengelola risiko untuk beberapa tahun. Secara historis mereka
melakukannya dengan membeli asuransi. Namun, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan ERM. Bisnis modern sering kali menghadapi keadaan yang lebih kompleks dan
terdiversifikasi sehingga menghadapi bahaya potensi. Cara perusahaan untuk mengelola risiko
dapat dilakukan melalui ERM ini.

Hal berikut akan menjawab mengapa ERM penting untuk diterapkan di perusahaan.
1. Organisasi butuh untuk meningkatkan kecakapan dalam mengambil resiko untuk memanfaatkan
peluang yang ada. Dengan ERM yang kuat, organisasi dapat mengidentifikasi dan menganalisis
risiko dan memutuskan risiko mana yang layak untuk diambil.
2. ERM dapat menentukan kesehatan dan kehidupan perusahaan bisnis. Jika organisasi
mengidentifikasi risiko terhadap keberadaannya, hal tersebut akan membuat organisasi tersebut
akan tidak siap mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
3. ERM memiliki prosedur manajemen risiko dalam organisasi dengan cara menstandarisasi
toolsnya, metodologi, dan proses orang dalam memantau risiko individual projek. Hal ini penting
agar jika terjadi kegagalan proyek individu dapat ditangani dengan tepat.
4. ERM tidak hanya fokus pada downside dari sebuah risiko namun juga upside nya. Cara pendekatan
tradisional hanya berkonsentrasi dalam kejadian negatif seperti kerugian dari valuta asing atau
suku bunga atau kerugian finansial yang mungkin terjadi karena gangguan di supply chain atau
cyber-attack. Dengan memikirkan sisi posifitifnya perusahaan sekarang harus mempertimbangkan
peluang kompetitif dan keuntungan strategis yang mungkin timbul dari manajemen risiko.
Beberapa dari hal ini melibatkan penempatan pabrik atau kantor di luar negeri berdasarkan analisis
risiko yang akan memeriksa lingkungan politik suatu negara.
Mempelajari bagaimana perusahaan mengelola risiko yang bermacam macam merupakan
hal yang penting dalam pengambilan keputusan investasi. Pengetahuan dari individu korporasi
mengenai profil risiko dapat membantu investor untuk mengidentifikasi apakah perusahaan sedang
naik naiknya, berinvestasi dengan percaya diri bahwa mereka dapat mencapai tujuan perusahaan
dan ekspektasi investor tidak hanya di waktu yang baik tapi juga waktu yang buruk. Itu juga dapat
membantu untuk memahami lebih dalam apakah perusahaan membutuhkan pabrik baru atau
kantor baru, dan mempercayai mereka bahwa akan melakukan segalanya yang mungkin untuk
menghindari kerusakan lingkungan dan memperlakukan karyawan dengan baik.

Perlunya penerapan ERM pada organisasi


Kasus-kasus skandal akuntansi yang pernah terjadi di AS dan melibatkan perusahaan besar
dan kantor akuntan publik ternama seperti Enron yang melibatkan KAP Arthur Andersen,
WorldCom, Tyco International dan lain-lain yang menyebabkan kepercayaan investor terhadap
pasar modal nasional AS menurun karena jatuhnya harga saham setelah skandal terbongkar. Salah
satu faktor penting yang menyebabkan itu semua adalah kelemahan sistem pengendalian internal
dan proses manajemen risiko dalam memitigasi risiko.
Sebagai tanggapan atas kasus-kasus tersebut, maka munculah Sarbanes Oxley Act (SOX),
hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002 ini merupakan sebuah reformasi
dalam peraturan profesi audit semenjak Securities Act 1933 dan 1934. Disusun oleh Senator AS
Paul Sarbanes dan Perwakilan AS Michael Oxley, SOX bertujuan untuk meningkatkan keyakinan
mengenai keakuratan, kelengkapan dan keandalan pengungkapan laporan keuangan perusahaan
publik sehingga diharapkan akan mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal
nasional AS. Dengan adanya kewajiban tersebut, perhatian berbagai kalangan terhadap
pengendalian internal, manajemen risiko, dan good governance, sesuai pengaturan Seksi 404 dari
undang-undang tersebut, semakin meningkat (DeLoach, 2003).
Meningkatnya perhatian terhadap pengendalian intern, manajemen risiko, dan good
governance tersebut direspons oleh The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO) dengan menerbitkan Enterprise Risk Management (“ERM”) – Integrated
Framework pada bulan September 2004. Menyusul kemudian pada November 2009, International
Organization for Standardization (ISO) juga mengeluarkan ISO 31000: Risk Management –
Principles and Guidelines on Implementation.
Organisasi perlu menerapkan ERM karena dengan penerapan ERM maka perusahaan akan
mampu menilai resiko-resiko yang mungkin mempengaruhi nilai perusahaan secara kolektif,
sehingga dapat secara tepat mengimplementasikan strategi pada tingkat keseluruhan perusahaan
untuk mengelola resiko-resiko tersebut lebih jauh ERM juga akan membantu perusahaan mencapai
tujuan stratejiknya serta meningkatkan nilai perusahaan baik dalam jangka pendek maupun
panjang.

Pemanfaatan ERM di organisasi


Sebenarnya konsep dasar manajemen risiko perusahaan telah diterapkan di beberapa industry
selama lebih dari satu decade. Perusahaan yang memanfaatkan ERM yaitu perusahaan-perusahaan
yang sadar akan perubahan peraturan lingkungan, gejolak ekonomi, serta peningkatan
kompleksitas produk, alat yang dapat meningkatkan risiko perusahaan. Dengan kerangka
manajemen risiko perusahaan yang kuat akan membantu institusi dari berbagai ukuran mengelola
risiko secara holistic. Kerangka ERM dirancang untuk membantu manajemen dan dewan direksi
menjawab pertanyaan bisnis sebagai berikut:

1. Apa saja risikonya terhadap strategi dan operasi bisnis (coverage)?


2. Seberapa besar risiko yang akan diambil (risk appetite)?
3. Bagaimana kita mengatur pengambilan risiko (budaya, pemerintahan, dan kebijakan)?
4. Bagaimana kita menangkap informasi yang kita butuhkan untuk mengelola risiko ini (data
risiko dan infrastruktur)?
5. Bagaimana kita mengendalikan risiko (control environment)?
6. Bagaimana kita mengetahui ukuran berbagai risiko (pengukuran dan evaluasi)?
7. Apa yang seharusnya kita lakukan terhadap risiko ini (respon)?
8. Hal apa yang mungkin menghambat dalam proses bisnis perusahaan (stress testing)?
9. Bagaimana risiko tersebut saling terkait (stress testing)?

Penerapan ERM dalam organisasi


Penerapan ERM pada suatu organisasi adalah sebuah kelebihan yang manfaatnya sudah
dijanjikan oleh pihak-pihak promotor model atau kerangka manajemen risiko. Apakah janji pasti
terealisasi? Tidak ada yang menggaransi. Apapun model yang akan diterapkan, manajemen risiko
yang intensional, sistematik dan terstruktur, bukanlah projek yang mudah dan murah. Yang sudah
pasti harus ada adalah komitmen dari seluruh pihak di dalam organisasi yang berkelanjutan, yang
merasuk dalam proses bisnis, yang menjadi budaya dan gaya organisasi, bahwa risiko adalah ibarat
sebuah pedang. Tanpa risiko, organisasi akan stagnan karena tidak ada tantangan. Namun karena
risiko pula, organisasi akan bisa berjatuhan. Risiko harus ada, tapi harus pula dikelola. Untuk itulah
manajemen risiko. Contoh bentuk penerapannya adalah :
1. Menentukan model analisis risiko yang tepat : Ada dua model yang bisa dilakukan oleh
pimpinan dalam memetakan risiko usaha, yakni menjadikannya sebagai tanggung jawab pimpinan,
atau mendelegasikan tugas ini ke komite khusus. Dalam hal ini, pertimbangan kemampuan
pimpinan dalam area-area spesifik akan berpengaruh besar. Kemudian, pelimpahan tugas juga
perlu mengonsiderasikan kapasitas dan kesediaan komite tersebut.
2. Menyamakan persepsi tentang risiko : Dibutuhkan komunikasi yang baik antar lembaga
internal dan departemen perusahaan untuk bersama-sama menentukan level risiko perusahaan.
Selain itu, deviasi dari risiko serta tanggapan baliknya, seperti ekspektasi investor, kondisi pasar,
dan analisa sensitivitas, juga dinilai sebagai hal penting dalam perumusan ERM.
3. Mengevaluasi ketersediaan sumber daya untuk tujuan tertentu : Dalam mengontrol hal ini,
pimpinan perlu memastikan kemampuan para direkturnya masih cocok dengan perkembangan
jaman, punya ide inovatif yang konkret, serta punya kapabilitas secara kepemimpinan dan
pelaksanaan teknis.
Sebenarnya, ERM lebih menekankan pada komunikasi dan penyatuan visi antar pimpinan
perusahaan. Kemudian, objektif ini akan dibawa untuk implementasi teknis oleh para pekerja
lapangan. Oleh karena itu, ERM yang efektif sangat bergantung pada model komunikasi yang tepat
serta hubungan yang baik.
4. Mencari support dan bantuan: Mengimplementasi ERM tidak hanya dilakukan sendiri.
Banyak bagian dari organisasi harus didiskusikan dan mereka dapat menjadi sekutu yang kuat atau
pencela yang kuat. Pengacara terpenting perusahaan harus menjadi sponsor eksekutif — idealnya
lebih dari satu. Setelah sponsor Anda bergabung, tentukan siapa yang paling memahami risiko
yang dihadapi organisasi Anda. Banyak pelaksana yang telah sukses membentuk komite kerja
pemangku kepentingan internal, seperti operasi, penjualan, akuntansi, audit legal dan internal. Jika
Anda menyertakan pemimpin yang bertanggung jawab atas kontrol manajemen dalam komite
kerja, biasanya kolaborasi dipercepat. Namun, sebagian besar, perusahaan harus mencari orang-
orang yang memiliki pengetahuan tentang organisasi perusahaan dan dapat mempengaruhi orang
lain, yang berarti para pemain dapat bervariasi tergantung pada ruang lingkup operasi. Jika misi
organisasi Anda adalah inovasi, misalnya, sertakan pemimpin dari penelitian dan pengembangan.
Atau, jika organisasi Anda berfokus pada pendidikan, sertakan pemimpin fakultas. Anda mungkin
juga ingin mempertimbangkan sumber dukungan eksternal, seperti pialang asuransi, auditor
eksternal, atau konsultan. Tetapi perhatikan kata hati-hati ini ketika melibatkan pendukung
eksternal: pastikan untuk mengomunikasikan dengan jelas peran spesifik yang Anda ingin mereka
mainkan. Terkadang, ini mungkin membutuhkan perjanjian kerahasiaan yang kuat.
5. Sederhana
Fokus pada dasar-dasarnya. Setelah Anda mengetahui mengapa Anda menerapkan ERM,
berusahalah untuk menghilangkan prosesnya. Dapat menyaring pesan Anda menjadi dua menit
gigitan suara yang menjelaskan, dalam bahasa Inggris yang sederhana, bagaimana ERM berbeda
dari pendekatan sebelumnya. Jangan menggunakan jargon; pilih istilah yang sudah dipahami
dalam organisasi. Dalam nada yang sama, sederhanakan proses grafik untuk menggambarkan
langkah-langkah yang akan diambil tim.
Ingatlah untuk menjaga pesan tetap fokus pada tujuan organisasi daripada pada proses manajemen
risiko itu sendiri. Bagi pengguna akhir, mandat program ERM kurang penting daripada
mendapatkan nilai dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang risiko. Sementara program
pelatihan formal mungkin merupakan karakteristik dari program yang matang, pelatihan proses
yang sederhana, menggunakan alat dan template yang tersedia, cukup sesuai saat pertama kali
memulai.
6. Delegasikan "perbaikan" kepada pemilik risiko
Siapa yang akan melakukan sesuatu tentang risikonya? Jawaban yang jelas adalah siapa pun yang
bertanggung jawab untuk mengelola fungsi bisnis yang paling terkait dengan risiko material
tersebut. Misalnya, seorang kepala informasi mungkin bertanggung jawab untuk mengelola risiko
yang terkait dengan potensi pelanggaran data.
Namun, tidak semua risiko dapat dikelompokkan dengan rapi. Risiko seperti rilis media sosial
yang tidak sah mungkin tidak menemukan pemilik "alami", tetapi individu tertentu masih perlu
disebutkan. Harus selalu ada satu pemilik teridentifikasi yang bertanggung jawab atas keputusan
dan pelaksanaan rencana manajemen risiko. Orang ini mungkin perlu mengandalkan orang lain
untuk membuat rencana itu bekerja dan mengelola risiko yang saling berhubungan, tetapi
penamaan "pemilik" risiko individu akan membantu menggerakkan rencana respons yang dipilih
untuk bertindak.
7. Laporkan kemajuan
Laporan kemajuan menyoroti perbedaan yang dibuat oleh manajemen risiko perusahaan di
organisasi Anda dan harus dilaporkan setidaknya dalam dua cara: oleh risiko material dan oleh
perkembangan program ERM. Pemilik risiko harus melaporkan dalam pembaruan bisnis normal
mereka tentang isu-isu utama, seperti target hasil risiko material, kegiatan spesifik yang telah
terjadi sejak laporan terakhir, tantangan dalam melaksanakan rencana risiko, dan penilaian tren
dalam profil risiko terhadap hasil yang ditargetkan. Laporan berkala kepada manajemen senior
tentang perkembangan program ERM dapat mencakup kemajuan terkait dengan tonggak untuk
tujuan ERM tertentu.
Di negara bagian Washington, salah satu tonggak itu adalah persentase agensi yang menugaskan
tanggung jawab manajemen risiko kepada karyawan tertentu selama periode waktu tertentu. Salah
satu hasil yang ditunjukkan dalam laporan kemajuan ERM 2011 adalah jelas: pengurangan
cadangan kewajiban sebesar $ 600 juta. Dan hasil yang tidak berwujud adalah bahwa organisasi
meningkatkan keseluruhan kemampuan dan kompetensi manajemen risiko di seluruh 165
agensinya.
8. Kembangkan "soft skill" Anda
Bagaimana Anda "menjual" ERM dalam organisasi? Pertama-tama, pahami dinamika pasar
internal Anda. Orang-orang “membeli” apa yang mereka anggap berharga bagi mereka dan untuk
tujuan kinerja mereka. Pertanyaan yang perlu Anda siapkan untuk menjawab adalah "manfaat apa
yang akan mereka peroleh jika mereka menerapkan praktik manajemen risiko perusahaan?"
Ada kekuatan dalam persuasi positif. Fokus pada hasil positif yang diharapkan untuk individu yang
ingin Anda libatkan daripada mencoba meyakinkan kepemimpinan bahwa "kita harus melakukan
ini untuk mematuhi kebijakan ERM kami." Di atas semua itu, Anda harus menjadi komunikator
yang hebat dengan pesan nilai tertentu: “Manajemen risiko perusahaan adalah disiplin yang
melindungi — dan menciptakan — nilai bagi organisasi. Dengan menerapkan ERM, Anda secara
pribadi akan dapat memberikan hasil dengan manfaat nyata dan tidak berwujud. "
EMA

EMA adalah sebagai proses pengidentifikasian, pengumpulan, dan penganalisisan


informasi tentang biaya-biaya dan kinerja untuk membantu pengambilan keputusan organisasi.
Menurut EPA (1995). EMA dapat diterapkan di organisasi profit maupun non-profit. Mengapa?
Setiap organisasi baik profit atau non-profit selalu dihadapkan pada ketidakpastian yang
berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yg disebut dengan risiko. EMA menangani
kebutuhan informasi manajemen manajer untuk kegiatan perusahaan yang memengaruhi
lingkungan, serta dampak yang terkait lingkungan pada perusahaan. Tergantung pada jenis
organisasi, dampak lingkungan dapat mencakup limbah produksi, daur ulang, konsumsi air dan
daya, dan jejak karbon. Dan kebutuhan ini dimiliki organisasi profit maupun non-profit. Setiap
organisasi pasti memiliki lingkungannya masing-masing meskipun karakter dari lingkungan setiap
organisasi pasti berbeda-beda. Karena setiap organisasi memiliki lingkungan masing-masing,
organisasi memiliki tanggung jawab tertentu terhadap lingkungannya masing-masing. Salah satu
cara untuk memenuhi tanggung jawab tersebut adalah dengan cara menerapkan Environmental
Management Accounting tersebut .
Ada juga yang menyebutkan Environmental Management Accounting yang biasa disingkat
EMA merupakan proses pengidentifikasian, pengumpulan, penganalisisan dan penggunaan dua
jenis informasi yang berbeda untuk keperluan pengambilan keputusan internal. Jenis informasi
yang pertama adalah informasi fisik mengenai tingkat penggunaan energi, air, dan bahan baku.
Informasi ini juga mengandung informasi mengenai limbah di dalamnya. Informasi yang kedua
adalah informasi keuangan mengenai biaya, pendapatan, dan penghematan yang terkait dengan
lingkungan. Environmental Management Accounting mampu menyediakan informasi yang
memadai terkait dengan kegiatan perusahaan yang memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar.
Contoh informasi yang mampu disediakan adalah :
 Perkiraan biaya kegiatan terkait lingkungan
 Biaya penggunaan sumber daya seperti air, listrik, dan bahan bakar
 Pertimbangan lingkungan merupakan bagian dari keputusan investasi modal
 Penilaian dampak risiko lingkungan
 Pemantauan kinerja secara rutin melalui indikator terkait dengan lingkungan
 Perbandingan antara kinerja organisasi terkait lingkungan terhadap praktisi terbaik terkait
lingkungan.

Beberapa hal utama dalam EMA, diantaranya


 EMA berfokus pada biaya internal perusahaan missal biaya penanganan limbah, dsb dan
tidak mencakup biaya-biaya eksternal missal biaya polusi udara, biaya tercemarnya air, dll.
 EMA menitikberatkan pada perhitungan biaya-biaya lingkungan
 EMA menyediakan informasi eksplisit atas alur energy dan material serta perubahan-
perubahannya.
 EMA dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan, dan juga berguna bagi
perusahaan yang secara pro-aktif menjalankan manajemen lingkungan.
EMA dalam hubunganya dengan akuntansi lingkungan yang dikembangkan oleh Burit et.al
mengintegrasikan dua komponen lingkungan yang terdiri dari :
1. MEMA (Monetary Environmental Management Accounting)
Dampak lingkungan terhadap finansial perusahaan yaitu semua dampak masa lalu,
sekarang dan pada waktu yang akan datang dari aliran uang, misalnya: pengeluaran dan
pendapatan karena produksi bersih, denda karena melanggar aturan lingkungan.
2. PEMA (Physical Environmental Management Accounting)
Dampak lingkungan terhadap sistem lingkungan. Pada tingkat perusahaan, PEMA
termasuk semua material dan energy yang dikeluarkan pada masa lalu, sekarang dan pada
waktu yang akan datang yang mempengaruhi sistem ekologi.
Dalam pelaksanaan EMA terdapat lima kombinasi pendekatan yang dapat dilakukan secara
komprehensif, diantaranya
1. Reduce and Prevention for waste
Meminimalkan dan mencegah limbah merupakan salah satu perlindungan yang efektif,
dimana kita mencegah adanya aktifitas yang tidak berguna
2. Demand side management
Contohnya adalah dengan tidak menyisakan limbah produk, menjual sesuai dengan jumlah
kebutuhan konsumen dan berupaya membuat konsumen menggunakan produk dengan
lebih efisien
3. Design for Environment (DFE)
Desain lingkungan merupakan bagian integral dari proses pencegahan polusi dalam proses
produksi.
4. Product stewardship
Menghasilkan alternative produk yang less pollution dan penggunaan alternative material,
sumber energi dan metode pemrosesan yang mengurangi limbah
5. Full cost accounting
Dengan cara mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kinerja biaya lingkunga sebuah
produk dengan mempertimbangkan biaya langsung, tidak langsung, tak terduga dan biaya
tersembunyi

Hal berikut akan menjawab mengapa EMA penting untuk diterapkan di perusahaan.
Dengan menggunakan Environmental Management Accounting, organisasi mampu mendapatkan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut
 Meningkatkan penjualan organisasi. Akibat maraknya gerakan cinta lingkungan yang
diterapkan di masa sekarang, banyak konsumen yang saat ini memperhatikan bagaimana
produk yang mereka beli akan berdampak pada lingkungan. Dengan organisasi menerapkan
Environmental Management Accounting, konsumen akan tahu bahwa produk yang mereka
beli ternyata sudah dikelola secara efektif serta memperhatikan faktor-faktor lingkungan dalam
proses pembuatannya sehingga konsumen akan lebih tertarik untuk membeli produk tersebut
yang pada akhirnya peningkatan penjualan terjadi.
 Mengurangi biaya. Ketika sebuah organisasi menggunakan Environmental Management
Accounting, , penggunaan material akan dikelola dengan lebih baik sehingga material yang
terbuang akibat proses produksi akan semakin sedikit. Efektivitas tersebut akan membuat biaya
produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu produk akan menjadi lebih kecil.
 Mengurangi kemungkinan adanya kegagalan dalam proses produksi. Praktik Environmental
Management Accounting mampu menghadirkan proses produksi yang efektif sekaligus
meminimalisir terjadinya kegagalan dalam proses produksi yang mengurangi efektivitas
proses produksi perusahaan dan menambah biaya perusahaan untuk mengganti kerugian akibat
terjadinya kegagalan tersebut.
 Memperbaiki citra organisasi. Salah satu tanggung jawab organisasi terhadap lingkungan di
sekitarnya adalah menjaga lingkungan yang ada di sekitar organisasi tersebut agar tidak
mengalami kerusakan akibat kehadiran organisasi di lingkungan tersebut. Melalui praktik
Environmental Management Accounting, organisasi akan dengan mudah untuk memenuhi
tanggung jawabnya untuk menjaga lingkungan sekitar sehingga organisasi akan dianggap
bertanggung jawab oleh lingkungan di sekitarnya dan mendapatkan citra yang baik di mata
masyarakat.
Pentingnya EMA :
1. Dapat meningkatkan penjualan atau mengurangi erosi penjualan : konsumen yang peduli
atas dampak lingkungan atas sebuah jasa atau produk dapat saja meningkatkan pengaruh
atas preferensi.
2. Mengurangi cost (biaya) : mengurangi konsumsi yang tidak perlu atas pemasukan
sumberdaya dapat mempengaruhi secara langsung dalam mengurangi biaya. Juga hal ini
dapat meningkatkan proses dapat menekan cost.
3. Mengurangi biaya kegagalan : investasi di proses yang dapat mengurangi kemungkinan
dan dampak biaya dari kegagalan, seperti kebutuhan untuk memproses limbah atau
memberikan dampak lingkungan.
4. Meningkatkan citra organisasi : hal ini dapat memungkinkan untuk menarik investor yang
lebih baik dan mengurangi beban harga yang lebih tinggi

Perlunya penerapan EMA pada organisasi


Faktor utama yang menyebabkan perusahaan harus menerapkan akuntansi lingkungan
adalah kebutuhan pengguna. Pada dasarnya, pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi
sosial dan lingkungan untuk membuat keputusan alokasi dananya dan berdasarkan survey yang
dilakukan oleh Marc Epstein pada pemegang saham, mereka menginginkan perusahaan
menggunakan sumber dayanya agar lingkungannya bersih, menghentikan polusi lingkungan, dan
membuat produk yang aman Sambharakreshna (2009: 10). Environmental Management
Accounting juga dapat membantu organisasi memenuhi tanggung jawabnya terhadap lingkungan
sekitar karena dengan menerapkan Environmental Management Accounting, limbah yang dimiliki
oleh organisasi mampu dikelola dengan lebih baik sehingga tidak merusak lingkungan sekitar
organisasi. Selain itu dengan menerapkan Environmental Management Accounting, kinerja
organisasi menjadi lebih efektif sehingga organisasi mampu memaksimalkan laba yang dimiliki
(untuk organisasi profit) atau mampu mengurangi biaya yang digunakan oleh organisasi (untuk
organisasi non-profit).
Manfaat lainnya dari penerapan EMA yaitu meningkatkan kepuasan pelanggan karena
pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang diproduksi tanpa merusak
lingkungan dan pembuangannya ramah lingkungan, meningkatkan loyalitas karyawan karena
karyawan akan lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan
sehingga akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi nantinya, kinerja lingkungan yang
lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial yang signifikan seperti keuntungan bagi
kesehatan manusia, pengurangan biaya lingkungan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
perusahaan.
Pada intinya, jika perusahaan berupaya untuk meminimalkan biaya berbarengan dengan
meningkatkan kinerja lingkungan misalnya mengurangi limbah, environmental management
accounting (EMA) dapat memberikan informasi penting yang berkaitan dengan kedua hal tersebut.
Selain itu EMA juga penting untuk digunakan karena beberapa negara memiliki ketentuan
ketat terhadap organisasi dalam menjaga lingkungan hidup. Karena konstitusi di suatu negara
bersifat mengikat, organisasi harus memenuhi apa yang menjadi ketentuan yang ada dalam
konstitusi suatu negara. Jika suatu organisasi tidak mengikuti ketentuan yang ada dalam konstitusi
negara di mana organisasi tersebut berada, maka suatu organisasi akan dikenai sanksi tertentu yang
juga sudah diatur dalam konstitusi tersebut. Praktik EMA yang baik dan tepat akan membantu
organisasi untuk memenuhi ketentuan yang ada dalam konstitusi negara organisasi terkait. Contoh
konstitusi mengenai EMA di Indonesia terdapat pada pasal-pasal berikut ini :
 Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
 PSAK No. 1 paragraf 9 : “...Perusahaan menyajikan laporan tambahan mengenai
lingkungan hidup (atau nilai tambah), khususnya bagi industri dengan sumber daya
utama terkait dengan lingkungan hidup (atau karyawan dan stakeholder lainnya
sebagai pengguna laporan keuangan penting)”.
Konstitusi mengenai EMA di Indonesia tidak terlalu banyak dan ketat. Hal ini dikarenakan
ketentuan yang ada di Indonesia mengenai EMA masih bersifat umum dan tidak spesifik sehingga
banyak celah yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi yang ada di Indonesia untuk bebas
dari kerugian yang diakibatkan dari adanya ketentuan tersebut. Banyak organisasi yang enggan
menerapkan EMA karena menganggap EMA membutuhkan biaya dan menambah biaya secara
keseluruhan. Padahal dalam perspektif yang lebih luas, EMA justru mampu meminimalkan biaya
karena EMA mampu membuat organisasi beroperasi secara lebih efektif dan mengurangi biaya-
biaya yang tidak digunakan secara efektif. Tidak ketat dan spesifiknya peraturan mengenai EMA
di Indonesia menyebabkan kesadaran organisasi yang ada di Indonesia menjadi rendah karena
tidak adanya aturan yang ketat dan sanksi yang memberikan efek jera bagi pelaku. Kesadaran
organisasi di Indonesia akan pentingnya EMA perlu ditumbuhkan melalui edukasi kepada para
pelaku organisasi mengenai kegunaan dan keuntungan menggunakan EMA.

Kapan EMA digunakan?


Environmental Management Accounting dapat digunakan saat organisasi merencanakan
tujuan strategis dan budgeting. Karena pada saat merencanakan tujuan strategis dan melakukan
budgeting, organisasi membutuhkan informasi-informasi penting yang dapat diberikan oleh
Environmental Management Accounting. Environmental Management Accounting mampu
memberikan informasi mengenai penggunaan dan pengelolaan energi, air, dan aspek lain yang
mempengaruhi lingkungan. Aspek-aspek tersebut tentunya tidak luput dari biaya sehingga
informasi-informasi tersebut perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tujuan strategis dan
pembuatan budgeting.

Penerapan EMA dalam organisasi


Environmental Management Accounting digunakan dalam berbagai hal dalam organisasi.
Salah satu bentuk nyata dari penggunaan Environmental Management Accounting tercermin dari
laporan keberlanjutan yang ada dalam laporan perusahaan. Laporan keberlanjutan dapat
didefinisikan sebagai laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk mengungkapkan kinerja
perusahaan pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosial, serta upaya perusahaan untuk menjadi
perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Melalui laporan
ini para pemangku kepentingan bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan terbuka
mengenai segala kegiatan pembangunan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh Perusahaan.
Salah satu dari contoh bagian dari laporan keberlanjutan adalah sebagai berikut :
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kategori 2014 2013 2012 2011
Jenis Pengelolaan
Limbah (dalam (dalam (dalam (dalam
ton) ton) ton) ton)

Refining, reuse untuk


campuran ANFO,
Oli bekas 773.33 713.22 668.92 518.09 diserahkan ke
pengumpul/pengolah
pemanfaat yang berizin
Cair
Filter oli bekas 36.995 64 15/68 72.41 Dibakar di incinerator

Diserahkan ke
Aki bekas 5.65 4.4 2.17 2.11 pengumpul/pengolah
pemanfaat yang berizin

Bahan
terkontaminasi
(serbuk gergaji,
14.66 15.33 20.67 22.52 Dibakar di incinerator
majun, sarung
tangan, kertas

Padat filter)

Selang bekas,
abu incinerator, Diserahkan ke
cartridge/toner 22.73 9.293 73.97 3.83 Pengumpul/Pengolah/Pema
bekas, limbah nfaat Berizin
elektronik

Jumlah total 853.4 806.2 781.42 618.96

Tabel 1 : Contoh laporan keberlanjutan


Dari laporan keberlanjutan diatas, tercantum jumlah limbah dalam satuan ton yang
dikeluarkan oleh organisasi akibat dilakukannya proses produksi. Jumlah limbah tersebut
dicantumkan secara rinci sesuai dengan jenis limbahnya baik cair maupun padat. Laporan tersebut
juga mencantumkan bagaimana tindakan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap limbah yang
dikeluarkan. Dengan melakukan pencatatan terhadap limbah seperti yang dilakukan dalam contoh
di atas, organisasi mampu mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
terkait dengan pengelolaan limbah.
Selain itu EMA juga dapat diterapkan dalam CSR (corporate social responsibility)
organisasi. EMA dapat digunakan untuk membantu organisasi dalam memenuhi tanggung
jawabnya dalam CSR yang terhadap lingkungan sekitar karena salah satu hal yang harus dipenuhi
dalam CSR adalah tanggung jawab untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar. Dengan melakukan
praktik EMA, suatu organisasi akan mampu mengelola limbah yang organisasi tersebut keluarkan
sehingga limbah yang dihasilkan oleh organisasi tidak merusak lingkungan sekitar. Dengan begitu
organisasi mampu memenuhi tanggung jawabnya dalam CSR yang terkait dengan kondisi
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai