Anda di halaman 1dari 12

2018

BEHAFIORAL FINANCE
BEHAFIORAL FINANCE
ARGO M IRFAN

(18100052)

DONI IBRAHIM

(181500049)

Abstract
Behafioral finace is a study that believes that there are psychological influences that
affect investors. Psychologial aspects include congnitive and emotional aspects.
Both aspects are very easy to experience bias or storage. As for the bias is a positive
bias, namely the process of understanding, processing, drawing conclusions on
information or facts. And emotional bias, which is more focused on feelings and
spontaneity than facts. Even though investors cannot avoid all biases, you can reduce
their impact by implementing strategies such asconduct comprehensive information
analysis, identification of tolerance levels, strategic asset allocation, periodic portfolio
rebalance, personal financial planning, calm and act according to the initial plan.

Keyword : Financial literacy, Psychological, Sociology, Finance, Include congnitive,


Emotional aspects
2018
BEHAFIORAL FINANCE
PENDAHULUAN

Apa itu Behavioral Finance?

Suatu hari, sejumlah media massa diramaikan oleh pemberitaan terkait gugatan
hukum terhadap perusahaan tembakau A. Adapun beberapa waktu sebelumnya,
perusahaan tembakau B juga mengalami kasus serupa. Akibat dari gugatan hukum
tersebut, harga saham perusahaan tembakau B pun anjlok. Melihat dari pengalaman
sebelumnya, para investor yang menanamkan sahamnya di perusahaan tembakau A
langsung berbondong-bondong menjual sahamnya. Tak hanya itu, setelah mendengar
kabar ini, investor di perusahaan tembakau C dan D turut ketar-ketir. Mereka khawatir
perusahaan tempatnya menanam saham dituntut dengan gugatan hukum serupa.
Akhirnya, mereka pun menjual kepemilikan saham mereka karena takut akan risiko
kehilangan. Demikian lah, harga sekuritas seluruh perusahaan di industri ini menukik
tajam dalam kurun waktu singkat.

Setelah membaca kisah di atas, apa pendapat Anda?

Kisah tersebut menggambarkan bagaimana rasa takut dan cemas dapat


mendorong para investor untuk mengambil keputusan. Pasalnya, seperti yang kita tahu,
para investor dituntut untuk dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Sebab,
apabila terlambat atau salah dalam mengambil keputusan maka akan mengakibatkan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Namun,
seringkali investor mengambil keputusan investasi yang tidak bijak dan malah
merugikan diri sendiri. Kasus ini adalah contoh praktis dari asumsi Behavioral Finance.

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku keuangan (behavior finance) mulai dikenal dan berkembang didunia


bisnis dan akademis pada tahun 1990. Berkembangnya behavior finance dipelapori oleh
adanya perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Dari beberapa
penelitian terdahulu ditunjukkan bahwa financial literacy atau pengetahuan keuangan
memiliki hubungan yang positif dengan perilaku keuangan (behavior finance) (Noor,
Nurfadhilah, Ramesh, Mion, 2013). Behavior finance adalah suatu perilaku yang
berkaitan dengan aplikasi keuangan.
2018
BEHAFIORAL FINANCE
Menurut Ricciardi (2000), behavioral finance adalah suatu displin ilmu yang di
dalamnya melekat interaksi berbagai displin ilmu dan secara terus menerus berintegrasi
sehingga pembahasannya tidak dilakukan isolasi. Ada 3 aspek yang mempengaruhi
behavioral finance.

Psikologi Sosiologi
Behavioral
Finance

Finance

Gambar 2.1 Aspek Behavioral Finance (Ricciardi & Simon, 2000)

Menurut gambar 2.1 mengenai dimensi behavioral finance, ada 3 aspek yang
mempengaruhi perilaku keuangan. 3 aspek tersebut adalah psikologi, sosiologi, dan
keuangan. Seseorang yang ingin mempelajari perilaku keuangan harus memiliki
pengertian mengenai aspek psikologi, sosiologi, dan keuangan. 3 aspek ini akan
memperkuat behavior finance seseorang.
Prinsip dan penemuan teori perilaku keuangan
Studi ini berpendapat bahwa masyarakat nyaris tak bersikap rasional
sebagaimana yang dibuat dalam teori keuangan tradisional. Bagi investor yang tertarik
tentang bagaimana emosi dan bias mendorong harga-harga saham, perilaku keuangan
menawarkan deskripsi dan penjelasan yang menarik.
Ide bahwa psikologi mendorong pergerakan pasar saham mengusik teori-teori
mapan yang menyatakan bahwa pasar adalah efisien. Para pendukung hipotesis pasar
yang efisien mengatakan bahwa setiap informasi yang relevan dengan nilai perusahaan
akan cepat diberi harga oleh pasar melalui proses arbitrase.
Setiap orang yang pernah mengalami masa gelembung internet yang berlanjut
dengan crash, akan sangat sulit untuk menerima teori pasar yang efisien. Penganut teori
perilaku menjelaskan bahwa perilaku irasional adalah persoalan yang umum, bukan
anomali. Pada kenyataannya, para periset secara teratur mereproduksi perilaku pasar
dengan menggunakan eksperimen sangat sederhana.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


2018
BEHAFIORAL FINANCE
Behavioral Finance adalah suatu kajian yang meyakini bahwa ada pengaruh
psikologis yang mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Faktor
psikologis tersebut bahkan dinilai dapat menyebabkan para investor melakukan hal yang
tidak rasional dan tidak dapat diprediksi. Terkadang emosi, sifat, pengetahuan,
preferensi, serta berbagai macam hal yang melekat pada diri manusia melandasi
munculnya keputusan dalam bertindak. Hal tersebut membuat mereka kehilangan
kendali diri, di mana mereka menjadi terlalu percaya diri atau malah menjadi terlalu
pesimis

Faktor Psikologis Investor dalam Mengambil Keputusan

Nah, sebenarnya apa saja aspek psikologis yang mendasari pengambilan keputusan?

Menurut Michael M. Pompian dalam bukunya Behavioral Finance and Wealth


Management, yang memengaruhi para investor dalam mengambil keputusan adalah
aspek kognitif dan emosi. Masalahnya, kedua aspek tersebut sangat mudah mengalami
bias atau penyimpangan. Jika seorang investor bersikap bias dalam mengambil
keputusan, tentu ia harus waspada karena hal tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap
investasinya. Untuk itu sebagai investor, Anda perlu mengetahui jenis-jenis bias yang
dianggap dapat berpengaruh buruk terhadap proses pengambilan keputusan. Mari kita
bahas satu-satu:

 Bias Kognitif

Kognisi adalah proses pemahaman, pengolahan, pengambilan kesimpulan atas


suatu informasi atau fakta. Sesuai namanya, bias kognitif menggambarkan adanya
penyimpangan atau berat sebelah yang disebabkan oleh informasi yang dimiliki oleh
investor. Jenis bias kognitif pun sangat beragam,

berikut ini contoh dan penjelasan singkatnya :


2018
BEHAFIORAL FINANCE
Ragam rias Penjelasan

Representativeness Bias Investor mengambil keputusan investasi


terlalu cepat tanpa analisis mendalam.
Umumnya investor hanya mengandalkan
pengalaman masa lalu yang dianggap
dapat menjadi acuan keputusan
investasinya saat ini.
Anchoring & Adjustment Bias Investor hanya mengacu pada satu
informasi tertentu sebagai dasar
pengambilan keputusan investasi.
Availability Bias Keputusan investasi yang dilakukan
semata-mata atas kemudahan dan
ketersediaan. Apa yang paling mudah dan
tersedia untuk dilakukan, itulah yang
menjadi keputusan akhir investor. Dan
seringkali investor meyakini bahwa
investor lain pun pasti melakukan hal
yang sama dengan dirinya.
Self-Attribution Bias Investor menganggap keberhasilan
investasinya murni berkat kemampuan
dirinya sendiri dalam memprediksi dan
menganalisis. Jika terjadi kegagalan,
investor akan selalu menyalahkan faktor
eksternal.
Illusion of Control Bias Investor percaya dirinya memiliki
pengendalian penuh atas tercapainya
kinerja investasi yang dimiliki.
Conservatism Bias Investor cenderung memaksakan
penilaian awal dan menyangkal
perubahan kondisi yang terjadi atas
investasinya. Hal ini membuat investor
lambat bereaksi terhadap informasi atau
2018
BEHAFIORAL FINANCE
fakta terbaru.
Confirmation Bias (Selection Bias) Investor cenderung hanya mencari
informasi yang mendukung
pandangannya atas keputusan investasi
dan mengabaikan informasi yang
bertentangan dengan pandangannya.

 Bias Emosi

Berbeda dengan bias kognitif yang berfokus pada informasi dan pengetahuan.
Emosi lebih menitikberatkan pada perasaan dan spontanitas dibandingkan fakta. Dengan
demikian, bias emosional menggambarkan kesalahan keputusan karena mengabaikan
fakta.

Berikut ini adalah ragam bias emosi:

Ragm rias Penjelasan


Overconfidence Bias Keputusan investasi dilakukan karena
kepercayaan diri investor yang terlalu
berlebihan atas prediksi dan informasi
yang dimilikinya.
Loss Aversion Bias Investor merasa dampak kerugian
investasi lebih besar dibandingkan
kepuasan atas keuntungan investasi.
Akibatnya, investor rela untuk terus
mempertahankan investasi yang tidak
menguntungkan.
Self-Control Bias Investor tidak disiplin terhadap proses
dan tujuan investasi yang telah dibuatnya
sendiri.
Status-Quo Bias Perasaan nyaman yang dirasakan investor
membuatnya tidak mau mengubah atau
2018
BEHAFIORAL FINANCE
melakukan penyesuaian investasi.
Endowment Bias Investor menilai investasi dari sisi
sentimental (intangible), dan
mempertahankannya apapun kondisinya.
Regret-Aversion Bias Investor takut mengambil keputusan
investasi karena takut akan dampak yang
tidak diharapkan yang mungkin terjadi.
Greed Bias Keinginan untuk terus mendapatkan
keuntungan, meskipun harus melampaui
batas kemampuan investasi yang dimiliki
oleh investor.

KESIMPULAN

Behavioral Finance adalah suatu kajian yang meyakini bahwa ada pengaruh psikologis
yang mempengaruhi investor. Aspek psikologis tersebut mencakup aspek kongnitif dan
emosi.

SARAN

Hal yang Harus Diperhatikan Investor Agar Tak Salah Mengambil Keputusan

Setelah membaca beragam bias di atas, apakah Anda langsung berpikir seperti berikut:

“Wah, sepertinya saya pernah melakukan ini!”


 

Jika iya, sebenarnya Anda tidak perlu khawatir. Sebenarnya bias kognitif dan
emosi merupakan hal yang alamiah dan wajar terjadi pada seluruh manusia. Seringkali
investor pun tidak menyadari bahwa dirinya berperilaku bias, karena hal ini terjadi di
alam bawah sadar. Namun, Anda perlu memahami bahwa perilaku bias ini bisa
membawa kerugian jangka panjang bagi investasi Anda. Apalagi ketika sedang dihimpit
waktu dan kondisi yang mendesak, para investor rentan mengambil keputusan yang
tidak rasional dan tidak logis Untuk itu, meski investor tidak bisa menghindari semua
bias, Anda bisa mengurangi dampaknya dengan melakukan strategi-strategi di bawah
ini :

 Melakukan Analisis Informasi yang Komprehensif


2018
BEHAFIORAL FINANCE
Investor yang berpikir rasional pada umumnya akan melakukan analisis terlebih
dahulu sebelum mengambil keputusan investasi. Analisis yang dilakukan antara lain
adalah dengan mempelajari laporan keuangan fundamental perusahaan, serta
mengevaluasi kinerja bisnis perusahaan. Tujuannya tak lain agar keputusan investasi
yang diambilnya dapat memberikan kepuasan yang optimal. Persoalannya ialah
informasi yang tersedia tidak semuanya relevan dengan kepentingan investor itu sendiri.
Untuk itulah, investor perlu melakukan analisis informasi yang komprehensif sebelum
mengambil keputusan. Para investor harus bisa memilah mana informasi yang sesuai
dengan kebutuhannya. Dilansir dari situs Investor Daily Indonesia, informasi yang
relevan dikategorikan menjadi tiga, yakni informasi publik, informasi privat, serta
informasi yang jarang dan tidak beraturan atau yang disebut noise information.
Informasi publik merupakan informasi yang sama diterima oleh analis atau investor,
misal informasi kebijakan pemerintah, laporan keuangan yang telah diaudit, dan lain-
lain. Sementara itu, informasi privat diterima oleh sebagian investor, tapi tidak diterima
oleh sebagian investor lainnya. Investor privat ini sering dicurigai sebagai insider
information atau insider trading walaupun secara umum tidaklah harus demikian.
Informasi yang tidak berhubungan sebaiknya sejak awal diabaikan. Fokus terhadap
informasi yang teruji kebenaran dan keakurasiannya dapat merupakan satu kunci
sukses.

 Identifikasi Tingkat Toleransi Risiko

Sebelum Anda memilih instrumen investasi, Anda perlu melakukan analisis


sederhana mengenai profil risiko Anda pribadi. Profil risiko bisa menjadi tolak ukur
kesiapan Anda untuk menerima kerugian yang mungkin terjadi dalam berinvestasi.
Salah satu prinsip investasi adalah High Risk High Return, yang berarti semakin tinggi
risiko yang Anda hadapi, semakin besar pula keuntungan yang dapat Anda peroleh.
Anda pun dapat mengukur tingkat toleransi maksimal Anda terhadap risiko sebuah
investasi. Apakah Anda menginginkan profit yang besar? Berani mempertaruhkan aset
dan kekayaan? ,Atau Anda tidak masalah menerima hasil investasi yang lebih sedikit
asalkan uang yang Anda investasikan tetap aman?. Dengan merenungkan pertanyaan-
pertanyaan tersebut, Anda bisa menemukan investasi yang cocok bagi Anda. Untuk
2018
BEHAFIORAL FINANCE
pembahasan lebih lengkap tentang risiko investasi, Anda bisa membaca artikel
terdahulu Finansialku berikut ini: Menimbang Keuntungan dan Risiko Investasi yang
Sesuai Dengan Diri Anda

 Alokasi Aset Strategis

Alokasi aset strategis ialah metode pengalokasian sejumlah porsi aset sesuai
dengan perumusan investasinya. Perumusannya dilakukan sesuai dengan menimbang
tujuan investasi setiap investor, mempertimbangkan horizon waktu, toleransi terhadap
risiko, dan imbal hasil yang diharapkan. Pada dasarnya, setiap jenis aset memiliki imbal
hasil dan risiko yang berbeda-beda. Masing-masing jenis aset juga memiliki perilaku
yang berbeda pula. Proses alokasi aset mencakup pembagian suatu portofolio investasi
kedalam berbagai kategori aset, seperti saham, obligasi dan kas. Dengan
mengalokasikan aset Anda dengan rumusan dan pertimbangan yang jelas, Anda dapat
meminimalisasi terjadinya perilaku spontan yang dapat menimbulkan kerugian bagi
aset-aset Anda.

 Rebalancing Portofolio Secara Berkala

Rebalancing adalah strategi menyesuaikan kembali alokasi portofolio sesuai


tujuan investasi investor. Saat memulai berinvestasi, investor tentu memiliki tujuan
investasi meliputi berapa lama jangka waktu investasinya dan berapa return yang
ditargetkan. Setelah mengetahui tujuan investasinya, investor bisa mengalokasikan
modalnya ke berbagai instrumen investasi sesuai dengan profil risikonya. Lalu apa
hubungannya dengan rebalancing portofolio?, Seiring berjalannya waktu, pasar modal
tentu mengalami kenaikan dan penurunan (fluktuasi). Bisa saja harga saham dalam
beberapa periode mengalami kenaikan atau sebaliknya. Di sisi lain, instrumen obligasi
juga bisa naik atau turun. Begitu pula dengan nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana yang
ikut berfluktuasi mengikuti harga underlying asset-nya. Mari kita ulas poin ini dengan
sebuah contoh. Misalnya, mengacu pada tujuan investasi dan profil risiko Anda, Anda
menetapkan alokasi investasi sebesar 25% pada instrumen obligasi, 20% pada reksa
dana campuran, dan 50% pada saham. Selama satu tahun, nilai investasi obligasinya
naik, sementara nilai investasi saham turun, sedangkan reksa dana campuran tetap. Lalu
2018
BEHAFIORAL FINANCE
setelah dihitung kembali, total dana investasinya menjadi obligasi 40 persen, reksa dana
campuran 20 persen dan saham 40 persen. Dengan perubahan komposisi portofolio
tersebut, Anda selaku investor harus melakukan rebalancing pada tahun berikutnya.
Bagaimana caranya? Yakni dengan mengembalikan dana investasi dengan pembagian
atau alokasi sesuai rencana awal, yakni 25 persen obligasi, 20 persen reksa dana
campuran, dan 50 persen saham. Anda bisa menjual obligasi agar komposisi investasi
kembali ke posisi 25 persen dan menambahkan dana untuk membeli saham agar
kembali ke posisi 50 persen. Dengan demikian, maka tujuan investasi investor akan
kembali terjaga sesuai komposisi awal.

 Memiliki Perencana Keuangan Pribadi

Bekerja dengan perencana keuangan dapat membantu investor mengenali dan


memahami bias dan kecenderungan perilaku individu mereka sendiri. Dengan
memahami kesalahan perilaku keuangan yang umum dilakukan oleh investor, perencana
keuangan berkualitas akan menahan klien untuk bertindak impulsif dan meredakan
emosi sesaat sebelum mengambil keputusan investasinya. Perencana keuangan juga
dapat membantu para investor menciptakan rencana investasi yang strategis dan taktis
yang disesuaikan bagi individu.

 Tenang dan Bertindak Sesuai Rencana Awal.

Aspek terpenting dalam mengambil keputusan investasi adalah ketenangan


pikiran. Banyak investor berpengalaman memahami bahwa kesuksesan berasal dari
kemampuannya menahan emosi. Dengan memahami secara menyeluruh profil risiko
Anda, mengingat kembali tujuan investasi Anda, dan mematuhi rencana pelaksanaan
strategi Anda, Anda akan merasa jauh lebih yakin dengan perjalanan investasi Anda dan
cenderung tidak melakukan kesalahan keuangan yang umum dilakukan oleh investor-
investor baru. Dan dengan demikian, Anda dapat menghindari pengambilan keputusan
investasi berdasarkan bias tersebut.
2018
BEHAFIORAL FINANCE
“If you don’t know who you are, the stock market is an expensive place to
find out.” —Adam Smith, The Money Game

DAFTAR PUSTAKA

https://www.finansialku.com/investor-behavioral-finance-dalam-keputusan-
investasi/

https://e-journal.uajy.ac.id/6696/3/EM218191.pdf
2018
BEHAFIORAL FINANCE
https://www.indopremier.com/ipotnews/newsDetail.php?
jdl=Teori_Perilaku_Keuangan&news_id=13920&group_news=IPOTNEWS&news_date=&tagi
ng_subtype=FINANCIALPLANNINGEDUCATION&name=&search=&q=&halaman=

Anda mungkin juga menyukai