PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
TESIS
PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN
INTERNAL, KETAATAN ATURAN AKUNTANSI DAN
ASIMETRI INFORMASI PADA AKUNTABILITAS
ORGANISASI DENGAN KECENDERUNGAN
KECURANGAN AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Bali)
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Mengetahui
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
iii
Ketua
Anggota
iv
Nama
NIM
1291662026
Program Studi :
Magister Akuntansi
Judul Tesis
dan
Akuntabilitas
Organisasi
dengan
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 tahun 2010
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang
berjudul Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal, Ketaatan Aturan Akuntansi dan
Asimetri Informasi pada Akuntabilitas Organisasi dengan Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Negeri di
Provinsi Bali).
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan tesis ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE, MSi. sebagai Dosen Pembimbing Akademis
sekaligus Pembimbing I beserta Ibu Ni Putu Sri Harta Mimba, SE, MSi.,Ph.D, Ak.
sebagai Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dan dengan sabar
telah memberikan bimbingan dan masukan serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
2. Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Universitas Udayana.
3. Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka
Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.
4. Bapak Prof. Dr. I.G.B. Wiksuana, SE., MS. selaku Dekan Fakultas Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Bapak Dr. I Gst. Wyn. Murjana Yasa, SE., M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman
Badera, SE., M.Si., masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Bapak Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA., Ak selaku Ketua Program Studi Magister
Akuntansi (MAKSI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bapak dan Ibu
Dosen, serta seluruh staf yang telah mendidik dan membantu proses penyelesaian tesis
ini.
8. Bapak Dr. Drs. I Made Sukartha, MSi., Ak., Bapak Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE,
MSi., Ak., beserta Ibu Dr. Ni Ketut Rasmini, SE, MSi., Ak.sebagai Penguji yang
dengan penuh perhatian memberi kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini kepada
penulis.
9. Pimpinan serta staf perguruan Tinggi Negeri di Bali yang telah bersedia memberikan
data sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
10. Orang tua tercinta, Ayah I Nyoman Abdi, SE, Mecom. dan Ibu Made Agiari SE,adikadik tersayang Ni Made Mega Abdi Utami, Komang Budi Abdi Wiguna dan Ketut
Adyaksa Abdi Wibawa serta rekan terbaik dalam hal apapun Made Dion Adi Negara
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan moral dan material kepada
penulis.
vi
11. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan khususnya Diah Anggreni, Astrid Krisdayanthi
dan Cokorda Istri Juliana Dewi serta seluruh rekan-rekan MAKSI Angkatan XI dan
semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, kritik dan saran dalam
penulisan tesis ini.
Penulis
vii
ABSTRAK
PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL,
KETAATAN ATURAN AKUNTANSI DAN ASIMETRI INFORMASI
PADA AKUNTABILITAS ORGANISASI DENGAN KECENDERUNGAN
KECURANGAN AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Bali)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti secara empiris mengenai
pengaruh keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan
asimetri informasi pada akuntabilitas organisasi melalui kecenderungan
kecurangan akuntansi sebagai variabel intervening. Studi empiris dilakukan pada
empat Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Bali yaitu Universitas Udayana,
Universitas Pendidikan Ganesha, Politeknik Negeri Bali, Institut Seni Indonesia.
Metode pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 99 responden yang dipilih berdasarkan metode
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis Partial Least
Square.
Hasil yang diperoleh ada 3. Pertama, keefektifan pengendalian internal
berpengaruh pada akuntabilitas organisasi melalui kecenderungan kecurangan
akuntansi. Kedua, ketaatan aturan akuntansi berpengaruh pada akuntabilitas
organisasi melalui kecenderungan kecurangan akuntansi. Ketiga, asimetri
informasi berpengaruh pada akuntabilitas organisasi melalui kecenderungan
kecurangan akuntansi.
viii
ABSTRACT
INFLUENCE THE EFFECTIVENESS OF INTERNAL CONTROL,
COMPLIANCE OF ACCOUNTING RULES AND INFORMATION
ASYMMETRY ON ORGANIZATIONAL ACCOUNTABILITY
THROUGH TENDENCY OF ACCOUNTING FRAUD AS AN
INTERVENING VARIABLE
(EMPIRICAL STUDY ON UNIVERSITIES IN THE PROVINCE OF BALI)
This study aims to obtain empirical evidence about the influence of the
effectiveness of internal control, compliance of accounting rules and information
asymmetry on organizational accountability, using the tendency of accounting
fraud as an intervening variable. This study was conducted at four Universities in
Bali Province, such as: Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha,
Politeknik Negeri Bali and Institut Seni Indonesia.
Data was collected using the questionnaire technique. The number of
samples in this study were 99 respondents, selected using purposive sampling
method. This research uses analytical techniques Partial Least Square.
The results are threefolds. First, the effectiveness of internal control affects
the accountability of the organization through the tendency of accounting fraud.
Second, compliance of accounting rules affect the accountability of the
organization through the tendency of accounting fraud. Third, information
asymmetry affects the accountability of the organization through the tendency of
accounting fraud.
Keywords: Effectiveness of Internal Control, Compliance of Accounting Rules,
Information Asymmetry, Tendency of Accounting Fraud, Organizational
Accountabilit
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
ii
iii
iv
vi
ix
xii
xii
10
1
1
7
7
8
10
10
12
14
15
18
23
25
27
31
11
34
34
36
37
44
44
45
46
49
50
51
55
60
60
64
71
74
80
DAFTAR TABEL
No.
Tabel
Halaman
46
12
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Halaman
35
Gambar 3.2
36
Gambar 4.1
44
Gambar 5.1
65
Gambar 5.2
71
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Penelitian Terdahulu
Lampiran 2
Lampiran 3
Identitas Responden
Lampiran 4
Kuisioner
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
15
yang banyak ditemui adalah pekerjaan tidak sesuai kontrak dan spesifikasi, kemudian
pengadaan alat praktikum yang tidak sesuai kebutuhan dan belum dapat
dimanfaatkan, indikasi mark-up, pengadaan perabot asrama mahasiswa yang belum
dimanfaatkan, pembukaan rekening universitas tanpa persetujuan Menkeu, sisa dana
kegiatan yang belum dipertanggungjawabkan, penggunaan dana tidak sesuai dengan
peruntukannya (Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Badan Pemeriksa Keuangan,
2014).
Tindakan kecurangan dapat dipengaruhi oleh pengendalian internal dan
monitoring oleh atasan (Wilopo, 2006). Jika pengendalian internal suatu perusahaan
lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan semakin besar.
Sebaliknya, jika pengendalian internalnya kuat maka kemungkinan terjadinya
kecurangan dapat diperkecil (Adelin dan Fauzihardani, 2013). Keefektifan
pengendalian internal mempunyai pengaruh yang besar dalam upaya pencegahan
kecenderungan kecurangan akuntansi, dengan adanya pengendalian internal maka
pengecekan akan terjadi secara otomatis terhadap pekerjaan seseorang oleh orang
lain. Teori Atribusi menjelaskan bahwa tindakan seorang pemimpin atau orang yang
diberi kewenangan atau kekuasaan dipengaruhi oleh atribut penyebab yang terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal. Oleh sebab itu, diperlukan sistem
pengendalian untuk mengurangi penyebab terjadinya tindakan yang tidak etis dan
kecurangan akuntansi. Hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Semester I
Tahun 2014 menunjukkan adanya 6.531 kasus yang merupakan kelemahan sistem
17
peraturan
perundang-undangan
yang
berdampak
finansial
yang
18
Studi Pada
Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik Negara di Indonesia menunjukkan hasil
bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat
diturunkan dengan meningkatkan keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan
akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi, namun
penelitian ini menemukan hal yang bertentangan dengan hipotesis serta teori dan hasil
penelitian sebelumnya bahwa kompensasi yang sesuai yang diberikan perusahaan
ternyata tidak menurunkan perilaku tidak etis dan kecenderungan kecurangan
akuntansi. Hal ini disebabkan kompensasi yang diberikan perusahaan ternyata tidak
sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan, serta hasil yang diperoleh dari
perilaku tidak etis dan kecurangan akuntansi lebih besar dibanding kompensasi yang
diterimanya. Demikian pula saat ini di Indonesia belum ada sistem kompensasi yang
menjadi acuan secara nasional bagi perusahaan, dan pemerintah untuk mengatur hak
20
dan kewajiban, ukuran prestasi dan kegagalan, serta ganjaran dan pinalti dalam
mengelola organisasi.
Perguruan Tinggi Negeri di Bali sebagai lembaga publik diharapkan memiliki
ciri dan komunitas yang berbeda dengan lembaga publik yang mengalami
permasalahan kecenderungan kecurangan akuntansi yang berdampak negatif pada
akuntabilitas organisasi. Berdasarkan uraian ini peneliti melakukan penelitian yang
berjudul Pengaruh keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan
asimetri informasi pada akuntabilitas organisasi dengan kecenderungan kecurangan
akuntansi sebagai variabel intervening (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Negeri
di Provinsi Bali).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1)
2)
3)
mendapatkan
pengendalian
bukti
internal
secara
pada
empiris
pengaruh
akuntabilitas
keefektifan
organisasi
melalui
pada
akuntabilitas
organisasi
melalui
kecenderungan
akuntabilitas
organisasi
melalui
kecenderungan
kecurangan
Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
moral dan teori atribusi dan dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis berupa
pengaruh keefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan
asimetri informasi pada akuntabilitas organisasi dengan kecenderungan
kecurangan akuntansi sebagai variabel intervening.
2)
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau
pertimbangan bagi Perguruan Tinggi Negeri terutama untuk pembuat
keputusan di dalam bidang keuangan dalam mengevaluasi keputusan yang
diambil.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Keagenan
Menurut Hadiprajitno (2013) Teori Keagenan merupakan ranting yang
diturunkan dari teori ekonomi neoklasik Adam Smith. Manajer perusahaan yang
bukan pemilik sepenuhnya perusahaan, tidak dapat diharapkan berkinerja baik sesuai
tujuan pemilik lainnya. Prinsipal dan agen diasumsikan sebagai orang yang memiliki
rasional ekonomis (rational economic person) yang dimotivasi oleh kepentingan
pribadi, tetapi mereka mungkin berbeda rasa dalam preferences, beliefs dan
informasi. Teori Keagenan (agency theory) menjadi terkenal setelah Jensen dan
Meckling mempublikasikan hasil penelitian tentang teori perusahaan dilihat dari
perilaku managerial. Wright et al. (2001) melakukan usaha membuat asumsi teori
keagenan lebih mudah. Biaya keagenan muncul ketika kepentingan agen (manajer
perusahaan) tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal (pemilik perusahaan) dan
mempengaruhi pilihan dalam tugas, kelalaian, serta keputusan manajer berdasarkan
kepentingan sendiri maupun keputusan pembentengan (entrenchment) yang berarti
mengurangi kesejahteraan prinsipal juga.
Teori Keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang mendasari
praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi
teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini
24
menyatakan bahwa organisasi sebagai suatu hubungan kerja sama antara pemegang
saham (prinsipal) dan manajer (agent) berdasarkan kontrak yang telah disepakati.
Manajer tidak menanggung resiko atas kesalahan dalam pengambilan
keputusan, dan resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pemegang saham
(prinsipal). Oleh karena itu, para manajer cenderung melakukan pengeluaran yang
bersifat konsumtif dan tidak produktif untuk kepentingan pribadinya, seperti
peningkatan gaji dan status. Terdapat tiga kondisi yang akan menyebabkan terjadinya
kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraudulent financial statement) dan
penyalahgunaan aset (missapproproation assets), sebagaimana dijelaskan dalam PSA
70 (SA 316). Ketiga kondisi ini dinamakan dengan segitiga kecurangan (fraud
triangle). Ketiga kondisi yang mempengaruhi dalam melakukan kecurangan yang
terdapat dalam fraud triangle teory adalah sebagai berikut (Scott, 2000):
a. Tekanan
Tekanan merupakan situasi dimana manajemen atau pegawai lain merasakan
insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan. Tekanan yakni insentif
yang mendorong orang melakukan kecurangan karena tuntutan gaya hidup,
ketidakberdayaan dalam soal keuangan, perilaku gambling, mencoba-coba
untuk mengalahkan sistem dan ketidakpuasan kerja.
25
b. Kesempatan
Kesempatan yaitu adanya atau tersedianya kesempatan untuk melakukan
kecurangan atau situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau
pegawai untuk melakukan fraud.
c. Rasionalisasi
Rasionalisasi dapat diartikan sebagai adanya atau munculnya sikap, karakter,
atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan manajemen atau pegawai
untuk melakukan tindakan yang tidak jujur. Rasionalisasi sebagai pemikiran
yang menjustifikasi tindakannya sebagai suatu perilaku yang wajar, yang
secara moral dapat diterima dalam suatu masyarakat yang normal.
Teori Keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi. Asumsi-asumsi tersebut
dibedakan menjadi tiga jenis, yakni asumsi tentang sifat manusia, asumsi
keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan pada
manusia yang memiliki sifat mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki
keterbatasan rasionalitas (bounded rasionality), dan tidak menyukai risiko (risk
aversion). Asumsi keorganisasian adalah konflik antar anggota organisasi, efisiensi
sebagai kriteria produktifitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan
agen. Asumsi informasi adalah bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa
diperjualbelikan.
26
27
3) Tingkat 3 (Post-Konvensional)
a. Orientasi kontrak sosial
b. Prinsip etika universal ( Principled conscience)
Dalam tahapan yang paling rendah (pre-conventional), individu akan
melakukan suatu tindakan karena takut terhadap hukum/peraturan yang ada. Selain
itu individu pada level moral ini juga akan memandang kepentingan pribadinya
sebagai hal yang utama dalam melakukan suatu tindakan. Pada tahap kedua
(conventional), individu akan mendasarkan tindakannya persetujuan teman-teman
dan keluarganya dan juga pada norma-norma yang ada di masyarakat. Pada tahap
tertinggi (post-conventional), individu mendasari tindakannya dengan memperhatikan
kepentingan orang lain dan berdasarkan tindakannya pada hukum-hukum universal
(Puspasari dan Suwardi, 2012). Kematangan moral menjadi dasar dan pertimbangan
manajemen dalam merancang tanggapan dan sikap terhadap isu-isu etis.
Perkembangan pengetahuan moral menjadi indikasi pembuatan keputusan yang
secara etis serta positif berkaitan dengan perilaku pertanggung-jawaban sosial.
Karena adanya tanggung jawab sosial, manajemen dengan moralitas yang tinggi
diharapkan tidak melakukan perilaku menyimpang dan kecurangan dalam kinerjanya
(Rahmawati, 2012).
2.3. Teori Atribusi
Teori Atribusi menjelaskan bahwa tindakan seorang pemimpin maupun orang
yang diberikan wewenang dipengaruhi oleh atribut penyebab (Green and Mitchell,
28
dalam Waworuntu, 2003). Teori Atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider yang
berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan
internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,
seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam pekerjaan atau
keberuntungan (Ikhsan dan Ishak 2005). Hal yang sama dikemukakan Robbins
(2006) bahwa Teori Atribusi merupakan dari penjelasan cara-cara manusia menilai
orang secara berlainan, bergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu
perilaku tertentu.
Teori Atribusi menurut Ikhsan dan Ishak (2005) merupakan suatu proses
untuk menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilaku seseorang.
Teori ini ingin menjelaskan tentang perilaku seseorang terhadap peristiwa di
sekitarnya dan mengetahui alasan-alasan melakukan perilaku seperti itu. Teori
Atribusi yang dikemukakan oleh Robbins (2006) menjelaskan perilaku seseorang
yang disebabkan oleh faktor internal atau faktor eksternal. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Teori Atribusi adalah teori yang menjelaskan upaya untuk memahami
penyebab dibalik perilaku orang lain.
Perilaku individu menurut Robbins (2006) disebabkan oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Perilaku yang disebabkan oleh faktor internal adalah perilaku yang
diyakini berada di bawah kendali atau berasal dari dalam diri individu seperti ciri
kepribadian, motivasi atau kemampuan. Perilaku yang disebabkan oleh faktor
29
eksternal adalah perilaku yang diyakini sebagai hasil dari sebab-sebab luar atau
berasal dari luar diri individu seperti peralatan atau pengaruh sosial dari orang lain
(Kusumastuti, 2012).
2.4. Pengendalian Internal
Menurut Bastian (2006) pengendalian akuntansi merupakan bagian dari
sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi serta mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, sedangkan Boynton dan Johnson (2006)
mendefinisikan aktivitas pengendalian sebagai kebijakan dan prosedur yang
membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilakukan. Aktivitas
pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan
dengan risiko yang diambil untuk pencapaian tujuan organisasi.
Menurut PP No. 8 Tahun 2006 pengendalian internal adalah suatu proses yang
dipengaruhi oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang
memadai dalam pencapaian efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian laporan keuangan.
Committee
of
sponsoring
organization
(COSO)
pada
tahun
1992
30
1)
2)
3)
2)
3)
4)
2)
3)
Efektivitas
dan
efisiensi
operasi,
perusahaan
harus
mampu
dan masyarakat. Mereka memilki kebutuhan informasi yang berbeda-beda yang harus
dipenuhi (Thoyibatun, 2009). Agar menghasilkan informasi yang berkualitas maka
penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prosedur dan prinsip serta aturan
kerja yang sesuai dengan prinsip akuntansi. Prinsip-prinsip akuntansi merupakan
sejumlah aturan yang menjadi pedoman betindak dalam melaksanakan akuntansi di
perusahaan (Thoyibatun, 2009). Penerapan prinsip etika profesi Ikatan Akuntan
Indonesia:
1) Tanggung jawab penerapan
Sebagai
profesional,
anggota
mempunyai
peran
penting
dalam
untuk
mengembangkan
profesi
akuntansi,
memelihara
34
3) Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam
menguji
semua
keputusan
yang
diambilnya.
Integritas
arti
bahwa
anggota
mempunyai
kewajiban
untuk
35
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7) Konsistensi
Konsistensi
merupakan konsep
dalam akuntansi
yang
menuntut
kecenderungan kecurangan atau perilaku tidak etis yang tidak dapat atau sulit
ditelusuri auditor (Thoyibatun, 2009).
Ketaatan aturan akuntansi dipandang sebagai tingkat kesesuaian prosedur
pengelolaan aset organisasi, pelaksanaan prosedur akuntansi, dan penyajian laporan
keuangan beserta bukti pendukungnya dengan aturan yang ditentukan BPK dan atau
SAP (PP RI Nomor 24/2005). Dinyatakan mentaati aturan akuntansi jika PTN telah
menerapkan persyaratan pengungkapan, menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
kepentingan publik, objektif, memenuhi syarat kehati-hatian dan memenuhi konsep
konsistensi penyajian (Thoyibatun, 2009).
Persyaratan pengungkapan menjelaskan bahwa setiap entitas akuntansi di
lingkungan pemerintah diharapkan menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas
laporan keuangan dan laporan kinerja. Laporan keuangan terdiri atas laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, sedangkan
laporan kinerja berisi ringkasan tentang keluaran dari masing-masing kegiatan dan
hasil yang dicapai dari masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen pelaksanaan APBN/APBD yang diatur dalam PP RI nomor 24, 2005
tentang SAP. Laporan-laporan tersebut dibuat dalam bentuk dan dengan isi sesuai
SAP supaya kinerja organisasi antar periode dapat dibandingkan.
2.6. Asimetri Informasi
Laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk digunakan oleh berbagai pihak,
termasuk pihak internal perusahaan itu sendiri. Pihak-pihak yang sebenarnya paling
37
Adverse selection terjadi karena para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan pihak luar. Dan mungkin terdapat fakta-fakta yang dapat
mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh prinsipal tersebut yang
tidak disampaikan kepada prinsipal, sehingga muncul bias dalam pemilihan
untuk mendapatkan pilihan yang tepat. Jadi adverse selection timbul akibat
adanya informasi yang tersembunyi.
2) Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer
tidak seluruhnya diketahui oleh investor (pemegang saham, kreditor),
sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang
saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma
mungkin tidak layak dilakukan. Moral hazard adalah memanfaatkan
ketidaktahuan pihak lain untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
perjanjian awal yang akibatnya merugikan pihak lain. Dalam hal ini agent
memanfaatkan ketidaktahuan prinsipal untuk menyajikan suatu laporan yang
tidak sesuai perjanjian awal atau standar yang berlaku sehingga terjadilah
moral hazard.
Schift dan Lewin (1970) menyatakan bahwa agen berada pada posisi yang
memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan
perusahaan secara keseluruhan dibandingkan dengan prinsipal. Dengan asumsi bahwa
individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka
39
2)
Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwaperistiwa, transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada
dalam laporan keuangan.
3)
pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2.8. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas (accountability) secara harfiah dapat diartikan sebagai
"pertanggungjawaban". Sugijanto, et al (1995) mengutip Patricia Douglas
menguraikan fungsi accountability tersebut meliputi tiga unsur: (1) providing
information about decisions and actions taken during the course of operating entity;
(2) having the internal parties review the information, and (3) taking corrective
actions where necessary. Jadi, suatu entitas (atau organisasi) yang accountable adalah
entitas yang mampu menyajikan informasi secara terbuka mengenai keputusankeputusan yang telah diambil selama beroperasinya entitas tersebut, memungkinkan
pihak luar (misalnya legislatif, auditor, atau masyarakat secara luas) mereview
informasi tersebut, serta bila dibutuhkan harus ada kesediaan untuk mengambil
tindakan korektif. Akuntabilitas adalah bentuk suatu pertanggungjawaban atas
delegasi wewenang dan tugas yang diberikan kepada setiap instansi pemerintah dan
setiap satuan kerja atau unit kerja yang berada di dalamnya (Ulum, 2010).
Pertanggungjawaban (akuntabilitas) tersebut adakalanya berbentuk sebagai
akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan. Akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem
42
43
atas
kebijakan-kebijakan
yang
diambil
pemerintah
terhadap
pengungkapan
dan
ketaatan
terhadap
peraturan
dapat
diandalkan
informasi
yang
terkandung
didalamnya
harus
akuntansi
keuangan
pemerintah
dengan
peraturan
48
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
dibuat
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan
(accountable),
sehingga
Rumusan
masalah
Hipotesis
Uji statistik
Hasil
Kesimpulan dan
saran
50
Kajian Empiris:
1. Wilopo (2009)
2. Thoyibatun (2012)
3. Kusumastuti (2012)
4. Rahmawati (2012)
5. Fauwzi (2011)
6. Riantiarno et al. (2011)
7. Aranta (2008)
8. Garnita (2008)
9. Gaviria (2001)
10. Ramandei (2009)
11. Meliany et al. (2009)
12. Dewi (2012)
13. Primayoni et al. (2014)
14. Tresnawati (2011)
15. Kartika (2013)
16. Widyaningsih et al. (2011)
17. Nugraha (2011)
18. Isvihana (2011)
19. Kresiadanti (2012)
20. Puspasari et al. (2012)
21. Zirman et al. (2010)
22. Hapsari (2013)
23. Yue (2010)
24. Priyanto et al. (2014)
Lampiran 1
Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi
(Y1)
Ketaatan Aturan
Akuntansi (X2)
Asimetri Informasi
(X3)
Akuntabilitas
Organisasi (Y2)
H3
H2
51
3.3 Hipotesis
3.3.1 Hubungan keefektifan pengendalian internal pada
organisasi melalui kecenderungan kecurangan akuntansi
akuntabilitas
pengendalian
internal
berpengaruh
terhadap
kecenderungan
Menurut
hasil penelitian
Keefektifan
pengendalian
internal
berpengaruh
positif
pada
Kohlberg (1969),
moralitas
manajemen yang tinggi juga didukung pada ketaatan aturan yang berlaku.
54
terhadap
aturan
akuntansi
berpengaruh
negatif
terhadap
di
dalam
organisasi
dapat
menurunkan
manajemen
perusahaan akan
58
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian survei di lapangan yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai data
yang pokok. Adapun rancangan dalam penelitian ini adalah :
Masalah
penelitian
Tujuan
Penelitian
Kajian pustaka dan
penelitian
sebelumnya
Hipotesis
penelitian
Variabel
penelitian
Data primer
kuesioner
1. Akuntabilitas Organisasi (Y2)
2. kecenderungan kecurangan
akuntansi (Y1)
3. Pengendalian internal (X1)
4. Ketaatan aturan akuntansi
(X2)
5. Asimetri Informasi (X3)
Kesimpulan
penelitian
Saran dan
implikasi
Hasil pengujian
Analisis
PLS
4.2
Alasan peneliti mengambil lokasi pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) karena
pendanaan PTN bersumber dari APBN, selain itu menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2013 pada pasal 3 ayat (2) selain dialokasikan dari APBN,
pendanaan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi oleh PTN Badan Hukum juga dapat
bersumber dari masyarakat, biaya pendidikan, pengelolaan dana abadi dan usahausaha PTN Badan Hukum, kerjasama tridharma, pengelolaan kekayaan Negara yang
diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk kepentingan pengembangan
Pendidikan Tinggi; dan atau sumber lain yang sah, oleh karena itu sangat penting
untuk menciptakan akuntabilitas PTN dalam rangka good government khususnya di
PTN di Provinsi Bali. Perguruan Tinggi Negeri sebagai instansi milik pemerintah
baru-baru ini dikagetkan dengan beberapa dugaan kasus korupsi yang melibatkan
beberapa pejabat Perguruan Tinggi Negeri di Bali yang membuat peneliti tertarik
untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan terjadinya kecenderungan
kecurangan akuntansi dan pengaruhnya terhadap akuntabilitas di instansi pemerintah
khususnya di Perguruan Tinggi Negeri.
Menurut Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (2014), di Provinsi Bali terdapat
4 Perguruan Tinggi Negeri Negeri yang berada di bawah pengelolaan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Universitas Udayana, Politeknik Negeri Bali,
Universitas Pendidikan Ganesha, Institut Seni Indonesia) dan 3 perguruan tinggi
60
negeri di bawah pengelolaan kementrian lain. Penelitian ini akan dilakukan pada 4
Perguruan Tinggi Negeri di Bali yang berada di bawah pengelolaan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk lebih memfokuskan penelitian pada satu
Kementrian dan jumlah perguruan tinggi negeri di bawah pengelolaan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan lebih banyak daripada kementrian lain.
Perguruan Tinggi Negeri di Provinsi Bali yang berada di bawah pengelolaan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan berjumlah 4, antara lain dapat dilihat pada
Tabel 4.1:
Tabel 4.1
Daftar Perguruan Tinggi Negeri di Bali
No.
Lokasi
Universitas Udayana
Badung
Badung
Denpasar
Singaraja
61
62
Jumlah
Total
770
5
26
98
35
24
19
42
8
19
12
482
197
5
17
45
31
26
70
4
256
5
21
45
16
139
12
18
322
5
24
51
23
7
23
38
9
142
1545
63
Jumlah
Universitas Udayana
35
31
16
23
Total
105
Populasi penelitian adalah sebanyak 1545 dan sampel yang terkait dalam
penelitian ini adalah bagian keuangan di kantor pusat setiap PTN Provinsi Bali yang
berjumlah 105 orang serta terdapat 6 kuisioner yang tidak dikembalikan dan
pengisian yang tidak lengkap sehingga sampel yang digunakan adalah 99 dan ada
sebanyak 1446 responden yang dikeluarkan dari sampel.
64
4.4
Variabel Penelitian
Di dalam analisis Partial Least Square, variabel laten dibedakan menjadi 2
(dua) yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel dependen disebut
sebagai variabel endogen dan variabel independen disebut variabel eksogen
(Sugiyono, 2001).
a.
Variabel Endogen yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya
variabel eksogen, (Sugiyono, 2001). Variabel endogen dalam hal ini adalah
Akuntabilitas Organisasi. Dalam penelitian ini, akuntabilitas organisasi lebih
terfokus pada akuntabilitas keuangan yang selanjutnya disebut dengan Y2.
Akuntabilitas keuangan (Y2) merupakan pertanggungjawaban mengenai
integritas
keuangan,
pengungkapan
dan
ketaatan
terhadap
peraturan
b.
Variabel Eksogen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
timbulnya variabel endogen, (Sugiyono, 2001). Variabel eksogen dalam hal ini
adalah:
1) Keefektifan Pengendalian internal (X1): suatu proses yang dipengaruhi
oleh manajemen yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang
memadai dalam pencapaian efektivitas, efesiensi, ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan keandalan penyajian
laporan keuangan (PP No.8 Tahun 2006).
2) Ketaatan Aturan Akuntansi (X2): tingkat kesesuaian prosedur pengelolaan
aset organisasi, pelaksanaan prosedur akuntansi, dan penyajian laporan
keuangan beserta bukti pendukungnya dengan aturan yang ditentukan BPK
dan atau SAP (PP RI Nomor 24/2005).
3) Asimetri Informasi (X3): situasi dimana terjadi ketidakselarasan informasi
antara pihak yang memiliki atau menyediakan informasi dengan pihak
yang membutuhkan informasi (Scoot, 2003).
c.
terikat.
Variabel
intervening
dalam
penelitian
ini
adalah
keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap
aktiva berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan
keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia (IAPI, 2013).
4.5
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner yang diadopsi dari
penelitian sebelumnya Wilopo (2006) dan Garnita (2008). Kuisioner dalam penelitian
ini sebelumnya diuji melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Penelitian ini
menggunakan skala dasar pengukuran Likert memakai urutan skala lima dengan
kriteria: Sangat setuju=5, Setuju=4, Netral=3, Tidak setuju=2, Sangat tidak setuju
(STS)= 1. Alasan digunakan skala Likert 5 dengan pilihan netral adalah untuk
mengindikasi item pernyataan dalam kuisioner yang tidak dimengerti dan tidak
diketahui oleh partisipan.
a.
2) P1.2
: Pencatatan transaksi
3) P1.3
: Pengendalian fisik
4) P1.4
: Sistem akuntansi
67
5) P1.5
b.
c.
2) AI.2
3) AI.3
4) AI.4
d.
5) AI.5
6) AI.6
7) AI.7
2) KKA.2 :
3) KKA.3 :
4) KKA.4 :
5) KKA.5 :
e.
AK.1
2)
AK.2
3)
AK.3
4)
AK.4
5)
AK.5
6)
AK.6
7)
AK.7
8)
AK.8
9)
AK.9
10)
AK.10 :
70
4.7
Analisis Data
71
AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk
dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai
discriminant validity yang baik. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih
besar 0.5 (Fornell dan Larcker, 1981 dalam Imam Ghozali, 2008).
b.
c.
d.
Estimasi
Nilai estimasi koefisien jalur antara konstruk harus memiliki nilai
yang signifikan. Signifikansi hubungan dapat diperoleh dengan prosedur
Bootstrapping. Nilai yang dihasilkan berupa nilai T statistik yang
73
74
f. Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada pengujian inner model
yaitu:
1) T statistik
Apabila koefisien t statistik menunjukkan koefisien yang lebih
besar dari t tabel, hasil ini menggambarkan variabel tersebut
signifikan, maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang
bermakna variabel laten terhadap variabel laten lainnya. Variabel
eksogen dinyatakan signifikan pada variabel endogen apabila hasil t
statistik lebih besar dari t tabel.
2) Path Coefficients
Nilai path coefficients menunjukkan koefisien hubungan antara
variabel laten dengan variabel laten lainnya.
3) Pengujian Variabel Intervening
Pengujian
variabel
intervening
ini
dapat
dilihat
dari
75
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Karakteristik Responden
Jumlah kuesioner menunjukkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria
penelitian: (1) Semua pihak yang terlibat langsung secara teknis dalam pencatatan
transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan laporan akuntabilitas di PTN
Provinsi Bali yaitu bagian keuangan pada kantor pusat di setiap PTN di Provinsi Bali
adalah sebanyak 105 responden. Sisanya dinyatakan gugur karena tidak memenuhi
kriteria penelitian. Populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel
5.1 :
Tabel 5.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
NO.
NAMA PTN
JUMLAH
JUMLAH
POPULASI
SAMPEL
(Orang)
(Orang)
1.
Universitas Udayana
770
35
2.
197
31
3.
256
16
4.
322
23
1545
105
Total
Sumber: Data Primer yang diolah (2014)
76
KETERANGAN
JUMLAH
105
102
lengkap
3
99
Tingkat pengembalian
Sumber: Data diolah (2014)
97%
Kuisioner yang disebar dalam penelitian adalah sebanyak 105 kuisioner sesuai
dengan jumlah sampel, jumlah kuisioner yang dikembalikan adalah sebanyak 102
kuisioner sehingga ada 3 kuisioner yang tidak dikembalikan. Tingkat pengembalian
kuisioner ini termasuk tinggi yaitu sebesar 97%. Dari 102 kuisioner yang
dikembalikan, ada 3 kuisioner yang tidak lengkap sehingga dikeluarkan dari sampel.
Jadi sampel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 99.
5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Data responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut ini:
77
Usia
Jumlah
Persentase
20 -29 tahun
25
25.3%
30-39 tahun
39
39.4%
40-49tahun
24
24.2%
50 tahun
11
11.1%
99
100%
Total
Persentase
48,5%
51,5%
100%
Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase
SMA
14
14,1%
Diploma
17
17,2%
S1
61
61,6%
S2
7,1%
Total
99
Sumber: Data Primer yang diolah (2014)
100%
79
Lama Bekerja
Jumlah Persentase
1 5 tahun
46
46,5%
5 10 tahun
22
22,2%
10 15 tahun
20
20,2%
> 15 tahun
11
11,1%
99
100%
Total
80
: Pengendalian Internal
: Asimetri Informasi
: Akuntabilitas Keuangan
81
Indikator
Loading
PI1
0.844
PI2
0.838
PI
PI3
0.827
(Pengendalian
Internal)
PI4
0.810
PI5
0.630
KAA1
0.855
KAA2
0.666
KAA3
0.788
KAA
KAA4
0.861
(Ketaatan Aturan
Akuntansi)
KAA5
0.808
KAA6
0.744
KAA7
0.882
AI1
0.699
AI2
0.653
AI3
0.701
AI
AI4
0.823
(Asimetri Informasi)
AI5
0.780
AI6
0.746
AI7
0.746
KKA1
0.825
KKA
KKA2
0.760
(Kecenderungan
KKA3
0.799
Kecurangan
KKA4
0.745
Akuntansi)
KKA5
0.732
AK1
0.652
AK2
0.718
AK3
0.776
AK4
0.737
AK
AK5
0.778
(Akuntabilitas
AK6
0.765
Keuangan)
AK7
0.751
AK8
0.708
AK9
0.792
AK10
0.788
Sumber: Hasil Pengolahan Data SmartPLS (2014)
82
Composite
Reliability
0.894
0.927
0.892
0.881
0.927
83
84
AK
0.668
0.677
0.703
0.640
0.522
0.681
0.599
0.621
0.710
0.673
0.680
0.634
-0.608
-0.583
-0.658
-0.738
-0.624
-0.617
-0.627
-0.712
-0.641
-0.666
-0.680
-0.681
0.652
0.718
0.776
0.737
0.778
0.765
0.751
0.708
0.792
0.788
AK
0.748
85
Variabel
R-Square
Pengendalian Internal
Ketaatan Aturan Akuntansi
Asimetri Informasi
Kecenderungan Kecurangan
0.712
Akuntansi
0.882
Akuntabilitas Keuangan
Sumber: Hasil Pengolahan Data SmartPLS (2014)
Tabel
5.10.
menunjukkan
kecenderungan kecurangan
nilai
akuntansi
R-square
sebesar
0.712
square
menunjukkan
bahwa
terikat
dan
variabel
5.10.
koefisien
akuntabilitas
keuangan
variabel
86
Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis didapatkan dari pengujian Bootstrapping dengan
87
88
5.3.1 T Statistik
Variabel eksogen dinyatakan signifikan pada variabel endogennya
apabila hasil t statistik > t tabel 1.96 (Sig=5%). Hasil t statistik masingmasing variabel dapat dilihat pada Tabel 5.11 sebagai berikut :
Tabel 5.11. Hasil Pengujian Hipotesis
Path
Original
Sample
(O)
Standard
Sample
Deviation
Mean (M)
(STDEV)
0.152
0.164
0.064
PI -> AK
0.221
0.215
0.059
KAA -> AK
-0.318
-0.317
0.078
AI -> AK
-0.247
-0.253
0.109
PI -> KKA
-0.281
0.094
KAA -> KKA -0.278
0.401
0.393
0.093
AI -> KKA
-0.343
-0.340
0.060
KKA -> AK
Sumber: Hasil Pengolahan Data SmartPLS (2014)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
0.064
0.059
0.078
0.109
0.094
0.093
0.060
2.386
3.780
4.075
2.269
2.963
4.307
5.756
89
Total Effect
-0.247
-0.278
0.401
-0.343
0.237
0.316
-0.456
berpengaruh
positif
pada
akuntabilitas
organisasi
melalui
91
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1
74
akuntabilitas keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan
hasil penelitian Nugraha (2011) bahwa sistem pengendalian intern secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas aset tetap di pemerintah
kota Cimahi. Sesuai dengan penelitian Isvihana (2011) yang menunjukan bahwa
pengendalian intern memiliki pengaruh signifikan terhadap akuntabilitas publik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengendalian intern akan berpengaruh baik
dalam meningkatkan atau menurunkan akuntabilitas publik. Sesuai dengan teori
menyatakan bahwa untuk mendukung akuntabilitas dibutuhkan adanya sistem
pengendalian intern dan ekstern yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian yang hampir sama juga telah dilakukan oleh Kresiadanti (2012) yang
menjelaskan dalam penelitiannya berkaitan dengan internal control dan internal
auditor
terhadap
akuntabilitas
bahwa
terdapat
hubungan
internal
control
internal
berpengaruh
pada
akuntabilitas
organisasi
dengan
organisasi yang semakin baik. Hasil ini sesuai dengan penelitian mengenai pengaruh
tidak langsung dari variabel keefektifan pengendalian internal pada akuntabilitas
organisasi melalui kecenderungan kecurangan akuntansi antara lain penelitian dari
Wilopo (2006), menyatakan bahwa pengendalian internal yang efektif mengurangi
kecenderungan kecurangan akuntansi, penelitian oleh juga menyatakan bahwa
pengendalian internal yang efektif akan mengurangi kecenderungan kecurangan
akuntansi, dan juga beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Novita (2012),
Meliany et al. (2012), Fauwzi (2011), Thoyibatun (2012), Rahmawati (2012) dan
Kusumastuti (2012) yang menyatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa kecurangan akuntansi berpengaruh pada akuntabilitas organisasi sesuai dengan
penelitian Gaviria (2001) yang menyatakan bahwa apabila tingkat kecurangan dalam
organisasi cukup tinggi dapat menurunkan kinerja organisasi.
6.2
instansi pemerintah. Menurut Yue (2010), Hal ini memberikan gambaran bahwa
penerapan akuntabilitas keuangan dan ketaatan terhadap peraturan perundangan
berpengaruh positif dan signifikan pada akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Riantiarno (2011) yang
menyatakan bahwa variabel ketaatan pada peraturan perundangan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Pada penelitian ini ketaatan aturan akuntansi secara tidak langsung
berpengaruh pada akuntabilitas organisasi dengan kecenderungan kecurangan
akuntansi sebagai variabel intervening dengan kenaikan koefisien total effect sebesar
0.316. Sehingga hipotesis kedua berhasil membuktikan bahwa ketaatan aturan
akuntansi berpengaruh pada akuntabilitas organisasi dengan kecenderungan
kecurangan akuntansi sebagai variabel intervening yang berarti dengan meningkatnya
ketaatan aturan akuntansi yang disertai dengan menurunnya kecenderungan
kecurangan akuntansi akan menghasilkan akuntabilitas organisasi yang semakin baik.
Hasil ini sesuai dengan penelitian mengenai pengaruh tidak langsung dari variabel
ketaatan aturan akuntansi pada akuntabilitas organisasi melalui kecenderungan
kecurangan akuntansi antara lain penelitian dari Kusumastuti (2012), bahwa ketaatan
aturan akuntansi akan dapat menurunkan kecenderungan kecurangan akuntansi yang
dilakukan oleh manajemen. Hal ini juga sesuai dengan beberapa yaitu penelitian dari
Wilopo (2006), Thoyibatun (2009), Rahmawati (2012) juga menunjukkan bahwa
ketaatan terhadap aturan akuntansi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan
95
akuntabilitas
organisasi
melalui
mengenai pengaruh tidak langsung dari variabel asimetri informasi pada akuntabilitas
organisasi melalui kecenderungan kecurangan akuntansi antara lain penelitian dari
Petra (2008), Wilopo (2006) yang menyatakan bahwa bahwa asimetri informasi yang
terjadi akan berpengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kecurangan akuntansi berpengaruh pada
akuntabilitas organisasi sesuai dengan penelitian Gaviria (2001) yang menyatakan
bahwa apabila tingkat kecurangan dalam organisasi cukup tinggi dapat menurunkan
kinerja organisasi.
97
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, landasan teori, bukti
empiris, hipotesis, dan hasil pengujian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Keefektifan pengendalian internal berpengaruh positif pada akuntabilitas
organisasi melalui kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini berarti dengan
meningkatnya keefektifan pengendalian internal maka kecenderungan kecurangan
akuntansi akan menurun sehingga akuntabilitas organisasi juga akan semakin
baik.
2) Ketaatan aturan akuntansi pengaruh positif pada akuntabilitas organisasi melalui
kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini berarti dengan meningkatnya
ketaatan aturan akuntansi maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan
menurun sehingga akuntabilitas organisasi juga akan semakin baik.
3) Asimetri informasi pengaruh negatif pada akuntabilitas organisasi melalui
kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini berarti dengan menurunnya asimetri
informasi maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan menurun sehingga
akuntabilitas organisasi juga akan semakin baik.
98
7.2 Saran
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan sehingga masih perlu untuk
disempurnakan. Saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
perbedaan
informasi,
sehingga
kecenderungan kecurangan
100
DAFTAR PUSTAKA
101
102
103
105
106
Lampiran 1
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No
Peneliti dan
Tahun
penelitian
Wilopo
(2009)
Thoyibatun
(2012)
Fauwzi (2011)
Variabel
Kecenderungan kecurangan
akuntansi dipengaruhi
kejadiannya oleh faktor
kesesuaian sistem pengendalian
internal, sistem kompensasi,
ketaatan terhadap aturan dan
perilaku tidak etis. Perilaku tidak
etis sebagai salah satu faktor
kuat yang berpengaruh terhadap
semakin naiknya kecenderungan
kecurangan akuntansi.
Kecenderungan kecurangan
akuntansi berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja tidak
terbukti dalam penelitian ini.
107
Kusumastuti
(2012)
Rahmawati
(2012)
108
Riantiarno et al.
(2011)
Aranta (2008)
Garnita (2008)
Akuntabilitas terbukti
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja.
Gaviria (2001)
10
Pilupus (2009)
11
Dewi (2012)
Pengendalian Internal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Karyawan dan Gaya
Kepemimpinan berpengaruh
109
Meliany et al.
(2012)
Keefektifan pengendalian
internal dan kesesuaian
kompensasi secara bersamasama (simultan) berpengaruh
secara signifikan terhadap
kecenderungan kecurangan
akuntansi. Keefektifan
Pengendalian Internal secara
statistik memiliki pengaruh
secara positif terhadap
Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi. kesesuaian
kompensasi secara statistik
memiliki pengaruh secara positif
terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi.
13
Primayoni et al.
(2014)
Efektivitas Pengendalian
Internal berpengaruh positif
terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
14
Tresnawati
(2011)
Pengendalian internal
mempunyai pengaruh positif
terhadap kinerja.
15
Kartika (2013)
16
meningkatnya kualitas
akuntabilitas keuangan
pemerintah daerah.
17
Nugraha (2011)
18
Isvihana (2011)
19
Kresiadanti
(2012)
20
Zirman et al.
(2010)
21
Hapsari (2013)
22
Priyanto et al.
(2014)
111
23
Puspasari et al.
(2012)
24
Yue (2010)
Penerapan akuntabilitas
keuangan dan ketaatan terhadap
peraturan perundangan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
112
KUISIONER PENELITIAN
Disusun oleh:
Ni Luh Putu Normadewi Abdi Pradnyani
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
113
Lampiran 2
Perihal : Permohonan Kesediaan menjadi Responden
Kepada Yth.
Bapak / Ibu / Sdr / Sdri
di Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tesis pada Program Magister Akuntansi di
Universitas Udayana, maka peneliti sangat mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/
Sdri untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi kuisioner yang saya sertakan ini
di tengah kesibukan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri pada saat bertugas.
Kuisioner ini bertujuan untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu jawaban
yang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri berikan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu
dan penelitian saya. Kuisioner ini tidak ada hubungannya dengan status dan
kedudukan di tempat kerja, sehingga saya berharap Bapak/Ibu/Sdr/Sdri mengisi
kuisioner ini dengan lengkap dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Sesuai
etika penelitian, maka data yang diperoleh akan kami jaga kerahasiaannya dan hanya
akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian saja. Data tersebut akan dianalisis
dan disajikan secara agregat bukan secara individu.
Peneliti mengucapkan terima kasih atas segala kerjasama dan bantuan yang
telah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri berikan dalam penelitian ini.
Denpasar, September 2014
Hormat saya,
Lampiran 3
IDENTITAS RESPONDEN
a. 20 29 tahun.
c. 40 49 tahun
b. 30 39 tahun.
d. > 50 tahun
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
115
1 of 5 Pages
Lampiran 4
Petunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan
yang ada pada kuisioner ini sesuai dengan keadaan, pendapat, perasaan
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri sebenarnya, bukan berdasarkan pendapat umum atau pendapat
orang lain. Pernyataan-pernyataan dalam angket ini mempunyai lima alternatif
jawaban yaitu (SS) = Sangat setuju, (S) = Setuju, (N) = Netral, (TS) =Tidak setuju,
(STS) = Sangat tidak setuju. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban
dalam
angket
dibawah
ini
sesuai
dengan
keadaan,
pendapat,
perasaan
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri.
Akuntabilitas Keuangan
No
Pernyataan
Pilihan
STS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TS
SS
2 of 5 Pages
Pernyataan
Pilihan
STS
117
TS
SS
3 of 5 Pages
Pernyataan
Pilihan
STS
118
TS
SS
4 of 5 Pages
Pernyataan
Pilihan
STS
TS
SS
5 of 5 Pages
Asimetri Informasi
No
Pernyataan
Pilihan
STS
120
TS
SS