Oleh Kelompok 9:
Gracias Sheilla Gloria Rossano
(125020306111003)
Adelia Kumara A
(125020305111006)
Gita Dwi
(125020305111009)
EARNINGS MANAGEMENT
Healy dan Wahlen (1999: 368) dan Schipper (1989: 92) menyatakan bahwa manajemen
laba terjadi ketika para manajer menggunakan judgment dalam penyusunan laporan keuangan
dan penstrukturan transaksinya untuk merubah laporan keuangannya dan untuk mengelabui
(mislead) para pemangku kepentingan perusahaan tentang kinerja ekonomi perusahaan atau
mempengaruhi hasil kontrak (contractual outcomes) yang menggantungkan pada angka-angka
laporan akuntansi. Ini artinya bahwamanajemen laba dapat dilakukan oleh para menejer melalui
kebijakan metoda akuntansi (akun akrual) dan atau transaksi riil perusahaan. Sejumlah studi
tentang manajemen laba mendiskusikan kemungkinan bahwa intervensi manajerial dalam proses
pelaporan dapat mengakibatkan tidak hanya pada metoda dan estimasi akuntansi saja, tetapi juga
pada keputusan operasional perusahaan.
Pengukuran manajemen laba secara konvensional menggunakan proksi nilai discretionary
accruals (DA). Nilai DA sebagai proksi manajemen laba telah digunakan oleh Healy (1985),
DeAngelo (1986), Dechow dan Sloan (1991), Jones (1991) model, dan Dechow et al. (1995).
Dechow et al. (1995) mengembangkan model berdasarkan pada model Jones (1991) model.
Model ini lebih dikenal dengan model modifikasian Jone.
Model pengukuran manajemen laba secara konvensional ini oleh beberapa peneliti
dianggap masih belum dapat mengungkapkan kondisi yang lengkap tentang praktik manajemen
laba karena model tersebut mengabaikan hubungan antara transaksi arus kas dan akrual (Dechow
et al. 1995, Guayet al.1996, Kothari et al. 2005, Subramanyam 1996, dan Kothari 2001).
Model pengukuran manajemen laba yang menggunakan nilai DA juga mempunyai
kesulitan dalam mengungkapkan tentang pola yang pasti tentang distribusi laba perusahaan yang
dikelola manajernya (Beaveret al. 2003, Dechowet al. 2003). Kritikan-kritikan tersebut
memotivasi Kothari et al. (2005) mengembangkan model modifikasian Jones (1991) dengan
memadukannya dengan kinerja perusahaan yaitu return on assets (ROA). Hasil pengembangan
model ini menunjukkan bahwa model tersebut mempunyai daya prediksi yang lebih kuat
dibandingkan dengan model sebelumnya karena model itu dapat memberikan tambahan kontrol
terhadap proksi manajemen laba.
1. Jones Model
Jones mengembangkan model pengestimasi akrual diskresioner untuk mendeteksi
manipulasi laba yang kemudian populer sebagai Model Jones. Jones melakukan firmspecific
regression dengan model ini. Ini berarti akrual diskresioner diperoleh dengan membandingkan
akrual tahun t, saat terjadinya manipulasi laba, dengan ratarata akrual (akrual normal)
perusahaan itu sendiri pada tahuntahun sebelumnya.
Tidak semua perubahan akrual berasal dari diskresi managemen. Ada juga perubahan
akrual yang berasal dari perubahan kondisi ekonomi perusahaan itu sendiri. Perubahan
penjualan, misalnya, akan berpengaruh pada jumlah akrual terkait. Ini berarti usaha untuk
menguji manipulasi laba melalui akrual perlu mempertimbangkan perubahan kondisi ekonomi
perusahaan yang dapat mempengaruhi akrual ketika mengestimasi akrual diskresioner. Jones
berusaha mengontrol pengaruh perubahan kondisi tersebut pada akrual dengan memasukkan
variabel perubahan pendapatan dan gross property, plant, and equipment ke dalam model yang
dibangunnya.Persamaan dalam Model Jones adalahsebagai berikut:
Keterangan :
Tait
REVit
PPEit
Ait1
:1, , Ti, indeks tahun untuk tahuntahun yang dimasukkan dalam periode
pengestimasian untuk perusahaan i. Periode estimasi adalah serial tahun
terpanjang sampai dengan dua tahun sebelum saat investigasi selesai atau
dilengkapi.
2. Modified Jones Model
Model Jones ini memiliki kelemahan yaitu asumsi implisitnya adalah pendapatan
bersifat non diskresioner. Hal ini berarti pendapatan, dalam Model Jones, tidak boleh
dalam keadaan di manipulasi oleh manajemen. Bila ternyata manajemen juga
memanipulasi pendapatan, misalnya melalui pengakuan pendapatan yang dipercepat atau
diperlambat,
maka
akrual
diskresioner
(error
akan
cenderung bias ke nilai nol (Jones 1991, footnote 31). Dechow et al. (1995) kemudian
memperbaiki kelemahan tersebut dengan mengurangkan variabel perubahan piutang dari
variabel perubahan pendapatan untuk pengestimasian akrual non diskresioner di saat
periode kejadian (i.e. periode yang diduga ada manipulasi laba di dalamnya). Adapun
persamaan untuk menghitung akrual non diskresioner Model Jones modifikasian adalah
sebagai berikut:
pengakuan
pendapatan
dari
penjualan
kredit
daripada
mengubah
discretionary accrual (NDACC) menggunakan fitted value dari persamaan model Kothari
(2005) di bawah, sedangkan nilai discretionary accrual merupakan nilai residunya.