Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RANGKUMAN 2

Etika Bisnis, Perubahan Lingkungan, Pendekatan Stakeholders


Dalam Etika Bisnis
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan

Disusun Oleh:

Khusniyah Tri Ambarukmi

196020300111031

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PASCASARJANA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019

1
PERTEMUAN II
ETIKA BISNIS, PERUBAHAN LINGKUNGAN, PENDEKATAN STAKEHOLDER DALAM
ETIKA BISNIS

Kebutuhan Manusia Sumber Daya


(Tidak Terbatas) (Terbatas)
Asumsi Dasar Ilmu Ekonomi

Etika dan Sistem Ekonomi dibagi menjadi:


1. Etika dan Sistem Ekonomi Komunis
Berkembang di Negara-negara Eropa timur (RRC, Uni soviet, Jerman timur, kuba.
Inti dari paham kapitalis adalah adanya kebebasan individu untuk memiliki,
mengumpulkan, dan mengusahakan kekayaan secara individu. Paham ini dilandasi teori
etika egoism dan etika hak.
2. Etika dan Sistem Ekonomi Kapitalis
Dikembangkan oleh Negara-negara barat (Amerika serikat, Inggris, Belanda, Jerman
Barat, Perancis, Australia).
Ciri-ciri perusahaan kapitalis:
a. Kekayaan mereka sudah sedemikian besar, bahkan sudah melewati pendapatan
Negara-negara yang sedang berkembang.
b. Kekuasaan para pemiliknya telah melewati batas-batas wilayah suatu Negara. Bahkan
tidak jarang mereka mampu mengendalikan kebijakan aparat suatu pemerintahan dan
legislative di Negara-negara dimana perusahaan ini berada demi keuntungan
perusahaan-perusahaan tersebut.
3. Etika dan Sistem Ekonomi Pancasila Perekonomian dibangun berlandaskan : 1.
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
4. Etika dan Sistem Ekonomi  Semua system ekonomi seharusnya
bersifat etis karena semua system ekonomi
bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan untuk memakmurkan
masyarakat.

2
Pengertian dan Peranan Bisnis
Kegiatan bisnis adalah berburu dan mengumpulkan barang-barang yang sudah disediakan
oleh alam. Seiring dengan pertumbuhan zaman timbulnya pertukaran barang antar kelompok
(barter). Kemudian semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi muncullah alat
pembayaran yang dinamakan uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Menurut Sony Keraf (2005) Terdapat dua pandangan tentang bisnis:
a. Pandangan praktis-realistis  tujuan bisnis adalah mencari keuntungan (profit)
bagi pelaku bisnis.
b. Pandangan idealis  suatu pandangan tujuan bisnis yang utama
adalah menghasilkan dan mendistribusikan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lima Dimensi Bisnis:


1. Dimensi Ekonomi
Bisnis adalah kegiatan produktif dengan tujuan memperoleh keuntungan. Faktor-faktor
produksi merupakan harta yang akan memberikan keuntungan di masa mendatang.
Faktor Produksi dari sudut pandang ekonomi adalah:
a. Tanah
b. Tenaga Kerja
c. Modal
d. Wirausahawan
2. Dimensi Etis
Terdapat dua acuan pokok:
1. Definisi etika adalah tinjauan kritis tentang baik-tidaknya suatu tindakan atau
perilaku.
2. Ukuran penilaian menggunakan tiga kesadaran, yaitu kesadaran hewani (teori
egoisme), kesadaran manusiawi (teori utilitiarisme), kesadaran spiritual (teori
teonom). Penjelasannya telah dijelaskan di bab 1.
3. Dimensi Hukum
Menurut De George (dalam Sonny Keraf, 1998) membedakan dua macam pandangan
tentang status perusahaan:

3
a. Legal creator
Perusahaan diciptakan secara legal oleh Negara sehingga perusahaan adalah
sebuah badan hokum. Sebagai ciptaan hokum perusahaan mempunyai hak dan
kewajiban hokum sebagaimana layaknya status hokum yang dimiliki manusia.
b. Legal recognition
Perusahaan bukan diciptakan untuk didirikan ioleh Negara, melainkan oleh
orang atau sekelompok orang yang mempunyai kepentingan untuk memperoleh
keuntungan.
4. Dimensi Sosial
Keberadaan perusahaan ditentukan bukan saja oleh elemen-elemen yang ada di
dalam perusahaan melainkan ada factor-faktor eksternal perusahaan. Terdapat dua
elemen factor eksternal:
a. Manusia  Kunci wewenang dalam pengambilan keputusan; orang yang
menemukan, mengembangkan, dan menerapkan teknologi untuk kepentingan bisnis
(Pemasok, pelanggan, penanam modal, dan pemerintah).
b. Non-manusia  alam/bumi itu sendiri sebagai sumber bahan baku dan tempat
beroperasi perusahaan.
5. Dimensi Spiritual
Kegiatan bisnis spiritual tumbuh berdasarkan paradigma sebagai berikut:
a. Pengelola dan Pemangku Kepentingan (stakeholder) menyadari bahwa kegiatan
bisnis adalah bagian dari ibadah (God devotion).
b. Tujuan bisnis adalah untuk memajukan kesejahteraan semua pemangku kepentingan
atau masyarakat.
c. Dalam menjalankan aktivitas bisnis, pengelola mampu menjamin kelestarian alam
(planet conversation).

Pendekatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)


Tanggung Jawab Manajemen dan Teori Pemangku Kepentingan
Pemangku kepentingan (Stakeholders) adalah semua pihak (orang atau lembaga) yang
memengaruhi keberadaan perusahaan dan/atau dipengaruhi oleh tindakan perusahaan (Lawrence,
Weber, dan Post 2005). Pemangku kepentingan dibagi menjadi dua golongan:

4
1. Pemangku Kepentingan Pasar (market stakeholders)/ Primer
Mereka yang mengadakan transaksi atau berinteraksi langsung dengan perusahaan.
(Pemasok, pelanggan, pemodal)
2. Pemangku Kepentingan Non-Pasar (nonmarket stakeholders)/Sekunder
Semua pemangku kepentingan yang tidak termasuk dalam kelompok primer
tersebut. (bank, perusahaan leasing, dan sebagainya)

Analisis Pemangku Kepentingan (Stakeholder Analysis)


Hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan berdasarkan
pendekatan pemangku kepentingan:
1. Lakukan identifikasi semua pemangku kepentingan, baik yang nyata maupun yang masih
bersifat potensial.
2. Cari tahu kepentingan (interest) dan kekuasaan (power) setiap golongan pemangku
kepentingan.
3. Cari tahu apakah ada koalisi kepentingan dan kekuasaan antar golongan pemangku
kepentingan tersebut.
Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan:
1. Pemangku kepentingan adalah pihak yang menerima manfaat paling besar dari keputusan
itu; atau
2. Kalaupun ada pihak yang dirugikan, dampak kerugiaannya hanya menimpa sesedikit
mungkin pemangku kepentingan; atau
3. Keputusan yang diambil tidak membentur kepentingan dan kekuasaan kelompok
pemangku kepentingan yang dominan.
Kepentingan : sesuatu yang menyebabkan kelompok pemangku kepentingan ini tertarik atau
peduli pada perusahaan.
Kekuasaan : seberapa kuat pengaruh atau kekuatan kelompok ini dalam menentukan arah
dan keberadaan perusahaan.

Kepentingan dan Kekuasaan Pemangku Kepentingan Kelompok Primer


Pemangku
Kepentingan (Interest) Kekuasaan (Power)
Kepentingan

5
Kelompok
Primer:
1. Pelanggan Memperoleh produk yang Membatalkan pesanan dan
aman dan berkualitas sesuai membeli dari pesaing; Melakukan
dengan yang dijanjikan serta kampanye negatif tentang
memperoleh pelayanan yang perusahaan.
memuaskan
2. Pemasok Menerima pembayaran tepat Membatalkan atau memboikot
waktu; Memperoleh order order dan menjual kepada pesaing
secara teratur
3. Pemodal
Pemegang Memperoleh dividen dan Tidak mau membeli saham
Sahan capital gain dari saham yang perusahaan; Memberhentikan
dimiliki para eksekutif perusahaan
Kreditur Memperoleh Penerimaan Tidak memberikan kredit;
bunga dan pengembalian pokok Membatalkan/menarik kembali
pinjaman sesuai jadwal yang pinjaman yang telah diberikan
telah ditetapkan
4. Karyawan Memperoleh gaji/upah yang Melakukan aksi unjuk
wajar dan ada kepastian rasa/mogok kerja; memaksakan
kelangsungan pekerjaan. kehendak melalui organisasi
buruh yang ada.

Kepentingan dan Kekuasaan Pemangku Kepentingan Kelompok Sekunder


Pemangku
Kepentingan (Interest) Kekuasaan (Power)
Kepentingan
Kelompok
Sekunder:
1. Pemerintah Mengharapkan pertumbuhan Menutup/menyegel perusahaan;
ekonomi dan lapangan kerja; Mengeluarkan berbagai
memperoleh pajak peraturan.
2. Masyarakat Mengharapkan peran serta Menekan pemerintah melalui
perusahaan dalam program unjuk rasa massal; Melakukan
kesejahteraan masyarakat; aksi kekerasan
menjaga kesehatan lingkungan.
3. Media Massa Menginformasikan semua Mempublikasikan berita negatif
kegiatan perusahaan yang yang merusak citra perusahaan
berkaitan dengan isu etika,
nilai-nilai, kesehatan,
keamanan, dan kesejahteraan.

6
4. Aktivis Kepedulian terhadap pengaruh Mengampanyekan aksi boikot
Lingkungan positif dan negatif dari dengan mempengaruhi
tindakan perusahaan terhadap pemerintah, media masaa, dan
lingkungan hidup, HAM, dan masyarakat; Melobi pemerintah
sebagainya. untuk membatasi/ melarang
impor produk perusahaan tersebut
bila merusak lingkungan hidup
atau melanggar HAM.

Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility-CSR)


1. Pengertian CSR
Membedah buku Konsep dan Aplikasi CSR karangan Yusuf Wibisono (2007) dan
buku Corporate Social Responsibility dari A.B. Susanto (2007).
a. The World Business mendefinisikan CSR sebagai “Komitmen bisnis untuk secara
terus-menerus berperilaku etis dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, masyarakat local, serta
masyarakat luas pada umumnya.”
b. EU Green Paper mendefinisikan CSR sebagai “ Suatu konsep dimana perusahaan
mengintegrasikan perhatian pada masyarakat dan lingkungan dalam operasi bisnisnya
serta dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan secara sukarela.”
c. Magnan dan Farrel mendefinisikan CSR sebagai “ Suatu bisnis dikatakan telah
melaksanakan tanggung jawab sosialnya jika keputusan-keputusan yang diambil telah
mempertimbangkan keseimbangan antar berbagai pemangku kepentingan yang
berbeda-beda.”
d. A.B. Susanto mendefinisikan CSR sebagai “ tanggung jawab perusahaan baik ke
dalam maupun ke luar perusahaan. Tanggungjawab ke dalam diarahkan kepada
pemegang saham dan karyawan dalam wujud profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan, sedangkan tanggungjawab ke luar dikaitkan dengan peran perusahaan
sebagai pembayar pajak dan penyelia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan
dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.”
e. Elkington mendefinisikan CSR sebagai “ tanggung jawab sosial perusahaan
mencakup tiga dimensi yang lebih popular dengan singkatan 3 P : mencapai

7
keuntungan (profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people), dan
memelihara kelestarian alam/bumi (planet).”
Fungsi perusahaan secara seimbang menurut Elkington:
1. Fungsi Ekonomis
Fungsi ini merupakan fungsi tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh
keuntungan (profit) bagi perusahaan (yang sebenarnya merupakan kepentingan
pemilik perusahaan).
2. Fungsi Sosial
Perusahaan menjalankan fungsi ini melalui pemberdayaan manusianya, yaitu
para pemangku kepentingan (people/stakeholder) baik pemangku kepentingan primer
maupun pemangku kepentingan sekunder. Selain itu, melalui fungsi ini perusahaan
berperan menjaga keadilan dalam membagi manfaat dan menanggung beban yang
ditimbulkan dari aktivitas perusahaan.
3. Fungsi Alamiah
Perusahaan berperan dalam menjaga kelestarian alam (planet/bumi). Perusahaan
hanya merupakan salah satu elemen dalam system kehidupan di bumi ini. Bila bumi
ini dirusak, maka seluruh bentuk kehidupan di bumi ini (manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan) akan terancam musnah. Bila tidak ada kehidupan, bagaimana
mungkin ada perusahaan yang masih bertahan hidup.
2. Tingkat/Lingkup Keterlibatan dalam CSR
Lawrence, Weber, dan Post (2005) menggambarkan tingkat kesadaran :
a. Inactive
Sebuah perusahaan yang sama sekali mengabaikan apa yang menjadi perhatian
para pemangku kepentingan.
b. Reactive
Perusahaan yang hanya bereaksi bila ada ancaman atau tekanan yang
diperkirakan akan mengganggu perusahaan dari pihak pemangku kepentingan
tertentu.
c. Proactive
Perusahaan yang akan selalu mengantisipasi apa saja yang menjadi kepedulian
para pemangku kepentingan.
d. Interactive

8
Perusahaan yang selalu membuka diri dan mengajak para pemangku kepentingan
untuk berdialog setiap saat atas dasar saling menghormati, saling memercayai, dan
saling menguntungkan.
Fondasi Prinsip CSR

Ciri-ciri Prinsip Amal Prinsip Pelayanan


Definisi Bisnis seharusnya memberikan Sebagai agen publik, tindakan
bantuan sukarela kepada orang bisnis seharusnya
atau kelompok yang mempertimbangkan semua
memerlukan kelompok pemangku kepentingan
yang dipengaruhi oleh keputusan
dan kebijakan perusahaan.
Tipe aktivitas Filantropi korporasi: Tindakan Mengakui adanya saling
sukarela untuk menunjang citra ketergantungan perusahaan
perusahaan dengan masyarakat;
Menyeimbangkan kepentingan
dan kebutuhan semua ragam
kelompok di masyarakat.
Contoh Mendirikan yayasan amal, Pribadi yang tercerahkan,
berinisiatif untuk memenuhi ketentuan hukum,
menanggulangi masalah sosial, menggunakan pendekatan
bekerjasama dengan kelompok stakeholders dalam perencanaan
masyarakat yang memerlukan strategis perusahaan.

3. Pro dan Kontra terhadap CSR


Sonny keraf (1998) alasan-alasan yang menentang SCR antara lain:
a. Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari keuntungan,
bukan merupakan lembaga sosial.
b. Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan membingungkan mereka
bila perusahaan dibebani banyak tujuan.
c. Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya produk yang akan ditambahkan pada
harga produk sehingga pada gilirannya akan merugikan masyarakat/konsumen itu
sendiri.
d. Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil dalam menjalankan
kegiatan sosial.

Sementara itu, alasan-alasan yang mendukung CSR ini adalah:

9
a. Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang makin kritis terhadap dampak
negative dari tindakan perusahaan yang merusak alam serta merugikan masyarakat
sekitarnya.
b. Sumber daya alam yang makin terbatas.
c. Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik
d. Perimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung jawab dan kekuasaan dalam
memikul beban sosial dan lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat.
e. Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna.
f. Menciptakan keuntungan jangka panjang.

10
11

Anda mungkin juga menyukai