Sebuah keputusan atau tindakan dianggap :etis” atau “benar” jika sesuai dengan standar
tertentu, Untuk itu :
Kerangka kerja pengambilan keputusan Etis(EDM) Brooks (2004) yaiyu menilai etikalitas
keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat/mempertimbangkan 4 pertimbangan:
1. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya
2. Hak dan kewajiban yang terkena dampak
3. Kesetaraan yang dilibatkan
4. Motivasi atau kebijakan yang diharapkan(teori kebajikan)
Pendekataan/Aturan Praktis :
Untuk memutuskan apakah suatu tindakan etis atau tidak (dibuat aturan praktis yang
didasarkan pada prinsip-prinsip etis)
Sniff test dan aturan Praktis Umum (dari Carrol) → tes yang dipakai untuk menilai
etikalitas keputusan dalam tahapan awal oleh Direktur, Eksekutif dan aturan professional,
dilanjutkan dengan
Teknik Analisis Dampak Pemangku Kepentingan
Peraturan Pengungkapan Jika anda merasa nnyaman dengan tindakan atau keputusan
setelah anda bertanya pada diri anda sendiri apakah anda akan
keberatan jika semua rekan, teman dan keluarga anda menyadari
hal itu, maka anda harus bertindak atau memutuskan
Etika Intuisi Lakukan apa yang “firasat anda” katakana untuk anda lakukan
Lakukan hanya apa yang bisa anda jelaskan di depan komite dari
Etika Profesi rekan-rekan professional anda
Prinsip Kebajikan
Prinsip-prinsip Filsuf Dalam Pengambilan Kriteria yang dinilai oleh Pendekatan Praktis
Keputusan Etis
Pendekatan Stakeholder:
Tujuan imperative :
Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak
terkait yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu kegiatan bisnis dijamin,
diperhatikan dan dihargai
Prinsip minimal :
Tidak merugikan hak dan kepentingan stakeholders dalam suatu kegiatan bisnis
Dasar pemikiran :
Bahwa “semua pihak yang mempunyai kepentingan (stakeholders)dalam suatu kegiatan
bisnis terlibat didalamnya karena ingin memperoleh keuntungan, maka hak dan kepentingan
mereka harus diperhatikan dan dijamin”.
2. Kelompok Stakeholders:
Kelompok Primer : yang mengadakan transaksi atau berinteraksi langsung dengan
perusahaan . Contoh : pelanggan, pemasok, pemodal, pemberi pinjaman, karyawan
Kelompok Sekunder : tidak secara langsung berinteraksi atau berantransaksi dengan
perusahaan , tetapi kepentingan (interest) dan kekuatan (power) kelompok ini dapat
saja mempengaruhi keberadaan perusahaan. Contoh : Pemerintah, kelompok
social/LSM, media massa, para aktivis lingkungan hidup, masyarakat masyarakat
pada umumnya sekitar perusahaan.
- PENDEKATAN TRADISIONAL
- PENDEKATAN FILOSOFIS (konsekuensialis, deontology, etika kebijakan)
- MODIFIKASI PENDEKATAN TRADISIONAL : Menilai, motivasi, kebajikan yang
diharapkan, dan sifat karakter
Pendekatan Tradisional :
1. Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional
2. Pendekatan Standar Moral Tradisional
3. Pendekatan Pastin-Tradisional
1. Pendekatan 5
Pertanyaan Tradisional untuk pengambilan keputusan etis:
Apakah keputusan itu interest pemangku kepentingan yang diperiksa:
1. Menguntungkan? Pemegang saham- biasanya jangka pendek
2. Sah di mata hokum?Masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hokum
3. Adil? Keadilan bagi semua
4. Perlu diingat bahwa Benar? Hak-hak lain bagi semua
5. Mendukung pembangunan berkelanjutan lebih lanjut? Hak khusus penting diingat:
bahwa pendekatan 5-pertanyaan tradisional tidak secara khusus memasukkan
kajian mendalam tentang motivasi untuk keputusan-keputusan yang terlibat atau
kebijakan atau karakter yang diharapkan.
- Dirancang untuk menghasilkan keputusan dan tindakan etis yang dapat dipertahankan,
dan memperbaiki prosestata kelola
- Harus mencakup 4 pertimbangan
Dari table di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui pertanyaan
yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat, bukan hanya
dilihat dari keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana keputusan yang
diusulkan dapat menghormati hak-hak individu terlihat dari dampaknya terhadap
keputusan mengenai hak-hak setiap pemangku kepentingan. Pendekatan standar moral
tradisional tidak secara khusus memberikan kajian yang mendalam tentang motivasi bagi
keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter yang diharapkan.
1. Etika aturan dasar yang digunakan untuk menangkap gagasan bahwa individu dan
organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur
perilaku mereka atau perilaku yang iharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung
nilai-nilai ini, kemungkinan akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal
ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang
bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi. Pastin
mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa
lalu. Pendekatan ini disebut rekayasa balik sebuah keputusan untuk melihat
bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat. Etika titik akhir menampilkan
konsep utilitarianisme dan menggambarkan kesulitan focus analisis jangka pendek
2. Aturan etika digunakan untuk menunjukkan nilai aturan yang muncul akibat
penggunaan prinsip-prinsip etis yang valid terhadap dilemma etika. Dalam hal ini
prinsip-prinsip etika yang valid melibatkan penghormatan dan perlindungan hak-hak
individu dan prinsip-prinsip seperti “Perlakukanlah orang lain sebagaimana anda
ingin diperlakukan”
3. Etika kontrak social yang disatukan dengan konsep kejujuran. Pasti menunjukkan
bahwa perumusan keputusan yang diusulkan ke dalam kontrak imajiner akan sangat
membantu karena memungkinkan para pengambil keputusan untuk bertukar tempat
dengan pemangku kepentingan yang akan terkena dampak. Dengan tindakan ini dapat
dilihat apakah dampaknya cukup wajar untuk dimasukkan ke dalam kontrak.
Ford Motor Company (atau hanya Ford atau FoMoCo, NYSE: F) adalah sebuah
produsen mobil asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Henry Ford di Dearborn, dekat
Detroit, Michigan. Perusahaan ini didirikan pada 16 Juni 1903. Perusahaan ini menjual mobil
dan kendaraan komersial dengan merek Ford dan mobil mewah dengan merek Lincoln. Ford
juga memiliki produsen SUV Brazil, Troller, dan dan produsen mobil kencang FPV. Pada
masa lalu Ford juga memproduksi traktor dan komponen otomotif. Ford mempunyai 2,1%
saham di Mazda, 15% saham di Aston Martin, dan 49% saham di Jiagling. Ford juga
mempunyai beberapa perusahaan joint ventura, 2 di China—Changan Ford Mazda dan Ford
Lio Ho, satu di Thailand—AutoAlliance Thailand, satu di Turki—Ford Otosan, dan satu di
Rusia—Ford Sollers. Ford juga terdaftar di Bursa Saham New York dan dikontrol oleh
keluarga Ford, meskipun kepemilikan di perusahaan ini kecil.[2] Menurut majalah Forbes,
Ford adalahh perusahaan industri paling penting sepanjang sejarah Amerika Serikat."[3]
Ford memperkenalkan metode untuk memproduksi mobil skala besar dan manajemen
buruh industri skala besar menggunakan tahap-tahap teknik bersama dengan jalur perakitan
berjalan; pada tahun 1914 metode ini disebut dengan Fordisme. Bekas divisi Ford di Inggris,
Jaguar dan Land Rover (diakuisisi 1989 dan 2000), dijual ke Tata Motors bulan Maret 2008.
Ford juga memiliki perusahaan otomotif Swedia Volvo dari 1999 sampai 2010.[4] Tahun
2011, Ford mematikan merek Mercury yang tadinya digunakan untuk mobil mewah kelas
bawah di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan Timur Tengah sejak tahun 1938.
Ford adalah perusahaan otomotif kedua terbesar Amerika Serikat dan kelima terbesar
di dunia pada tahun 2010.[5] Pada tahun 2010, Ford juga produsen mobil terbesar kelima di
Eropa.[6] Ford berada pada posisi ke-8 untuk kategori perusahaan asal Amerika pada daftar
Fortune 500 2010, dengan pendapatan global $118,3 miliar dolar AS tahun 2009.[7] Tahun
2008, Ford memproduksi 5,532 juta kendaraan[8] dengan 213.000 karyawan di 90 pabrik dan
fasilitasnya di seluruh dunia.
Abad ke-20
Usaha pertama Henry Ford untuk memiliki perusahaan mobil dengan namanya sendiri
dimulai pada Henry Ford Company tanggal 3 November 1901, yang kemudian menjadi
Cadillac Motor Company pada 22 Agustus 1902, setelah Ford meninggalkan perusahaan
tersebut. Ford Motor Company didirikan di sebuah pabrik yang diubah pada tahun 1903
dengan modal $28.000 dari 12 investor, beberapa diantaranya adalah John dan Horace Dodge
(yang kemudian mendirikan perusahaan mobil mereka sendiri (Dodge Brothers Motor
Vehicle Company). Pada tahun-tahun awal perusahaan, mereka hanya dapat memproduksi
beberapa unit kendaraan dalam sehari di pabrik di Mack Avenue di Detroit, Michigan.
Beberapa kelompok yang terdiri dari 2 atau 3 orang bekerja di setiap kendaraan, dirakit
bagian per bagian dari suku cadang yang dibuat oleh perusahaan komponen yang berkontrak
dengan Ford. Dalam satu dekade, perusahaan ini memimpin dalam produksi dengan konsep
jalur perakitan.
Henry Ford berusia 39 tahun ketika ia mendirikan Ford Motor Company, yang
kemudian menjadi salah satu perusahaan terbesar dan paling menguntungkan di dunia, salah
satu yang bertahan selama Depresi Besar. Sebagai salah satu perusahaan yang dikontrol
keluarga terbesar di dunia, Ford Motor Company tetap dikontrol oleh keluarga Ford selama
lebih dari 100 tahun.
Setelah mobil modern pertama dibuat tahun 1886 oleh penemu berkebangsaan Jerman
Karl Benz (Benz Patent-Motorwagen), banyak metode produksi yang lebih efisien
dibutuhkan untuk membuat mobil lebih terjangkau bagi kalangan menengah, misalnya
penemuan jalur perakitan berjalan pada 1913..
Pada tahun 1908, Ford memperkenalkan mesin pertama dengan kepala silinder
removable, di Ford Model T. Tahun 1930, Ford memperkenalkan Model A, mobil pertama
dengan penutup kaca di depan.[9] Ford meluncurkan mobil bermesin V8 dengan harga murah
pertama pada tahun 1932.
Ford menawarkan paket keamanan Lifeguard pada tahun 1956, diantaranya termasuk
deep-dish steering wheel, sabuk pengaman depan dan belakang, serta optional padded
dash.[10] Ford memperkenalkan kunci pintu child-proof pada mobilnya tahun 1957, dan pada
tahun yang sama Ford juga memperkenalkan atap retractable pertama pada mobil. Pada
tahun 1965, Ford juga memperkenalkan lampu pengingat sabuk pengaman.
Tahun 1980-an, Ford memperkenalkan beberapa kendaraan yang sukses secara
komersial di dunia. Ford menggunakan slogan iklan "Have you driven a Ford, lately?"
(Apakah anda telah mengendarai Ford ?) untuk membuat merk mereka tampak lebih
modern. Pada tahun 1990 dan 1994, Ford juga mengakuisisi Jaguar Cars dan Aston
Martin.[11]
Abad ke-21
William Clay Ford, Jr., buyut Henry Ford, menduduki kursi eksekutif pada manajemen Ford
Motor Company.
Tahun 2005, saham Ford dan GM telah diturunkan statusnya sampai level sampah
(junk)[12] akibat tingginya ongkos jaminan kesehatan bagi para pensiunan, meningkatnya
harga minyak, menurunnnya pangsa pasar, dan terlalu tergantung pada penjualan kelas SUV
yang pasarnya semakin kecil. Margin keuntungan pada mobil besar mengecil untuk
menaikkan insentif (dalam bentuk rabat atau suku bunga rendah) untuk menangkal
permintaan yang menurun tajam.[13] Di pertengahan 2005, CEO Bill Ford menugaskan
Presiden Ford Amerika yang baru Mark Fields untuk mengembangkan rencana baru untuk
mengembalikan keuntungan perusahaan. Fields menamakan rencana ini The Way Forward
pada 7 Desember 2005 dan diluncurkan pada publik 23 Januari 2006. "The Way Forward"
antara lain berisi restrukturisasi ulang perusahaan sesuai kondisi pasar yang ada,
menghentikan produk tidak efisien dan tidak menguntungkan, menutup 14 pabrik dan
memotong 30.000 pekerja.[14]
Ford berpindah haluan dan memperkenalkan deretan mobil baru mereka yang berbasis
platform "unibody", tidak lagi sasis body-on-frame. Untuk mengembangkan teknologi
penggerak listrik hibrida untuk SUV Ford Escape Hybrid, Ford mengambil lisensi dari
Toyota[15] untuk menghindari pelanggaran hak paten.[16]
William Clay Ford Jr., buyut Henry Ford, terpilih menjadi Kepala Eksekutif tahun
1998 dan menjadi CEO perusahaan tahun 2001 dengan perginya Jacques Nasser, menjadikan
keluarga Ford kembali memimpin perusahaan setelah terakhir dipimpin oleh pamannya
Henry Ford II yang pensiun tahun 1982. Setelah pensiunnya Jim Padilla tahun 2006, Bill
Ford juga mengambil perannya. Lima bulan kemudian, Ford menunjuk Alan Mulally sebagai
Presiden dan CEO, ia sendiri menduduki kursi eksekutif.
Perusahaan ini mencatatkan kerugian tahunan terbesar sepanjang sejarah, $12,7 miliar
dolar AS tahun 2006,[17] dan diestimasikan tidak akan untung sampai 2009.[18] Meski begitu,
Ford pernah mengejutkan Wall Street di kuartal kedua tahun 2007 dengan mengumumkan
keuntungan 750 juta dolar AS. Meski begitu, perusahaan tetap rugi pada tahun itu dengan 2,7
miliar dolar AS, terutama karena restrukturisasi keuangan di Volvo.[19]
Tanggal 2 Juni 2008, Ford menjual Jaguar dan Land Rover ke Tata Motors dengan
harga 2,3 miliar dolar AS.[20][21]
Tanggal 29 Oktober 2012, Ford mengumumkan bahwa mereka menjual bisnis
komponen pengaturan cuaca ke Detroit Thermal Systems LLC. Bisnis ini merupakan bisnis
komponen terakhir milik Ford.[22]
Tanggal 1 November 2012, Ford mengumumkan bahwa CEO Alan Mulally tetap
akan menjabat selama tahun 2014.[23]
Mobil
Sampai tahun 2012 Ford Motor Company menjual jajaran mobil di berbagai kelas dengan
merek Ford, serta merek Lincoln untuk mobil mewah di Amerika Serikat. Merek Mercury
diperkenalkan tahun 1939 oleh Ford sampai dihentikan pemakaiannya tahun 2011 akibat
penjualan yang semakin menurun.[24] Tahun 1958, Ford juga memperkenalkan merek Edsel,
tetapi karena penjualan buruk maka tahun 1960 merek ini dihentikan. Tahun 1989, Ford juga
pernah menggunakan merek Merkur untuk produk yang dijual di Amerika Serikat namun
diproduksi di Eropa, namun tahun 1989 juga dihentikan.
Ford mengakuisisi produsen mobil sport Inggris Aston Martin tahun 1989, kemudian
menjualnya tanggal 12 Maret 2007,[25] meskipun masih memiliki 15% saham.[26][27][28]. Ford
membeli produsen mobil Swedia Volvo Cars tahun 1999,[29] dan menjualnya ke Zhejiang
Geely Holding Group tahun 2010. Bulan November 2008, Ford mengurangi kepemilikan
sahamnya di Mazda dari 33.4% menjadi 13.4%.[30][31] Tanggal 18 November 2010, Ford
mengurangi lagi kepemilikan sahamnya hingga menjadi 3% saja, hal ini bertujuan untuk
meningkatkan fleksibilitas untuk mengembangkan pasar di negara berkembang. Ford dan
Mazda tetap menjadi partner strategis melalui pertukaran informasi teknologi, termasuk
pabrik joint ventura di Flat Rock, Michigan yang disebut Auto Alliance.[32] Ford menjual
kepemilikan Jaguar dan Land Rover ke Tata Motors bulan Maret 2008.
Amerika Utara,
Lincoln Amerika Serikat 1922-sekarang
Timur Tengah
Truk
Ford telah memproduksi truk sejak 1908. Negara-negara dimana terdapat kendaraan
komersial Ford adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Prancis, Jerman, India, Belanda,
Filipina, Spanyol (merk Ebro), Turki, Inggris (Fordson dan Thames) dan Amerika Serikat.
Dari tahun 1940-an sampai akr 1970-an, Ford F-Series adalah truk ringan untuk pasar
Amerika Serikat.
Jajaran truk kelas berat yang dibuat Ford di pasar Amerika Serikat:
Di Eropa, Ford memproduksi van jumbo Ford Transit yang diklasifikasikan sebagai
Kendaraan Barang Besar dengan daya angkut sampai 2265 kg. Ford Transit juga tersedia
dalam versi van ringan yang disebut Ford Transit Connect dan pikap Ford Ranger juga
tersedia.[33]
Inisiatif lingkungan
Ford Focus Flexifuel adalah kendaraan bahan bakar fleksibel pertama yang tersedia
komersial di pasar Eropa.
Kendaraan bahan bakar fleksibel didesain untuk dapat beroperasi baik dengan bahan bakar
etanol campuran berapapun- dari bensin murni sampai E85 (85% etanol dan 15% bensin)
atau E100 (etanol murni). Tantangan dalam pemasaran mobil berbahan bakar fleksibel di
Amerika adalah masih terbatasnya jumlah stasiun pengisian bahan bakar yang ada.[34] Saat ini
Ford E100 Flex yang ada di pasar Brasil adalah Courier, Ford EcoSport, Ford Fiesta, Ford
Focus dan Ford Ka.
Mobil listrik
Ford memperkirakan kendaraan listrik akan mendapatkan porsi yang besar pada masa datang
setelah merek ini berusaha melepaskan diri dari ketergantungan pada kendaraan truk pikap
dan SUV. Ford berinvestasi di saat pemerintah Amerika menginginkan kendaraan yang
konsumsi BBMnya lebih irit dan mereka berusaha untuk menggunakan teknologi terbaru.[35]
Ford bekerjasama dengan Coulomb Technologies dalam penyediaan 5000 stasiun pengisian
listrik untuk Ford Blue Oval ChargePoint Program.[36]
Kendaraan listrik hibrida
Tahun 2004 Ford dan Toyota menandatangani persetujuan kerjasama yang memberikan akses
pada Ford untuk menggunakan teknologi hibrida Toyota, sebagai gantinya Ford juga
memberikan beberapa lisensi patennya pada Toyota.[37][38][39] Tahun 2005 Ford
memperkenalkan Hybrid-Electric Escape. Dengan kendaraan ini, Ford adalah produsen
ketiga yang memiliki kendaraan hibrida sekaligus produsen pertama yang menjual SUV
hibrida ke pasar. Mobil ini juga dapat menggunakan E85.[40]
Tahun 2005 Ford mengumumkan target untuk memproduksi 250.000 kendaraan hibrida
sampai 2010, namun di pertengahan 2006 mereka mengumumkan lagi mungkin tidak akan
mencapai target itu karena ongkos tinggi dan sedikitnya pasokan baterai dan komponen
sistem penggerak.[41]
Pada tanggal 25 Januari 2016, Ford memutuskan hengkang dari pasar Indonesia dan
Jepang.[42] Ford Motor Indonesia, agen tunggal Ford menyatakan bahwa mereka telah
menunjuk RMA Group, sebuah perusahaan yang berbasis di Thailand, sebagai pelaksana
layanan purna jual, garansi, dan ketersediaan suku cadang Ford di Indonesia.[43]
4. RINGKASAN ARTIKEL
5. KESIMPULAN
Hasil pengamatan kami bahwa setiap kegiatan produksi haruslah mengikuti etika
profesi karena jika tidak dilakukan dengan baik maka bisa menimbulkan kerugian yang
membahayakan bagi konsumen dari hasil produksi mobil Ford Pinto. Maka perancangan
seluruh rangkaian proses sampai menjadi produk, para insinyur harus tidak lepas dari
penilaian etika.
Kasus Ford Pinto tidak akan terjadi jika kebijakan bisnis untuk mendapatkan laba
yang lebih besar dengan mengorbankan keamanan tidak diambil oleh Ford. Kepercayaan
konsumen terhadap sebuah produk bisnis sangatlah penting, karena menjadi poin dasar dalam
penentuan pemasaran produk dan keberlangsungan sebuah perusahaan. Konsumen pasti akan
memilih biaya yang lebih mahal namun keselamatan lebih terjamin dibandingkan dengan
harga yang lebih murah namun membahayakan keselamatan konsumen.