Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Investasi
dan Pasar Modal yang diampu oleh Bu Tettet Fitrijanti
disusun oleh:
Adriel Barran (120110190012)
Alvira Fajri Chairunisa (120110190040)
Andini Nurul Aini (120110190075)
Khansa Alethea Wibowo (120110190083)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini berjudul “Efficiency Market Hypothesis” yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Investasi dan Pasar Modal.
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa kesulitan yang kami alami. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang telah meluangkan waktu untuk
membaca makalah ini.
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Kami pun berharap ada pembaca
yang bersedia memberikan saran dan kritik terhadap makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 5
BAB II 5
PEMBAHASAN 6
2.1 Analisis Efficiency Market Hypothesis (EMH) dan Pengaruhnya Terhadap
Investor 6
2.2 Pengujian Efficiency Market Hypothesis (EMH) 7
2.3 Anomali Pasar 10
2.4 Behavioral Finance 13
2.5 Contoh Kasus 16
BAB III 21
PENUTUP 21
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 23
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pendekatan cerdas bagi investor adalah mempelajarinya dan darinya, memahami dasar-
dasar keuangan perilaku, dan mengambil keputusan sendiri.
Dalam dunia pasar modal sendiri terdapat banyak teori yang sering digunakan
oleh para pakar maupun investor. Pada makalah ini fokus membahas mengenai salah
satu teori / konsep yang sering digunakan yaitu Efficiency Market Hypothesis (EMH)
atau Hipotesis Pasar Efisien.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mengapa pasar bisa dikatakan efisien ketika kondisi-kondisi ideal berikut harus
terpenuhi :
(1) Banyak terdapat investor rasional dan berorientasi pada maksimalisasi
keuntungan yang secara aktif berpartisipasi di pasar dengan
menganalisis, menilai, dan berdagang saham. Investor ini adalah price
taker, pelaku itu sendiri tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu
sekuritas.
(2) Tidak diperlukan biaya untuk mendapat informasi dan informasi
tersedia bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama.
(3) Informasi diperoleh secara acak, dalam arti setiap pengumuman yang
ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh dari pengumuman yang
lain.
6
(4) Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru
yang masuk di pasar, yang menyebabkan harga saham segera
melakukan penyesuaian.
Pengaruh Efficiency Market Hypothesis (EMH) terhadap investor adalah dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi karena penting mengetahui harga
saham, untuk itu investor harus mendapatkan informasi terbaru dan informasi tersebut
akan memberikan arahan dalam pembuatan serta pengambilan keputusan yang rasional
untuk melakukan investasi yang dapat menguntungkan.
7
a. Statistically test the independence of stock-price changes : Jika uji statistik
menunjukkan bahwa perubahan harga bersifat independen, tidak ada nilai bagi
investor untuk mengetahui dan menggunakan informasi harga masa lalu.
b. Test specific trading rules that attempt to use past price data : Jika tes menghasilkan
return yang sesuai dengan risiko yang tersedia diluar hanya dari pembelian
portofolio saham dan menahannya sampai tanggal likuidasi umum setelah
dikurangi semua biaya, maka menunjukkan bahwa pasar tidak weak form
efficient.
Oleh karena itu, informasi historis yang tercermin dalam harga yang terbentuk
sekarang tidak dapat digunakan lagi untuk memprediksi perubahan harga di masa
mendatang. Hal ini menyebabkan investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar
saham di masa datang dengan menggunakan data historis.
8
dampak peristiwa tertentu terhadap harga saham. Metodologi ini biasanya
menggunakan model indeks pengembalian saham untuk menghitung expected return
untuk suatu saham. Model indeks menyatakan bahwa tingkat pengembalian sekuritas
ditentukan oleh faktor pasar (indeks) dan faktor unik perusahaan.
Dalam semi strong form test, investor tidak akan mungkin memperoleh
abnormal returns, yaitu return atas sekuritas melebihi expected returnnya, dengan
menggunakan strategi yang dibangun berdasarkan informasi yang tersedia di publik.
Sekali informasi tersebut menjadi informasi publik (umum) atau tersebar di pasar,
maka semua investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk
mencerminkan semua informasi publik yang ada.
𝑛
CAR = ∑𝑛=1 ARt
9
Strong form evidence menjelaskan bahwa harga mencerminkan market data,
publik, dan informasi privat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa strong form efficiency
mencakup semua informasi historis yang relevan dan juga informasi yang ada di publik
yang relevan, serta informasi yang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, seperti
manajemen perusahaan, dewan direksi, dan kreditor. Dengan demikian, tidak ada
kelompok investor yang memiliki informasi negatif yang memungkinkan mereka
memperoleh abnormal return.
Terdapat cara utama untuk menguji strong form efficiency, yaitu Corporate
Insiders. Corporate insider adalah pejabat, direktur, atau pemegang saham utama
perusahaan yang mungkin diharapkan memiliki informasi yang berharga. The
Securities and Exchange (SEC) mewajibkan corporate insider (pejabat, direktur, dan
pemilik lebih dari 10 persen saham perusahaan) untuk melaporkan transaksi pembelian
atau penjualan bulanan mereka ke SEC pada tanggal sepuluh bulan berikutnya.
Corporate insider memiliki hak istimewa untuk mengakses informasi dan dapat
bertindak berdasarkan informasi tersebut serta mendapatkan keuntungan sebelum
informasi tersebut dipublikasikan. Oleh karena itu, tidak heran jika beberapa penelitian
tentang corporate insider masih menemukan mereka menerima abnormal return dari
transaksi sahamnya.
10
Pada anomali ini, beberapa investor percaya bahwa rasio P/E saham rendah
cenderung mengungguli rasio P/E saham yang tinggi. Anomali ini mengatakan
bahwa saham dengan P/E yang rendah akan menunjukkan risk adjusted return
yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham yang memiliki P/E lebih tinggi.
Hipotesisnya mengatakan bahwa saham dengan P/E rendah mungkin tidak
diinginkan di saat ini, namun jika saham tersebut memiliki finance yang kuat,
yield yang besar, dan catatan keuangan yang baik maka pada akhirnya akan
berakhir dengan baik. Namun investor perlu berhati-hati jika ingin mengikuti
strategi ini, karena P/E yang rendah akan berdampak pada portofolio yang tidak
terdiversifikasi secara memadai.
2. Size Effect
Merupakan sebuah anomali dimana risk adjusted return sebuah saham dari
perusahaan kecil cenderung lebih tinggi dibandingkan risk adjusted return
sebuah saham di perusahaan besar. Memang anomali ini cukup dibuat bingung,
banyak investor yang hingga kini umumnya menerima anggapan bahwa
kapitalisasi yang kecil lebih mengungguli kapitalisasi yang besar (kata kecil
yang digunakan disini berarti saham 20% terbawah dari saham NYSE
berdasarkan market valuenya).
3. The January Effect
Beberapa penelitian yang dilakukan mengatakan bahwa hal yang ‘musiman’
berlaku di pasar saham. Salah satunya adalah January Effect. Anomali ini
mengatakan kecenderungan untuk return saham perusahaan kecil di bulan
Januari lebih tinggi dibandingkan di bulan-bulan lainnya. Penelitian oleh Keim
juga menyebutkan bahwa di bulan Januari, perusahaan kecil juga akan
menghasilkan efek imbal hasil (yield) yang cenderung bertambah pada
perusahaan yang tidak melakukan pembayaran dividen atau memiliki imbal
hasil dividen yang tinggi. Efek Januari ini telah menjadi kontroversial, dimana
dikatakan dampaknya akan berkurang seiring dengan waktu. Efek ini tidak
11
berlaku pada saham-saham perusahaan besar, hanya berlaku untuk saham di
perusahaan kecil yang memiliki market capitalization rata-rata sekira $100 juta.
12
Pada hasil tabel diatas ditunjukan bahwa saham grup 1 paling unggul dengan
jumlah yang signifikan. Disini juga terlihat bahwa saham-saham yang memiliki
kapitalisasi kecil bekerja lebih baik dibandingkan strategi lainnya. Setelah itu strategi
rasio P/E rendah menjadi yang kedua terbaik, dan seterusnya. Survey ini telah menjadi
sumber informasi penting bagi para investor dan telah menjadi salah satu layanan
investasi yang paling banyak digunakan.
Investor harus waspada terhadap istilah data mining. Istilah ini mengacu pada
pencarian pola yang jelas dalam pengembalian saham dengan menganalisis data secara
intensif. Dengan usaha yang cukup, pola akan terungkap dan aturan serta teknik
investasi dapat ditemukan dan akan memberikan pengembalian yang abnormal.
13
Dalam sebuah buku terkenal berjudul Against the Gods, Bernstein mencatat
bahwa seseorang menemukan "pola berulang dari irasionalitas, inkonsistensi, dan
ketidakmampuan dalam cara manusia mengambil keputusan dan pilihan ketika
dihadapkan pada ketidakpastian." Kesimpulannya konsisten dengan argumen tersebut
bahwa dasar psikologi dapat membantu menjelaskan perilaku pasar saham.
Behavioral Finance (BF) mengintegrasikan psikologi kognitif (bagaimana orang
berpikir) dengan keuangan. Ini menyatakan bahwa emosi dan bias investor
mempengaruhi harga saham dan pasar. Behavioral Finance mengatakan investor sering
membuat kesalahan sistematis saat memproses informasi tentang pasar saham. Pasar
bereaksi berlebihan, baik naik maupun turun. Investor dimotivasi oleh berbagai
pengaruh "irasional" yaitu investor lain, dengan menyadari kesalahan dalam penilaian
ini, mungkin dapat memanfaatkannya secara menguntungkan.
Pandangan keuangan perilaku pasar dan efisiensi pasar didasarkan pada
proposisi berikut:
1. Pedagang yang mendapat informasi menghadapi kendala penghindaran risiko
dalam upaya untuk selalu menjaga harga tetap efisien.
2. Keputusan perdagangan investor individu bersifat bias karena bias yang terkait
dengan investor individu dan perilaku manusia. Sejumlah bias yang dapat
mempengaruhi keputusan investasi telah diidentifikasi, termasuk:
(a) Loss Aversion, mengacu pada kecenderungan investor untuk sangat
memilih menghindari kerugian daripada mencapai jumlah keuntungan yang
setara.
(b) Overconfidence, mengacu pada kecenderungan investor untuk lebih
memilih menghindari kerugian daripada mencapai jumlah keuntungan yang
setara.
(c) The framing concept, cara suatu masalah disajikan (framing) secara
signifikan mempengaruhi keputusan yang diambil.
(d) The herding effect, ini terjadi ketika pengelola uang yang berdekatan satu
sama lain, seperti berada di kota yang sama, cenderung berinvestasi dengan cara
14
yang sama, yang menciptakan efek menggiring yang memperkuat diri sendiri.
Ini juga terjadi karena investor individu cenderung bertindak dengan cara yang
sama, yang mengarah ke proposisi ketiga.
3. Pembelian dan penjualan investor individu sangat berkorelasi.
4. Investor perorangan, yang dianggap sebagai investor yang kurang informasi,
menghasilkan ketidakseimbangan jual / beli yang mendorong harga menjauh
dari nilai fundamental.
5. Seiring waktu, investor yang terinformasi akan mendorong harga kembali ke
nilai fundamental.
15
David Dreman mendukung "hipotesis reaksi berlebihan investor," yang
menyatakan bahwa investor bereaksi berlebihan terhadap peristiwa dengan cara yang
dapat diprediksi, menilai terlalu tinggi alternatif terbaik dan meremehkan yang
terburuk. Hasilnya adalah premi dan diskon, dan pada akhirnya situasi ini berbalik
ketika aset mengalami kemunduran menuju nilai rata-rata, atau rata-rata. Perilaku ini
telah membawa Dreman pada filosofi "investasi kontrarian", yang melibatkan
pengambilan posisi yang saat ini tidak disukai. Misalnya, pada tahun 1998, investasi
pertumbuhan jauh lebih menguntungkan daripada investasi nilai, tetapi Dreman terus
merekomendasikan saham yang tampak menjanjikan berdasarkan nilai dengan asumsi
bahwa nilai saham akan sekali lagi unggul. Dan Dreman terkenal karena
merekomendasikan agar investor membeli saham rasio P / E rendah (yang sering tidak
disukai) daripada saham rasio P / E tinggi yang sering populer saat ini.
Pada makalah kali ini penulis akan memilih PT Telkom Indonesia (Persero)
Tbk (Telkom) . PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas
Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91%
sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode
“TLK”. Untuk dapat melakukan analisis efficiency market hypothesis diperlukannya
data dari pembagian dividen dari Telkom. Penulis mengambil pembagian dividen
16
Telkom dari tahun 2018 - 2020. Berikut data untuk pembagian dividen pada tahun 2018
- 2020.
● 2018
17
● 2019
18
● 2020
Tahun Presentase
2018 75%
2019 90%
2020 81,78%
b. Declaration & Ex
Date
19
22 Juni 2020 30 Juni 2020 Rp3,200 Rp3,050 Rp150
c. Hasil SPSS
d. Kesimpulan
Berdasarkan data dividen Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk tahun 2018-2020 dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi yang
dihasilkan setelah diuji adalah 0.956 yang berarti koefisien korelasinya adalah sangat
kuat.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu pasar dalam dunia bisnis & keuangan ialah pasar modal. Dalam
pengertian secara luas, pasar modal adalah tempat bertemunya dua pihak, yaitu investor
dan emiten. Investor berperan sebagai pihak yang memiliki dana. Sementara itu, emiten
merupakan sebuah badan usaha yang membutuhkan modal dan mengeluarkan surat
berharga untuk diperdagangkan. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi
investor untuk menanamkan dananya. Dalam dunia pasar modal sendiri terdapat
banyak teori yang sering digunakan oleh para pakar maupun investor./ konsep yang
sering digunakan yaitu Efficiency Market Hypothesis (EMH).
Efficiency Market Hypothesis (EMH) adalah saham merefleksikan semua
informasi yang ada. Pengujian terhadap EMH dapat dilakukan melalui berbagai cara,
weak form test, semi-strong form test, dan strong form test. Terdapat pula anomali
pasar adalah sebuah teknik/strategi yang bertentangan dengan pasar efisien, ada
beberapa contohnya seperti low p/e ratio, size effect dan the january effect. Namun,
pasar terdiri dari manusia yang memiliki kemampuan pemrosesan informasi yang
terbatas. Behavioral Finance mengatakan investor sering membuat kesalahan
sistematis saat memproses informasi tentang pasar saham. Pasar bereaksi berlebihan,
baik naik maupun turun.
3.2 Saran
Terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan pemikiran bagi para investor.
Karena masih ditemukan bukti pengujian EMH atau hipotesis pasar efisien yang belum
konsisten, maka investor dapat melakukan penelitian-penelitian lanjutan agar dapat
memperoleh informasi yang lebih dalam. Pada akhirnya analisis akan menunjukkan
bahwa pasar akan sangat efisien (walaupun tidak sempurna). Kontroversi mengenai
21
market efficiency dan behavioral finance akan tetap ada, maka dari itu seorang investor
harus memperhatikan index fund tiap saham yang memiliki biaya yang paling minimal
sehingga akan mendapatkan net result yang paling menguntungkan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23