(PERILAKU KEUANGAN)
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
2. Sentimen Investor
Yaitu ketika preferensi dan kepercayaan investor memenuhi bukti psikologis daripada model
ekonomi standar. Sementara beberapa peneliti merujuk sentimen investor sebagai kecenderungan
berdagangan di kebisingan ketimbang berdasarkan informasi.
3. Ambiguity Aversion
Yaitu keinginan untuk menghindari hal-hal yang belum jelas (ambigu),meskipun tidak akan
meningkatkan expected utility.
LANJUTAN…
4. Competence Effect
Health dan Tversky (1991) melakukan penelitian yang berhubungan dengan
ambiguity aversion. Penelitian ini memunculkan ketika seseorang merasa memiliki
kemampuan dan pengetahuan yang tinggi dalam suatu hal, mereka akan lebih
memilih untuk berinvestasi pada kondisi yang distribusi probabilitasnya masih
ambigu berdasarkan pendapat (judgment) mereka sendiri. Sebaliknya, jika
seseorang yang merasa tidak kompeten, mereka akan lebih memilih berinvestasi
pada situasi yang tidak ambigu.
5. Overconfidence
Keyakinan bahwa distribusi probabilitas prediksi seseorang lebih
tinggi dari sesungguhnya. Sedangkan dalam berbagai literatur keuangan,
overconfidence didefinisikan sebagai penaksiran yang terlalu tinggi
(overestimating) dalam menilai suatu financial aset
LANJUTAN…
6. Excessive Trading Theory
Teori mengenai excessive trading (perdagangan yang terlalu berlebihan) pertama
kali dikemukakan oleh Odean (1998) dan Daniel (1998). Secara teori mereka
mengatakan bahwa perilaku overconfidence tinggi yang ditunjukkan dengan derajat
miscalibration yang tinggi akan membawa pada kecenderungan investor untuk
melakukan strategi trading yang agresif dan berlebihan. Pada akhirnya hal tersebut
akan menyebabkan kinerja investasi yang buruk
7. Perilaku Herding
Herding adalah sebuah perilaku investor yang tidak rasional sebagaimana yang
dijelaskan dalam teori keuangan klasik dikarenakan para pelaku pasar atau investor
tidak membuat keputusan dalam berinvestasi sesuai dengan dasar-dasar pemikiran
dalam ekonomi terkait dengan investasi, namun mereka bertindak berdasarkan
tindakan investorlain apabila mereka berada pada kondisi yang sama atau mengikuti
konsensus pasar. Akibatnya, terkadang mereka akan mendapatkan return yang tidak
sesuai atau mereka harus menanggung risiko yang tidak seharusnya di ambil.
FAKTOR PSIKOLOGIS INVESTOR DALAM MENGAMBIL
KEPUTUSAN