Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BEHAVIORAL FINANCE DALAM PROSES

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI


(Dosen Pengampu: Dr. Sudjono, M.Acc)

Disusun oleh:
Siti Nur Aini
43120010353

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menulis makalah Behavioral Finance. Makalah ini

merupakan syarat untuk Tugas Besar 2 yang bertujuan untuk melengkapi nilai Tugas Besar.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam makalah ini tidak lepas dari kesalahan

Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan

kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta pengalaman. Penyusunan proposal skripsi

ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak, khususnya

Dr. Sudjono, M.Acc, selaku dosen pengampu.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................4
1.2 Batasan Masalah..............................................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.4 Tujuan..............................................................................................................................6
1.5 Manfaat...........................................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI................................................................................................................7
2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory.................................................7
2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu.......................................................................................9
2.3 Hipotesis........................................................................................................................10
BAB III....................................................................................................................................11
PEMBAHASAN......................................................................................................................11
3.1 Penerapan......................................................................................................................11
3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek.........................................14
3.3 Pembahasan...................................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
4.2 Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Investor seringkali terburu-buru dalam mengambil keputusan berinvestasi karena

kurangnya pemahaman berinvestasi yang benar seperti apa. Kondisi seperti ini dapat

memicu berbagai perilaku keuangan atau behavioral finance yang menyebabkan risiko

yang akan dihadapi investor. Dalam fenomena yang terjadi belakangan ini karena

menjelang akhir tahun 2023, terdapat kondisi atau perilaku investor yang naik turun

karena mengikuti perkembangan IHSG hingga mengikuti pola investor lainnya karena

takut akan mengalami kerugian di akhir tahun.

Menurut data yang diperoleh oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada bulan Juni 2023,

menyatakan bahwa rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa mengalami penurunan

yang cukup signifikan yaitu turun sebesar 12,2% menjadi Rp9,9 triliun dari Rp11,3

triliun. Hal ini cukup menjadi fenomena yang sering terjadi di Bursa Efek Indonesia

(BEI) karena sepinya perdagangan dapat diperkirakan karena perilaku investor yang tidak

menentu.

Menurut Sukandani, dkk (2019) behavioral finance merupakan suatu teori yang fokus

pada pengaruh psikologis investor saat mengambil keputusan keuangan disertai kondisi

pasar yang membuat investor salah mengambil Langkah karena kondisi pasar yang tidak

konsisten. Sesuai dengan fenomena yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, menurut

Irvan selaku Direktur Perdagangan dan Penagturan Anggota Bursa PT Bursa Efek

Indonesia (BEI) sepinya transaksi harian investor disebabkan karena kondisi pasar yang

melihat kondisi makro ekonomi domestic yang naik turun.

4
Hal ini juga mendorong bahwa behavioral finance atau yang dapat disebut sebagai

perilaku keuangan sangat memengaruhi proses pengambilan keputusan investor karena

ketika investor melihat kondisi pasar hal tersebut dapat memengaruhi kondisi

psikologisnya yang memicu perilaku keuangan yang bermacam-macam termasuk wait

and see dalam fenomena yang telah penulis paparkan sebelumnya.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam makalah ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perilaku

keuangan atau behavioral finance terhadap proses pengambilan keputusan seorang

investor saat melakukan transaksi berinvestasi. Adapun perinciannya sebagai berikut:

a) Bagaimana behavioral finance dapat memengaruhi keputusan investasi

b) Proses pemahaman behavioral finance sehingga dapat mengambil keputusan

berinvestasi yang bijak

c) Perilaku keuangan (behavioral finance) yang seringkali memicu beragam kerugian

1.3 Rumusan Masalah

- Bagaimana behavioral finance dapat memengaruhi keputusan investasi

- Proses pemahaman behavioral finance sehingga dapat mengambil keputusan

berinvestasi yang bijak

- Perilaku keuangan (behavioral finance) yang seringkali memicu beragam kerugian

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

5
a) Untuk mengetahui apakah Behavioral Finance dapat memengaruhi Keputusan

Investasi

b) Untuk mengetahui penjelasan lebih dalam mengenai Behavioral Finance dalam

keputusan investasi

c) Untuk mengetahui perkembangan keputusan investasi di kalangan masyarakat yang

memiliki perilaku keuangan yang berbeda-beda

1.5 Manfaat

1) Dapat dimanfaatkan sebagai acuan melakukan aktivitas pengambilan keputusan

investasi yang lebih bijak

2) Bahan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa pengetahuan dan

wawasan untuk pembaca dalam hal behavioral finance dan keputusan investasi

3) Memberikan informasi penting terkait korelasi antar behavioral finance dengan

keputusan berinvestasi

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

a) Grand Theory

Pada makalah ini, grand theory yang dipakai adalah teori mengenai Behaavioral

Finance. Menurut Shefrin (2000), behavioral finance adalah suatu studi yang

mempelajari fenomena psikologi yang dapat memengaruhi tingkah laku

keuangannya. Kondisi psikologis dipercaya memengaruhi keputusan keuangan

Perusahaan hingga keputusan pasar keuangan. Selain itu, Nofsinger (2001) juga

mendeskripsikan behavioral finance atau perilaku keuangan adalah mempelajari

bagaimana manusia secara actual berperilaku atas kondisi penentuan keuangan.

Hal tersebut merujuk kedalam makalah yang disusun penulis mengenai

behvaioral finance dalam proses pengambilan keputusan investasi. Ketika investor

dihadapkan dengan kondisi penentuan keuangan, sesuai dengan pernyataan yang

dijelaskan oleh Nofsinger, bahwa seseorang akan memiliki perilaku keuangan saat

menentukan kondisi keuangan.

Dalam perilaku keuanngan juga didasari oleh aspek interaksi yang terdapat

didalam otak manusia serta dihadapkan dengan ketidakpastian saat membuat

keputusan ekonomi hingga berinvestasi. Dengan adanya pemahaman yang cukup

mengenai perilaku keuangan saat mengambil keputusan, maka menurut Litner (1998),

7
dengan adanya Upaya tersebut dapat mengoptimalkan tingkat pengembalian karena

memerhatikan risiko yang melekat pada faktor investasi.

b) Middle Theory

Seringkali investor berpikir jika investor tersebut mengetahui lebih banyak dari

apa yang investor tersebut lakukan. Dalam middle theory pada makalah ini

mengangkat teori mengenai karakteristik perilaku investor. Menurut Suryaningrat

(2003), karakteristik perilaku investor yang baru saja melakukan transaksi sebanyak

dua hingga tiga kali tidak jarang merasa cukup handal atau cerdik dalam memebuat

keputusan berinvestasi. Sikap ini dinamakan sebagai sikap overconfidence yang

terlalu percaya diri akan keputusan investasi yang diambil pihak bersangkutan.

Menurut Lovric, dkk (2008), menerangkan bahwa keputusan investasi seorang

investor individual dapat terjadi interaksi yang interaktif antara model kognitif

investor dengan lingkungan investasi. Dalam model kognitif investor dapat

dipengaruhi oleh demografi, heuristic, hingga sikap terhadap risiko yang ada serta

sumberdaya informasi yang dimiliki. Seperti heuristic dealing dapat diartikan sebagai

Upaya untuk mengartikan sebuah informasi secara cepat dengan mengandalkan

pengalaman investor serta intuisi yang dimilikinya.

c) Operational Theory

Pada makalah ini mengangkat teori literasi keuangan atau yang dapat disebut

sebagai pemahaman keuangan dalam mengambil keputusan investasi. Literasi

keuangan adalah suatu hal yang mencakup kemampuan untuk membedakan adanya

pilihan keuangan, membahas uang dan masalah keuangan tanpa ketidaknyamanan

untuk peristiwa kehidupan yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari

8
termasuk peristiwa secara umum. Adanya literasi keuangan ini juga berdampak pada

proses pengambilan keputusan berinvestasi seorang investasi.

Menurut Asnawi (2019), literasi keuangan dapat membantu dalam memberikan

pemahaman mengenai cara mengelola keuangan dan peluang untuk mencapai

kehidupan yang lebih Sejahtera. Setiap individu perlu memiliki pengetahuan

keuangan karena pengetahuan keuangan ini memiliki peran yang penting dalam

mengkoordinasikan segala aspek literasi keuangan dalam membentuk perilaku

keuangan individu.

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu

Berikut studi dan penelitian terdahulu mengenai behavioral finance dalam proses

pengambilan keputusan:

a. Mutawally, F. W., & Asandimitra, N. (2019). Pengaruh financial literacy, risk

perception, behavioral finance dan pengalaman investasi terhadap keputusan investasi

mahasiswa surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 7(4), 942-953. Menyatakan

bahwa behavioral finance berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan

investasi.

b. Sukandani, Y., Istikhoroh, S., & Waryanto, R. B. D. (2019). Behavioral Finance Pada

Proses Pengambilan Keputusan Investasi. SNHRP, 150-156. Menyatakan bahwa

behavioral finance berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan investasi.

c. Leksikawan, F. B. (2009). Behavioral finance dalam pengambilan keputusan investasi

beresiko: studi eksperimen. Menyatakan bahwa behavioral finance berpengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan investasi.

d. Salvatore, T., & Esra, M. A. (2020). Pengaruh overconfidence, herding, regret

aversion, dan risk tolerance terhadap pengambilan keputusan investasi investor. Jurnal

9
Manajemen, 10(2), 48-56. Menyatakan bahwa behavioral finance berpengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan investasi.

e. Restianti, R., Sakti, D. P. B., & Suryani, E. (2022). Pengaruh Financial Behavior,

Financial Literacy, Financial Technology Terhadap Keputusan Berinvestasi Gen Z.

Jurnal Sosial Ekonomi Dan Humaniora, 8(3), 384-390. Menyatakan bahwa behavioral

finance berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan investasi.

f. Istiadi, W., & Djumahir, S. E. (2017). Pengaruh Behavioral Finance Dalam

Pengambilan Keputusan Investasi Beresiko (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa

Jurusan Manajemen Konsentrasi Keungan FEB-UB). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB,

5(2). Menyatakan bahwa behavioral finance berpengaruh terhadap proses

pengambilan keputusan investasi.

g. Siahaan, S. A. N., & Seno, P. H. K. (2022). Pengaruh Financial Literacy dan

Behavioral Finance Factors Terhadap Keputusan Investasi. In Seminar Nasional

Akuntansi dan Manajemen PNJ (Vol. 3). Menyatakan bahwa behavioral finance

berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan investasi.

2.3 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam makalah ini adalah Behavioral Finance memiliki pengaruh dalam

proses pengambilan keputusan berinvestasi.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

Ilmu Behavioral Finance telah meneliti bagaimana orang memproses dan

bereaksi terhadap informasi untuk membantu mereka membuat keputusan yang akan

memaksimalkan tingkat pengembalian mereka. Investor harus memutuskan bagaimana

cara terbaik untuk menyeimbangkan risiko yang terlibat dengan tingkat pengembalian

(sikap dan tindakan manusia memainkan faktor penentu dalam berinvestasi) merupakan

aspek penentu saat melakukan investasi. Memahami dan meramalkan efek sistematis dari

pasar keuangan dari sudut pandang psikologis adalah tujuan keuangan perilaku yang

dimana terciptanya pasar keuangan dari sudut pandang analitis.

Namun, Olsen mencatat bahwa literatur saat ini hanya mengidentifikasi

karakteristik keuangan perilaku; tidak ada teori keuangan perilaku yang komprehensif.

yang ditemukan dalam literatur terbatas untuk mendefinisikan karakteristik pengambilan

keputusan pasar atau karakteristik pengambilan keputusan investasi pasar.

Menurut Ricciardi, keuangan perilaku adalah topik yang pembahasannya tidak

dapat dilakukan secara terpisah karena terdapat interaksi intrinsik (interdisipliner) antara

berbagai disiplin ilmu. Beberapa prinsip dan konsep dari perilaku ekonomi menjadi dasar

dari behavioral finance. Keterlibatan perasaan, sifat, kecenderungan, dan elemen-elemen

lain yang menjadikan manusia sebagai makhluk intelektual yang mendasari terciptanya

sebuah keputusan untuk melakukan suatu tindakan merupakan sesuatu yang intrinsik dari
11
manusia sebagai makhluk intelektual dan makhluk sosial yang akan berinteraksi. Bukti –

bukti yang berhasil teridentifikasi terkait dengan penelitian berbasis perilaku yang

mencoba mengungkap proses pengambilan keputusan dalam koridor psikologi

menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk rasional yang mengedepankan aspek

rasionalitas, walaupun proses menuju aspek tersebut dapat bermacam – macam. Menurut

Gumati (2009), adapun bukti-bukti yang berhasil teridentifikasi yang terkait dengan

penelitian berbasis perilaku yang mencoba mengungkap proses pengambilan keputusan

investasi dalam koridor psikologi menunjukkan bahwa manusia adaah makhluk rasional

yang mengedepankan aspek rasionalitas, walaupun proses menuju aspek tersebut dapat

bermacam-macam. Menurut penelitian Ademola, et al (2019), Seseorang dengan tingkat

pengetahuan mengenai keuangan yang tinggi akan lebih banyak mempertimbangkan dan

memperhitungkan segala faktor yang terkait dalam pengambilan keputusan investasi.

Rabin (1998) dan Barberis dan Thaler (2003) menemukan bukti yang

mendukung gagasan bahwa pengambilan keputusan adalah rasional. karakteristik

rasionalitas dalam pengambilan keputusan ketika dihadapkan pada komponen

ketidakpastian keuangan dan ekonomi. Orang akan lebih mengedepankan nalar dan

penalaran daripada ketidakpastian dalam ekonomi dan keuangan. Di sisi lain, karena

dianggap bahwa manusia memiliki bias dan tidak selalu dapat menghindarinya ketika

mengambil keputusan. Para ahli berpendapat bahwa penggunaan asumsi rasionalitas

selama proses pengambilan keputusan dapat mengakibatkan kesalahpahaman tentang

mekanisme yang mendasari penyimpangan keuangan karena adanya unsur bias.

Selain itu, terdapat konsep dari Behavioral Finance yaitu sebagai berikut:

a) Mental Accounting

12
Mental Accounting menggambarkan kecenderungan seseorang untuk menyisihkan

uang untuk tujuan tertentu dan menabung untuk tujuan tersebut. Kecenderungan ini

dapat membuat seseorang mengalokasikan jumlah uang yang sama untuk beberapa

nilai dalam keuangan perilaku.

b) Herd behaviour

Dalam behavioral finance, herd behavior adalah kecenderungan individu untuk

mengikuti atau meniru perilaku keuangan seseorang yang ada sekitarnya. Contohnya

adalah mengikuti teman membeli saham tertentu tanpa melakukan analisis individu

sebelumnya.

c) Emotional Gap

Emotional gap atau kesenjangan emosi mengacu pada pengambilan keputusan

investasi yang dipengaruhi oleh emosi yang kuat.

d) Anchoring

Anchoring dalam behavioral finance mengacu pada standar atau harga patokan yang

memiliki pengaruhi tinggi dalam pengambilan keputusan. Anchoring akan

menyebabkan seseorang hanya terpaku pada satu standar dan mengabaikan faktor

lain.

e) Self-attribution

Self-attribution adalah kecenderungan seseorang untuk mengambil keputusan

berdasarkan pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri. Dalam konsep ini,

seseorang cenderung menganggap bahwa pengetahuan mereka lebih tinggi dibanding

yang lain.

3.2 Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

13
Perbandingan antara teori yang digunakan dalam makalah ini adalah ketika

perilaku keuangan didasari dengan pemahaman keuangan (Financial Literacy) yang baik.

Seperti yang diketahui, dalam beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa

behavioral finance berpengaruh penting dalam pengambilan keputusan berinvestasi

karena adanya pemahaman literasi keuangan yang sesuai dengan kaidahnya. Teori literasi

keuangan sangatlah mendukung adanya behavioral finance yang memiliki sikap berbeda

tiap individunya dikarenakan perbedaan psikologis tiap investor mengenai proses

pengambilan keputusan berinvestasi.

3.3 Pembahasan

Kebijakan investasi diambil untuk Keputusan investasi dengan cara seseorang

mengalokasikan dana dalam bentuk investasi yang akan menghasilkan keuntungan di

masa depan, atau kebijakan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau

beberapa aset dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan. Keputusan investasi

seseorang dapat ditinjau dari dua perspektif: sejauh mana suatu keputusan dapat

memaksimalkan kekayaan (ekonomi) dan sejauh mana suatu keputusan dapat didasarkan

pada karakteristik psikologis investor (motivasi perilaku). Investor harus membuat

keputusan yang tentunya bukan keputusan yang orisinil selama proses investasi karena

harus menghindari risiko.

Behavioural finance mengacu pada faktor psikologis investor ketika mengambil

keputusan investasi, seperti rasa takut dan cemas, karena keputusan harus diambil dengan

cepat dan tepat. Jika keputusan yang diambil salah, maka investor akan kehilangan

kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Banyak investor yang tidak

mengambil keputusan yang tepat, yang berakibat pada kerugian bagi mereka. keputusan

yang tepat, yang berakibat pada kerugian bagi mereka. Faktor psikologis seorang investor

14
dalam mengambil keputusan investasi menyebabkan ia melakukan tindakan yang tidak

rasional dan tidak dapat diprediksi, sehingga menyebabkan munculnya keputusan

investasi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Makalah ini menunjukkan bahwa behavioral finance berpengaruh terhadap setiap proses

pengambilan keputusan berinvestasi dengan didukung oleh teori dan penelitian terdahulu

yang kuat akan data.

4.2 Saran

Saran untuk makalah selanjutnya yang akan dilakukan, lebih baik menggunakan data

seperti kuisioner untuk menghasilkan hasil yang akurat walaupun terdapat teori dan

penelitian terdahulu yang menyatakanbahwa behavioral finance selalu berdampingan

pada proses pengambilan keputusan investasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Istiadi, W., & Djumahir, S. E. (2017). Pengaruh Behavioral Finance Dalam Pengambilan

Keputusan Investasi Beresiko (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen

Konsentrasi Keungan FEB-UB). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 5(2).

Leksikawan, F. B. (2009). Behavioral finance dalam pengambilan keputusan investasi

beresiko: studi eksperimen.

Mutawally, F. W., & Asandimitra, N. (2019). Pengaruh financial literacy, risk perception,

behavioral finance dan pengalaman investasi terhadap keputusan investasi mahasiswa

surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 7(4), 942-953.

Restianti, R., Sakti, D. P. B., & Suryani, E. (2022). Pengaruh Financial Behavior,

Financial Literacy, Financial Technology Terhadap Keputusan Berinvestasi Gen Z. Jurnal

Sosial Ekonomi Dan Humaniora, 8(3), 384-390.

Ricciardi, Victor & Simon Helen K. 2000, What is Behavioral Finance? Business,

Education and Technology Journal Fall, P.1-9

Salvatore, T., & Esra, M. A. (2020). Pengaruh overconfidence, herding, regret aversion,

dan risk tolerance terhadap pengambilan keputusan investasi investor. Jurnal Manajemen,

10(2), 48-56.

16
Siahaan, S. A. N., & Seno, P. H. K. (2022). Pengaruh Financial Literacy dan Behavioral

Finance Factors Terhadap Keputusan Investasi. In Seminar Nasional Akuntansi dan

Manajemen PNJ (Vol. 3).

Sukandani, Y., Istikhoroh, S., & Waryanto, R. B. D. (2019). Behavioral Finance Pada

Proses Pengambilan Keputusan Investasi. SNHRP, 150-156.

Shefrin, Hersh, 2008, A behavioral Approach to Asset Pricing; Second Edition, Elsevier

Academic Press

Shiller, R.J. 1986, Survey Evidence Regarding the September 11-12 Stock Market Drop,

Yale University, November.

Thaler, R.H. 1985, The Winner‟s Curse: Paradoxes and Anomalies of Economic Life,

Princeton University Press, Princeton, New Jersey.

17
18

Anda mungkin juga menyukai