Bab 5 : Bukti
Bab 6: Kehati-Hatian Dalam
Pemeriksaan
Dosen Pengampu : Drs.Imam Subekti , Ak.M.Si., Ph.D.
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI
PASCASARJANA JURUSAN
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2021
BAB 5 : BUKTI
Auditor memerlukan bukti agar ia dapat rasional menilai proposisi laporan keuangan
yang disampaikan kepadanya. Salah satu cara mengenali karakteristik bukti (evidence) adalah
dengan membedakan sumber bukti yang dapat dibedakan dalam tiga macam, yaitu bukti
alamiah (natural evidence), bukti ciptaan (created evidence), argumentasi rasional (rational
argumentation).
Bukti, Kebenaran dan Pengetahuan.
Bukti menyediakan cara untuk mencapai keadaan jaminan yang digambarkan sebagai
"mengetahui" dan bukan sekadar "percaya". Dengan demikian itu adalah kunci kebenaran,
yang dapat digambarkan sebagai "kesesuaian dengan kenyataan". Untuk tujuan studi ini,
kebenaran dapat dibagi menjadi tiga tipe umum, yaitu (1) kebenaran material (2) kebenaran
matematika, dan (3) kebenaran abstrak lainnya. Klasifikasi ini akan memiliki kegunaan
langsung ketika kemudian mencoba untuk menganalisis masalah verifikasi auditor.
Probabilitas
Arti probabilitas, istilah umumnya digunakan untuk menunjukkan kepastian relatif atau
ketidakpastian yang proposisi adalah sesuai dengan kenyataan. Kepastian atau ketidakpastian
mungkin berasal dengan cara yang berbeda. Ini mungkin hasil dari suasana hati dan disposisi,
harapan dan ketakutan, kebiasaan dan prasangka dari individu yang menilai. Ini adalah
subjektif, faktor pribadi, yang bervariasi dari individu ke individu.
Bukti dalam disiplin ilmu auditing.
Sifat dari segala sesuatu dapat didefinisikan sebagai (1) karakter esensial, (2) kualitas pembeda,
(3) konstitusinya. klasifikasi bukti dalam audit. Karakter dan konstitusi bukti sangat
dipengaruhi oleh sifat bidang tempat bukti digunakan, yaitu tujuan penyajian bukti. Berikut
adalah karakteristik penting dalam bidang audit:
1. Tujuan khusus dari bidang minat: perlindungan pembaca pernyataan.
2. Pokok bahasan yang buktinya relevan: proposisi laporan keuangan.
3. Metode pengumpulan atau pengembangan: Penyerahan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dan tidak berkepentingan; dikumpulkan dan dikembangkan oleh pihak
independent; rasionalisasi.
4. Aturan pembuat keputusan dalam pengumpulan atau pengembangan: baik positif
maupun pasif.
5. Sifat aturan yang mengatur studi bukti: standar profesional.
6. Pentingnya waktu dalam pembentukan penilaian dan pengumpulan bukti: faktor
pengendali.
7. Ketidakpercayaan bukti dalam pembentukan penilaian: bervariasi dari absolut hingga
persuasif.
Proposisi dan bukti di audit
Bukti kuat tersedia untuk mendukung hanya sejumlah proposisi laporan keuangan dan
bahwa banyak sekali dalil lainnya, mungkin sebagian besar, Pikiran auditor tidak dipaksa
melainkan hanya membujuk dari keandalan pernyataan pada masalah.
Jenis bukti audit
Jenis-jenis bukti audit diantaranya; (1) pemeriksaan fisik oleh auditor dari akun; (2)
pernyataan oleh pihak ketiga yang independen: tertulis, lisan; (3) dokumen resmi yang
disiapkan luar perusahaan di bawah pemeriksaan atau disiapkan dalam perusahaan di bawah
pemeriksaan; (4) laporan oleh petugas dan karyawan perusahaan di bawah pemeriksaan
(formal, informal); (5) perhitungan dilakukan oleh auditor; (6) prosedur pengendalian internal;
(7) tindakan selanjutnya oleh perusahaan di bawah pemeriksaan; (8) catatan detail tanpa
indikator signifikan ketidakteraturan; (9) keterkaitan dengan data lain.
Logika & Audit Bukti
Sehubungan dengan bukti, logika mengajarkan; (1) keyakinan, agar rasional, harus
didukung oleh bukti; (2) bukti memiliki pengaruh yang berbeda-beda pada pikiran manusia;
(3) hanya ada beberapa cara dasar untuk mendapatkan ide dan keyakinan, (4) cara mengetahui
ini berbeda dalam sifat dan validitasnya, (5) setiap metode pengetahuan memiliki aplikasi
khusus yang lebih efektif daripada yang lain.
Teknik Audit.
Bukti audit diperoleh melalui penerapan teknik audit dasar dalam bentuk prosedur
yang dirancang agar sesuai dengan situasi tertentu. Teknik-teknik tersebut adalah: (1)
pemeriksaan fisik dan hitung; (2) konfirmasi; (3) pemeriksaan dokumen otoritatif dan
perbandingan dengan catatan; (4) perhitungan ulang; (5) menelusuri kembali prosedur
pembukuan; (6) scanning; (7) pertanyaan; (8) pemeriksaan catatan anak perusahaan; (9)
korelasi dengan informasi terkait;
(10) observasi aktivitas dan kondisi terkait.
Prosedur Pembentukan Penilaian
Prosedur pembentukan penilaian dapat dibagi menjadi langkah-langkah berikut: (1)
pengakuan proposisi yang akan dibuktikan; (2) evaluasi proporsi sebagai salah satu yang
membutuhkan bukti tingkat probabilitas tinggi atau sedang; (3) pengumpulan bukti dalam
batas
waktu dan biaya yang ditentukan; (4) evaluasi bukti yang diperoleh valid atau tidak valid; (5)
perumusan penilaian terhadap proposisi yang dipermasalahkan.
Tujuan penelitian ini diantaranya untuk mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi auditor
terhadap kualitas audit; (2) Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit; (3) Pengaruh bukti
audit terhadap kualitas audit; (4) Pengaruh kompetensi auditor, akuntabilitas dan bukti audit
secara bersama-sama terhadap kualitas audit.
Populasi penelitian adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di
Yogyakarta. Sampel penelitian sebanyak 67 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode purposive sample, dengan kriteria sampel yaitu auditor yang sudah
mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai auditor.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan data
primer, dimana peneliti akan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kompetensi terhadap kualitas audit; (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan akuntabilitas
terhadap kualitas audit. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan bukti audit terhadap
kualitas audit. (4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama kompetensi
auditor, akuntabilitas dan bukti audit terhadap kualitas audit.