Anda di halaman 1dari 29

EVIDENCE

Dalam setiap kasus dan hasil dari sebuah karya ilmiah dapat dibenarkan secara kuat
apabila didukung dengan bukti yang cukup memadai. Pentingnya bukti dalam audit tampaknya
jelas dari pembahasan di bab sebelumnya. Jika keyakinan kita untuk menjadi sesuatu yang lebih
dari sekadar kebetulan atau perasaan emosional, mereka harus didasarkan pada bukti-bukti dari
beberapa data maupun informasi yang mendukung simpulan audit. Bukti memberikan kita
rasional dasar untuk membentuk penilaian. Audit merupakan sebuah disiplin ilmu yang tentunya
dalam rana profesinya membutuhkan bukti untuk menilai proposisi dan kelengkapan laporan
keuangan yang disampaikan secara rasional. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa bukti
merupakan alat atau informasi mendukung yang dapat digunakan oleh auditor dalam mengambil
dan menindaklanjuti sebuah keputusan.

Dalam memahami terlebih jauh mengenai “Apa itu bukti?” dan “Bagaimana bukti itu
bekerja?” maka, hal pertama yang perlu dipahami adalah dengan cara mengenali setaip
karakteristik dari bukti melalui tiga macam hal, antara lain:

1. Bukti Alamiah
Ketika kita berbicara mengenai kata “Alamiah” berarti hal ini identik dengan sumber
yang ada dan tidak jauh dari sekitar kita. Bukti ini terkadang bersumber dari
fenomena yang kita sakisikan dan rasakan oleh panca indera, seperti persediaan di
gudang, saldo bank, bukti nota transaksi pembelian, dan masih banyak lagi tentunya
yang dalam hal ini bukti alamiah merupakan salah satu bukti yang paling
meyakinkan.

2. Bukti Buatan
Bukti buatan tidak berhubungan dengan hail yang secara alamiah ada di dunia ini
tentang kita, hal ini berhubungan dengan eksperimen, ketika seorang ilmuwan
melakukan percobaan maka ia sedang menciptakan sebuah bukti, yang akan dibuat
secara terus menerus dan dikembangkan lagi oleh ilmuwan lainnya melalui
pengamatan yang terampil.
3. Argumentasi Rasional
Kebanyakan kita percaya bahwa tidak ada hasil atas observasi dari bukti ilmiah atau
eksperimen, atau bukti yang dibuat lainnya. Dalam hal ini ide-ide secara logis sering
mengikuti fakta-fakta yang sedang diamati dan tampak benar bagi kita, namun pada
saat yang sama diperlukan upaya mental untuk melanjutkan fakta sederhana yang
sedang diamati kedalam sebuah kesimpulan yang menurut pikiran kita hal itu
menarik.

Setelah kita memahami ketiga bentuk bukti yang ada, maka selanjutnya kita harus
memahami mengenai “Bukti, Kebenaran dan Pengetahuan” yang ketiga hal ini berhubungan erat,
dimana Bukti menjadi sarana untuk meningkatkan kepastian lebih dari sekedar percaya atas
gambaran mengenai suatu hal. Kebenaran menjelaskan sebagai sesuatu yang dipercayai sesuai
dengan kenyataan, dalam hal ini diklasifikasikan dengan tiga hal antara lain:

a. Kebenaran material - kebenaran yang terkesan oleh pemikiran kita oleh bukti alami
b. Kebenaran matematis – kebenaran yang berdasarkan hasil penerimaan pkostulat dasar
dan asumsi matematika
c. Kebenaran Abstrak – kebenaran yang menawarkan keragaman yang luas dan berbagai
tingkat kompleksitas.

Probabilitas

Probabilitas umumnya digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu pernyataan relatif


pasti atau tidak pasti akan proposisi yang sesuai dengan kenyataan. Wolf mengatakan bahwa ada
dua jenis kepastian, subjek (faktor personal yang beragam dari satu individu ke individu lainnya)
dan objek (logis yang diyakini). Objektif ini ingin mencoba untuk mengubah orang lain dalam
pandangan kita dan tidak bergantung sepenuhnya pada bujukan atau rayuan. Tampaknya ada
kesepakatan bahwa kemungkinan yang bersangkutan hanya dengan jenis pengetahuan yang kita
peroleh dengan inferensi atau penalaran. Teori probabilitas berkaitan dengan bagian yang kita
peroleh dengan argumen, dan itu diperlakukan pada tingkat berbeda di mana hasil yang diperoleh
adalah konklusif atau tidak konklusif. Penting bagi kita untuk mengetahui mengenai probabilitas
rasional agar dapat mengetahui standar mengaudit secara umum.
Dalam disiplin ilmu yang berbeda bukti digunakan dalam berbagai jenis proposisi untuk
menyelesaikan berbagai jenis kasus. Terdapat beberapa sifat bukti audit yang dapat membantu
dalam membandingkan penggunaan bukti dalam setiap bidang, antara lain :

1. Tujuan khusus dari daerah tertentu.


Asal-usul dan perkembangan manusia serta perilaku sosialnya mengandung tujuan
yang berbeda dalam pengaruh yang menarik dan penting pada jenis bukti yang tersedia
sehingga berguna dalam proses mencapai sebuah kebenaran.
2. Materi pelajaran dengan bukti-bukti yang bersangkutan.
Sebuah pernyataan dari keberadaan fisik memiliki bukti yang berbeda dengan yang
diperlukan dalam mendukung proposisi abstrak seperti klarifikasi neraca Pengakuan
pengaruh yang berbeda ini memiliki dasar penilaian yang mungkin tidak begitu jelas.
3. Metode pengumpulan atau pengembangan.
Pengembangan bukti dapat dilakukan dengan metode yang berbeda-beda antara lain
dapat dibatasi dalam pengamatan bukti, kemungkinan terdapat pencarian bukti dengan
cara sipengamat harus keluar untuk mencari, atau dilakukan dengan menggunakan
eksperimen dan argumentasi rasional.
4. Aturan untuk penggunaan bukti.
Disiplin ilmu yang berkembang dengan baik, memiliki aturan atau standar untuk
pengumpulan dan evaluasi bukti. Ini mungkin sangat umum untuk diterima tanpa
pernyataan tertentu atau ekspresi formal yang dapat diberikan
5. Pengaruh waktu pada proses penilaian.
Kemungkinan waktu menjadi salah satu faktor yang penting atau bahkan tidak penting
dalam pengumpulan bukti. Dalam beberapa kasus, bukti harus diperoleh dan penilaian
diberikan dalam batas waktu yang agak ketat, dalam kasus lain, seperti dalam penelitian
fundamental dalam ilmu fisika, waktu bukanlah faktor utama.
6. Paksaan diberikan pada pembuat keputusan dari bukti.
Seperti yang telah kita lihat, beberapa bukti sangat kuat sementara bukti lain
diberikannya relatif sedikit berlaku pada pikiran yang menerima.

Jika melihat kembali kepada sejarah yang ada, maka sejarah lebih mengarahkan
perhatiannya pada penafsiran dan pemahaman masa lalu dengan mempelajari pengaruh
peristiwa dan perkembangan pada organisasi dan perilaku kelompok manusia. Bukti yang
terdiri dari dokumen, peninggalan, dan ingatan tertulis dan tayangan dari orang-orang yang
tahu atau berpikir mereka tahu sesuatu tentang periode atau peristiwa yang diteliti.
Akhirnya dalam audit kita menemukan perbedaan tambahan dalam sifat masalah dan
bergantung pada bukti. Audit berkaitan dengan perlindungan pada orang-orang yang
membaca laporan keuangan, tujuannya adalah untuk meyakinkan mereka bahwa standar
tertentu akurasi, kejelasan, dan kelengkapan telah dipenuhi. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa bukti audit akan mempengaruhi auditor. Ketika ia telah melihat dan menghitung kas
kecil, ia terkendala untuk menerima jumlah keberadaannya. Kita akan membahas lebih
intensif pada bagian berikut.
Selanjutnya, mengenai proposisi dan bukti pada audit dimana Audit berkaitan dengan
verifikasi atau pengujian laporan keuangan dan data yang sama. Data tersebut terdiri dari
serangkaian pernyataan. Neraca menegaskan bahwa perusahaan memiliki kas, piutang,
persediaan, dan sebagainya. Pernyataan itu lebih lanjut menegaskan bahwa barang-barang
tersebut secara tepat diungkapkan dan dijelaskan dan bahwa perjanjian klasifikasi mereka
dengan interpretasi yang dapat diterima dan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Tampak jelas bahwa hal-hal lain dianggap sama auditor dapat lebih yakin
keberadaan hal-hal yang tersedia untuk pemeriksaan daripada mereka yang tidak ada secara
fisik. Dalam bahasa logis, ia dapat memiliki kepastian pengetahuan. Jelas, kepastian ini
terbatas keberadaan fisik hanya tidak mencakup hal-hal penting seperti kelas, kualitas,
kondisi atau nilai. Bahkan kualitas dapat menimbulkan masalah tersendiri.
Tentu ada langkah-langkah yang dapat diambil, seperti berbagai prosedur diikutsertakan
dalam pencarian kewajiban yang tidak tercatat. Tetapi bahkan ketika ini telah dilakukan, ia
tidak bisa memastikan bahwa pernyataan ini benar karena ia mendapatkan uang tunai yang
ada dalam jumlah tertentu. Diskusi singkat ini dari jenis umum dari proposisi yang diajukan
untuk pemeriksaan menunjukkan lebih tegas bahwa bukti kuat tersedia untuk mendukung
hanya sejumlah proposisi laporan keuangan dan bahwa banyak sekali dalil lainnya, mungkin
sebagian besar, adalah bahwa pikiran auditor tidak dipaksa melainkan hanya membujuk dari
keandalan pernyataan pada masalah. Ide ini dapat disajikan dalam garis berikut:
a. Pernyataan bukti kuat yang tersedia
1) Adanya hal fisik jika ada
2) Jumlah kuantitatif Sederhana
3) Pernyataan Matematika
b. Pernyataan bukti kuat yang tidak tersedia
1) Adanya hal fisik yang tidak hadir
2) Adanya hal-hal non fisik
3) Tidak adanya hal-hal fisik dan nonfisik
4) Terjadinya peristiwa masa lalu
5) Jumlah melibatkan pertimbangan nilai
6) Kondisi kualitatif baik tersurat maupun tersirat
Pada titik ini, setelah menghadapi kenyataan bahwa auditor dapat memiliki kepastian
hanya pada sejumlah proposisi disampaikan kepada penyelidikan dan penilaian, dan
menyadari pengaruh yang sangat nyata dari waktu dan biaya dalam pekerjaan audit, kami
mengusulkan definisi kebenaran di audit. Sebelumnya dalam bab ini, kebenaran
didefinisikan sebagai 'sesuai dengan kenyataan'. Kebenaran di audit dapat didefinisikan
sebagai sesuai dengan realitas sebagai auditor dapat menentukan realitas pada saat
pemeriksaan dan dengan bukti yang ada.
Adapun jenis bukti audit yang ada, antara lain :
1. Pemeriksaan fisik oleh auditor dari rekening
2. Pernyataan oleh pihak ketiga yang independen: tertulis, lisan
3. Dokumen Resmi
a. Disiapkan luar perusahaan di bawah pemeriksaan
b. Disiapkan dalam perusahaan di bawah pemeriksaan
4. Laporan oleh petugas dan karyawan perusahaan di bawah pemeriksaan:
formal, informal
5. Perhitungan dilakukan oleh auditor
6. Prosedur pengendalian internal
7. Tindakan selanjutnya oleh perusahaan di bawah pemeriksaan
8. Catatan detail tanpa indikator signifikan ketidakteraturan
9. Keterkaitan dengan data lain
Audit di perusahaan sepenuhnya terdiri dari dua fungsi, berkaitan erat dengan bukti.
Yang pertama adalah pengumpulan bukti, yang kedua adalah evaluasi bukti.
Dalam mengaudit bukti dibutuhkan sebuah logika yang dapat menyelesaikan keraguan dan
mengevaluasi keyakinan, apakah diperoleh dalam kinerja dengan berpikir rasional.
Sehubungan dengan bukti, logika mengajarkan:
a. Kepercayaan, menjadi rasional, harus didukung oleh bukti-bukti
b. Bukti memiliki berbagai pengaruh pada pikiran manusia
c. Hanya ada beberapa cara dasar untuk mendapatkan ide-ide dan keyakinan
d. Cara-cara ini untuk mengetahui validitas
e. Setiap metode memiliki aplikasi khusus di mana itu lebih efektif daripada yang lain
Bukti yang bervariasi pengaruhnya terhadap pikiran manusia terdapat dua cara.
Pertama, beberapa bukti seperti yang telah kita lihat begitu kuat dan begitu hidup yang
memaksa pikiran untuk menerimanya dengan jujur dan pikiran kemudian mencapai
kepastian pengetahuan, bukti lain hampir tidak begitu kuat dan tidak begitu hidup, bersama
dengan bukti itu sendiri. Faktor kedua, pengaruh berbagai judgment adalah tingkat
keterampilan dan pengalaman yang dimiliki dengan menggunakan bukti.
Ini adalah masalah yang cukup penting dalam audit. Pertama, karena auditor
mengumpulkan bukti sendiri. Pikirannya tidak dilindungi dari bukti yang tidak relevan dan
menyesatkan seperti juri dalam proses litigasi. Kedua, dalam pembuat penilaian
professional, banyak orang mengandalkan pendapatnya. Kesalahan dalam penilaiannya
dapat diperparah berkali-kali karena orang lain akan menerima pendapatnya seperti ahli.
Karena ia mengklaim keahlian dalam pengumpulan dan evaluasi bukti yang berkaitan
dengan laporan keuangan dan mengajak orang lain untuk mengandalkan penilaiannya, maka
memiliki tanggung jawab khusus untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan
dalam mengevaluasi bukti yang tersedia baginya dan dalam membentuk penilaian
berdasarkan bukti.
Untuk lebih mengetahui mengenai bukti alamiah dengan pekerjaan auditor, maka
dibutuhkan sebuah klasifikasi tipe dari bukti audit dalam kerangka umum, hasil kklasifikasi
ini antara lain:
1. Authoritarianism – bukti berdasarkan testimoni/ pernyataan yang lainnya.
a. Pernyataan orang
- Pernyataan Independen Pihak Ketiga (konfirmasi)
- Pernyataan petugas dan karyawan (perwakilan)
b. Pernyataan dokumen
- Dokumen yang disiapkan di luar perusahaan
- Dokumen yang disiapkan di dalam perusahaan
- Catatan tambahan
2. Mysticism – bukti yang diperoleh secara intuitif
a. Scanning
- Buku dan rekaman
- Dokumen
b. Critical review dari pernyataan lainnya
3. Rationalism
a. Perhitungan ulang oleh auditor
b. Adanya kontrol internal
c. Menelusuri kembali prosedur pembukuan
4. Empiricism – Pengalaman Perseptual
5. Pragmatism - Tindakan selanjutnya oleh perusahaan, pejabatnya, karyawan, pelanggan,
dll.
Bukti audit juga terdiri dari aplikasi teknik dasar audit yang dalam bentuk prosedur yang
dirancang agar sesuai dengan situasi spesifik. Teknik ini antara lain :
a. Pemeriksaan fisik suatu hitungan
b. Konfirmasi
c. Pemeriksaan dokumen otoritatif dan perbandingan dengan catatan
d. Perhitungan ulang
e. Scanning / pemindaian
f. Penyelidikan
g. Pemeriksaan catatan anak perusahaan
h. Korelasi dengan informasi yang berkaitan
i. Pengamatan kegiatan dan kondisi terkait
Dalam proses audit juga tentu bukti ini nantinya akan berkaitan dengan penilaian
audit yang meliputi beberapa prosedur antara lain :
1. Pengakuan akan proposisi yang harus dibuktikan
2. Evaluasi proposisi sebagai satu bukti yang dibutukan pada tingkat probabilitas tinggi
atau sedang
3. Pengumpulan bukti dalam batas waktu dan biaya yang diberikan
4. Evaluasi bukti yang menyangkut valid atau tidak valid
5. Perumusan penilaian tentang proposisi yang dipermasalahkan
Dalam bukti audit memiliki teknik aplikasi audit dan bersandar pada wewenang,
penalaran dari prinsip yang diterima, persepsi sensorik, pengalaman selanjutnya, dan
intuisi
Dari banyak hal yang sudah dipaparkan maka ditarik kesimpulan bahwa bukti audit
mencakup semua pengaruh pada pikiran auditor yang mempengaruhi penilaiannya tentang
proposisi laporan keuangan atau suatu permasalahan yang sedang diaudit. Bukti Audit
bervariasi melalui persuasif dalam meyakinkan. Tidak ada satu metode bukti Audit selalu
atau benar-benar dapat diandalkan
KEHATI-HATIAN DALAM PEMERIKSAAN

Suatu profesi akan mengalami kesulitan dalam menetapkan batas tanggungjawabnya.


Peran penting yang dimainkan oleh penilaian dalam praktik profesional dan pelaksaan penialain
tidak terbatas dari konsekuensi yang tidak menguntungkan, berkontribusi terhadap hal ini.
Adaptasi berkelanjutan dari suatu profesi terhadap perubahan dalam metode dan sumber daya
sendiri membutuhkan modifikasi berkelanjutan dari hubungannya dengan klien dan orang lain.
kesulitan yang dimiliki oleh orang awam dan untuk tujuan ini semua non-praktisi harus dianggap
sebagai orang awam, dalam memahami dan menghargai tidak hanya potensi tetapi juga
keterbatasan profesi, juga berperan dalam membuat pembentukan tanggung jawab yang pasti.
Masalah yang mencoba dan berlanjut. Auditor memiliki banyak masalah dan kecenderungan
yang sama dengan anggota profesi lainnya. Sebagai kelompok profesional yang relatif baru,
mereka menemukan peluang tambahan untuk layanan yang diberikan kepada mereka secara
terus-menerus. Pada saat yang sama, mereka menemukan diri mereka terlibat dalam lebih banyak
ligitimasi daripada yang mereka pikirkan. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa sebagai
sebuah kelompok, auditor independen telah menghindari pernyataan tanggung jawab positif.
Sebaliknya mereka mengandalkan protes, jika diterima dengan nilai nominal akan secara efektif
membebaskan mereka dari hampir semua tanggung jawab sama sekali. Meskipun kita dapat
memahami tekanan dan godaan yang telah menyebabkan profesi untuk mengadopsi sikap ini,
kemajuannya dalam memberikan solusi terbaik untuk masalah penting yang dipermasalahkan
harus dipertanyakan sebagaimana harusnya keinginan efek yang dimilikinya terhadap nama baik
yang dinikmati oleh profesi. Bagi banyak orang, ini akan tampak tuduhan yang agak keras dan
tidak berdasar.
Adaptasi profesi terhadap perubahan lingkungan sosial dan dalam metode dan sumber daya
sendiri memerlukan hubungan baik dengan klien. Adapun salah satu sumber penerimaan
tanggung jawab profesi adalah sebagai berikut:
a. Aturan perilaku profesional yang eksplisit terhadap sejumlah titik dari perilaku
professional.
b. Standar auditing Jika umumnya telah dipandang sebagai langkah pertama dalam
pengembangan standar yang realistis dan berguna untuk profesi itu memang akan
menjadi tonggak sejarah. Standar harus menyediakan panduan:
1) Untuk evaluasi kinerja profesional dengan berlatih akuntan publik
2) Untuk menunjukkan persyaratan diterima dari praktek untuk orang luar profesi
yang memiliki kesempatan dalam menilai atau mengevaluasi kerja akuntan
3) Untuk menunjukkan tingkat dan sifat pendidikan diharapkan dari mereka dapat
mempersiapkan masuk ke profesi
c. Kodifikasi pernyataan pada prosedur audit
Mengandung banyak instruksi berguna baik untuk praktisi dan bagi mereka yang
mengandalkan pekerjaan mereka dan itu tidak adil dalam menggambarkannya dengan
beberapa kutipan yang dipilih. Namun ada tapi beberapa poin yang kodifikasi
mengambil sikap tegas terhadap tanggung jawab auditor untuk orang lain, dan karena
kita sekarang prihatin dengan topik ini
Jika dia seorang ahli, kajian independen yang masyarakat ekonomi begitu berguna, ia
pertama-tama harus tetap jelas dari penyusunan laporan keuangan sehingga ia dapat
memeriksa. Kedua, bahwa sejauh ia menemukan laporan keuangan tidak memuaskan, baik
dalam bentuk atau isi, ia harus menyampaikan ketidakpuasan ini kepada perusahaan dan
orang-orang yang mungkin membaca laporannya, kecuali manajemen menerima saran dan
meningkatkan laporan.
Posisi tampaknya diambil, jika kita membaca ayat yang benar adalah:
a. auditor independen tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi penipuan dan
penyimpangan lainnya
b. jika auditor independen adalah untuk mencari penyimpangan pemeriksaan nya tentu
akan begitu luas bahwa biaya akan menjadi penghalang
c. lebih murah, meskipun tidak selalu lebih baik, perlindungan disediakan oleh
pengendalian internal dan jaminan obligasi baik
d. jika keadaan pemeriksaan yang diberikan adalah seperti membangkitkan kecurigaan
auditor independen, ia harus memperpanjang prosedur untuk batas tertentu yang tidak
ditentukan.
Jika ini adalah ringkasan wajar paragraf tersebut, kodifikasi asli mengambil posisi yang
terlalu kuat & menghilangkan tanggung jawab auditor independen. Satu harus
mempertanyakan, pertama, apakah auditor independen dapat membebaskan diri dari
tanggung jawab untuk mendeteksi penyimpangan oleh pernyataan sederhana terhadap efek
bahwa ketika ada cukup bukti dalam literatur profesional yang pada satu waktu mereka
menganggap ini merupakan bagian penting dari tugas-tugas mereka.
Kedua, apakah beberapa pencarian yang berguna untuk penyimpangan mungkin tidak
dilakukan tanpa menimbulkan biaya mahal. Ketiga, apakah kontrol dan jaminan obligasi
internal yang benar-benar melakukan memberikan tingkat perlindungan yang memuaskan.
Keempat, apakah sejauh mana tanggung jawab auditor untuk perpanjangan karirnya ketika
kecurigaan yang terangsang mungkin tidak lebih berguna untuk dinyatakan.
Kelima, apakah atas semua sikap terhadap penerimaan tanggung jawab profesional yang
tersirat dalam pernyataan tersebut adalah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
profesi. Tanggung jawab auditor independen, ketika kegagalan dalam mendeteksi fraud,
hanya muncul ketika kegagalan tersebut jelas hasil dari ketidaksesuain dengan standar
auditing yang berlaku umum.
Dalam upaya untuk mengembangkan pernyataan tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi penyimpangan, sejumlah pendekatan tampak menjanjikan. Menyatakan berbeda,
ada sejumlah faktor yang memerlukan pertimbangan sebelum kesimpulan yang valid dapat
dicapai. Setidaknya berikut termasuk:
a. Pertimbangan cermat dari berbagai jenis penyimpangan, mencari karakteristik yang
dapat memberikan petunjuk kepada orang-orang yang auditor harus menerima beban
penemuan dan orang-orang yang dia tidak bisa
b. Pertimbangan tanggung jawab sosial dari profesi dan bagian itu bisa bermain dalam
mengurangi biaya sosial kerugian
c. Hubungan pertimbangan yang menyimpang dalam mengaudit bukti, dengan kata lain
kemungkinan dan kemungkinan deteksi
d. Pengembangan konsep kehati-hatian dalam memeriksa sebagai cara yang mungkin
untuk menunjukkan tanggung jawab profesi harus menerima tidak hanya dalam
penemuan penyimpangan tetapi umumnya untuk pelaksanaan tugas profesional
Sebuah Penyimpangan dapat digambarkan sebagai salah keberangkatan dari kebenaran
dalam laporan keuangan atau catatan akuntansi atau penyimpangan dari kebijakan
perusahaan yang didirikan dan yang berwenang dan mapan. Dengan definisi kerja ini
sebagai penyimpangan dasar memiliki satu atau lebih dari berbagai karakteristik atau atribut.
Ini termasuk:
a. Materialitas
Faktor materialitas memberi arah bahwa semakin material suatu bagian asersi
yang diaudit, maka semakin besar risiko audit yang dihadapi bila gagal dideteksi
adanya penyimpangan, dan karena itu semakin lebih banyak bukti yang
diperlukan. Adapun kesimpulan yang adapt ditarik adalah pertama, gagasan kita
tentang materialitas sehubungan dengan penyimpangan mungkin agak berbeda
dari ide materialitas kami sehubungan dengan kondisi keuangan dan hasil usaha.
Kedua, tampaknya jelas bahwa bahkan di dalam gagasan ini materialitas mungkin
ada beberapa penyimpangan yang cukup material untuk menjadi sedikit
signifikansi kepada siapa pun. Kesalahan dari beberapa sen di pijakan voucher kas
kecil mungkin ilustrasi. Ketiga, tidak ada garis tajam antara material dan
immaterial penyimpangan

b. Niat
Jadi kita hanya bisa menyimpulkan bahwa penyimpangan bervariasi dalam
mempertimbangkan sehubungan dengan niat mereka yang bertanggung jawab dan bahwa
ada sedikit klasifikasi untuk melayani sebagai petunjuk tanggung jawab auditor dalam
penemuan mereka.

c. Hubungan dengan pengendalian internal


Jadi kita menemukan klasifikasi menunjukkan hubungan penyimpangan untuk
pengendalian internal tapi tidak sangat membantu dalam mencapai kesimpulan tentang
tanggung jawab auditor dalam mendeteksi mereka. Penyimpangan mungkin:
a. Dilakukan dalam lingkup sistem pengendalian internal yang ditentukan oleh auditor
b. Menghindari prosedur pengendalian internal yang ditunjukkan oleh review auditor
c. Dilakukan pada tingkat lingkup luar sistem pengendalian intern
Jika ketidakteraturan tertentu cukup besar tidak mudah terdeteksi, tampaknya auditor
independen harus menemukannya. Jika tidak begitu besar atau jika terampil , mungkin
tersembunyi, dia tidak harus bertanggung jawab untuk mendeteksi.

d. Pengaruh pada laporan keuangan


Hal ini menyimpulkan bahwa auditor dapat dan harus mengambil tingkat yang
lebih besar dari tanggung jawab atas penyimpangan tersembunyi di akun neraca daripada
penyimpangan tersembunyi di tempat lain. Telah diusulkan bahwa auditor independen dari
tanggung jawab untuk mendeteksi penyimpangan terutama pada perbedaan ini, bahwa
mereka bertanggung jawab atas penyimpangan yang mempengaruhi rekening neraca dan
bahwa mereka menyangkal tanggung jawab penyimpangan pada laporan laba rugi saja.

e. Luasnya penyembunyian
Dalam hal ini mengenai sejauh mana sistem pengendalian internal, pelaku
ketidakteraturan dapat memanipulasi catatan atau memanipulasi dokumen yang
memberikan dasar untuk catatan. Dia mungkin menghilangkan entri dari catatan, semacam
paling sulit dari cakupan untuk menemukan, membuat catatan palsu, efek hasil yang salah
perhitungan atau membuat kesalahan dalam pembukuan. Dia mungkin menghancurkan
dokumen, menyiapkan makalah penipuan, atau mengubah dokumen nyata. Tentu saja dia
juga bisa menggabungkan beberapa peluang. Keterampilan dengan yang salah satu dari
metode ini diterapkan, frekuensi kejadian, jumlah yang terlibat, semua memiliki bantalan
pada probabilitas dan memang kemungkinan deteksi oleh auditor.

f. Tanggung jawab
Ketidakteraturan dapat disebabkan oleh karyawan atau anggota manajemen, mungkin
hasil dari tindakan independen individu atau mungkin upaya kolusi. Tak satu pun dari
pemisahan ini memberikan petunjuk penting untuk tanggung jawab auditor. Sekali lagi ada
sedikit karakteristik ini diambil dengan sendirinya untuk memberikan petunjuk yang
berguna dalam tanggung jawab mengaudit.
Tanggung jawab dan Tuntutan Professional Saat ini kami menemukan penekanan
pada penghapusan atau setidaknya meminimalkan tanggung jawab ini melalui audit -
perjanjian klien, huruf, dan pernyataan dalam literatur profesional. Apakah perjanjian dan
pernyataan seperti menawarkan perlindungan nyata kita tidak memenuhi syarat untuk
negara.
Kerugian mungkin jauh lebih besar daripada ini. Pertama, auditor tampaknya
menyangkal haknya untuk daerah di mana ia memiliki kompetensi dan di mana ia dapat dari
layanan. Kedua, sebagai kelompok profesional auditor yang berlaku menolak untuk
memberikan layanan yang efektif untuk komunitas bisnis. Ketiga, auditor menekankan
kepada klien dan dunia pada umumnya keengganan mereka untuk menerima tanggung
jawab, untuk memberikan layanan yang sulit tapi berguna, untuk mencoba untuk mengatasi
bahkan pada skala kecil dengan kekuatan jahat yang blights kehidupan bisnis tidak derajat
substansial.
Orang yang terlibat dalam profesi menerima imbalan tidak tersedia untuk orang yang
bekerja di perdagangan. Untuk penghargaan ini ia harus mempersiapkan diri secara
memadai, melayani kompeten, dan menerima risiko tertentu. Di antara risiko adalah bahwa
litigasi dibawa oleh orang-orang yang karena satu dan lain percaya dia belum memenuhi
tanggung jawab profesionalnya.
Praktisi bijaksana ini berkaitan dengan "orang yang wajar" yang kegiatannya dan
hati-hati bantuan seharusnya menetapkan batas kelalaian dalam setiap jenis kegiatan di mana
kegagalan yang tidak disengaja dari satu yang menegaskan menjadi penyebab kerusakan
atau cedera lain.
Sama seperti ada kesepakatan umum tentang pentingnya pengendalian internal dalam
audit, sehingga ada kesepakatan tentang tujuan atau tujuan review auditor. Masing-
masing tujuan ini dapat dilihat sebagai aplikasi dari konsep perawatan pemeriksaan
karena. Seorang praktisi yang bijaksana tidak akan merencanakan program audit sampai
ia memiliki konsepsi cukup memuaskan bahaya dan kesulitan hadir dalam situasi yang
dia hadapi.
Upaya lain untuk menjelaskan sifat pengendalian internal menetapkan teknik dasar yang
tersedia untuk seorang akuntan dalam pembangunan sistem akuntansi sebagai berikut:
a. Organisasi
b. ulasan
c. pelaporan
d. catatan
e. pelatihan
f. alat pelindung
g. perangkat bukti administrasi
FAIR PRESENTATION

Realitas operasi dan kondisi keuangan perusahaan digambarkan dalam kewajaran


dalam laporan keuangan. Dalam bahasa profesi, keterkaitan data yang dilaporkan dengan
kenyataan ini dinyatakan sebagai ‘penyajian secara wajar’. Dalam Auditing Procedure No. 27
dan No 28, gagasan tentang penyajian yang wajar ini diperluas ke informasi lainnya yang
termasuk dalam kebiasaan laporan keuangan dan implikasinya terhadap data dan kemudian
auditor independen diminta untuk memeriksa kepatutannya.
Konsep presentasi yang wajar terdiri dari tiga sub konsep :
1. Konsep kepatuhan akuntansi.
2. Konsep pengungkapan yang memadai.
3. Konsep kewajiban audit.

Dalam konsep kepatuhan akuntansi ini diungkapkan tiga hal terkait antara lain:
a. bahwa ada prinsip akuntansi;
b. bahwa ada kesepakatan umum dan beberapa dukungan otoritatif untuk prinsip-prinsip ini
dan;
c. bahwa penerapannya dalam kasus tertentu tidak hanya meningkatkan penyajian
keuangan namun juga meningkatkan standar kualitas yang memuaskan.

Dalam hubungannya antara akuntansi dan auditing, memiliki keterkaitan yang cukup kuat
diamana semua auditor adalah akuntan atau setidaknya dilatih sebagai akuntan. Dengan
demikian akuntansi memberikan latar belakang yang diperlukan untuk studi audit. Hanya jika
seseorang memiliki kompetensi sebagai akuntan maka ia dapat memiliki kompetensi sebagai
auditor. Namun ketika seorang praktisi, tidak peduli berapa banyak pelatihan atau pengalaman
akuntansi yang dia miliki, bertindak dalam kapasitas auditor dia melakukan sesuatu di atas
dan di luar aktivitas seorang akuntan. Meskipun dia mungkin menggunakan pelatihan dan
pengalaman akuntansi, dia sedang mengaudit.
Begitu juga dengan auditor, meski harus memanfaatkan latar belakang akuntingnya
sebagai auditor, sikap dan sudut pandang harus sangat berbeda; dia harus mengembangkan rasa
independen: dia harus berjuang untuk tidak memihak atas pencarian dan pembobotan buktinya.
Penegasan bahwa auditor dapat menolak prinsip akuntansi yang berlaku umum jika dia
merasa bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan masalah yang dipermasalahkan tampaknya
memberi auditor hak yang tidak semestinya untuk menentukan kepatutan akuntansi. Berikut
adalah karakteristik yang penting diperhatikan tentang kesulitan dalam pembuatan standar:
1. Ketidaklengkapan "sistem".
2. Relatif daripada otoritas absolut.
3. Ketidaksesuaian dukungan suara bulat atau bahkan mayoritas untuk pendirian sebagaimana
yang berlaku umum.
4. Pengembangan sebagai tanggapan terhadap kejadian bisnis yang umumnya berbasis "after the
event".
5. Kemampuan mengoreksi daripada mapan untuk menampilkan kejadian dan kondisi keuangan.
Prinsip akuntansi tanpa henti menekankan tugas auditor untuk menerima penugasan
dengan hati-hati. Esensi dari prinsip-prinsip ini dapat disajikan dalam pernyataan berikut:

 Metode akuntansi yang dapat diterima adalah metode yang secara realistis mengenali
transaksi perusahaan dan pengaruhnya, seperti yang terjadi melalui penggunaan sistem
akrual. Hubungkan usaha (biaya) dan prestasi (pendapatan) berdasarkan ketetapan mereka
satu sama lain dalam jangka waktu tertentu.
 Penyajian laporan keuangan yang dapat diterima adalah pernyataan yang tanpa pilih kasih
atau bias melaporkan sebanyak mungkin data yang diperoleh melalui metode akuntansi
yang dapat diterima kepada pihak yang memiliki kepentingan yang sah atas hasil operasi
perusahaan dan posisi keuangan perusahaan.

2. Pengungkapan yang Memadai


Subjek dari pengungkapan yang memadai yaitu :
1. Banyaknya detail yang akan diungkapkan,
2. Luas informasi yang akan diungkapkan,
a. Sehubungan dengan kemungkinan hasil yang berbahaya,
b. Sehubungan dengan keterbatasan dan batas dari akuntansi dan pengauditan.
Masalah dalam pengungkapan muncul sebagaimana kepentingan investor atas laporan keuangan
dan pengungkapan akuntansi sebagai tipe informasi dalam laporan keuangan. Hal ini dapat
diatasi dengan adanya standar pelaporan. Termasuk dalam bentuk baru organisasi pertukaran
adalah ketentuan untuk.
1. Presiden yang penuh waktu dan berbayar.
2. Dewan gubernur yang sama sekali baru dengan perwakilan untuk calo non anggota dan
anggota di luar kota.
3. Perwakilan publik di papan tulis.
4. Revisi sistem panitia secara drastis.
5. Aturan pasti yang mengatur kegiatan dan tanggung jawab anggota.
Perubahan lingkungan keuangan di mana audit ada, mulai dari pasar yang bebas dan tidak
terkendali, tiga puluh tahun, sampai ke pasar yang teregulasi dan profesionalistik, hari ini
memiliki beberapa implikasi penting untuk audit. Ini, bisa dipahami paling baik dengan
mempertimbangkan perkembangan mengikuti faktor pasar yang signifikan:
1. Meningkatnya investor institusi.
2. Munculnya analis keuangan profesional.
3. Munculnya penasihat investasi profesional.
4. Munculnya pakar humas di bidang keuangan.
Tampaknya jelas bahwa institusi besar akan mampu dan membutuhkan saran investasi
dalam skala yang tidak seperti yang diinginkan oleh investor perorangan. Besar kemungkinan
bahwa adanya kenaikan investor institusional, oleh karena itu, sangat berkaitan dengan
pengembangan analisis keuangan sebagai profesi.
Sub komite membagi informasi yang ingin ditemukan dalam laporan tahunan ke dalam
tiga kategori:
1. Penting
Ringkasan operasi tahun
Rekening pendapatan penuh (tahun berjalan dan tahun sebelumnya disarankan)
Neraca (tahun berjalan dan tahun sebelumnya direkomendasikan)
Ulasan operasi
2. Diinginkan
Rincian penjualan oleh divisi
Rincian penjualan oleh industri dilayani
Belanja modal
Pengeluaran penelitian
Total upah (termasuk keuntungan)
Rekaman sepuluh tahun (sebanding)
Penanaman Modal Asing
3. Berguna
Indeks harga jual
Indeks upah
Rencana masa depan untuk belanja modal
Jumlah karyawan
Deskripsi divisi operasi
Ringkasan produk yang dibuat
Deskripsi manajemen
Grafik
Mr Maas menyatakan bahwa, analis keuangan tidak tertarik pada sejarah perusahaan yang
panjang, sebuah re-hash dari laporan tahunan, penghitungan tanaman dan properti, statistik
industri dan gambar (kecuali jika tidak tersedia), Di sisi lain, sejumlah besar informasi tidak
ditemukan dalam laporan dan pernyataan yang diterbitkan. Yang disebutkan oleh Pak Maas
adalah sebagai berikut:
1. Informasi keuangan - Penjualan (Angka produktif saja sebenarnya bisa menyesatkan
pemegang saham)
2. Pernyataan sementara memberi petunjuk kuat mengenai kecenderungan operasi
perusahaan di antara laporan tahunan.
3. Kerusakan penjualan – divisi utama, menurut jenis operasi, dan menurut klasifikasi
pelanggan
4. Produk baru - Pembahasan produk baru sangat berarti dalam menilai kemajuan yang
dilakukan oleh perusahaan. terutama dalam kondisi Kompetitif.
5. Penelitian - Sebuah antisipasi favorit di kalangan analis keuangan adalah
- Bagaimana banyak yang dihabiskan untuk penelitian? atau 'Berapa
proporsi penjualan yang diperluas pada penelitian? terpusat?
- Seberapa luas apakah cakupannya?
- Apa yang telah dikembangkan departemen riset secara komersial.
6. Perluasan pabrik dan modernisasi –
- Apakah perusahaan menjaga kompetitornya baik dalam ekspansi maupun
modernisasi?
- Seberapa jauh ke depan adalah jadwal perencanaan?
- Dan apa yang dimaksud dengan belanja modal?
- Yang sama pentingnya adalah metode pembiayaan.
7. Manajemen - Akan lebih menarik lagi untuk mendengar bagaimana tim manajemen
"yang disebut" dibentuk - dengan tujuan untuk membuktikan "kedalaman dan
kontinuitasnya.
8. Masalah yang ada - Jika ada masalah, eksekutif harus mengakui mereka dan tidak
mengabaikannya.
9. Perkiraan - Manajemen perusahaan tidak perlu takut membuat beberapa jenis prakiraan
dengan alasan baik penjualan maupun pendapatan.
Relatif sedikit orang memiliki kemampuan atau minat untuk membuat jenis analisis dan
investigasi yang seharusnya mendahului investasi sejumlah uang besar dalam Surat Berharga
perusahaan bisnis. Di sisi lain, mereka yang berinvestasi berdasarkan tip atau firasat belaka
cenderung menemukan diri mereka terlibat dalam perusahaan yang gagal mengembalikan
investasi asli sekalipun, apalagi memberikan prospek keuntungan. Kombinasi atau kedua faktor
tersebut telah menyebabkan tethe tampil sebagai penasihat investasi profesional.
Dengan ini ditemukan bahwa penasihat investasi mendapat perhatian nasional, di
antaranya antara lain :
a. saran, saran, publikasi, tulisan, analisis, dan laporan mereka dilengkapi dan
didistribusikan, dan kontrak mereka. perjanjian berlangganan dan pengaturan lain dengan
klien dinegosiasikan dan dilakukan, dengan menggunakan kiriman dan sarana
instrumentalitas dari perdagangan antarnegara
b. saran, saran, publikasi, tulisan, analisis, dan laporan mereka, biasanya terkait dengan
pembelian dan penjualan sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek nasional dan di
pasar antarnegara. surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bergerak dalam
bisnis di bidang perdagangan antarnegara, dan surat berharga yang diterbitkan oleh bank
nasional dan bank anggota dari sistem cadangan federal dan
c. Transaksi di atas terjadi dalam volume seperti yang secara substansial mempengaruhi
perdagangan antarnegara, bursa efek nasional, dan pasar efek lainnya pada sistem
perbankan nasional, dan ekonomi nasional.
‘’Penasihat investasi berarti setiap orang, bisa untuk kompensasi, terlibat dalam bisnis
penasihat orang lain. baik secara langsung atau melalui publikasi atau tulisan mengenai nilai
sekuritas atau mengenai kelayakan investasi dalam pembelian. atau menjual sekuritas, bisa untuk
kompensasi dan sebagai bagian dari bisnis reguler. isu atau pengumuman analisis dan laporan
mengenai sekuritas: namun tidak termasuk: (a) bank yang bukan merupakan perusahaan
investasi: (b) pengacara, akuntan, insinyur, atau guru yang kinerjanya hanya diberikan secara
kebetulan praktek profesinya: (c) pialang atau agen yang kinerjanya seperti itu semata-mata
melakukan tindakan bisnisnya sebagai perantara atau agen dan tidak menerima kompensasi
khusus untuk itu: (d) penerbit surat kabar bonafide , majalah berita atau publikasi bisnis dan
keuangan umum dan sirkulasi reguler’’
Konsep "pemimpin opini" dan "aliran dua langkah" dari komunikasi mungkin - terlihat
lebih jelas dari berikut ini:
 Beberapa individu tampaknya berfungsi sebagai penasihat pribadi untuk orang lain.
Tanpa individu tentang ini, pesan yang berasal dari media massa mungkin tidak
menjangkau orang yang tidak terpapar. Ini tentu saja, adalah bagian utama dari
gagasan pemimpin opini: kami menyebutnya fungsi tentang hubungan interpersonal.
 Selanjutnya. pengaruh media masa tampaknya sangat efektif. Bila pengaruh media
massa-usaha bertepatan dengan komunikasi interpersonal. Tampaknya memiliki
peluang sukses yang jauh lebih besar. Kami menyebutnya fungsi penguatan.
Seiring bertambahnya ukuran organisasi dan Kompleksitas, sulitnya mengungkapkan
tujuan, motif, dan citra umum agar komunikasi masyarakat menjadi lebih sulit. Dengan demikian
tidak mengherankan bila kita hidup di era humas. Ketika perusahaan, badan pemerintah, tim
bisbol, universitas, dan bahkan rekan kerja mempekerjakan spesialis untuk membuat komunikasi
antara mereka dan dunia lain tidak hanya lebih mudah namun lebih produktif dari kesan yang
ingin mereka ciptakan. Dan juga mengejutkan untuk menemukan perkembangan ini bahkan
sampai ke urusan keuangan perusahaan bisnis.
Rupanya, analis keuangan merasa perlu mengandalkan orang hubungan keuangan untuk
mendapatkan sejumlah besar informasi. Sebenarnya, setiap informasi yang digunakan oleh analis
keuangan yang tidak diverifikasi oleh auditor independen harus diambil berdasarkan
kepercayaan dari analis keuangan.
Tidak ada niat di sini untuk tidak terlalu memperdulikan pentingnya Komisi Sekuritas
dan Bursa Efek dan persyaratan pencatatan bursa bursa Dalam menetapkan standar
pengungkapan dan dalam mempengaruhi pengembangan praktik akuntansi dan pelaporan. Ini
sangat terkenal karena dianggap remeh.
Auditor juga menyajikan laporan tentang pekerjaannya sendiri dan walaupun singkat
mungkin, dia memiliki tanggung jawab untuk presentasi yang adil sehubungan dengan
laporannya sendiri seperti yang dia lakukan untuk laporan perusahaan-perusahaan yang sedang
diperiksa. Meskipun bagian dari konsep penyajian yang adil sama pentingnya dengan bagian-
bagian yang telah dibahas dalam bab ini, hal ini dapat ditangani secara lebih singkat, pertama
karena sebagian dari diskusi sebelumnya juga relevan di sini, namun yang lebih penting, karena
literatur profesi sudah mengandung esensi dari konsep ini. Jadi, kita beed-untuk melakukan
sedikit lebih daripada menarik perhatian pada apa yang telah berhasil dengan baik.

Namun, kami merasa berkewajiban untuk memperluas esensi konsep kewajiban audit ini
untuk menyetujui gagasan yang sebelumnya diungkapkan dalam bab ini. Ruang lingkup audit
harus diperluas untuk melayani tidak hanya kebutuhan profesional profesional lainnya di pasar
investasi namun pada akhirnya sebagai sarana untuk mencapai kebijakan publik. Apapun kata-
kata yang digunakan untuk tujuan ini, mereka harus:

1. Kenali bahwa bahkan pembaca profesional mungkin mengalami kesulitan dalam


membedakan kebiasaan ekspresi yang diandalkan auditor untuk melepaskan tanggung
jawab hukumnya.
2. Jelaskan dan tegas, dan dalam gaya yang sesuai dengan profesinya, sifat pemeriksaan
dilakukan untuk memberikan dasar bagi penilaian auditor.
3. Mengungkapkan penilaian auditor secara langsung.
INDEPENDENSI

Independensi merupakan standar audit yang penting karena pendapat akuntan independen
dilengkapi untuk menambahkan kredibilitas yang dibenarkan ke laporan keuangan yang terutama
merupakan representasi manajemen. Ini adalah untuk jaminan mereka bahwa pendapat ahli
independen disediakan dan akuntan tersebut memiliki kewajiban profesional yang sangat besar
terhadap penonton yang tak terlihat ini meskipun dia tidak tahu siapa mereka. Dia harus
memenuhi kewajiban ini bahkan jika itu berarti menentang dan menolak keinginan orang-orang
yang telah mempekerjakannya, dan siapa, dia tahu, mungkin akan menggoda untuk
melakukannya.
a. Makna praktisi-independen tampak jelas.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan praktisi individual untuk mempertahankan
sikap yang benar dalam merencanakan program auditnya, kinerja pekerjaan verifikasi,
dan penyusunan laporannya. Kemandirian Profesi berkaitan dengan citra auditor sebagai
kelompok yang diingat saat istilah "auditor" atau CPA digunakan.
Praktisi-independen. Subjek kebebasan praktisi telah mendapat perhatian besar
dalam beberapa tahun terakhir. Mr John L Carey mencatat dua makna independensi: pertama
adalah kepercayaan diri setiap orang profesional dan, kedua, signifikansi khusus istilah
tersebut berkenaan dengan pendapat auditor atas laporan keuangan.
Dengan demikian kita telah menganjurkan pengakuan tiga dimensi independen sebagai
berikut:
Mautz dan Sharaf menekankan tiga dimensi dari independensi sebagai berikut:
1. Programming Independence - kebebasan (bebas dari pengendalian atau pengaruh orang lain,
misalnya dalam bentuk pembatasan) untuk memilih teknik dan prosedur audit dan berapa
dalamnya teknik dan prosedur audit itu diterapkan.
2. Investigative Independence - kebebasan (seperti yang telah diartikan) untuk menyajikan fakta
yang terungkap dari pemeriksaan atau pemberian rekomendasi atau opini sebagai hasil
pemeriksaan.
3. Reporting Independence - kebebasan (seperti telah diartikan) untuk menyajikan fakta yang
terungkap dari pemeriksaan atau pemberian rekomendasi atau opini sebagai hasil
pemeriksaan.
Berdasarkan ketiga dimensi tersebut, Mautz dan Sharaf mengembangkan petunjuk yang
mengindikasikan apakah ada pelanggaran atas independensi. Mautz dan Sharaf menyarankan :
Programming Independence
1. Bebas dari tekanan atau intervensi manajerial atau friksi yang dimaksudkan untuk
menghilangkan (eliminate), menentukan (specify), atau mengubah (modify) apapun dalam
audit.
2. Bebas dari intervensi apapun atau dari sikap tidak kooperatif yang berkenaan dengan prosedur
audit yang dipilih.
3. Bebas dari upaya pihak luar yang memaksakan pekerjaan audit itu di-review di luar batas –
batas kewajaran dalam prosedur audit.
Investigative Independence
1. Akses langsung dan bebas atas seluruh buku, catatan, pimpinan, pegawai perusahaan dan
sumber informasi lainnya mengenai kegiatan perusahaan, kewajibannya dan sumber-
sumbernya.
2. Kerja sama yang aktif dari pimpinan perusahaan selama berlangsungnya kegiatan audit.
3. Bebas dari upaya pimpinan perusahaan untuk menugaskan atau mengatur kegiatan yang harus
diperiksa atau menentukan dapat diterimanya suati evidential matter (sesuatu yang
mempunyai nilai pembuktian).
4. Bebas dari kepentingan atau hubungan pribadi yang akan menghilangkan atau membatasi
pemeriksaan atau kegiatan, catatan, atau orang yang seharusnya masuk dalam lingkup
pemeriksaan.
Reporting Independence
1. Bebas dari perasaan loyal kepada seseorang atau merasa berkewajiban kepada seseorang
untuk mengubah dampak dari fakta yang dilaporkan.
2. Menghindari praktik untuk mengeluarkan hal – hal penting dari laporan formal dan
memasukkannya Don laporan informal dalam bentuk apapun.
3. Menghindari penggunaan bahasa yang tidak jelas (kabur, samar-samar), baik yang disengaja
maupun yang tidak, dalam pernyataan fakta, opini dan rekomendasi dan dalam interpretasi.
4. Bebas dari upaya untuk memveto judgement auditor mengenai apa yang seharusnya masuk
dalam laporan audit, baik yang bersifat fakta maupun opini.
Hubungan pribadi dapat menimbulkan prasangka yang tidak dikenali; Karakteristik dan
keinginan pribadi dapat mempengaruhi sikap seseorang secara substansial: keinginan untuk
melayani mungkin tidak terkendali.
Disini seperti di tempat lain di bidang auditing, keseimbangan yang wajar harus dijaga
antara ideal dan praktis. Pelanggaran kecil atas independensi auditor harus diharapkan dan
mungkin sangat tidak relevan dengan keabsahan dan kegunaan pendapatnya..
Independensi Profesi. Kami setuju dengan Mr Blough bahwa untuk menjadi berguna,
seorang praktisi harus menghindari penampilan yang tidak memiliki kebebasan. Tapi kami
menambahkan melakukan ini bahwa, seperti praktisi individual, profesi secara keseluruhan harus
menghindari penampilan yang tidak memiliki kebebasan. Jika masyarakat umum dan juga
pengguna langsung laporan audit memiliki kepercayaan terhadap independensi dan integritas
profesinya, praktisi individual tidak akan memiliki kesempatan kerja yang maksimal.
Ketiadaan jaminan atau independensi "built-in" ini sangat disayangkan karena audit
mengalami kerugian dari apa yang dapat digambarkan sebagai "faktor anti-independensi".
Inheren dalam sifat pekerjaan akuntansi publik seperti yang sekarang dilakukan adalah sejumlah
fitur yang bagi orang awam. Hampir pasti memang membuang bayangan curiga terhadap protes
auditor atas kemerdekaan penuh. Beberapa di antaranya sudah disarankan sebelumnya namun
beruang berulang saat ini. Kami akan mencakup:
A. Kedekatan hubungan dari Profesi CPA dengan Dunia Bisnis
1. Ketergantungan Keuangan yang sangat Jelas
2. Adanya hubungan confidential antara Auditor dan Bisnis
3. Dorongan dan Tekanan yang kuat pada melayani manajemen (Klien).
B. Organisasi Profesi Auditor
1. Kecenderungan muncul pada sejumlah perusahaan besar
2. Kurangnya Solidaritas Profesi antar auditor
3. Kecenderungan Auditor untuk menjadi marketer jasa audit
Dalam membaca paragraf berikut, harus diingat bahwa kepentingan utama kita adalah
dalam independensi profesi dan bukan independensi praktisi individual. Kita adalah era yang
menunjukkan karakteristik praktek audit dan tentu saja akuntansi publik, yang cenderung
mempengaruhi masyarakat awam untuk mempertanyakan sifat independen auditing sebagai
profesi.
Tentu akuntansi publik, dan dengan itu auditnya, terkait erat dengan bisnis. Akuntansi
telah mengalami perkembangan terbesar di bidang usaha. Audit perusahaan bisnis merupakan
karya terbesar kebanyakan akuntan publik, dan jenis layanan lainnya kepada klien semacam itu
merupakan bagian terbesar dari sisanya. Ini adalah fakta kehidupan di akuntan publik bahwa
biaya berasal dari klien, dan akuntan publik bergantung langsung pada perusahaan bisnis untuk
sebagian besar pendapatan mereka. Jadi hubungan intim dengan bisnis sangat jelas merupakan
karakteristik akuntansi publik dan audit sehingga kita mungkin gagal untuk melihat pengaruhnya
di benak orang awam.
Aturan 16 dari Aturan Perilaku Profesional Institut Akuntan Publik Amerika menyatakan
hubungan ini dengan kata-kata berikut:
Seorang anggota tidak boleh melanggar hubungan rahasia antara dirinya dan kliennya.
Karakteristik ketiga dari akuntansi publik yang menekankan hubungan erat auditor dan
bisnis adalah penekanan yang besar pada pelayanan kepada manajemen. Literatur kita sendiri
penuh dengan referensi akuntansi sebagai "alat bisnis".
Organisasi Profesi. Sepengetahuan kami, tidak ada profesi lain yang diatur seperti
akuntansi publik. Tidak ada profesi lain yang melakukan perusahaan besar nasional bahkan ada,
praktik yang jauh lebih mendominasi sejauh yang mereka lakukan di akuntansi publik. Sejumlah
besar merger pada dekade lima puluhan mengurangi secara signifikan jumlah perusahaan
menengah sebagai satu demi satu penggabungan usaha kecil ke perusahaan besar.
Tentu saja ada alasan yang sah untuk perkembangan ini, dan beberapa alasan ini terkait
langsung dengan pemeliharaan daripada penurunan independensi. Sebuah perusahaan kecil tidak
memiliki sumber keuangan. fasilitas penelitian. atau staf untuk melakukan pemeriksaan terhadap
perusahaan raksasa seperti yang relatif umum di scene Amerika hari ini. Dan bahkan jika itu
terjadi, kemungkinan yang tidak menguntungkan selalu ada sehingga satu klien utama dapat
membentuk proporsi praktik yang signifikan tersebut dan berkontribusi secara substansial
terhadap pendapatannya untuk mengajukan pertanyaan yang memalukan sehubungan dengan
independensi ekonomi perusahaan akuntansi yang sebenarnya dari klien semacam itu.
Meskipun ini telah menjadi penting dan oleh karena itu merupakan pengembangan yang
menguntungkan, bukan tanpa masalah. Sebagai perusahaan akuntan publik tumbuh lebih besar.
Kepentingannya pada klien kecil cenderung menurun. Beberapa layanan yang diberikan oleh
praktisi kecil kepada klien kecil cenderung hilang dari hubungan klien besar dan besar.
Adapun substansi ramuan ketiga dalam mengembangkan sebuah praktik.

1. Kenali produk Anda (keterampilan yang tersedia dalam profesinya).


2. Kenali klien Anda-kebutuhannya. temperamennya, kepribadiannya.
3. Hubungi klien Anda secara teratur dan tunjukkan bagaimana kebutuhan mereka bisa
dipuaskan oleh skill anda (atau produk).
4. Meminta pesanan.
Gagasan tentang program penjualan reguler untuk membangun praktik praktisi sangat
bertentangan dengan pilihan berikut dari Professional Ethics of Certified Public Accountants
John L Carey, Permohonan keterlibatan profesional selalu dianggap tidak disukai oleh anggota
cerdas profesi apapun. Ada sesuatu yang secara inheren tidak menyenangkan dan memalukan
dalam menawarkan untuk penjualan keterampilan dan integritas pribadi seseorang. Selain itu,
tentu saja, ajakan bertentangan dengan sikap profesional. Ini setara dengan keahlian menjual di
dunia komersial. Ini mengarah pada kesan bahwa pembuatan uang, bukan pelayanan, adalah
motif utama.
Seharusnya tidak diabaikan, bagaimanapun, bahwa profesi tidak memiliki monopoli
dalam pelayanan. Perdagangan dan jenis kegiatan lainnya juga menyediakan layanan. Sebuah
profesi ditandai dengan sesuatu yang lebih dari sekedar pemberian layanan: dan jika karakteristik
yang membedakan ini hilang. diragukan apakah audit akan terus berlanjut menjadi layanan
substansial bagi masyarakat Ekonomi.
Solidaritas Profesional. Aspek terakhir dari pengorganisasian profesi berkaitan dengan
apa, karena tidak ada istilah yang lebih baik. bisa disebut "solidaritas profesional". Ini
melibatkan dukungan yang diberikan oleh auditor independen oleh anggota profesi lainnya saat
klien menunjukkan keinginannya untuk tidak meninggalkan auditornya saat ini dan mencari
layanan dari pihak lain.
Institute of Chartered Accountants pada tahun 1937 mengeluarkan sebuah resolusi
seorang akuntan yang disewa berkomunikasi dengan auditor pendahulunya sebelum menerima
pertunangan dimana dia mengetahui laporan keuangan perusahaan sebelumnya telah dikenai
pemeriksaan. Dalam kasus kemitraan atau individu, peraturan yang sama berlaku, walaupun hal
itu dianggap hanya masalah sopan santun profesional. Edisi 1959 dari Dicksees Auditing
menyatakan: Secara umum dipahami bahwa di mana seorang auditor akan melepaskan
pertunangan, atau telah kehilangannya, auditor lain tidak melangkah menggantikannya tanpa
terlebih dahulu merujuk pada koleganya dan memberinya kesempatan melakukan pengamatan.
Sebuah pernyataan menunjukkan baru-baru ini pada tahun 1951 bahwa tujuan
komunikasi semacam itu lebih dari sekadar sopan santun bagi auditor yang keluar. Dewan ingin
menjelaskan bahwa tugas untuk berkomunikasi ada dalam setiap kasus. Penting bahwa
kepentingan sah masyarakat dan independensi auditor atau akuntan profesional yang ada harus
dijaga dan komunikasi harus dilakukan walaupun perubahan tersebut merupakan masalah yang
sepenuhnya berada dalam kebijaksanaan appointer Tugas untuk berkomunikasi tidak terbatas
pada kasus di mana penunjukan sebelumnya diadakan oleh seorang anggota institut tersebut.
Kasus untuk kinerja layanan manajemen oleh akuntan publik meningkatkan kesempatan
untuk layanan. Keinginan untuk menjadi layanan maksimal bagi klien adalah hal yang alami bagi
orang profesional manapun. Sejauh bahwa pelatihan, pengalaman, dan penghakimannya
membantu kliennya. Dia memiliki keinginan alami untuk menyediakannya. Mereka dapat
dipertimbangkan dalam dua judul:
(1) sulitnya menetapkan standar profesional untuk jenis pekerjaan ini: dan;
(2) pengaruh kinerja karya tersebut terhadap independensi akuntan.
Meskipun beberapa penelitian telah diberikan pada masalah ini, belum ada pernyataan
pasti mengenai batasan layanan manajerial yang sesuai. Tidak ada yang tahu apa yang bisa dan
tidak bisa dilakukan oleh akuntan independen di bidang ini. Karena layanan manajemen belum
didefinisikan secara akurat, tidak ada dasar untuk memenuhi syarat mereka yang ingin
melakukannya.
Dalam hubungan ini menarik untuk dicatat bahwa banyak praktisi merasa akuntan dapat
memenuhi syarat untuk jenis pekerjaan ini dengan belajar mandiri dan membaca profesional.
Meskipun mereka mendukung gagasan bahwa pelatihan profesional dan ujian kualifikasi
diperlukan bagi seseorang untuk masuk ke dalam jajaran mereka sendiri sebagai CPA.
Pendukung kinerja jasa manajemen oleh akuntan publik independen telah mengambil
posisi bahwa kinerja semacam itu sama sekali tidak mempengaruhi independensi akuntan.
Mereka mendukung pendapat ini dengan alasan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan nyata dan substansial antara memberi nasehat kepada manajemen dan
melayani sebagai manajemen.
2. Karena independensi adalah keadaan pikiran, auditor yang cakap dapat mempertahankan
independensi pribadinya adalah mengaudit keterlibatan terlepas dari hubungan lain dengan klien.
Layanan manajemen telah menjadi bagian penting dari total layanan yang dilakukan oleh
profesinya, dan tidak mungkin mereka akan ditinggalkan.
Keuntungan untuk spesialisasi adalah tingginya tingkat keahlian yang ditawarkan permita
dan dorongan. Lain lagi, melalui pembentukan dan pengakuan, spesialisasi, adalah mungkin
untuk menetapkan dan mempertahankan standar tinggi baik untuk masuk maupun untuk kinerja.
Persyaratan ini dengan tidak adanya persyaratan untuk akuntan publik atau orang lain yang ingin
mempraktikkannya sebagai spesialis layanan manajemen dalam penganggaran, sistem kerja, atau
fase lainnya. Spesialisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan profesi tertentu mengingat
penggunaannya.
Solusi terbaik untuk masalah independensi dalam audit adalah mengenali dengan berani
dan tegas salah satu kelompok kemahiran ini. Demi kebaikan profesi, auditing harus diakui
sebagai keahlian tersendiri yang terpisah dari fungsi akuntan publik yang tersisa. Akuntan yang
bertugas sebagai auditor tidak melakukan fungsi lain untuk klien mereka, dan mereka yang
melakukan fungsi lain tidak boleh melakukan audit opini.
Pada semua tingkat di bawah mitra, sebaiknya anggota staf dinyatakan sebagai auditor
atau bukan auditor dan kemudian dibatasi pada jenis pekerjaan apa yang mereka pilih. Langkah
kedua untuk diambil lebih santai, akan memisahkan pasangan menjadi mitra audit dan pihak
lainnya. Pertimbangan profesional harus diberikan pada kelayakan untuk membagi masing-
masing kantor akuntan publik besar menjadi dua bagian, staf audit dan staf non-audit.
Sebenarnya membagi perusahaan menjadi dua perusahaan tentu saja menjadi salah satu
kemungkinan; Yang lain akan mengoperasikan dua divisi independen di bawah satu badan
eksekutif. Secara bersamaan, langkah-langkah ini akan memberi tingkat independensi secara
struktural dan sebenarnya tidak sekarang hadir.
Referensi

R.K. Mautz and Hussein A. Sharaf. 2006. The Philosophy Of Auditing. Florida: American
Accounting Association

Anda mungkin juga menyukai