Anda di halaman 1dari 8

RADICAL DEVELOPMENT IN ACCOUNTING THOUGT

Wai Fong Chua

Abstraksi: Mainstream akuntansi didasarkan pada seperangkat asumsi filosofis tentang pengetahuan,
dunia empiris, dan hubungan antara teori dan praktek. Ini khususnya pandangan dunia, dengan
penekanan pada hipotetis-deductivism dan kontrol teknis, memiliki kekuatan tertentu, tetapi telah
membatasi berbagai permasalahan yang diteliti dan penggunaan metode penelitian. Dengan
mengubah serangkaian asumsi ini, secara fundamental berbeda dan, wawasan penelitian diperoleh.
Dua alternatif pandangan dan asumsi yang mendasari dijelaskan yaitu interpretif dan kritis.

Tujuan Penelitian

Tujuan pertama dari makalah ini adalah untuk membuat peneliti akuntansi dapat
merefleksikan sendiri asumsi dominan yang mereka bagi dan yang lebih penting, konsekuensi
dari mengadopsi posisi ini. Pandangan umum telah menghasilkan manfaat untuk melakukan
penelitian akuntansi dari desakan publik, tes intersubjektif dan bukti empiris yang reliabel.
Namun, ini telah membatasi jenis permasalahan yang diteliti, penggunaan metode penelitian
dan wawasan penelitian yang bisa diperoleh keterbatasan itu hanya dapat terlihat jelas ketika
disandingkan dengan pandangan alternatif.
Tujuan kedua dari makalah ini adalah untuk memperkenalkan set alternatif seperti dari
asumsi, menggambarkan bagaimana mereka mengubah kedua definisi masalah dan solusi,
dan menawarkan penelitian yang secara fundamental berbeda dari yang berlaku saat ini.
Akhirnya, tulisan ini berpendapat bahwa tidak hanya rute alternatif pandangan dunia yang
berbeda, mereka berpotensi dapat memperkaya dan memperluas pemahaman kita tentang
akuntansi. dalam praktek, sehingga menjawab panggilan terakhir untuk mempelajari angka-
angka akuntansi dalam konteks di mana mereka beroperasi. (Halaman 602)
A. Klasifikasi perspektif akuntansi saat ini
Literatur akuntansi dibagi oleh dua asumsi yaitu pengetahuan sosial dan lingkungan
masyarakat. Pengetahuan sosial termasuk juga ontologi seperti realism vs nominalisme,
epistemologi seperti positivisme dan anti-positivisme, sifat dasar manusia seperti
determinisme dan voluntarisme dan metodologi seperti nomothetic vs ideografic.

B. Klasifikasi Asumsi
Asumsi asumsi dibedakan sebagai berikut:
1. Beliefs about knowledge
-Epistemological
-Methodological
2. Beliefs about phisical and social reality
-Ontological
-Human Intention and Rationality
-Social Order/Conflict
3. Relationship between theory and practice

Asumsi dominan dari pandangan akuntansi yang umum (mainstream)


1. Beliefs about knowledge
Teori terpisah dari observasi yang dapat memverifikasi atau menyalahkan teori. Dapat
menggunakan hipotesis deduktif. Metode kuantitatif untuk analisis data dapat
digunakan untuk mengeneralisasi hasil.
2. Beliefs about phisical and social reality
Realitas empiris itu objektif dan eksternal terhadap subjek. Manusia dikategorikan
sebagai objek pasif. Bukan dilihat sebagai pelaku atau pembuat realita sosial.
3. Relationship between theory and practice
Akuntansi menspesifikasikan arti, bukan akhir. Penerimaan strukktur institutional
tambahan.
Dari Asumsi dasar tentang akuntansi dari sisi kepercayaan terhadap pengetahuan,
fisik dan realitas sosial serta teori dan praktis ini penulis ingin memberikan asumsi yang baru
sehingga dapat menjadi perbincangan dan perdebatan. Yaitu asumsi diliat dari perspektif
dan critical.

Keunggulan Penelitian ini


Penenlitian ini bisa menjelaskan dengan baik mengenai klasifikasi asumsi. Dari
halaman 605 dapat dilihat bahwa penulis mengklasifikasikan asumsi dibedakan dari 3 bagian.
Yaitu kepercayaan mengenai pengetahuan untuk bagian pertama, kepercayaan mengenai
realitas fisik dan sosial untuk bagian kedua dan hubungan antara teori dan praktis.
Yang menarik adalah kutipan yang tepat untuk menggambarkan hubungan antara teori
dan praktis seperti Burrell dan Morgan (1979) di halaman 604 dikatakan bahwa setiap teori
sosial itu didasari dari asumsi manusia dan masyarakat. Sehingga dari kutipan ini jelas dapat
disimpulkan hubungan antara teori dan praktis dalam ilmu sosial dapat
dipertanggungjawabkan korelasi antara keduanya.
Peneliti menggambarkan asumsi dominan dari pemikiran mainstream akuntansi itu
lebih pada pemenuhan kepentingan individu dan kelompok kelompok tertentu. hal ini dapat
dibuktikan dalam penelitian akuntansi dimana pada periode 1989-2005 terdapat
kecenderungan penelitian mengenai pemenuhan standar akuntansi untuk pasar modal. Karena
memang peneliti peneliti pada saat itu sedang gencar untuk memenuhi kebutuhan pasar
modal akan standar akuntansi yang seragam agar lebih mudah dalam meminimalkan asimetri
informasi bagi stakeholder di luar negeri. Timeline dari fenomena ini dapat dilihat pada
gambar di bawah. Dimulai dari dikeluarkannya framework mengenai IASC dan perjanjian
antara komisi pasar modal di uni eropa dengan IASC sampai pada berlakunya IFRS di uni
eropa.
Kelemahan Penelitian ini
Kelemahan penelitian ini salah satunya adalah dari penggambaran mengenai
pemikiran mainstream akuntansi. Di halaman 606 dikatakan bahwa dari sisi ontologi,
penelitian akuntansi didasari objek dan subjek. Dimana posisi subjek menemukan realitas
objek. Kemudian dikarenakan hubungan objek dan subjek ini, peneliti akuntansi tidak dapat
menggambarkan masalah realitas di sekitar mereka. Orang orang tidak menjadi pembuat aktif
dari realitas sosial. Akibatnya orang orang dianalisa sebagai entitas objek.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat tabel 2. Di tabel dua dijelaskan mengenai
kepercayaan terhadap pengetahuan di dominasi oleh hipotesis-deduktif research. Padahal
jika kita melihat penelitian Baker dan Barbu, 2007. Didapatkan hasil bahwa di periode tahun
1965-1973 penelitian di dominasi oleh penelitian deskriptif, bukan penelitian empiris yang
didasari hipotesis deduktif. Beikut dapat dilihat data dari penelitian Baker dan Barbu 2007
Dari tabel di atas dapat dilihat hanya 3 penelitian empiris dari total 21 penelitian
mengenai tema penyetaraan standar akuntansi. Jadi dapat disimpulkan pendapat penulis/Wai
Fong Chua mengenai penggunaan hipotesis-deduktif untuk memverifikasi teori kurang tepat.
Kemudian Penulis juga mengatakan dominasi metode kuantitatif yang dapat
digeneralisasi. Dasar dari penulis mengatakan pernyataan ini kurang tepat. Dari penelitian
Hahn, 2007. Pada tabel di bawah dapat dilihat penggunaan teori teori yang digunakan di
penelitian disertasi. Pada beberapa penelitian tidak semua dapat digeneralisasi. Karena tidak
semua penelitian kuantitatif dapat digeneralisasi. Penelitian-penelitian yang bersifat melihat
perilaku, seperti penelitian penelitian Hahn, 2007 yang mengumpulkan disertasi bertema
pasar modal untuk melihat perilaku investor di pasar modal merupakan relativisme sehingga
tidak dapat digeneralisasi.
Kelemahan selanjutnya dari penelitian ini adalah mengenai perspektif interpretatif
yang ditawarkan peneliti sebagai pengganti dari asumsi mainstream dari pemikiran
akuntansi. Penulis menyatakan bahwa pada perspektif ini lebih didominasi oleh penelitian
penelitian yang bersifat etnografik, studi kasus dan observasi. Dengan kata lain penelitian
penelitian yang disarankan adalah penelitian kualitatif.
Peneliti disini berusaha untuk menawarkan sesuatu yang baru padahal seperti yang
kita ketahui, tidak sedikit penelitian menggunakan metodologi kualitatif deskriptif seperti
dipaparkan pada penelitian Baker dan Barbu 2007. Baru setelah periode tahun 1973 sampai
1989 dimana penelitian mengenai harmonisasi standar akuntansi didominasi oleh penelitian
empiris. Tetapi kemudian penelitian penelitian setelah itu jumlah antara penelitian kantitatif
dan penelitian kualitatif cukup berimbang.

Relevansi bagi penelitian akuntansi

Penelitian ini mencoba memformulasikan karakteristik asumsi dari ontologi,


epistemologi, dan aksiologi dari penelitian-penelitian akuntansi. Pengetahuan sosial yang
berisi asumsi filosofi mengenai ontologi pengetahuan, empiris, dan hubungan antara teori
dan praktik merupakan hal-hal yang sudah mainstream. Peneliti mencoba untuk memberikan
alternatif yaitu asumsi perspektif dan asumsi kritikal.
Penelitian-penelitian akuntansi diharapkan dapat lebih berkembang dengan mengubah
asumi mainstream yang digunakan selama ini menurut pendapat peneliti. Peneliti
berpendapat asumsi mainstream yang berpusat pada penelitian empirirs yang menggunakan
pendekatan hipotesis-deduktif seharusnya bisa menggunakan penelitian bersifat deskriptif,
studi kasus, historikal, dan etnografik. Dan juga beberapa hal yang menjadi acuan seperti
realitas sosial dimana lebih mengedepankan permasalahan yang berasal dari konflik, ketidak
adilan dan ideologi dalam sosial ekonomi, politik sebagai dimensi kreatif.
Pemikiran penulis relevan dan memberikan manfaat untuk penelitian akuntansi
mendatang. Akan tetapi, pendapat saya terhadap kelemahan pendapat yang disajikan penulis
menyebabkan pandangan beberapa poin tidak valid. Sehingga menurut saya penelitian ini
memiliki kekurangan.
Referensi

Baker, C. R., and E. M. Barbu. 2007. Trends in research on international accounting


harmonization. Science Direct The International Journal of Accounting. 42 (2007) 272–
304.

Chua, W. F. 1986. Radical Developments in Accounting Thought. Science Direct. The


Accounting Review. Vol. LXI, No. 4 October 1986.

Hahn, W. 2007. Accounting research: An analysis of theories explored in doctoral


dissertations and their applicability to Systems Theory. Science Direct Accounting
Forum 31 (2007) 305–322.

Anda mungkin juga menyukai