Anda di halaman 1dari 4

http://toharudin65.blogspot.com/2018/04/toharudin-prof.

html
PENGERTIAN COBIT, COSO DAN ERM

A. COBIT

Control Objective for Information & Related Technology (COBIT) adalah sekumpulan
dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor,
pengguna(user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis,
kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT. COBIT bermanfaat bagi auditor
karena merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi IT control issues.
(Sasongko, 2009)

COBIT memiliki fungsi tidak saja dalam mengelola Teknologi Informasi, tetapi juga
sebagai Pengendali investasi dan risiko pada lingkungan TI.
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja (framework)
untuk mengatur keselaran TI dengan bisnis dimana teknologi informasi dikelola
dengan baik.

Kerangka Kerja COBIT terdiri dari beberapa arahan/pedoman, yakni :


1.    Control Objectives (Pengendalian Tujuan); yang terdiri dari 4 domain yaitu: Planing
& Organization, Aquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring &
Evaluation.
2.    Audit Guidelines (Arahan Auditor); berisi tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat
rinci untuk membantu para auditor dalam memberikan saran perbaikan kepada
manajemen.
3.    Management Guidelaines ( (Arahan Manajemen); berisi arahan, baik secara umum
maupun spesific mengenai apasaja yang mesti dilakukan, agar dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan:
-       Bagaimana biaya pengelolaan dan manfaat TI yang dikelola
-       Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang baik
-       Apa saja indikator atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai
kesuksesan
-       Risiko-risiko apa saja yang mungkin timbul
-       Apa yang dilakukan oleh pesaing
-       Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana membandingkannya
Dari uraian singkat diatas maka Manfaat untuk pengguna COBIT adalah :
1.    Manajemn : Untuk pengambilan keputusan investasi TI, untuk pertimbangan
keseimbangan antara risiko dan kontrol investasi serta untuk bencmark lingkungan
TI sekarang dan ke depan.
2.    Pengguna (User) : Untuk memperoleh jaminan keamanan dan kontrol produk dan
jasa yang dibutuh secara internal maupun eksternal
3.    Auditor : Untuk memperkuat simpulan (Opini) untuk manajemen dalam hal Control
internal, dan untuk memberikan saran pada contol minimum yang diperlukan.

Sedangkan lingkup kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT adala :


Effectiveness, Efficiency, Confidentiality, Availability, Complience dan Reability.
B. COSO

Pengertian COSO Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway


Commission, atau disingkat COSO, adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang
dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat
rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.
COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar, dan
kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem
pengendalian mereka.
COSO ini membentuk framework COSO Internal Control yang memfokuskan pada
pengelolaan keuangaan, seiring waktu berlangsung terjadi perkembangan dan COSO
membentuk Framework COSO Enterprise Risk Management yang mulai meluaskan
fokus pada pengelolaan resiko menurut Committee of sponsoring organizations
(COSO) dalam Krismiaji (2015:220) menjelaskan bahwa pengendalian intern adalah
suatu proses yang diterapkan oleh dewan direktur, manajemen, dan untuk
memberikan jaminan yang cukup bahwa tujuan pengendalian berikut ini dapat
dicapai, yaitu:
1. Efektifitas dan efisiensi operas
2. Daya andal dan laporan keuangan
3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku

FUNGSI COSO adalah Memberikan pemikiran kepemimpinan melalui


pengembangan kerangka kerja dan pedoman yang komprehensif tentang
manajemen risiko perusahaan , pengendalian internal dan pencegahan kecurangan
yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi dan tata pemerintahan dan
untuk mengurangi tingkat kecurangan dalam organisasi

Pada tahun 1992 COSO mempublikasikan sebuah kerangka kerja pengendalian


intern yang akhirnya banyak menjadi acuan bagi para dewan direksi, eksekutif,
regulator, penyusun standar, organisasi profesi untuk mengukur efektivitas
pengendalian item.
Kerangka kerja itu dikenal dengan sebutan Internal Control-Integrated Framework.
Pada tahun 1994 kerangka krja tersebut mengalami perubahan minor dengan
tambahan ruang lingkup terkait management report on internal control.
Kerangka kerja pengendalian intern COSO 1992 memberikan definisi umum tentang
pengendalian intern dan memberikan kerangka kerja untuk menilai dan memperbaiki
system pengendalian intern. Kerangka tersebut menyatakan bahwa pengendalian
intern dirancang untuk meberikan keyakinan memadai terhadap pencapaian tiga
tujuan organisasi yaitu;
1. Efektivitas dan efisiensi operasi
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
C. ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

Enterprise Risk Management (ERM) merupakan sebuah proses yang diterapkan


dalam penentuan startegi perusahaan, didesain untuk mengidentifikasi kemungkinan
yang potensial yang mungkin mempengaruhi entitas (Pedrusahaan), dan mengelola
risiko-risiko dan kecendrungan risiko yng mungkin terjadi, untuk menyediakan
jaminan yang layak mengenai pencapaian tujuan entitas (Perusahaan)

Manfaat dari penerapan ERM adalah untuk meningkatkan kemampuan sebuah


perusahaan untuk menyelaraskan risk appetite dengan strategi dan arah kebijakan
perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil oleh
manajemen perusahaan dalam merespon risiko.

Elemen-elemen ERM yang mempengaruhi sekaligus mendukung ERM adalah :


1.    Lingkungan Internal Perusahaan : berkaitan dengan budaya risiko yang ada dalam
perusahaan serta bagaimana nantinya enterprise risk manajemen diterapkan.
2.    Penentuan Tujuan : Identifikasi risiko-risiko pada masing-masing tujuan harus dapat
dilakukan sebelum tujuan tersebut ditetapkan menjadi tujuan perusahaan.
3.    Identifikasi kejadia risiko; tujuannnya adalah agar dapat dilakukan pemetaan yang
jelas atas risiko-risiko yang mungkinterjadi serta bagaimana meminimalisasinya.
4.    Kontrol dan komonikasi: dilakuakn secara terus menerus untuk mengelola risiko
dalam perusahaan sehingga risiko yang sama tidak terjadi secara berulang.

IMPLEMETASI COBIT, COSO dan ERM di PT PLN (PERSERO)

Secara garis besar Control Objective for Information and Related Technology
(COBIT) diPLN (Persero) telah dilaksanakan dengan baik dan ditangani secara
struktural di Divisi Sistem dan Teknologi Informasi (DIVSI)  yang dikepalai oleh
seorang Kepala Divisi dibawah Direksi, dengan cakupan secara nasional sehingga
teknologi Informasi di PLN (Persero) dikelola secara terpusat. Perencanaan,
Kebijakan dan arah pengembangan Teknologi Informasi di PLN dikelola secara
terpusat. Pembagian kerja  dalam pengelolaan Teknologi Informasi  kemudian di
tangani oleh 4 sub divisi (Bidang) yaitu :
1. Bidang perencanaan Teknologi Informasi
2. Bidang Pengendalian Teknologi Informasi
3. Bidang Infrastruktur  Teknologi Informasi
4. Bidang Pengembangan  Teknologi Informasi
5. Bidang Operasional  Teknologi Informasi
Masing masing bidang tersebut dikendalikan oleh Manajemen Senior.
Dalam Pengembanagn Pengelolaan Bisnis dan pembangunan Sistem Informasi, PT
PLN (Persero) membentuk Anak Perusahaan  yaitu PT ICON+ yang melaksanakan
dan menjalankan kebijakan-kebijakan dan pengembangan sistem yang digunakan
oleh PT PLN seluruh indonesia.
Dalam perkembangannya PT ICON+ juga melayani kebutuhan pembangunan dan
pengelolaan Teknologi Informasi untuk eksternal.
Sementara itu untuk Pengendalian Internal terhadap bisnis perusahaan, PT PLN
(Persero) memiliki Satuan Pengawas Intern (SPI) yang organisasinya tersebar
diseluruh Indonesia sesuai dengan unit bisnis PT PLN (Persero). Struktur Satuan
Pengawas Intern  berada dibawah Direksi sehingga tanggungjawab dan
kewenangannya dalam mengawasi tata kelola dan bisnis perusahaan menjadi lebih
efektif serta dalam memeberikan masukan kepada manajemen menjadi lebih cepat
dan efektif pula.
Untuk pengelolaan Risiko bisnis atau Enterprise Risk Manajement (ERM) ,  PT PLN
(Persero) membentuk satu Divisi  dibawah Direksi  yang menangani risiko-risiko
yang dihadapi perusahaan atau yang mungkin timbul diperusahaan. Divisi inilah
yang melakukan pemetaan, pengkategorian serta membuat mitigasi risiko yang
kemudian dievaluasi dan di kontrol secara terus menerus setiap bulan, triwulanan,
semesteran dan tahunan. 

SUMBER BACAAN:
http://pengertianmanage-ment.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-enterprise-
riskmanagement.html.08.04.2018.23.42

Krismiaji. (2015).Sistem informasi akuntansi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai