Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN MATERI KULIAH

SISTEM INFORMASI DAN PENGANDALIAN INTERNAL

Nama: Santika Maya Rindika


NPK : 2022.15.00192

BAB V

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

1.1 KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal adalah proses yang diterapkan untuk menghasilkan tingkat keyakinan
yang memadai agar tujuan pengendalian berikut dapat terpenuhi:

1. Perlindungan aset: mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan atau perpindahan


aset secara tidak sah.
2. Menjaga catatan secara terinci agar dapat melaporkan aset-aset perusahaan secara akurat
dan wajar.
3. Memberikan inormasi yang akurat dan andal.
4. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan kriteria (standar) yang diharuskan.
5. Mendukung dan meningkatkan efisiensi operasi.
6. Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
7. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
1.2 KERANGKA PENGENDALIAN INTERNAL

Dalam mengembangkan kerangka pengendalian internal terdapat beberapa pendekatan yang

digunakan. Tiga pendekatan yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut:

1. COBIT Framework

COBIT menyusun standar pengendalian dari 36 sumber yang berbeda ke dalam satu
kerangka tuggal yang memungkinkan untuk (1) menjadi acuan bagi manajemen untuk
melakukan praktik pengamanan dan pengendalian dari lingkungan teknologi Informasi
(TI), (2) digunakan bagi para pengguna untuk memastikan terdapat pengamanan dan
pengendalian TI yang memadai, dan (3) digunakan oleh para auditor untuk menghasilkan
opini audit serta untuk memberikan masukan-masukan dalam hal yang terkait dengan
keamanan dan pengendalian TI.

Kerangka pengendalian COBIT menekankan tiga aspek penting berikut:

 Sasaran bisnis. Untuk memenuhi sasaran-sasaran bisnis, informasi harus sesuai


dengan tujuh katagori kriteria pengendalian yang ditetapkan oleh Committee of
Sponsoring Organization (COSO);
 Sumber daya TI. Hal ini mencakup orang, system aplikasi, teknologi, fasilitas, dan
data;
 Proses TI. Terbagi ke dalam empat aspek, yakni perencanaan dan organisasi, akuisisi
dan implementasi, pelaksanaan dan dukungan, serta monitoring dan evaluasi.
2. COSO Internal Control Integrated Framework

Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO)


merupakan suatu inisiatif gabungan yang terdiri dari American Accounting Association,
the American Institute of Certified Public Accountants, the Institute of Internal Auditors,
the Institute of Management Accountants dan Financial Executives Institute. Organisasi
ini didirikan untuk menyumbangkan contoh pemikiran melalui pengembangan kerangka
dan panduan dalam manajemen risiko perusahaan, pengendalian internal dan mencegah
terjadinya kerugian.

Di tahun 1992, COSO menerbitkan Internal Control-Integrated Framework (IC) yang saat
ini sudah banyak diterima di berbagai negara sebagai panduan kerangka pengendalian
internal dan telah diterapkan ke dalam kebijakan, peraturan dan undang-undang yang
digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. COSO Internal Control-Integrated
Framework memiliki 5 komponen utama, yakni: Lingkungan pengendalian, aktivitas
pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, dan monitoring.

3. COSO Enterprise Risk Management (ERM) Framework

COSO Internal Control Framework telah digunakan secara meluas sebagai alat untuk
mengevaluasi pengendalian internal, sebagaimana disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act.
Namun, pendekatan COSO Internal Control Framework ini menguji p engendalian tanpa
melihat pada tujuan dan risiko di dalam proses bisnis dan hanya memberikan sedikit
penjelasan dalam evaluasi hasilnya. Dalam pendekatan COSO Internal Control
Framework sulit untuk mengetahui sistem pengendalian yang mana yang paling penting,
apakah pengendalian yang dijalankan mampu mengatasi risiko yang dihadapi dan apakah
tidak ada pengendalian- pengendalian yang penting.

Kerangka pengendalian COSO ERM yang komprehensif menggunakan pendekatan


berbasis manajemen risiko, bukan berdasarkan pendekatan pengendalian. ERM
menambahkan 3 elemen tambahan disamping 5 elemen pengendalian COSO Internal
Control Framework, yakni: penetapan sasaran, mengidentifikasi kejadian yang
berdampak pada perusahaan, dan mengembangkan respon terhadap risiko yang sedang
dinilai. Sehingga pengendalian menjadi fleksibel dan relevan karena dihubungkan dengan
sasaran organisasi saat ini. Model kerangka pengendalian COSO ERM juga mengakui
bahwa risiko, selain pengendalian, dapat diterima, dihindari, didiversifikasi, dibagi atau
ditransfer.

Anda mungkin juga menyukai