Anda di halaman 1dari 16

Sistem Informasi dan

Pengendalian Internal
(Bagian 1)
Kelompok 3 :
Muhammad Wildan Sholih 2151030011
Mukti Sadewo 2151030006
Yoni Fitri Anto Nurhuda 2151030005
Pendahuluan
Pada tahun-tahun terakhir banyak perusahaan
mengalami kegagalan dalam mengamankan integritas
dan keamanan komputernya. Ini karena :

1. Informasi tersedia di banyak pegawai.


2. Informasi dalam jaringan computer yang terdistribusi.
3. Masalah kerahasiaan informasi bagi perusahaan yang sudah
mengintegrasikan system dengan supplier dan pelanggan.
Dengan demikian, perlindungan terhadap data dan
informasi perusahaan sangat rentan karena tidak
dilindungi dengan baik. Ini karena:
1. Perusahaan menganggap kerugian atas informasi jarang terjadi.
2. Dampak peralihan system dari tersentral ke internet tidak dipahami.
3. Banyak perusahaan belum sadar bahwa informasi merupakan hal
strategis yang sangat penting bagi perusahaan. Contoh : pencurian
data desain produk
4. Produktivitas dan tekanan biayamendorong manajemen untuk
mengabaikan mekanisme pengendalian yang cukup lama.
Konsep dan Pengendalian Internal
Pengendalian Internal adalah proses yang diterapkan untuk menghasilkan tingkat keyakinan
yang memadai agar tujuan pengendalian ini terpenuhi :
1. Perlindungan asset,
2. Menjaga catatan secara terinci agar dapat melaporkan asset-asset perusahaan secara
akurat dan wajar.
3. Memberikan informasi yang akurat dan handal.
4. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan kriteria (standar) yang diharuskan.
5. Mendukung dan meningkatkan efisiensi operasi.
6. Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
7. Mematuhi hokum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal merupakan suatu proses
karena melekat ke dalam aktivitas operasional
organisasi dan bagian yang tidak terpisahkan dari
organisasi.

Pengendalian internal hanya memberikan keyakinan


memadai, bukan absolut.
Ada keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal, contoh : dominasi
manajemen, kolusi, kesalahan-kesalahan kecil. Dll.
Akuntan dan pengembang system
membantu manajemen dalam mencapai
tujuan pengendalian dengan cara:
1. Merancang system pengendalian yang efektif sehingga dapat mengambil pendekatan
proaktif untuk menghilangkan ancaman terhadap system serta mendeteksi, mengkoreksi
dan memulihkan dari ancaman tersebut ketika terjadi.
2. Memudahkan manajemen untuk membangun pengendalian ke dalam suatu system pada
tahap perancangan awal dibandingkan dengan menambahkannya setelah ancaman
terjadi.
Tiga Fungsi Penting
Pengendalian Internal:
1. Pengendalian preventif untuk mencegah masalah sebelum terjadi. Contoh
: Mempekerjakan karyawan yang kompeten, membagi wewenang
karyawan, mengendalikan akses fisik.
2. Pengendalian detektif untuk menemukan masalah yang tidak dapat
dicegah. Contoh pengecekan ulang atas perhitungan dan penyusunan
rekonsiliasi bank dan neraca saldo bulanan.
3. Pengendalian korektif untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah
serta memperbaiki dan memulihkannya dari kesalahan yang terjadi.
Contoh : Mongkoreksi input data yang salah, mengarsip Salinan dokumen.
DUA KATEGORI
PENGENDALIAN INTERNAL :
1. Pengendalian Umum, untuk memastikan lingkungan pengendalian dari suatu
organisasi stabil dan dikelola dengan baik. Contoh : keamanan, infrastruktur TI, juga
perolehan, pengembangan dan perawatan piranti lunak.
2. Pengendalian aplikasi, untuk memastikan transaksi telah diproses dengan benar.
Pengendalian aplikasi menekankan pada akurasi, kelengkapan, validitas dan otorisasi yang
diperoleh, dimasukkan, diproses, disimpan, dipindahkan ke system lain serta dilaporkan.
Menurut Robert Simons ada
4 level pengendalian, yaitu :
1. Belief system, menggambarkan bagaimana suatu organisasi menciptakan nilai, membantu
pegawainya dalam memahami visi manajemen, mengkomunikasikan nilai-nilai dasar organisasi
dan menginspirasi pegawainya untuk menerapkan nilai-nilai tersebut.
2. Boundary system, membantu pegawai untuk bertindak etis dengan menetapkan batasan-batasan
atas perilaku pegawai. Pegawai tidak harus diberitahu apa yang harus mereka lakukan, tetapi
didorong untuk secara kreatif menyelesaikan masalah sesuai dengan standar kerja minimum.
3. Diagnostik control system, mengukur, memonitor dan membandingkan kemajuan actual
perusahaan dengan anggaran dan target kinerjanya.
4. Interactive control system, membantu manajemen untuk memusatkan perhatian dari
bawahannya hanya ke isu-isu strategis dan lebih terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Data system interaktif diintrepretasikan dan dibahas secara tatap muka dalam suatu rapat antara
atasan, bawahan dan rekan sejawatnya.
Membandingkan Kerangka
Pengendalian Internal
COBIT Faremork
COSO Internal Control-Intergrated
Framework
• Comittee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission
merupakan suatu gabungan yang terdiri dari American Accounting
Assosciation, the American Institute of Certified Public Accountants,
the Institute of Internal Auditors, the Insitute of Management
Accountants dan Financial Executives Institute. Organisasi ini didirikan
untuk menyumbangkan contoh pemikiran melalui pengembangan
kerangka dan panduan dalam manajemen risiko perusahaan,
pengendalian internal dan mencegah terjadinya kerugian
5 Komponen
COSO Internal Control-Intergrated
Framework
1. Lingkungan Pengendalian
2. Aktivitas Pengendalian
3. Penilaian Risiko
4. Informasi Komunikasi
5. Monitoring
COSO Enterprise Risk Management (ERM)
Framework
• Enterprise Risk Management (ERM) merupakan sebuah proses yang
diterapkan dalam penentuan startegi perusahaan, didesain untuk
mengidentifikasi kemungkinan yang potensial yang mungkin
mempengaruhi entitas (Pedrusahaan), dan mengelola risiko-risiko dan
kecendrungan risiko yng mungkin terjadi, untuk menyediakan jaminan
yang layak mengenai pencapaian tujuan entitas (Perusahaan)
• Manfaat dari penerapan ERM adalah untuk meningkatkan
kemampuan sebuah perusahaan untuk menyelaraskan risk appetite
dengan strategi dan arah kebijakan perusahaan sehingga dapat
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil oleh manajemen
perusahaan dalam merespon risiko.
• Elemen-elemen ERM yang mempengaruhi sekaligus mendukung ERM adalah :

1. Lingkungan Internal (Internal Environment)


2. Penetapan sasaran Organisasi (Objective Setting)
3. Identifikasi Risiko ( Risk Identification)
4. Penilaian Risiko (Risk Assement)
5. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
6. Informasi dan Berkomunikasi (Information and Communication)
7. Pemantauan (Monitoring)

Anda mungkin juga menyukai