Anda di halaman 1dari 25

Etika, Kecurangan Dan Pengendalian Internal

Etika Bisnis
Walaupun dalam dunia bisnis sudah banyak aturan yang mengikat pelaku bisnis, isu etika
menjadi penting ketika terjadinya konflik. Konflik pada bisnis bisa terjadi antara :

 Karyawan.

 Manajemen.

 Pemegang saham.

Etika bisnis berkaitan dengan 2 pertanyaan di bawah ini :

 Bagaimana manajer mengetahui apa hal yang benar pada saat mereka menjalankan
perusahaan

 Setelah manajer mengetahuinya, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mereka tahu


cara mencapainya.

Isu etika dalam bisnis bisa dibagi 4 faktor seperti yang kita lihat pada gambar di bawah ini

1. Modal

2. Hak

3. Kejujuran

4. Implementasi kekuasaan perusahaan.

Isu Etika Komputer / Teknologi Informasi


Penggunaan teknologi informasi dalam bisnis telah menimbulkan dampak pada masyarakat dan
meningkatkan isu yang signifikan terkait dengan kejahatan komputer, kondisi kerja, privasi,
keamanan (akurasi dan tingkat kerahasiaan), hak cipta/milik, hak akses, isu lingkungan, sistem
pakar (komputer menggantikan manusia dalam pengambilan keputusan), dan penyalahgunaan
komputer.
Computer Fraud merupakan sebuah kejahatan penipuan yang memanfaatkan teknologi informasi
dengan mengunakan komputer kerena komputer berada di jantung sistem informasi. Akibatnya
banya perusahaan mengalami kerugian tiap tahun akibat penipuan komputer ini (Computer
Fraud). Penipuan Komputer ini meliputi :

1. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah record atau file
yang dapat dibaca komputer.

2. Pencurian, penyalahgunaan, atau penggelapan aktiva dengan mengubah logika piranti


lunak komputer.
3. Pencurian atau penggunaan secara tidak sah informasi yang dapat dibaca komputer.

4. Pencurian, korupsi, penyalinan secara ilegal, atau penghancuran yang disengaja atas
piranti lunak komputer.

5. Pencurian, penyalagunaan, atau penggelapan peranti keras komputer.

Kecurangan dan Akuntansi


Peran utama seorang auditor independen adalah bertanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan
yang terjadi melalui audit. Selama bertahun-tahun terakhir ini pengawas sistem keuangan,
pengadilan, dan masyarakat melalui wakil rakyat fokus pada kecurangan perusahaan yang terus
menerus terjadi dan pada akhirnya menimbulkan pertanyaan kemanakah para auditor. Standar
audit secara lengkap memberikan arahan secara lengkap terhadap pentingnya mencegah
kecurangan melalui setiap tahapan proses audit. Definisi kecurangan secara hukum harus
mengcakup 5 kondisi berikut :

 False representation – Informasi yang salah atau disembunyikan.

 Material fact - fakta yang substansial dan mempengaruhi tindakan seseorang dalam
menterjemahkan fakta tersebut.

 Intent to deceive – Adanya keinginan untuk menipu.

 Justifiable reliance - Misinterpretasi atas informasi yang substansial dan menyebabkan


pengguna informasi tersebut mengalami kerugian.

 Injury or loss – Korban kecurangan mengalami kerugian atau kerusakan.

Kecurangan karyawan biasanya terjadi dengan 3 langkah :

1. Mencuri aset perusahaan

2. Mengubah aset perusahaan menjadi uang

3. Menutupi jejak terjadinya kejahatan

Mencuri aset perusahaan dari gudang adalah hal yang mudah, namun tidak mudah bagi karyawan
untuk mengakses sistem persediaan dan mengubah angka persediaan. Kecurangan manajemen
menimbulkan kerugian yang lebih besar daripada kecurangan karyawan namun sering tidak
terdeteksi sampai pada saat dampaknya sudah menimbulkan kerugian yang fatal bagi
perusahaan.

Kecurangan manajemen bisa dibedakan dalam3 karakteristik berikut :

1. Kecurangan dilakukan oleh 1 level manajemen di atasnya dan saling terkait dalam
konteks struktur pengendalian internal.
2. Kecurangan terjadi pada laporan keuangan yang mencerminkan keadaan yang lebih baik
daripada sebenarnya.

3. Jika kecurangan berkaitan dengan aset perusahaan, biasanya akan disamarkan dalam
transaksi bisnis yang kompleks dan selalu terkait dengan pihak ketiga.

Konsep dan Teknik Pengendalian Internal


Setelah kita memahami kecurangan dan etika dalam bisnis, sekarang kita lihat konsep dan teknik
pengendalian internal yang ditujukan untuk mencegah terjadinya masalah di atas. Sistem
pengendalian internal meliputi kebijakan, praktek dan prosedur organisasi dengan 4 tujuan
umum pengendalian yang hendak dicapai :

1. Melindungi aset perusahaan.

2. Memastikan akurasi dan kehandalan catatan dan informasi akuntansi.

3. Meningkatkan efisiensi operasi perusahaan.

4. Mengukur tingkat kesesuaian antara kebijakan dan prosedur perusahaan.

Sesuai dengan tujuan umum pengendalian yang hendak dicapai, ada 4 asumsi yang telah
dimodifikasi untuk mengarahkan auditor dan perancang sistem. Keempat asumsi tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Tanggung jawab manajemen.

2. Sistem jaminan yang layak.

3. Metode pengolahan data.

4. Keterbatasan.

Sistem pengendalian internal perusahaan melindungi perusahaan dari paparan aktivitas yang
tidak diinginkan dan menimbulkan resiko pada perusahaan (lihat gambar di bawah). Ketiadaan
atau kelemahan sistem pengendalian internal perusahaan bisa berakibat pada satu atau lebih hal
berikut :

1. Kerusakan aset baik dalam bentuk informasi atau aset fisik.

2. Pencurian aset.

3. Korupsi informasi atau sistem informasi.

4. Gangguan pada sistem informasi.

 Model sistem pengendalian internal bekerja pada 3 tingkatan yaitu :


1. Pencegahan.

2. Deteksi.

3. Perbaikan.

SAS 78/COSO Internal Control Framework (Kerangka kerja Sistem pengendalian internal
SAS 78/COSO)

Pada kerangka kerja SAS 78/COSO ada 5 komponen yang terdiri dari :
1. The Control Environment
Lingkungan pengendalian adalah dasar dari keempat komponen pengendalian yang lain.
Lingkungan pengendalian akan menentukan irama organisasi dan pengaruh kesadaran
pengendalian bagi karyawan dan manajemen. Lingkungan pengendalian ini terdiri dari elemen
berikut :

 Integritas dan etika manajemen.

 Struktur organisasi.

 Peranan jajaran direksi dan komite audit.

 Kebijakan dan filosofi manajemen.

 Delegasi wewenang dan tangggung jawab.

 Evaluasi unjuk kerja.

 Pengaruh luar dan agen pengendali.

 Praktek dan kebijakan manajemen sumber daya manusia.

2. Risk Assessment
Organisasi perlu melakukan pengukuran terhadap resiko untuk mengidentifikasi, menganalisa
dan mengelolah resiko yang relevan terhadap laporan keuangan. Resiko bisa terjadi dari berbagai
kondisi sebagai berikut :

 Perubahan lingkungan eksternal.

 Pasar luar negeri yang beresiko.

 Pertumbuhan yang signifikan dan cepat sehingga memberikan tekanan pada pengendalian
internal.

 Produk baru
 Restrukturisasi dan ukuran perusahaan yang semakin kecil.

 Perubahan pada kebijakan akuntansi.

3. Information and Communication


Kualitas Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi akan mempengaruhi
kemampuan manajemen untuk mengambil tindakan dan keputusan yang terkait dengan
operasional perusahaan dan menyiapkan laporan keuangan. Sistem informasi akuntansi yang
efektif akan :

 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid.

 Menyediakan informasi dan laporan keuangan sesuai dengan klasifikasi kebutuhan pada
waktunya.

 Secara akurat mengukur nilai ekonomi dari transaksi.

 Secara akurat mencatat semua transaksi sesuai dengan periode waktu kejadian.

Sementara auditor harus memiliki pengetahuan sistem informasi untuk memahami :

 Bagaimana sebuah transaksi direkam dan diasosiasikan dengan catatan akuntansi.

 Pengolahan transaksi dari awal sampai pada laporan keuangan.

 Pengolahan Laporan keuangan.

4. Monitoring
Dengan monitoring, manajemen bisa mengetahui kualitas sistem pengendalian internal dan
operasi sesuai dengan diinginkan. Hal ini bisa dilakukan dengan prosedur yang terpisah dan
pengujian pengendalian oleh auditor. Monitoring dengan memanfaatkan sistem komputer yang
terintegrasi dengan operasional rutin bisa memberikan laporan manajemen yang menunjukkan
baik tren maupun kondisi normal dan yang tidak seharusnya yang terjadi.

5. Control Activities
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk memastikan tindakan yang tepat
dilakukan untuk merespon resiko yang diidentifikasi. Aktivitas pengendalian bisa dibedakan
menjadi 2 kategori :

1. Pengendalian teknologi informasi meliputi pengendalian umum seperti akses terhadap


pusat data, pengembangan sistem dan perawatan program komputer, dan pengendalian
aplikasi meliputi integritas dari sistem untuk memastikan output dari setiap subsistem
sesuai.

2. Pengendalian fisik adalah pengendalian terhadap aktivitas manusia dalam lingkungan


sistem akuntansi. Pengendalian fisik ini meliputi :
 Kewenangan transaksi.

 Pemisahan tugas.

 Pengawasan.

 Catatan akuntansi.

 Pengendalian akses.

 Verifikasi yang independen.

6 Physical Control

 Transaction Authorization : Merupakan kontrol untuk memastikan bahwa semua


transaksi yang diproses oleh sistem informasi adalah valid atau sesuai dengan tujuan
pihak manajemen.

 Segregation of Duties : Salah satu aktivitas pengendalian yang paling penting yaitu
pemisahan tugas karyawan untuk meminimalkan fungsi yang tidak boleh disatukan.
Pemisahan tugas dapat berupa  berbagai bentuk, tergantung pada kewajiban yang akan di
kendalikan.

 Supervision : Proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan tersebut.

 Accounting Records : Merupakan dokument sumber, Jurnal dan Buku besar.

 Access Control : Aktifitas untuk memastikan bahwa personel yang sah saja yang
memiliki akses ke aktiva perusahaan.

 Independent Verification : Pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk


mengidentifikasi kesalahan.
 ETIKA, PENIPUAN, DAN PENGENDALIAN INTERNAL
 A.      ISU ETIKA DALAM BISNIS

 Berbagai standar etika didapat dari adat sosial dan keyakinan pribadi yang mengakar

mengenai hal-hal yang salah dan benar, yang belum tentu sama bagi setiap orang.

Mungkin saja dua orang, yang keduanya menganggap dirinya beretika, berada dalam

kubu yang berbeda mengenai suatu masalah. Sering kali, kita mencampuradukkan isu

etika dengan isu hukum. Berbagai aktivitas seperti penyuapan, penipuan, penipuan

pelanggan, konflik kepentingan, dan penjualan produk yang dilarang di Amerika Serikat

ke negara-negara Dunia Ketiga, semuanya sudah terlalu biasa. Kini yang dapat dilakukan

hanya memperkirakan berbagai kondisi etika dalam berbagai perusahaan Amerika.

Walaupun perilaku etika yang menyeluruh tidak mungkin dilakukan dalam ruang yang

tersedia, tujuan dari berbagai ini adalah untuk mempertinggi kesadaran pembaca

mengenai berbagai isu etika yang berhubungan dengan bisnis, sistem informasi, dan

teknologi komputer


 a.       Apa yang dimaksud dengan Etika Bisnis?

 Etika berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seseorang dalam membuat

pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya di berbagai situasi yang melibatkan konsep

mengenai benar dan salah. Secara spesifik, etika bisnis melibatkan penemuan jawaban

atas dua pertanyaan berikut ini :


 -          Bagaimana para manajer memutuskan mengenai apa yang benar dalam menjalan

bisnis mereka?

 -          Ketika para manajer telah mengetahui apa yang benar, bagaimana mereka dapat

mencapainya?

 Terdapat beberapa isu etika dalam bisnis, antara lain :

 -          Kesetaraan

 -          Hak

 -          Kejujuran

 b.      Bagaimana Perusahaan Menangani Isu Mengenai Etika

 Beberapa perusahaan yang sangat berhasil memliki pelatihan kesadaran akan etika sejak

lama. Berbagai pendekatannya termasuk komitmen yang besar dari pihak manajemen

puncak untuk memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis dengan jelas

menyampaikan harapan pihak manajemen, program untuk mengimplementasikan

petunjuk etika, serta berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.

 -          Peran Pihak Manajemen Dalam Mempertahankan Iklim Beretika

 Para manajer perusahaan harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika

yang sesuai, meraka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku

tidak beretika dalam perusahaan.

 -          Perkembangan Etika

 Kebanyak individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarganya,

pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan perilaku menyatan

bahwa kita semua melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum sampai pada tingkat

berpikir secara beretika.


 -          Membuat Keputusan yang Beretika

 Setiap keputusan yang beretika memiliki risiko dan manfaat. Contohnya

mengimplementasikan sistem informasi berbasis komputer baru dalam sebuah

perusahaan dapat meyebabkan beberapa karyawan kehilangan pekerjaannya, sementara

yang lainnya menikmati manfaat dari perbaikan kondisi kerjanya.

 c.       Apa yang Dimaksud dengan Etika Komputer?

 Etika komputer adalah “analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer

serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang terkait untuk penggunaan

teknologi semacam itu secara beretika, perhatian mengenai peranti lunak serta peranti

keras dan berkaitan dengan jaringan yang menghubungkan berbagai komputer dan

komputer itu sendiri. Bynum mendefinisikan tiga tingkat etika kompoter :

 -          Pop

 Etika komputer pop hanyalah eksposur atas berbagai cerita dan laporan yang terdapat

dalam media populer yang mengenai dampak baik dan buruk dari teknologi komputer.

 -          Para

 Etika komputer para melibatkan perhatian sesungguhnya atas berbagai kasus etika

komputer dan membutuhkan tingkat serta pengetahuan tertentu dalam bidang tersebut.

 -          Teoretis

 Etika komputer teoritis merupakan perhatian berbagai peneliti multidisiplin ilmu yang

mengaplikasikan berbagai teori filosofi, dan psikologi dalam ilmu komputer dengan

tujuan untuk menghasilkan pemahaman baru dalam bidang tersebut.

 B.       PENIPUAN DAN AKUNTAN


 Penipuan merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh suatu

pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihak lain tersebut

meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya. Berdasarkan hukum perdata, tindakan

penipuan harus memenuhi lima kondisi, antara lain :

 -          Penyajian yang salah

 -          Fakta yang material

 -          Niat

 -          Keyakinan yang dapat dijustifikasi

 -          Kerusakan atau kerugian

 Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan, yaitu

 -          Penipuan oleh karyawan

 -          Penipuan oleh pihak manajemen

 a.       Faktor yang Membentuk Penipuan

 Faktor umum yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan penipuan yaitu :

 -          Tekanan keadaan

 -          Peluang

 -          Karakteristik pribadi

 Walaupun berbagai faktor ini sebagian besar berada di luar lingkungan yang dapat

dipengaruhi auditor, auditor dapat mengembangkan daftar periksa peringatan untuk

mendeteksi kemungkinan aktivitas penipuan.

 b.      Kerugian Keuangan Akibat Penipuan

 Biaya sesungguhnya akibat penipuan sulit diukur karena beberapa alasan :

 -          Tidak semua penipuan terdeteksi


 -          Dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan

 -          Dalam banyak kasua penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak

lengkap

 -          Informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan

penegak hukum

 -          Sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau

pengadilan terhadap pelaku penipuan.

 c.       Pelaku Penipuan

 Kerugian akibat penipuan berdasarkan posisi dalam perusahaan. Kolusi antarkaryawan

dalam melakukan penipuan sulit untuk dicegah dan dideteksi. Hal ini tampak nyata ketika

kolusi dilakukan antara manajer dengan karyawan bawahannya. Pihak manajemen

melakukan peran penting dalam struktur pengendalian internal perusahaan. Peluang

adalah faktor yang mendorong penipuan. Peluang dapat diidentifikasikan sebagai

pengendalian atas aktiva atau akses ke aktiva. Perbedaan kerugian keuangan yang

berhubungan dengan berbagai klasifikasi, dijelaskan melalui faktor peluang :

 -          Gender

 -          Posisi

 -          Umur

 -          Pendidikan

 -          Kolusi

 d.      Skema Penipuan

 Skema penipuan dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Tiga kategori umum skema

penipuan adalah :
 -          Laporan Tipuan

 Laporan tipuan dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manejemen. Jika semua pihak

melibatkan beberapa bentuk kesalahan laporan keuangan, untuk memenuhi definisi di

bawah kelas skema penipuan ini, laporan tersebut harus memberikan manfaat keuangan

lagsung serta tidak langsung bagi pelakunya.

 -          Korupsi

 Korupsi melibatkan eksekutif, manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk kolusi

dengan pihak luar. Korupsi bertanggung jawab untuk 10 persen dari berbagai kasus

penipuan di tempat kerja.

 -          Penyalahgunaan Aktiva

 Contoh beberapa skema penipuan yang melibatkan penyalahgunaan aktiva , antara lain :

 ·      Pembebanan ke akun beban

 ·      Gali lubang tutup lubang

 ·      Penipuan transaksi

 ·      Skema penipuan komputer

 C.       KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL

 Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan

untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan

memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan

yang telah ditetapkan. Prosedur-prosedur pengendalian khusus yang digunakan dalam

sistem pengendalian internal dan pengendalian manajemen mungkin dikelompokkan

menggunakan empat kelompok pengendalian internal berikut ini:


 1.         Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk Pemeriksaan, dan

Pengendalian Korektif .

 2.         Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi.

 3.         Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi.

 4.         Pengendalian Input, proses, dan output .

 a.       Konsep Pengendalian Internal

 Sistem pengendalian internal terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan produser yang

diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya :

 -          Menjaga aktiva perusahaan

 -          Memastika akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi

 -          Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan

 -          Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetepkan oleh pihak

manajemen.

 Tiga konsep utama yang mendasari studi pengendalian internal dan penilaian resiko

kendali :

 -          Tanggung Jawab Manajemen

 Manajemen bertanggungjawab atas persiapan dari laporan keuangan yang sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum.

 -          Jaminan yang Wajar

 Perusahaan perlu mengembangkan pengendalian internal yang memberikan jaminan

wajar tetapi tidak absolut bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar .

 -          Pembatasan Inheren


 Pengendalian intern tidak pernah dapat dianggap sepenuhnya efektif, dengan

mengabaikan perhatian yang diikuti dalam rancangan dan implementasi mereka.

 b.      Komponen Pengendalian Internal

 Pengendalian internal terdiri atas lima komponen :

 -          Lingkungan pengendalian

 Lingkungan pengendalian adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya.

Pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :

 ·      Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika

 ·      Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

 ·      Struktur organisasional

 ·      Badan audit dewan komisaris

 ·      Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab

 ·      Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia

 ·      Pengaruh-pengaruh eksternal

 -          Penilaian risiko

 Penilaian risiko dilakukan utnuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola berbagai

risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan.

 -          Informasi dan komunikasi

 SIA terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan untuk melakukan,

mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, dan mencatat berbagai transaksi

perusahaan serta untuk menghitung berbagai aktiva dab kewajiban yang terkait

didalamnya.

 -          Pengawasan
 Pengawasan adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal

serta operasinya berjalan.

 -          Aktivitas pengendalian

 Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk

memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan

yang telah diidentifikasikan. Aktifitas pengendalian dikelompokkan menjadi dua kategori

yang berbeda : pengendalian komputer dan pengendalian fisik.

 c.       Peran Penting Pengendalian Internal

 Pengendalian internal memiliki lima komponen yang menyediakan informasi penting

untuk auditor mengenai risiko penyalahsajian yang penting dalam laporan keuangan dan

penipuan. Oleh karena itu, para auditor wajib untuk mendapat pngetahuan yang memadai

atas pengendalian internal untuk merencanakan audit mereka. Contohnya, pengendalian

internal di perusahaan memengaruhi cara auditor akan menilai apakah perusahaan telah

melaporkan semua kewajibannya.

 KESIMPULAN


 Etika yang baik adalah kondisi yang harus ada untuk menjaga profitabilitas perusahaan

dalam jangka panjang.  Terdapat beberapa isu etika dalam bisnis, antara lain kesetaraan,

hak, kejujuran penggunaan kekuasaan perusahaan. Penipuan dibagi dalam dua kategori

umum : penipuan oleh karyawan dan penipuan oleh pihak manajemen. Penipuan oleh

karyawan umumnya didesain untuk mengonversi yang tunai atau aktiva lainnya secara

langsung demi keuntungan karyawan tersebut. Penipuan oleh pihak manajemen biasanya

melibatkan kesalahan penyajian data laporan dan berbagai laporan dalam jumlah besar,

untuk mendapat kompensasi tambahan atau promosi, atau untuk menghindari penalti
akibat kinerja yang buruk. Pengendalian internal dibagi menjadi : lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas

pengendalian. Aktivitas pengendalian meliputi otorisasi transaksi, pemisahan fungsi,

supervisi, catatan akuntansi yang memadai, pegendalian akses, dan verifikasi independen.

Etika, Penipuan dan Pengendalian Internal

Jumat, 09 November 2012

A. ISU ETIKA DALAM BISNIS

Berbagai standar etika didapat dari adat sosial dan keyakinan pribadi yang mengakar mengenai
hal-hal yang salah dan benar, yang belum tentu sama bagi setiap orang mungkin saja dua
orang, yang keduanya menganggap dirinya beretika, berada dalam kubu yang berbeda
mengenai suatu masalah.

1) Apa yang dimaksud dengan etika bisnis.

Etika (ethics) berkaitan dengan berbagai standar yang digunakan seorang dalam membuat
pilihan dan dalam mengarahkan perilakunya di berbagai situasi yang melibatkan konsep
mengenai benar dan salah, Secara lebih spesifik, etika bisnis (business ethics) melibatkan
penemuan jawaban atas dua pertanyaan berikut ini:

a) Bagaimana para manajer memutuskan mengenai apa yang benar dalam menjalankan bisnis
mereka.

b) Ketika para manajer telah mengetahui apa yang benar bagaimana mereka dapat
mencapainya.
Berbagai isu etika dalam bisnis dapat dibagi ke dalam empat area kesetaraan, hak kejujuran, dan
penggunaan kekuasaan perusahaan:

2) Bagaimana Perusahaan Menangani Isu Mengenai etika

Beberapa perusahaan yang sangat berhasil memiliki pelatihan dan kesadaran akan etika sejak lama.
Berbagai pendekatannya termasuk komiten yang besar dari pihak manajemen puncak untuk
memperbaiki standar etika, berbagai kode etik tertulis yang dengan jelas menyampaikan
harapan pihak manajemen, program untuk mengimplementasikan petunjuk etika, serta
berbagai teknik untuk memonitor ketaatan.

Contohnya, Boeing menggunakan para manajer lininya untuk melakukan sesi pelatihan etika
dan membuat nomor telepon bebas pulsa untuk memungkinkan para karyawannya
melaporkan pelanggaran.

Peran Pihak Manajemen Dalam Mempertahankan Iklim Beretika.

Para manajer perusahaan harus menciptakan dan mempertahankan atmosfer beretika yang
sesuai; mereka harus membatasi peluang dan godaan untuk melakukan perilaku tidak
beretika dalam perusahaan. Tidaklah cukup bagi para manajer untuk hanya tergantung pada
kesadaran tiap orang. Orang tersebut harus disadarkan mengenai komitmen perusahaan
terhadap etika di atas laba jangka pendek dan efisiensi.

Perkembangan Etika

Kebanyakan individu mengembangkan kode etik berdasarkan lingkungan keluarganya,


pendidikan formalnya, dan pengalaman pribadinya. Teori tahapan perilaku menyatakan
bahwa kita semua melalui beberapa tahap evolusi moral sebelum sampai pada tingkat
berpikir secara beretika. Berbagai tahapan dalam model teori tahapan tersebut disajikan
sebagai berikut:

3) Apa yang Dimaksud dengan Etika Komputer.

Penggunaan teknologi dalam bisnis memiliki dampak besar terhadap masyarakat dan meningkat
berbagai isu etika yang berhubungan dengan kejahatan komputer, kondisi kerja, privasi, dan
masih banyak lagi. Etika komputer (computer ethics) adalah analisis mengenai sifat dan
dampak sosial ternologi komputer serta berbagai formulasi dan justifikasi kebijakan yang
terkait untuk penggunaan teknologi semacam itu secara beretika perhatian mengenai
peranti lunak serta peranti keras dan berkaitan dengan jaringan yang menghubungkan
berbagai komputer dan komputer itu sendiri.

4) Masalah baru atau hanya bentuk baru dari masalah lama?

Beberapa akan berargumentasi bahwa berbagai isu yang terkait telah dipelajari di beberapa area
ilmu lainnya.

5) Keamanan (Akurasi dan Kerahasiaan).

Keamanan (security) Komputer adalah usaha untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan
seperti tidak adanya kerahasiaan dan integritas data, sistem keamanana mencoba untuk
mencegah penipuan dan penyalahgunaan lain sistem komputer; sistem ini bertindak sebagai
pelindung dan juga merupakan kepentingan sah dari berbagai konstituensi sistem tersebut.
Berbagai isu etika yang dapat digunakan bersama, dan yang beroperasi menyebaran informasi
yang tidak akurat ke para pengguna yang memiliki otorisasi.

6) Kepemilkan Properti.

Hukum yang didesain untuk menjaga hak cipta fisik telah diperluas untuk meliputi apa yang disebut
hak cipta intelektual, yaitu peranti lunak.

7) Kesetaraan Akses.

Beberapa halangan untuk akses adalah bawaan sistem teknologi informasi, tetapi beberapa dapat
dihindari melalui desain sistem yang berhati-hati. Beberapa faktor yang faktor yang beberapa
tidak hanya untuk sistem informasi, dapat membatasi akses ke teknologi komputer.status
ekonomi seseorang atau pengaruh perusahaan akan menentukan kemampuan untuk
mendapatkan teknologi informasi.

8) Masalah Lingkungan.
Komputer dengan printer berkecepatan tinggi memungkinkan dihasilkannya berbagai dokumen
cetak daripada sebelumnya. Mungkin lebih mudah untuk mencetak saja sebuah dokumen
daripada harus mempertimbangkan apakah harus dicetak dan seberapa banyak salinan yang
sesungguhnya harus dibuat.Mungkin lebih efisien atau lebih baik memiliki dokumen tercetaknya
sebagai tambahan dari versi elektroniknya.

B. PENIPUAN DAN AKUNTAN

Penipuan (frand) merujuk pada penyajian yang salah atas suatu fakta yang dilakukan oleh suatu
pihak ke pihak lain dengan tujuan membohongi dan membuat pihakl lain tersebut
meyakini fakta tersebut walaupun merugikannya, berbasarkan hukum perdata, tindakan
penipuan harus memenuhi lima kondisi berikut ini:

1. Penyajian yang salah, Ada pernyataan yang salah atau tidak diungkapkannya suatu fakta.

2. Fakta yang material fakta merupakan faktor yang substansial dalam mendorong seseorang
untuk bertindak.

3. Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan yang dimiliki seseorang adalah
salah.

4. Keyakinan yang dapat dijustifikasi, kesalahan dalam penyajian tersebut merupakan factor
substansial tempat pihak yang dirugikan bergantung.

5. Kerusakan atau kerugian, kecurangan tersebut telah menyebabkan kerusakan atau kerugian
bagi korban penipuan.

Penipuan dalam lingkungan bisnis telah memiliki arti yang lebih khusus, Penipuan adalah
pembohongan disengaja, peryalahgunaan aktiva komputer, atau manipulasi atas data keuangan
demi keuntungan pelaku penipuan.

Auditor biasanya berhadapan dengan dua tingkat penipuan:


a)      Penipuan oleh karyawan (employee fraud) atau penipuan oleh karyawan non manajemen
biasanya didesaian untuk secara langsung mengonversi kas atau aktiva lainnya demi
keuntungan karyawan. Biasanya, karyawan mengondisikan sistem pengendalian internal
perusahaan untuk keuntungan pribadi. Jika sebuah perusahaan memiliki sistem
pengendalian internal yang efektif, pemalsuan atau penipuan biasanya dapat dicegah atau
dideteksi.

Penipuan oleh karyawan biasanya melibatkan tiga tahap:

(1) mencuri sesuatu yang berharga (sebuah aktiva),

(2) mengonversi aktiva tersebut ke dalam bentuk yang dapat digunakan (uang tunai),

(3) menyembunyikan kejahatan tersebut agar tidak terdeteksi.

b) Penipuan oleh pihak manajemen (management fraud) lebih sulit dilacak daripada penipuan
oleh karyawan karena sering kali tidak terdeteksi hingga kerusakan atau kerugian yang
sangat besar diderita oleh perusahaan. Biasanya, penipuan oleh pihak manajemen tidak
secara langsung melibatkan pencurian aktiva, pihak manajemen puncak

B.1 Faktor yang membentuk Penipuan.

Berdasarkan sebuah penelitian, orang melakukan aktivitas penipuan sebagai akibat dari interaksi
berbagai tekanan dalam kepribadian seseorang dan lingkungan eksternal. Berbagai tekanan
ini diklasifikasi dalam tiga kategori umum:

(1) tekanan keadaan

(2) peluang

(3) karakteristik pribadi (integritas).

B.2 Kerugian keuangan Akibat Penipuan.

Biaya sesungguhnya dari penipuan sulit diukur karena sejumlah alasan: (1) tidak semua
penipuan terdeteksi: (2) dari semua penipuan yang terdeteksi, tidak semua dilaporkan (3)
dalam banyak kasus penipuan, hanya dapat dikumpulkan informasi yang tidak lengkap (4)
informasi tidak disebarkan dengan benar ke pihak manajemen atau ke badan penegak hukum
dan (5) sering kali, perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan tuntutan hukum atau
pengadilan terhadap pelaku penipuan.

B.3 Pelaku Penipuan.

 Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Posisi Dalam Perusahaan.

 Kerugian Akibat Penipuan dan Pengaruh Kolusi.

 Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Gender.

 Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Umur.

 Kerugian Akibat Penipuan Berdasarkan Pendidikan.

B.4 Skema Penipuan.

 Laporan Tipuan yaitu dihubungkan dengan penipuan oleh pihak manajemen. .

 Korupsi yaitu melibat eksekutif,manajer, atau karyawan perusahaan dalam bentuk kolusi
dengan pihak luar.

 Penyalahgunaan Aktiva yaitu skema penipuan yang paling umum melibatkan beberapa jenis
penyalahgunaan aktiva.

C. KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL.

Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak manajemen
yang penting. Aspek mendasarkan dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak
manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwa
perusahaan dikendalikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen memiliki tanggung
jawab untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan
yang andal secara tepat waktu, sistem pengendalian internal yang memadai penting bagi
pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.

C.1 Konsep Pengendalian Internal (Internal control system)

Terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan untuk
mencapai empat tujuan umumnya:

1. Menjaga aktiva perusahaan.

2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.

3. Mendorong efisiensi dalam operasional.

4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.

Memodifikasi Asumsi.

Hal yang terdapat berbagai tujuan pengendalian ini adalah empat asumsi dasar tambahan yang
membimbing para desainer serta auditor sistem pengendalian internal.

 Tanggung Jawab Manajemen. Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan pemeliharaan
sistem pengendalian internal adalah tanggung jawab pihak manajemen (management
responsibilty).

 Jaminan yang wajar. Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang wajar
(reasonable assurance) bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal terpenuhi secara
efektif dari segi biaya. Ini berarti bahwa tidak ada sistem pengendalian internal yang sempurna
dan bahwa biaya untuk mencapai pengendalian yang lebih baik tidak boleh melebihi
manfaatnya.

 Metode Pemrosesan Data. Setiap pengendalian internal memiliki keterbatasan dalam


efektivitasnya. Hal ini meliputi :

(1) kemungkinan kesalahan-tidak ada sistem yang sempurna,


(2) pelanggaran personel dapat melanggar sistem melalui kolusi atau cara lain,

(3) pelanggaran manajemen-pihak manajemen berada dalam posisi melanggar prosedur


pengendalian dengan secara pribadi menyimpangkan transaksi atau dengan mengarahkan
bawahan, untuk melakukan hal tersebut

(4) berubahnya kondisi-kondisi dapat berubah dengan berjalannya waktu hingga pengendalian
yang ada menjadi tidak berjalan.

Eksposur dan Risiko

Sistem pengendalian internal sebagai pelindung yang melindungi aktiva perusahaan dari banyaknya
peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerangkan perusahaan. Ini semua meliputi usaha
untuk akses secara tidak sah ke Aktiva perusahaan (termasuk informasi): penipuan yang
dilakukan oleh orang dalam dan luar perusahan; kesalahan karena karyawan tidak
kompeten, program komputer salah, dan data input yang rusak; serta tindakan yang
salah,seperti akses tidak sah oleh backer komputer, serta ancaman virus komputer yang
menghancurkan progran dan basis data.

Model Pengendalian Internal untuk Pencegahan Pendeteksian Perbaikan.

a. Pengendalian Pencegahan (preventive control) adalah teknik pasif yang didesain untuk
mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

b. Pengendalian Pemeriksaan (detective control) adalah berbagai alat, teknik, dan prosedur yang
didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan
yang lepas dari pengendalian pencegahan.

c. Pengendalian Perbaikan (corrective control) adalah tindakan yang diambil untuk membalik
berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.

C.2 Komponen Pengendalian Internal.

Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri sebagai berikut:


a. Lingkungan pengendalian (control environment) adalah dasar dari empat komponen
pengendalian lainnya.lingkungan pengendalian menentukan arah perusahaan dan
memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan, berbagai elemen
penting dari lingkungan pengendalian adalah:

 Integritas dan nilai etika manajemen.

 Struktur organisasi.

 Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada

 Filosofi manajemen dan siklus operassionalnya.

 Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.

 Metode manajemen untuk menilai kinerja.

 Pengaruh eksternal.

 Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.

b. Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian


internal serta operasinya berjalan.

c. Aktivitas Pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi
risiko perusahaan yang telah diidentifikasi.

Aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:

 Pengendalian Komputer adalah yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan TI dan Audit
TI.

 Pengendalian Fisik adalah yang berhubungan dengan aktivitas manusia yang digunakan dalam
sistem akuntansi.
Ada enam kategori aktivitas pengendalian fisik:

 otorisasi transaksi,

 pemisahan fungsi,

 supervisi,

 pencatatan akuntansi,

 pengendalian akses,

 verifikasi independen.

D. Peran Penting Pengendalian Internal

Lima komponen pengendalian internal-lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan


komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian-menyediakan auditor informasi yang
penting mengenai risiko penyalasajian yang penting dalam laporan keuangan dan penipuan.

Anda mungkin juga menyukai