Anda di halaman 1dari 32

Audit Sistem

Informasi
Kelompok 2 :
Arini 3012011004
Angel Fitria Ekasari 3012011076
Ika Agustin 3012011046
Zulvia Oktari 3012011110

Dosen Pengampu : Rahil Imainul Aprilian, S.E., M.Si.


Pengendalian Internal
di Lingkungan SI dan
COBIT
Pembentukan dan pemeliharaan sistem
Apa Itu pengendalian internal adalah kewajiban
pihak manajemen yang penting. Aspek
Pengendalian Fundamental dari tanggung jawab
Internal ? pelayanan pihak manajemen adalah untuk
memberikan para pemegang saham suatu
jaminan yang wajar bahwa bisnis telah
cukup terkendali.
Pengendalian internal terdiri atas kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan oleh perusahaan
untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:

1. Mengamankan aset
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan dan informasi akuntansi
3. Menyebabkan efisiensidalam operasi perusahaan
4. Mengukur kepatuhan dengan berbagai kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh pihak
manajemen

Di dalam tujuan yang pengendalian terdapat empat asumsi penjelas yang menjadi petunjuk bagi para
desainer dan auditor sistem pengendalian internal, yaitu:

a. Tanggung Jawab Pihak Manajemen


b. Jaminan yang Wajar
c. Metode Pemprosesan Data
d. Keterbatasan
Mengapa Sistem Pengendalian Intern Penting ?

Pengendalian intern bagi suatu perusahaan (terutama yang sudah go public) adalah
merupakan suatu keharusan. Bersamaan dengan kewajiban audit laporankeuangan, direksi
wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem pengendalian perusahaan yang
dikelolanya serta model/framework mana yang diadopsi (atau sepenuhnya didesain
sendiri), dan wajib diaudit oleh auditor ekstern.
Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem pengendalian intern, antara lain
adalah :
1. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas struktur, sistem dan
prosedur suatu organisasi makin rumit. Untuk dapat mengawasi operasiorganisasi,
manajemen hanya mengandalkan kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.
Lanjutan
2. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan menemukan
kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan terletak pada management, sehingga
management harus mengatur sistem pengendalian intern yang sesuai untuk memenuhi
tanggung-jawab tersebut.
3. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan cara yang tepat untuk menutup
kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia. Saling cek ini merupakan salah
satu karakteristik sistem pengendalian intern yang baik.
4. Pengawasan yang "buit-in" langsung pada sistem berupa pengendalian intern yang baik
dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara langsung dan detail oleh pemeriksa
(khususnya yang berasal dari luar organisasi).
Pihak Yang Berkepentingan
Banyak pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern, yaitu:

1 Manajemen perusahaan

2 Dewan komisaris, auditor intern, dan sebagai-nya

3 Para karyawan perusahaan itu sendiri

4 Regulatory Body (Badan pengatur pemerintahan atau ikatan profesi)

5 Auditor ekstern independen


Kebutuhan Manajemen terhadap Pengendalian

Manajemen menganggap pengendalian sebagai sesuatu


yang penting dan harus ada di dalam organisasi antara
lain karena alasan-alasan berikut.

Untuk membuat kinerja sistem organisasi berjalan secara efektif.

Agar dapat menghindari kerugian yang material dan penyimpangan dari


tujuan yang telah ditetapkan.
Pengendalian Internal dan Struktur Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah seluruh kebijakan, prosedur, dan praktik akuntansi yang dibuat oleh manajemen
untuk membantu dalam melindungi organisasi dari kesalahan (error) dan penyalahgunaan (fraud).

Sementara itu, struktur pengendalian adalah seluruh kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
untuk memperoleh kepastian bahwa tujuan organisasi yang telah ditetapkan oleh manajemen tersebut akan dapat
tercapai.

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik, struktur pengendalian ini dibagi menjadi lima unsur, yaitu:

1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran risiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan
Klasifikasi Pengendalian Internal

1. Pengendalian Menurut Waktunya

Menurut waktu dilakukannya pengendalian


tersebut, maka dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis pengendalian yaitu :
1. pengendalian sebelum terjadi suatu
kegiatan.
2. pengendalian selama berlangsungnya
kegiatan.
3. pengendalian setelah berlangsungnya
kegiatan.
Klasifikasi Pengendalian Internal

2. Pengendalian Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya, Pengendalian dapat


diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
yaitu:
1. Pengendalian akuntansi.
2. Pengendalian administratif
Klasifikasi Pengendalian Internal

3. Pengendalian Menurut Tujuannya

Menurut tujuan dari sistem tersebut,


pengendalian biasanya diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok sebagai berikut:
1. Pengendalian preventif
2. Pengendalian detektif
3. Pengendalian korektif
Klasifikasi Pengendalian Internal

4. Pengendalian Menurut Klasifikasi Lainnya

1 Klasifikasi menurut Ron Weber

2 Klasifikasi menurut IAI

3 Klasifikasi menurut Vasarhelyi dan Lin

4 Pengendalian dalam lingkungan komputer


mikro
Klasifikasi Pengendalian Internal

5. Pengendalian Menurut Waktu Penerapan Model PC

Pengendalian internal menurut waktu penerapan


terdiri tiga tingkat penerapan yaitu:
1. Pengendalian preventif
2. Pengendalian dedektif
3. Pengendalian korektif
4. Pengendalian prediktif
Klasifikasi Pengendalian Internal
6. Pengendalian dalam Sistem Online
SA Seksi 344,lingkungan sistem informasi komputer online komputer system selain menjelaskan mengenai metode
pengolahan data secara elektronik juga mengemukakan mengenai pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
dalam sistem online.
Jenis jenis pengendalian yang tercakup dalam pengendalian umum dalam pengolahan online adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian akses
2. Pengendalian terhadap kata sandi
3. Pengendalian atas pengembangan dan pemelihara sistem
4. Pengendalian pemrograman
5. Pencatatan atas aktivitas yang dilakukan
Jenis jenis pengedalian yang tercakup dalam pengendalian aplikasi dalam pengolahan online adalah sebagai berikut:
6. Adanya otorisasi sebelum pengolahan.
7. Adanya pengeditan,pengujian kelayakan,validasi dan lainnya.
8. Adanya prosedur pisah batas agar transaksi diolah sesuai dengan periode akuntansinya.
9. Adanya pengendalian terhadap file dan file induk.
Pernyataan Standar Audit
Statement on auditing standard (SAS) no 78
sesuai dengan rekomendasi komputer organisasi
pendukung dari komisi treadway menyatakan
pengendalian internal terdiri dari lima komponen
yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran risiko
3. Informasi dan Komunikasi
4. Pengawasan
5. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah berbagai


kebijakan dan prosedur yang digunakan
untuk memastikan bahwa tindakannya
yang tepat telah dilakukan untuk
menangani berbagai risiko yang telah
diidentifikasi perusahaan.
Kerangka kerja umum untuk melihat risiko teknologi informasi dan pengendalian
Penaksiran Risiko

Untuk tujuan pelaporan keuangan, akses terhadap risiko


menunjukkan mengenai identifikasi, analisis dan pengelolaan
risiko perusahaan yang berkaitan dengan pembuatan laporan
keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Pentingnya manajemen memperhitungkan risiko yang dapat
membuat perusahaan tidak mencapai tujuannya atau bahkan
menimbulkan kebangkrutan.
Pengendalian Internal di Lingkungan Teknologi Informasi
Tujuan sistem pengendalisn internal berbasis komputer adalah untuk
membanti manajamen untuk mencapai keseluruhan pengendalian internal
termasuk didalam kegiatan manual, mekanis, dan program komputer yang
terlibat dalam pemrosesan data berbasis kokomputer
Pengendalian dalam sistem berbasis komputer meliputi hal-hal sebagai
berikut.
1. Rencana struktur dan pengoperasian sistem berbasis komputer.
2. Prosedur pendokumentasian, audit, pengujian dan persyaratan atau sistem
perubahannya.
3. Pengendalian yang tercakup dan melekat dalam komputer tersebut
(hardware control)
4. Pengendalian pada manusia yang mengerjakan dan mengakses pada
komputer dan arsip.
5. Prosedur pengendaljan lainnya yang berkaitan dengan operasi berbasis
komputer.
Pengendalian Umum
Pengendalian yang berkaitan dengan keseluruhan atau beberapa sistem aplikasi yang ada.
Pengendalian ini memberikan keyakinan bahwa tujuan pengendalian internal umum ini mencakup
pengendalian organisasi dan manajemen. Pengendalian ini berupaya mengawasi struktur
organisasi dan manajemen kegiatan sistem informasi berbasis komputer (SIBK).
Pengendalian umum meliputi :
- pengendalian organisasi dan manajemen
- pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem apk
- pengendalian terhadap operasi sistem
- Pengendalianperangkat lunak sistem
- pengendalian terhadap entri data dan program
Pengendalian Aplikasi

Tujuan pengendalian aplikasi (application control) PDE


adalah: Untuk menetapkan prosedur pengendalian khusus
atas aplikasi akuntansi dan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan
dicatat serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat
waktu.
A. Pengendalian Input
B. Pengendalian Proses
C. Pengendalian Output
D. Pengendalian Sistem Online
Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Dilihat dari Manajemen, tujuan didesainnya sistem Pengendalian Intern


khusus (atau tambahan) bagi sistem berbasis komputer adalah untuk
membantu manajemen dalam mencapai tujuan kontrol internal menyeluruh,
termasuk: kegiatan manual, mekanis, maupun yang terkait dengan
teknologi informasi. Jadi tujuan pertama dirancangnya pengendalian dari
segi pandang manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat
dipercaya, yaitu jika: data lengkap, akurat, unik (unique, tiapa satuan data
dapat dikenali), reasonable, dan kesalahan-kesalahan data dideteksi.
COSO memandang pengendalian internal
merupakan rangkaian Tindakan yang
COSO menembus seluruh organisasi. COSO juga
membuat jelas bahwa pengendalian internal
(Committee of berada dalam proses manajemen dasar, yaitu
Sponsoring perencanaan,pelaksanaan, dan monitoring.
Pengendalian bukanlah sesuatu yang
Organization) ditambahkan ke dalam proses manajemen
tersebut, akan tetapi merupakan bagian
integral (bagian tak terpisahkan) dalam proses
tersebut.
COSO (Committee of Sponsoring Organization)

Model COSO adalah salah satu model pengendalian internal yang banyak digunakan oleh para
auditor sebagai dasar untuk mengevaluasi, mengembangkan internal control. Menurut COSO
(The Committee of Sponsoring Organization) yang dikutip oleh Amin (2000, p.3) dalam bukunya
yang berjudul COSO Based Auditing, sistem pengendalian intern didefinisikan dalam suatu
batasan pengertian sebagai berikut:
 
"Internal Control: a process, effected by an entity's board of directors, manajement, and other
personnel, designed to provide reasonabel assurance regarding the achievement of objectives in
following categories:
• Effectiveness and effisiency of operations.
• Realibility of financial reporting.
• Compliance with applicable laws and regulations.
 
COSO (Committee of Sponsoring Organization)

Key point model COSO adalah:


• Internal control is process.
• Internal control is affected by people (board of director, manager, other personnel).
• Internal Control can be expected to provide only reasonable assurance. Internal Control is geared to
the achievement of objectives.
Menurut model COSO, internal control adalah suatu proses, melibatkan seluruh anggota
organisasi, dana memiliki tiga tujuan utama, yaitu: efektivitas dan efisiensi operasi, mendorong
kehandalan laporan keuangan, dan dipatuhinya hukum dan peraturan yang ada. Artinya dengan adanya
sistem pengendalian internal,maka diharapkan perusahaan dapat bekerja atau beroperasi secara efektif
dan efisien,penyajian informasi dapat diyakini kebenarannya dan semua pihak akan mematuhi semua
peraturan dan kebijakan yang ada baik peraturan dan kebijakan perusahaan ataupun aturan
(legal/hukum) pemerintah. Dengan dipatuhinya peraturan dan kebijakan maka penyimpangan dapat
dihindari.
Standar COBIT
Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT governance yang
dapat membantu auditor, manajemen dan pengguna (user) untuk
menjembatani gap antara risiko bisnis,kebutuhan pengendalian, dan
permasalahan teknis. COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute,
yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control
Association (ISACA). COBIT memberikan arahan (guidelines) yang
berorientasi pada bisnis, sehingga business process owners dan manajer,
termasuk juga auditor dan user, diharapkan dapat memanfaatkan guideline
ini dengan sebaik-baiknya.
Definisi COBIT (Control Objectives for Information and Related
Technology)

COBIT adalah alat bantu untuk pengelolaan COBIT merupakan serangkaian kebijakan,
teknologi informasi (IT Governance Tool), dan prosedur, praktik, dan struktur organisasi yang
diharapkan dapat membantu para profesional TI dirancang untuk menyiapkan keyakinan yang
bekerja dengan benar. COBIT mengembangkan mendasar, bahwa tujuan organisasi/perusahaan
tatanan atau ketentuan IT Control Objective yang akan dapat dicapai, dan hal-hal yang tidak
dapat diterima oleh umum berikut panduan lengkap dikehendakiakan terdeteksi atau terkoreksi.
(audit guidelines) yang memungkinkan penerapan COBIT juga mengadaptasi definisi dari IT
kerangka kerja dan tujuan pengendalian dapat Control Objectives yang dikeluarkan oleh
berjalan dengan mudah. Tatanan atau ketentuan System Auditability and Control (SAC), yaitu
tersebut dapat digunakan oleh manajer dalam suatu pernyataan tentang hasil yang
menjalankan perusahaan atau auditor dalam dikehendaki atau direncanakan untuk dicapai
menjalankan profesinya. Diharapkan COBIT dapat dengan menerapkan prosedur pengendalian di
dijadikan satu-satunya model pengelolaan dan dalam kegiatan yang terkait dengan teknologi
pengendalian teknologi informasi (information informasi.
technology governance).
Ruang Lingkup COBIT

COBIT framework menyatakan bahwa ruang lingkup, batasan atau scope audit harus
termasuk internal control systems menyangkut penggunaan dan perlindungan sumber
daya teknologi informasi (sistem informasi). Ada sumber daya sistem informasi:

Data Aplikasi Sistem Teknologi Fasilitas Manusia


Kerangka Kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan (guidelines)

1. Control Objectives: Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level


control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu: planning &
organization, acquisition & implementation, delivery & support, dan monitoring.
2. Audit Guidelines: Berisi sebanyak 318 tujuan pengendalian terperinci (detailed
control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management
assurance dan/ atau saran perbaikan.
3. Management Guidelines: Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik,
mengenai apa yang mesti dilakukan,
Kriteria Kerja COBIT
Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan berhubungan dengan
proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan benar, konsisten ,
dapat dipercaya dan tepat waktu.
Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui penggunaan sumber
daya yang optimal.
Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting daru orang yang
tidak memiliki hak otorisasi.
Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi sebagai
kebenaran yang sesuai dengan harapan dan nilai bisnis.
Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia Ketika diperlukan dalam
proses bsinis sekarang dan yang akan datang.
 
Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan rencana perjanjian untuk proses
bisnis.
Keakuratan Informasi Berhubungan dengan ketentuan kecocokan informasi untuk manajemen
mengoperasikan entitas dan mengatur pelatihan keuangan dan
kelengkapan laporan pertanggung jawaban.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai