Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATA KULIAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“Pemrosesan Transaksi Dan Pengendalian Internal”

Dosen Pengampu : Gede Juliarsa. S.E.,M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Sri Puja Zulalir Rohmah (2007531085)

Bintang Syakirah (2001531129)

Angelina Natalia Mbooh (2007531131)

Octavia Audrey Winata (2007531176)

Rois Rendiyansyah (2007531177)

Adriel Baringin L M Siahaan (2007531227)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PEMBAHASAN

A. PERLUNYA PENGENDALIAN
Sistem Pengendalian Intern dalam akuntansi memiliki peranan penting karena sistem
pengendalian intern merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk mengontorol,
mengawasi, mengarahkan organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan. Sistem tersebut dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan,
membantu menyediakan informasi akuntansi yang handal untuk laporan keuangan, dan
menjamin dpatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian internal pada dasarnya meliputi pengorganisasian, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa
ketelitian dan keandalan data keuangan, mendorong efisiensi dan dipenuhinya kebijakan
menejemen (Mulyadi, 1993) atau dalam definisi yang lain, pengendalian internal merupakan
kebijakan dan prosedur yang melindungi harta organisasi dari kemungkinan penyalahgunaan,
memastikan bahwa informasi telah disajikan secara akurat dan memastikan bahwa peraturan
telah dipatuhi sebagaimana mestinya (Warren & Fees, 2006).
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem
yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau
organisasi tertentu. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari
pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang
lainnya
B. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL
Komponen pengendalian internal dibagi menjadi lima. Berikut adalah komponen-
komponen pengendalian internal.
1. Prosedur Pengendalian
Dalam melakukan pengendalian internal tentunya ada prosedur-prosedur yang harus
dilakukan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar pengendalian internal tetap berjalan sesuai yang
sudah direncanakan. Adanya prosedur ini juga sebagai pencegahan terhadap kecurangan dan
kesalahan dalam aktivitas perusahaan. Prosedur dalam pengendalian internal meliputi:
• Karyawan yang berpotensi;
• Rotasi kinerja dan kewajiban cuti;
• Ulasan kinerja;
• Pemisahan fungsi dan tanggung jawab;
• Perlindungan aset dan data akuntansi.
1
2. Pengawasan
Pengawasan ini juga salah satu hal penting dalam sebuah pengendalian internal.
Pengawasan berfungsi untuk memastikan agar semua aktivitas di dalam pengendalian internal
berjalan sesuai aturan dan pedoman yang berlaku. Selain itu, pengawasan juga membuat
manajemen perusahaan dapat melakukan indentifikasi suatu hal yang dapat menentukan
tindakan yang efektif untuk mencapai tujuan.
Dalam hal ini pengawasan dapat dilakukan dengan dua cara seperti, penilaian khusus
atau audit internal maupun keuangan, serta melakukan indentifikasi langsung dari sinyal
peringatan dengan karyawan yang bersangkutan dan juga sistem akuntansi.
Contoh sinyal yang berhubungan langsung dengan karyawan seperti perubahan
perilaku dan kinerja karyawan yang semakin memburuk setiap harinya, hingga seringnya
karyawan mengambil cuti dengan alasan tidak jelas.
Lalu contoh dalam peringatan sistem akuntansi seperti adanya transaksi yang tidak
biasa dilakukan perusahaan untuk pembelian barang perusahaan atau adanya perbedaan data
antara setoran kas dengan setoran bank.
3. Penilaian Risiko
Setiap aktivitas yang dilakukan pasti memiliki risiko di dalamnya. Risiko ini bisa saja
berkaitan dengan bisnis secara langsung ataupun tidak. Dalam hal ini perusahaan menilai
risiko dengan manajemen perusahaan yang dilakukan dengan analisis, tindakan, dan evaluasi.
Manajemen perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengatasi risiko yang terjadi dan untuk mengendalikannya agar mencapai tujuan dari
perusahaan. Dengan mengurangi risiko, selain mencapai tujuan, perusahaan juga bisa
mendapatkan keuntungan yang maksimal dan mengurangi kerugian. Risiko yang terjadi pada
perusahaan bisa saja seperti risiko perubahan hukum, penipuan internal, ancaman pesaing,
situasi politik dan ekonomi, serta anomali permintaan pasar.
Contoh lain misalnya manajer gudang menganalisis risiko yang terjadi pada cedera
punggung karyawan. Jika manajer merasa bahwa risiko yang terjadi itu penting maka
perusahaan membeli kembali pekerja gudang dan meminta untuk menggunakan bantuan
tersebut.
4. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan seluruh aspek mulai dari perilaku, struktur, dan
pedoman yang ada pada sebuah operasional perusahaan. Dengan adanya lingkungan
pengendalian ini suatu perusahaan dapat menjadi lebih disiplin dan terstruktur. Ada beberapa
faktor yang memengaruhi lingkungan pengendalian, yaitu:
2
• Integritas dan nilai kode etik perusahaan;
• Filosofi dan gaya operasional manajemen;
• Struktur organisasi;
• Praktik administrasi dan personal;
• Kebijakan operasional;
• Komitmen pada kompetensi.
Lingkungan pengendalian ini menjadi fondasi terhadap unsur-unsur yang membentuk
pengendalian internal lainnya. Suatu organisasi jika tidak memiliki fondasi tentunya akan
roboh karena tidak ada aturan-aturan yang berlaku dan integritas yang dimiliki suatu
organisasi tersebut.
Contohnya kebijakan pengembangan sumber daya manusia. Jika tidak dilakukan
dengan berdasarkan kebijakan yang baik maka perusahaan tidak akan bisa memiliki sumber
daya manusia dengan kualitas yang baik juga dan sesuai dengan perusahaan.
5. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi ini juga salah satu komponen yang penting dalam
pengendalian internal. Tanpa adanya informasi dan komunikasi ini tentunya akan sulit untuk
melakukan segala pengendalian internal seperti, pembentukan kebijakan, analisis risiko, serta
pengawasan yang harus dilakukan.
Informasi dan komunikasi ini dapat digunakan sebagai penilaian terhadap suatu
kejadian atau kondisi yang mampu memberi pengaruh pada pengambilan keputusan dan
hubungan eksternal perusahaan.
Contohnya manajemen perusahaan menggunakan informasi dari Dewan Standar
Akuntansi Indonesia untuk menilai dampak perubahan struktur laporan keuangan di suatu
perusahaan.
C. PENGENDALIAN PEMROSESAN TRANSAKSI
Pengendalian pemrosesan transaksi merupakan satu prosedur yang dirancang untuk
memastikan bahwa elemen proses pengendalian internal diimplementasikan dalam suatu
sistem aplikasi tertentu di setiap siklus transaksi organisasi. Pengendalian pemrosesan
transaksi mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
1. Pengendalian Umum
Pengendalian umum memengaruhi seluruh lingkungan pemrosesan transaksi.
Pengendalian umum mencakup:
a. Perencanaan Organisasi Pemrosesan Data

3
Perencanaan organisasi untuk pengolahan data mencakup pemisahan tugas dalam
fungsi pemrosesan data dan pemisahan organisasi pemrosesan data dari operasi lain
dalam organisasi.
b. Prosedur Operasi Secara Umum
Mencakup manual tertulis dan dokumentasi lain yang memuat spesifikasi prosedur
yang harus diikuti.
c. Karakteristik Pengendalian Peralatan
Merupakan karakteristik pengendalian yang diinstal di komputer untuk
mengidentifikasi penanganan data yang tidak benar atau operasi peralatan yang salah
d. Pengendalian Akses Data Dan Peralatan
Mencakup prosedur yang terkait dengan akses fisik ke sistem komputer dan data.
Perlu ada prosedur yang memadai untuk melindungi peralatan dan file data dari
kerusakan atau dari pencurian
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk setiap aplikasi
tertentu. Pengendalian aplikasi dikelompokkan menjadi:
a. Pengendalian Input
Pengendalian input dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan pada tahap
penginputan data. Jika computer digunakan untuk memproses, maka tahap
penginputan mencakup konversi data transaksi ke dalam format yang dibaca oleh
mesin.
b. Pengendalian Proses
Pengendalian proses dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa pemrosesan telah
terjadi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi yang
terlewat yang tidak diproses atau bawah tidak ada transaksi tambahan yang mestinya
tidak ikut diproses.
c. Pengendalian Output
Pengendalian output dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses yang telah
dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa output telah didistribusikan
secara tepat.
Pengendalian Preventif, Detektif, dan Korektif
Pengendalian pemrosesan transaksi juga dapat dikelompokkan berdasarkan sifat
pengendalian preventif, detektif dan korektif.
1) Pengendalian Preventif
4
Pengendalian preventif berperan untuk mencegah terjadinya kesalahan dan
kecurangan
2) Pengendalian Detektif
Pengendalian detektif berperan untuk mengungkapkan kesalahan dan kecurangan
yang telah terjadi
3) Pengendalian Korektif
Pengendalian korektif berperan untuk membetulkan kesalahan yang telah terjadi
Mengkomunikasikan Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah manusia. Sebuah proses pengendalian internal
merupakan proses seseorang mengecek pekerjaan orang lain. Fungsi prinsip dari
pengendalian internal adalah untuk memengaruhi perilaku setiap orang yang terlibat dalam
suatu sistem bisnis.
Tujuan pengendalian internal harus dipandang relevan dengan tujuan individu yang
akan menjalankan sistem pengendalian. Sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga
setiap karyawan yakin bahwa pengendalian dibangun sebagai alat untuk mengamankan
operasi oraganisasi. Jika keamanan organisasi tersebut tidak terjaga, dampak tidak
langsungnya adalah pada karyawan itu sendiri.
Tujuan dan Pola Perilaku
Sistem informasi memiliki beberapa tujuan; salah satu tujuan utamanya adalah
produktivitas. Reliabilitas informasi dan menjaga kekayaan organisasi juga merupakan tujuan
yang penting. Perilaku yang disebabkan oleh konflik kepentingan adalah penghapusan tugas
pengendalian internal (seperti penghitungan dokumen ) dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas. Tujuan sistem pengendalian internal dicapai melaui tindakan orang-orang yang
terlibat di dalam sistem.
Salah satu faktor yang penting yang mempengaruhi perilaku individu adalah
perencanaan formal organisasi serta metode dan pengukuran yang terkait yang dijalankan
oleh suatu organisasi. Ada juga faktor lain yang berpengaruh, seperti tekanan informal dari
sekelompok orang atas perilaku individu.
D. ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin sebagai
suatu sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan. Pengendalian intern yang baik
merupakan cara bagisuatu sistem untuk melindungi diri dari tindakan-tindakan yang

5
merugikan. Dalam arti sempit, pengendalian internhanya dibatasi pada kegiatan pengecekan,
penjumlahan, baik penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun.

Pengendalian intern secara luas, diantaranya ;


a. Batasan pengendalian intern, sebagai suatu sistem pengendalian yang meliputi
struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan,
dengan tujuan untuk :
1. mengamankan aktiva perusahaan
2. mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi
3. meningkatkan efisiensi
4. mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi
Ringkasnya bahwa pengendalian intern tidak hanya meliputii pekerjaan pengecekan
tetapi juga meliputi semua sistem kerja yang terjadi dalam perusahaan dalam upaya mencapai
tujuan perusahaan.
Dari definisi pengendalian intern yang dikemukakan tersebut diatas dapat ditemukan
beberapa konsep dasar berikut :
• Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, atau
merupakan suatu rangkaian tindakan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan
• Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman, kebijakan, formulir, namun
dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris,
manajemen dan personil lain.
• Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan
keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang
melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat serta
pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian, menyebabkan pengendalian
intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.
• Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan yaitu
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
• Sistem pengendaliaan intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang
diorganisasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi untuk dipatuhinya kebijakan
manajemen.

6
Sistem pengendalian intern merupakan kebijakan, praktik, dan prosedur yang
digunakan organisasi untuk mencapai empat tujuan utama :
1. Untuk menjaga aktiva perusahaan
2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkan catatan dan informasi akuntansi
3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan
4. Untuk mengukur kesesuaian kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
Berangkat dari tujuan diatas, maka sistem pengendalian intern dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian, yaitu :
a) Pengendalian intern akuntansi *internal accounting control)
Pengendalian intern akuntansi meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasi,
penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.
b) Pengendalian intern administrasi *internal administratife control)
Pengendalian intern administrasi meliputi peningkatan efisiensi usaha, dan mendorong
dipatuhinya kebijakan pimpinan, misalnya analisis statistik, studi waktu dan gerak, program
pelatihan, dan pengendalian mutu kegiatan perusahaan.
2. Karakteristik Sistem Pengendalian Intern
Kehandalan sistem pengendalian intern harus dilandasi dengan karakteristik dari
sistem tersebut yaitu :
• Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk menyetujui transaksi
dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas yang lain untuk mengetahui bahwa
transaksi telah disetujui oleh petugas yang berwenang.
• Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di cek.
• Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan berganda terhadap
aktiva yang dimiliki.
• Adanya perifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
• Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang cukup,
sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
• Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan, dan dari
pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.
3. Pengendalian Intern dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Unsur-unsur pengendalian intern dalam siklus pembelian dirancang untuk mencapai
tujuan pokok pengendalian akuntansi, yaitu menjaga kekayaan *persediaan) dan kewajiban
perusahaan, menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi *utang, kas, persediaan).
7
Untuk merancang unsur-unsur pengendalian akuntansi yang diterapkan dalam siklus
pembelian, terdapat tiga unsur pokok yaitu :
a. Organisasi
1. Fungsi pembelian terpisah dari fungsi penerimaan barang.
2. Fungsi pembelian harus terpisah dengan fungsi akuntansi.
3. Fungsi penerimaan barang harus terpisah dengan fungsi penyimpanan barang.
4. Transaksi pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian,
penerimaan barang, pencatat utang, dan fungsi akuntansi yang lain.
5. trransaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, penerimaan
barang, pencatat utang, fungsi akuntansi yang lain.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
1. Surat permintaan pembelian otorisasi oleh fungsi gudang untuk barang digudang, atau
oleh kepala fungsi yang bersangkutan untuk barang yang langsung dipakai.
2. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi.
3. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang
4. Bukti kas keluar oleh kepala fungsi pencatatan utang atau pejabat yang lebih tinggi.
5. Memo debit untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian.
6. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman
barang.
7. Pencatatan terjadinya utang didasarkan atas bukti kas keluar yang didukung dengan
surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok.
8. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan memo debit yang
didukung dengan laporan pengiriman barang.
9. Pengurangan utang di dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar dan pencatatan
di dalam register bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pencatat utang.
10. Pencatatan di dalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi pencatat jurnal.
c. Praktik yang sehat ;
1. Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang.
2. Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
3. 1aporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan barang.

8
4. Memo debit untuk retur pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
5. 1aporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pengiriman barang.
6. Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai
pemasok.
7. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan barang jika fungsi ini
telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian.
8. Fungsi penerimaan barang melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok
dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya
dengan tembusan surat order pembelian.
9. Terdapat pengecekan, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian di dalam faktur dari
pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
10. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi
dengan rekening control utang di dalam buku besar.
11. Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah
kehilangan kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
12. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap 8lunas” oleh fungsi
pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok.
4. Pengendalian akuntansi
Pengendalian akuntansi mempunyai tujuan umum yaitu untuk mengendalikan harta
perusahaan. Ada dua kategori pengendalian akuntansi, yaitu :
1. Pengendalian secara umum :
Pengendalian akuntansi secara umum untuk keamanan harta perusahaan
digolongkan menjadi :
a. Pengendalian organisasi, dapat terjadi apabila ada pemisahan tugas *segregation of
duties) dan pemisahan tanggungjawab *segregation of responsibility) yang tegas.
b. Pengendalian dokumentasi; dokumentasi dapat mencatat tentang deskripsi, penjelasan,
bagan air, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, dan contoh-contoh objek dari sistem
informasi. Dokumentasi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu:
1) Dokumentasi yang disimpan dibagian akuntansi yaitu dokumen dasar, dokumentasi
daftar rekening dan dokumentasi prosedur manual.
2) Dokumentasi yang ada di bagian pengolahan data yaitu dokumentasi prosedur,
sistem, program operasi, dan dokumentasi data.
9
c. Pengendalian perangkat keras dan perangkat lunak, dirancang dalam komputer untuk
mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya dalam sistem kerja.
d. Pengendalian keamanan fisik. Pengendalian terhadap keamanan fisik perlu dilakukan
untuk menjaga keamanan perangkat keras, perangkat lunak, dan personal dalam
perusahaan. Teknik untuk pengendalian keamanan fisik dapat berupa alat-alat
penempatan fisik yang membantu melindungi harta perusahaan, seperti ; pengawasan
terhadap pengasetan fisik, pengaturan lokasi, dan penerapan alat-alat pengamanan.
e. Pengendalian keamanan data. Menjaga integritas dan keamanan data merupakan
pencegahan terhadap keamanan data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak,
dan diakses oleh pihak yang tidak berkepentingan.
2. Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi berhubungan dengan pengoperasian akuntansi sistem
komputer. Fungsi dari pengendalian aplikasi adalah untuk memberi jaminan yang cukup
bahwa pencatatan, proses, dan pelaporan data sudah dilakukan dengan benar sesuai
prosedural. Pengendalian aplikasi dikategorikan sebagai berikut :
• Pengendalian masukan, Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau mendeteksi
kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian masukan
umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat, penandaan,
pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
• Pengendalian pemrosesan, Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan
lain-lain.
• Pengendalian keluaran, Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan
dan pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah dan
pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup rekonsiliasi,
penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit periodik, laporan
ketidaksesuaian dan lipstream resubmission.
5. Pengendalian Administrasi
Pengendalian ini bertujuan mengefisiensikan operasi kegiatan dan mendorong
ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen yang baik dapat
menghindari perusahaan dari penyelewengan dan kesalahan, sehingga mampu mewujudkan
tujuan dan mendukung pengendalian akuntansi perusahaan.

10

Anda mungkin juga menyukai