Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (A3)

SISTEM TEKNIK DAN DOKUMENTASI

Dosen Pengampu :

Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

Oleh:

KELOMPOK 6

Putu Ayu Dea Rhizma (2007531037)

Maria M Virginia De Pazzi (20007531039)

Bintang Puspitasari (2007531219)

Gusi Putu Pratita Indira (2007531231)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022/2023
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERNAL

Pengertian pengendalian internal adalah suatu sistem dan prosedur dari sebuah
perusahaan untuk melindungi aset-aset di dalam perusahaan. Hal ini juga digunakan
untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku. Yang
dimaksud dari pengendalian internal adalah seluruh data dari suatu bagian akan otomatis
diperiksa oleh bagian lain di suatu perusahaan. Dalam teori akuntansi, pengendalian
internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
teknologi informasi yang dirancang untuk membantu sebuah organisasi atau perusahaan
untuk mencapai tujuannya masing-masing. Pengendalian internal ini sebuah cara untuk
mengawasi, mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia dalam suatu organisasi
atau perusahaan.

Pengendalian internal ini cukup penting bagi perusahaan karena menyangkut data-
data di dalam perusahaan karena setiap ada data yang masuk harus diverifikasi.
Contohnya seperti rotasi jabatan, pengajuan cuti, laporan kerja dinas, dan lain-lain Sistem
di dalam pengendalian internal ini meliputi seluruh cara dan alat yang ditetapkan untuk
menjaga keamanan harta dan data milik perusahaan, memeriksa ketepatan data,
meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga peraturan yang sebelumnya sudah
ditetapkan. Aktivitas dalam pengendalian internal ini menjadi penting untuk dibahas
karena tidak jauh berbeda dengan aktivitas lain seperti, berbisnis, produksi, hingga
legalitas barang.

a) Pengertian Pengendalian Internal Menurut Ahli


1) Horngren
Pengendalian internal adalah semua rencana dan tindakan dalam organisasional yang
dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan agar mengikuti
kebijakan perusahaan, memastikan catatan akuntansi yang tepat, dan meningkatkan
efisiensi operasional.
2) Hery
Pengendalian internal adalah sebuah kesatuan perangkat kebijakan dan prosedur yang
dibuat untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari penyalahgunaan,
menjamin informasi akuntansi yang akurat, serta untuk memastikan bahwa semua
peraturan dan undang-undang dan kebijakan manajemen telah dipatuhi oleh seluruh
karyawan.

3) Dasaratha, V. Rama-Frederick, L. Jones


Pengendalian internal adalah suatu proses kebijakan perusahaan yang dipengaruhi
oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel-personel lainnya. Hal ini dibuat
untuk memastikan kepastian terkait beberapa pencapaian meliputi, efektivitas dan
efisiensi operasional, keakuratan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan
yang berlaku.
4) IAPI (2011:319.2) dalam Thorman Lumbanraja
Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, serta personel lainnya untuk meyakinkan beberapa pencapaian meliputi,
keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasional, serta kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku.
5) Mulyadi
Pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang
telah dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan sebuah perusahaan yang tugasnya
meliputi, mengecek ketepatan laporan keuangan, mendorong efisiensi operasional,
dan mendorong karyawan untuk mematuhi kebijakan manajemen yang ada.

B. PERLUNYA PENGENDALIAN

Pengendaian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur  terhadap risiko. Eksposur tidak


semata-mata terjadi karena kurang pengendalian. Pengendalian berguna untuk mengurangi
eksposur,tetapi pengendalian tidak dapat mempengaruhi penyebab terjadinya eksposur.
Eksposur mencakup potensi dampak finansial akibat suatu kejadian dikalikan dengan resiko
terjadinya kejadian tersebut.
Eksposur umum
1. Biaya yang Terlalu Tinggi
Setiap pengeluaran yang dibuat oleh suatu organisasi potensial untuk menjadi biaya
yang terlalu tinggi.Harga yang dibayarkan untuk pembelian barang bias saja terlalu
mahal. Produksi bisa saja tidak efisien sehingga menyerap pembelian dan pemakaian
bahan baku dan tenaga kerja yang terlalu banyak. Sehingga biaya yang terlalu tinggi
ini akan mengurangi laba.
2. Pendapatan yang Cacat
Biaya piutang tidak tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Tagihan hilang atau
salah catat sebagai piutang dagang. Penjualan yang telah dibatalkan akibat
terlambatnya pengiriman barang yang dipesan. Sehingga pendapatan yang cacat ini
akan menjadi pendapatan yang terlalu rendah dan tentu akan mengurangi laba.
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva
Aktiva dapat hilang akbiat pencurian,tindakan kekerasan,atau bencana alam. Kas,
bahan baku, atau peralatan dapat rusak atau salah penempatan, ini bisa terjadi
ssebagai akibat kecerobohan karyawan ataupun tindakan tidak disengaja. Setiap
organisasi harus menjaga setiap aktiva yang dimiliki yang memiliki peluang untuk
hilang.
4. Akuntansi yang Tidak Akurat
Kebijakan dan prosedur akutansi dapat salah,tidak tepat atau secara signifikan
berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penilaian
transaksi, kesalahan waktu pencatatan transaksi, atau kesalahan klasifikasi transaksi.
Dampak kesalahan dapat berakibat pada informasi yang tidak akurat guna
pengambilan keputusan.

5. Interupsi Bisnis
Interupsi bisnis bisa mencakup penghentian sementara suatu operasi
bisnis,penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan usaha.
6. Sanksi Hukum
Sanksi hukum mencakup denda yang dikenakan oleh pengadilan atau badan legal
yang memiliki wewenang atas organisasi dan operasi perusahaan. Penghentian
kegiatan bisnis bisa saja terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika
perusahaan melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
7. Ketidakmampuan untuk Bersaing
Ketidakmampuan ini dapat terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai eksposur yang
telah dibahas dan bisa juga sebagai akibat ketidakefetifan keputusan manajer.
8. Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan merupakan kesengajaan untuk memutarbalikkan kebenaran dengan
tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk menyerahkan sesuatu yang berharga.
Kecurangan dan pencurian  dapat dilakukan pihak eksternal maupun pihak internal.
a. Kecurangan dan Kejahatan Kerah Putih
Kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas illegal yang terjadi
sebagai bagian dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih terjadi
pada saat kekayaan perusahaan digunakan menyimpang dari manfaat aktiva yang
sesungguhnya.
b. Kecurangan manajemen
Meliputi penyalahgunaan atau kesalahan interpretasi terhadap aset baik oleh
karyawan atau pihak ketiga di luar perusahaan, atau keduanya.
c. Pelaporan keuangan yang menyesatkan
Tindakan sengaja atau tidak sengaja, sebagai akibat niat hati atau kekhilafan, yang
menyebabkan informasi dalam laporan keuangan secara material mengganggu
pengambil keputusan.
d. Kejahatan korporat
Merupakan kejahatan kerah putih yang menguntungkan suatu perusahaan atau
organisasi, dan bukan hanya menguntungkan individu tertentu yang melakukan
kecurangan.

C. KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Committee of Sponsoring Organizations (COSO) mengeluarkan hasil penelitian


berkaitan dengan pengendalian internal. Penelitian COSO mendefinisikan pengendalian
internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen,
dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang
wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut:8 1)
Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi 2) Keandalan pelaporan keuangan 3)
Kesesuaian dengan hokum dan peraturan yang berlaku Berdasarkan COSO, pengendalian
internal adalah proses karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan
merupakan bagian integral dari kegitan manajemen dasar. Pengendalian internal
memberikan jaminan yang wajar, bukan yang absolut/mutlak, karena kemungkinan
kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemen atas pengendalian, membuat proses
ini menjadi tidak sempurna. COSO menyajikan langkah yang signifikan atas definisi
pengendalian internal yang dahulu terbatas pada pengendalian akuntansi, menjadi
pengendalian yang menangani tujuan yang luas dari para dewan komisaris dan pihak
manajemen yang terdiri dari 5 (lima) komponen sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan
arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-
orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di
dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen
terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya
operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik
dan kebijkan SDM. Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya. Ciri
perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi serta lingkungan
tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan
dasar tempat segala hal terletak.
2. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur pengendalian
harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang
diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan
organisasi, secara efektif dijalankan. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi,
pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat
dikategorikan sebagai berikut:
 Pengendalian Pemrosesan Informasi, yang meliputi : pengendalian umum,
pengendalian aplikasi, otorisasi yang tepat, pencatatan dan dokumentasi,
dan pemeriksaan independen.
 Pemisahan tugas
 Pengendalian fisik
 Telaah kinerja
3. Penilaian Risiko:
Penilaian risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah
identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan
pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Organisasi
harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. Organisasi harus
menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran,
keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis.
Organisasi juga juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait.
4. Informasi dan Komunikasi:
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Di sekitar aktivitas pengendalian terdapat
sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam
organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
5. Pengawasan:
Pengawasan kinerja adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pengawasan kinerja juga disebut dengan pemantauan.
Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu
dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang
berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai
kombinasi dari keduanya. Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini sistem dapat beraksi secara dinamis,
berubah sesuai tuntutan keadaan.

D. PENGENDALIAN PEMROSESAN TRANSAKSI


Pemrosesan transaksi adalah salah satu tujuan sistem informasi yang mendukung
operasi harian perusahaan. Tujuan ini dicapai melalui : (1) pemrosesan transaksi-transaksi
yang disebabkan baik oleh sumber-sumber ekstern maupun intern, dan (2) menyiapkan
keluaran-keluaran seperti dokumen-dokumen operasional dan laporan-laporan keuangan.
Sistem pengendalian intern adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Tujuan SPI menurut definisi tersebut adalah :
 Menjaga kekayaan organisasi
 Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
 Mendorong efisiensi, dan
 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
a) Kebutuhan dan pengendalian.
Pengendalian adalah disiplin ilmu yang melibatkan pembuatan mekanisme dan
algoritma untuk mengendalikan keluaran dari suatu proses tertentu. Sebagai contoh
adalah sistem pengaturan temperatur ruangan agar temperatur ruangan terjaga konstan
setiap saat, misalnya pada 20 °C. Pada kasus ini, temperatur disebut sebagai variabel
terkendali. Selain itu, karena temperatur diukur oleh suatu termometer dan digunakan
untuk menentukan kerja pengendali (apakah ruangan perlu didinginkan atau tidak),
temperatur juga merupakan variabel input. Temperatur yang diinginkan (20 °C)
adalah setpoint. Keadaan dari pendingin (misalnya laju keluaran udara pendingin)
dinamakan variabel termanipulasi karena merupakan variabel yang terkena aksi
pengendalian.
b) Elemen Struktur Pengendalian Intern.
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
2) Wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat
yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh
karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Selanjutnya,
prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat
dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
3) Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Cara-cara yang umum ditempuh perusahaan dalam menciptakan praktek yang
sehat adalah :
- Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus
dipertanggung-jawabkan oleh yang berwenang.
- Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak
dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan
diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
- Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu
orang atau satu unit organisasi tanpa ada campur tangan dari orang atau unit
organisasi lain.
- Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara
rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
- Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
- Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek aktivitas unsur-
unsur SPI yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau
staf pemeriksa intern. Agar efektif dalam menjalankan tugasnya, satuan
pengawas intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi, fungsi
penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta harus bertanggung jawab kepada
manajemen puncak.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Diantara 4 unsur pokok SPI, unsur mutu karyawan merupakan unsur SPI yang
paling penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur,
unsur SPI yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan
tetap mampu menghasilkan pertanggung-jawaban keuangan yang dapat
diandalkan.
c) Alat Pengendalian Pemrosesan Transaksi.
Alat pengendalian pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di
rancang untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di
implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap siklus
transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri dari pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mempengaruhi seluruh
pmrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh khusus terhadap aplikasi-
aplikasi individual.
d) Etika Dan Struktur Pengendalian
Banyak perusahaan yang telah mengadopsi peraturan kode etika yang merupakan
pedoman dalam menjalankan bisnis sesuai etika. Begitupun, banyak organisasi
profesonal, seperti AICPA, yang mengadopsi peraturan ini peraturan kode etik ini
umumnya di tulis dalam bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal yang mungkin di
langgar. Banyak yang menentang dengan mengatakan bahwa setiap perusahaan
memiliki budayanya sendiri, yang di sebut budaya perushaan, yang mungkin
meningkatkan atau mengabaikan etika. Budaya perusahaan tergantung pada tingkah
laku, dan praktik kerja para karyawan. Untuk setiap program etika kerja, perusahaan
harus memiliki audit budaya atas perlaku budaya dan etika perusahaannya.

E. ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL


CONTOH KASUS

Soal kasus No. 1

Jelaskan perbedaan antara risiko dan eksposur.

Jawab:

Risiko pada dasarnya adalah tingkat kemungkinan bahwa suatu tindakan atau kegiatan
akan mengarah pada kerugian atau hasil yang tidak diinginkan. Risiko bahkan dapat melunasi
dan tidak menyebabkan kerugian, itu dapat menyebabkan keuntungan. Paparan adalah
potensi perusahaan untuk kerusakan. Dalam istilah awam, risiko adalah probabilitas, yaitu
peluang bahwa suatu peristiwa atau situasi akan terjadi, dan terutama mengarah pada
kerugian atau hasil yang tidak diinginkan, sedangkan, paparan adalah sejauh mana risiko
dapat memiliki efek.

Risiko pada dasarnya adalah tingkat kemungkinan bahwa suatu tindakan atau kegiatan
akan mengarah pada kerugian atau hasil yang tidak diinginkan. Risiko bahkan dapat melunasi
dan tidak menyebabkan kerugian, itu dapat menyebabkan keuntungan.

Definisi risiko sebagai berikut :

 Eksposur terhadap kemungkinan cedera atau kehilangan; bahaya atau peluang


berbahaya: Ini tidak sebanding dengan risikonya.
 Bahaya atau kemungkinan kehilangan.
 Tingkat kemungkinan kerugian tersebut.
 Jumlah yang perusahaan asuransi mungkin kehilangan.
 Seseorang atau sesuatu dengan mengacu pada bahaya yang terlibat dalam
mengasuransikannya, dia, atau itu.
 Jenis kerugian, seperti nyawa, kebakaran, bencana laut, atau gempa bumi, yang
menjadi dasar kebijakan asuransi.
DAFTAR PUSTAKA
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, Accounting…h.230.

https://zzzfadhlan.wordpress.com/2012/11/25/komponen-pengendalian-intern-coso/
COMPONEN PENGENDALIAN INTERN (COSO)

Anda mungkin juga menyukai