Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

OLEH:

KELOMPOK 3:

1. LUH KT SINTYA INDAH SUKMA DEWI ( 2002622010153 / 05 )


2. NI KADEK SILAWATI ( 2002622010174 / 26 )
3. NI MADE DITA DAMAYANTI ( 2002622010175 / 27 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

TAHUN 2020
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pengendalian Intern


Sepanjang perekonomian menggunakan uang (money) sebagai alat pembayaran
maka peran akuntansi selalu krusial karena akuntansi mencatat peristiwa bisnis yang
bersifat keuangan.1 Penjualan barang dagangan, pembayaran gaji, dan pembelian kredit
merupakan contoh peristiwa bisnis yang dicatat akuntansi. Dalam berbagai aktivitas
kehidupan kita sangat bergantung pada keandalan akuntansi. Misalnya, ketika kita
melakukan pengambilan uang tunai di ATM (anjungan tunai mandiri) maka sebenarnya
kita memerintahkan bank melakukan pencatatan akuntansi. Pengambilan uang tunai
tersebut menyebabkan uang tunai di bank berkurang, dan saldo rekening kita di bank juga
berkurang sebesar nilai rupiah yang kita sebutkan., apa yang terjadi jika bank mengurangi
saldo rekening kita lebih banyak dibanding dengan jumlah rupiah yang kita terima? Kita
tentu akan menanyakan permasalahan tersebut ke bank, dan segera menutup rekening kita
karena hal tersebut mencerminkan bahwa akuntansi bank tersebut tidak dapat diandalkan.
Bagi organisasi pemerintahan akuntansi dapat mencegah dan mendeteksi tindak
kejahatan korupsi maupun penyalahgunaan uang rakyat.koruptor tidak mau menerima
uang suap melalui transfer bank karena peristiwa tersebut akan terekam di akuntansi bank
yang menjadi pihak pemberantas korupsi secara mudah menelusuri aliran dana yang
dikorups

Organisasi bisnis yang disebut perusahaan bahkan menggunakan akuntansi


sebagai bahasa untuk memperlancar kegiatan operasional, membuat keputusan bisnis,
maupun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas manajer. Akuntansi juga
lazim digunakan untuk membandingkan prestasi kerja suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Oleh karena itu perusahaan menggunakan akuntansi sebagai bahasa
bisnis (Accounting is the business language). Singkat kata, akuntansi ada di mana mana
dan bermanfaat dalam kehidupan sehari- hari baik bagi individu maupun bagi organisasi.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menghadapi berbagai ancaman. Ancaman-ancaman itu
antara lain berupa:

 Kehancuran karena bencana alam dan politik seperti: kebakaran dan cuaca terlau
panas, banjir, gempa bumi, badai angina serta peperangan.

2
 Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan seperti: kegagalan
hardware, kesalahan atau kerusakan software, kegagalan sistem operasi, gangguan
dan fluktuasi listrik, dan kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.
 Tindakan yang disengaja antara lain: kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan
manusia, kegagalan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, personil yang
tidak diawasi atau dilatih dengan baik, penghapusan data karena tidak sengaja, hilang
atau salah letak data, kesalahan pada logika sistem, sistem tidak memenuhi
kebutuhan organisasi atau tidak mampu menangani tugas yang diberikan.
 Tindakan segaja antara lain: sabotase, penipuan melalui computer, pencurian.

Ancaman-ancaman itu cenderung terus berkembang dan berpotensi merusak atau bahkan
menghacurkan Sistem Informasi Akuntansi secara keseluruhan. Maka dari itu diperlukan
perlindungan bagi Sistem Informasi Akuntansi yang disebut dengan sistem pengendalian
internal. Sistem pengendalian internal merupakan tanggung jawab manajemen sebuah
organisasi. Tanggung jawab manajemen meliputi pembuatan dan pemeliharaannya.
Sistem pengendalian internal harus dibuat secara memadai, artinya harus sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang menggunakannya

Dalam teori Akuntansi, pengendalian intern di definisikan sebagai suatu proses,


yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang
dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan objektif tertentu. Organisasi
yang tidak dilengkapi dengan pengendalian internal yang memadai menyebabkan
berkurangnya kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi tersebut.
Manajemen memiliki tanggung jawab menyediakan informasi yang handal bagi para
pemegang saham, investor, kreditor, dan semua pihak yang berkepentingan dengan
organisasi yang dipimpinnya. Sistem pengendalian internal dinilai penting karena banyak
manajemen yang tidak selalu memenuhi tanggungjawabnya secara benar. Dewasa ini
hampir seluruh organisasi telah menggunakan komputer dalam pengolahan datanya.
Penggunaan komputer lebih memudahkan dan mempercepat hampir seluruh aspek
pekerjaan di dalam organisasi. Namun penggunaan komputer dinilai lebih rentan terhadap
ancaman. Data komputer sangat mudah untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab.Misalnya dicuri, dihapus, maupun dirusak dengan tujuan-tujuan

3
tertentu. Maka pengendalian terhadap sistem informasi berbasis komputer juga sangat
penting. Ada cara tersendiri yang dapat digunakan untuk mengamankannya.

Sistem pengendalian intern merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
informasi akuntansi Tanpa dukungan sistem pengendalian intern yang memadai sistem
informasi akuntansi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang handal untuk
pengambilan keputusan. Sistem pengendalian intern yang diterapkan pada sistem
informasi akuntansi sangat berguna untuk mencegah dan menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan. Sistem pengendalian intern juga dapat digunakan untuk mengecek kesalahan-
kesalahan yang terjadi sehingga dapat dikoreksi.

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-


ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan dapat dipercaya tidaknya data akuntansi mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijaksanaan.. Dalam arti sempit, pengawasan intern merupakan
pengecekan penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun penjumlahan menurun
(footing). Dalam artian luas, pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan
pengecekan tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk
mengadakan pengawasan. Pengawasan intern itu meliputi struktur organisasi dan semua
cara-cara serta alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan
tujuan untuk menjaga keamanan harta perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran
data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Berdasarkan dari beberapa
definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern
adalah suatu rancangan prosedur organisasional yang mendorong terciptanya kebijakan
manajemen untuk menciptakan efisiensi operasional, melindungi aktiva, serta yang
terpenting untuk mencegah penyelewengan terhadap aktiva perusahaan. Dengan melihat
definisi di atas maka fungsi atau arti penting pengendalian intern dapat didentifikasi
sebagai berikut:

 Melindungi harta organisasi dari tindakan dan keadaan yang merugikan, misalnya
pencurian, kerugian dan kerusakan.
 Mengecek kerusakan data akuntansi, sehingga dapat menghasilkan data yang dapat
diandalkan dalam pengambilan keputusan.

4
 Meningkatkan efisiensi usaha dalam beroperasi. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pengulangan kerja yang tidak perlu dan merupakan pemborosan dalam
seluruh aspek usaha.
 Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen
membuat berbagai peraturan dan prosedur untuk pencapaian tujuan perusahaan

B. Elemen-elemen struktur pengendalian intern


Pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern dan ekstern lebih
menekankan pada tujuan perusahaan dan menghubungkan pengendalian manajemen
untuk mencapai tujuan meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.

Pengendalian manajemen mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan


pengendalian akuntansi menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan aktiva
perusahaan dengan melakukan pencatatan akuntansi memadai meliputi akuntansi
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan taat pada hukum yang berlaku.

Comitte of Sponsoring Organizations of the Treatway Commision (COSO)


memperkenalkan adanya 5 komponen pengendlian intern yang meliputi:

 Lingkungan Pengendalian (Control Enviroment)

Ligkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan


terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organiasi tersebut. Salah datu factor yang
mempengaruhi ligkungan pengendalian adalah filosofi manajemen ( manajemen tunggal
dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi
manajemen ( manajemen yang progresif atau konservatif), struktur organiasi (terpusat
atau ter desentralisasi) serta politik kepersonaliaan.

 Penilaian Resiko (Risk Assesment)


Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada
dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit)
maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi
sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.

5
 Prosedur Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin
tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidak beresan
dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:

· Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.

· Pelimpahan tanggung jawab.

· Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.

· Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

 Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta
meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan
baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha
pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan
atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. Penilaian secara
khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi
manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor
internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian
intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern
sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.

 Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)


Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian
intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur
pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman
operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan
yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.
Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal.
Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan
pelaporan eksternal.

6
C. Alat Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Alat pengendalian pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang
untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di
implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap siklus
transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri dari pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mempengaruhi seluruh pmrosesan
transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh khusus terhadap aplikasi-aplikasi
individual.

a) Pengendalian Umum
Pengendalian umum memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi.
Pengendalian umum mencangkup hal-hal berikut ini :

· Rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi

· Prosedur-prosedur oprasi umum

· Masalah pengendalian peralatan

· Pengendalian peralatan dan akses data

b) Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi di khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalian-
pengendalian aplikasi di kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan, dan
keluaran. Kategori-kategori ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam silus
pengolahan data.

c) Pengendalian Preventif, Detektif, Dan Korektif


Pengendalian Preventif di lakukan untuk mencegah kekeliruan dan penipuan sebelum
keduanya terjadi, terutama pada masukkan dan pemrosesan pada pemrosesan transaksi.
Pengandalian Detektif di lakukan untuk mengatasi kekeliruan dan penipuan setelah
keduanya terjadi. Pengendalian Korektif digunakan untuk mengoreksi kekeliruan.

7
D. Etika Dan Struktur Pengendalian Intern

a) Etika dan Budaya Perusahaan


Banyak perusahaan yang telah mengadopsi peraturan kode etika yang merupakan
pedoman dalam menjalankan bisnis sesuai etika. Begitupun, banyak organisasi
profesonal, seperti AICPA, yang mengadopsi peraturan ini peraturan kode etik ini
umumnya di tulis dalam bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal yang mungkin di
langgar.

Banyak yang menentang dengan mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki


budayanya sendiri, yang di sebut budaya perushaan, yang mungkin meningkatkan atau
mengabaikan etika. Budaya perusahaan tergantung pada tingkah laku, dan praktik kerja
para karyawan. Untuk setiap program etika kerja, perusahaan harus memiliki audit
budaya atas perlaku budaya dan etika perusahaannya.

b) Mengkomunikasikan Tujuan-tujuan Pengendalian Intern


Manusia merupakan elemen penting dari setiap struktur prngrndalian intern. Fungsi
prinspal dari pengendalian intern adalah mempengaruhi tingkah laku manusia dalam
suatu sistem bisnis. Jadi, perilaku dan aktifitas-aktifitas perlu di kelola dan di kendalikan
sehingga tujuan organisasi dapat di capai. Tujuan pengendalian intern harus di pandang
secara relevan dengan individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem
harus di rancang sedemikian rupa sehingga pegawai yakin bahwa pengendalian bertujuan
melindungi kesulitan-kesulitan atau krisis-krisis dalam oprasi organisasi yang sebaliknya
dapat mempengaruhi mereka secara pribadi.

8
KESIMPULAN

Sistem informasi akuntansi merupakan sarana yang digunakan organisasi dalam merekam
segala kejadian yang mengandung nilai uang. Dengan adanya sistem informasi akuntansi,
maka proses akuntansi bisa dijalankan dengan baik. Proses akuntansi yang diawali
dengan adanya transaksi, kemudian di rekam dengan bukti transaksi. Langkah selanjutnya
dilakukan pencatatan jurnal, buku besar, neraca saldo, dan laporan keuangan.

Sebuah alat pertanggungjawaban harus memiliki keandalan yang memadai, agar dapat
dipercaya oleh pihak yang berkepentingan dengan organisasi.Pengendalian internal
merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang dapat diandalkan kebenarannya. Dengan pengendalian internal yang baik,
setiap proses yang berlaku di dalam organisasi akan dapat dikendalikan dengan wajar,
sehingga catatan yang berupa laporan keuangan juga bebas dari kesalahan. Pengendalian
internal memang tidak dapat menjamin laporan keuangan benar secara mutlak, karena
pengendalian internal tidak dapat mendeteksi kolusi dan kongkalikong yang dilakukan
oleh personil organisasi atau bahkan oleh manajemen sendiri. Untuk itu peran audit
independen yang dilakukan oleh auditor eksternal/independen (akuntan publik).Laporan
auditor independen akan menyampaikan kondisi laporan keuangan yang sebenarnya .

9
DAFTAR PUSTAKA

James A. Hall, Sistem Informasi Akuntansi, terj. Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary
(Jakarta: Salemba Empat, 2007).

Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, Accounting Information System (Sistem
Informasi Akuntansi), terj. Deny Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003)

10

Anda mungkin juga menyukai