Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

OLEH :

KELOMPOK 3

1. NI KOMANG AYU ANGGRENI ( 10 )


2. NI PUTU AYU MARINA ( 19 )
3. NI PUTU ARIANI ( 20 )
4. NI KOMANG PIKA DINANTI ( 25 )
5. NI KOMANG DIPTA CAHYADI ( 27 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami diberikan Kesehatan untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat anugrah-
Nya kami diberikan kekuatan untuk membuat makalah yang berjudul “Struktur Pengendalian
Intern” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.
Ucapan Terima Kasih ini tak lupa kami sampaikan kepada para pihak yang sejak awal
telah banyak memberikan referensi, dukungan dan bantuan hingga terselesaikannya pembuatan
makalah ini, diantaranya :
1. Bapak Daniel Raditya Tandio, Se., Msi., Ak Selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi.
2. Anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam mengerjakan tugas Sistem Informasi
Akuntansi ini, sehingga dapat selesai dengan baik.
Makalah ini masih belum sempurna disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan
baik teori maupun praktek. Dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan
makalah ini.

Gianyar, 23 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengendalian internal sangat berguna dalam melindungi aktiva perusahaan terhadap


kecurangan, pemborosan dan pencurian yang dilakukan baik oleh pihak di dalam
perusahaan maupun pihak di luar perusahaan. Sistem pengendalian internal yang
memadai dalam pengelolaan persedian barang, yaitu harus adanya pemisahan fungsi,
baik yang melakukan perencanaan, penerimaan,pengeluaran, dan pencatatan dengan
adanya persetujuan dari pihak yang berwenang. Demikian pula setiap transaksi
persediaan barang harus disertai
Bukti-bukti atau dokumen yang dapat diandalkan dan dipercaya. Perusahaan
dagang dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi bisnis yang melakukan kegiatan
usaha dengan membeli barang dari pihak/perusahaan lain kemudian menjualnya
kembali kepada masyarakat baik berupa retail atau grosir dan distributor tanpa merubah
bentuk dari barang tersebut. Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif
dalam operasi perusahaan dagang. Persediaan adalah harta perusahaan yang digunakan
untuk melakukan transaksi penjualan dan merupakan salah satu aktiva yang rawan di
lakukan penyelewengan serta sering terjadinya kesalahan pencatatan secara material,
maka dengan demikian perluhnya dilakukan evaluasi dan pengendalian dalam
pengelolaannya, sehingga menghindari terjadinya pemborosan maupun kerugian yang
akan terjadi di masa yang mendatang.

Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan mengharuskan perencanaan yang sebaik-


baiknya dalam setiap penugasan audit. Terdapat enam langkah yang harus dilakukan
dalam perencanaan audit salah satunya adalah menghimpun pemahaman struktur
pengendalian intern. Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman
yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. Oleh
karena itu, auditor harus melaksanakan prosedur audit yang yang antara lain meliputi
prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi dari stuktur pengendalian intern ?
2. Apa saja elemen dari pengendalian intern ?
3. Apa saja alat pengendalian dalam pemrosesan transaksi?
4. Bagaimana etika dan analisis pengendalian intern?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui bagaimana definisi dari struktur pengendalian intern
2. Mengetahui Apa saja elemen dari pengendalian intern
3. Mengetahui Apa saja alat pengendalian dalam pemrosesan transaksi
4. Mengetahui Bagaimana etika dan analisis pengendalian intern
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting
dalam auditing, merupakan rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana proses
tersebut mencakup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan.

Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan dijalankan oleh
entitas ada beberapa yang benar-benr relevan dengan audit atas laporan keuangan. Relevansi
kebijakan dan prosedur terhadap audit atas laporan keuangan misalnya adalah kemampuan
satuan usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan
sesuai dengan asersi yang termuat dalam laporan keuangan. Yang tidak relevan seperti
kebijakan dan prosedur mengenai efektivitas proses pengambilan keputusan manajemen
tertenu, missal tentang penentuan harga produk yang layak, penentuan besarnya aktivitas
pengiklanan, dan lain lain. Standar Profesional Akuntan Publik SA 319 memberikan panduan
tentang pertimbangan auditor atas pengendalian intern klien dalam audit terhadap laporan
keuangan.

Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah pentingnya
struktru pengendalian intern dan komponen-komponen yang ada dalam suatu entitas. Auditor
berkepentingan untuk memperoleh bukti yang cukup atas struktur pengendalian intern klien.
Hal ini disebabkan karena struktur pengendalian intern merupakan salah satu tipe bukti audit.

Pengertian Pengendalian Internal Menurut Ahli

Berikut adalah beberapa pengertian pengendalian internal.

1. Horngren (2009:390)

Pengendalian internal adalah semua rencana dan tindakan dalam organisasional yang dirancang
untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan agar mengikuti kebijakan perusahaan,
memastikan catatan akuntansi yang tepat, dan meningkatkan efisiensi operasional.

2. Hery (2016:159)

Pengendalian internal adalah sebuah kesatuan perangkat kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari penyalahgunaan, menjamin informasi
akuntansi yang akurat, serta untuk memastikan bahwa semua peraturan dan undang-undang
dan kebijakan manajemen telah dipatuhi oleh seluruh karyawan.

3. Dasaratha, V. Rama-Frederick, L. Jones (2008:132)


Pengendalian internal adalah suatu proses kebijakan perusahaan yang dipengaruhi oleh dewan
direksi entitas, manajemen, dan personel-personel lainnya. Hal ini dibuat untuk memastikan
kepastian terkait beberapa pencapaian meliputi, efektivitas dan efisiensi operasional,
keakuratan laporan keuangan, dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

4. IAPI (2011:319.2) dalam Thorman Lumbanraja

Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, serta
personel lainnya untuk meyakinkan beberapa pencapaian meliputi, keandalan laporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasional, serta kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku.

5. Mulyadi (2013:163)

Pengendalian internal adalah struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang telah
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan sebuah perusahaan yang tugasnya meliputi,
mengecek ketepatan laporan keuangan, mendorong efisiensi operasional, dan mendorong
karyawan untuk mematuhi kebijakan manajemen yang ada.

Dengan melihat definisi di atas maka fungsi atau arti penting pengendalian intern dapat
didentifikasi sebagai berikut:
1. Melindungi harta organisasi dari tindakan dan keadaan yang merugikan, misalnya
pencurian, kerugian dan kerusakan.
2. Mengecek kerusakan data akuntansi, sehingga dapat menghasilkan data yang dapat
diandalkan dalam pengambilan keputusan.
3. Meningkatkan efisiensi usaha dalam beroperasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
pengulangan kerja yang tidak perlu dan merupakan pemborosan dalam seluruh aspek usaha.
4. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Manajemen membuat
berbagai peraturan dan prosedur untuk pencapaian tujuan perusahaan.

Pentingnya Pengendalian Intern

Telah lama diakui bahwa pengendalian intern penting bagi manajemen dan auditor
dalam berbagai literature yang berkaitan dengan pengendalian intern karena:

1) Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan
manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar
peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
2) Pemeriksaan dan penelahhaan bawaan dalam sistem yang baik memberikan
perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan
dan ketidkberesan yang terjadi.
3) Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga
dapat mengurangi biaya ataupun fee audit.

Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk
mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Dengan kata lain, struktur pengendalian intern
memberikan kepastian bahwa penggelapan laporan keuangan dapat dicegah atau dideteksi
lebih dini.

Auditor berkepentingan untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian


intern, yang akan digunakan kemudian untuk melakukan penaksiran risiko pengendalian untuk
asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan lomponen pengungkapan dalam
laporan keuangan. Setelah memperoleh pemahaman dan menaksir risiko pengendalian, auditor
dapat mencari pengurangan lebih lanjut tingkat risiko pengendalian taksiran untuk asersi
tertentu. Pemahaman auditor terhadap pengendalian intern ini berkenaan dengan standar
pekerjaan lapangan kedua.

2.2 Elemen Pengendalian Intern

Pengendalian terdiri dari lima elemen yang saling berkaitan sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar
untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengedalian antara lain:
 Integritas dan nilai etik
 Komitmen terhadap kompetensi
 Dewan Direksi dan Komite Audit
 Gaya Manajemen dan Gaya Operasi
 Struktur Organisasi
 Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab
 Praktik dan Kebijakan Sumber Data Manusia
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan
pengendalian untuk memahami sikao, kesadaran, dan tindakan manajemen dan
dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan
mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara
kolektif. Pada waktu memperoleh pemahaman tentang lingkungan pengendalian,
auditor mempertimbangkan dampak kolektif kekuatan dan kelemahan dalam
berbagai faktor lingkungan pengendalian. Kekuatan dan kelemahan manajemen
menyebabkan pervasive terhadap pengendalian intern.

2. Penentuan Risiko

Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membuat suatu dasar untuk menentukan bagaimana
risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifikasi
organisasi, analisis, dan majemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan
keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan


keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi secara negatif mempengaruhi
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:

a. Perubahan dalam lingkungan operasi


b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
3. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komnikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan
keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi, mencatat, dan
melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan kewajiban.
Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab
berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Komunikasi
mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual
berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
1) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan.
2) Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
3) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.
4) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak transaksi dimulai sampai
dimasukkan ke dalam laporan keuangan.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya
aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini:
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
5. Pemantauan/Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penemuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengembalian tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan
melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau
berbagai kombinasi dari keduanya.
2.3 Alat Pengendalian Dalam Pemrosesan Transaksi
Alat pengendalian pemrosesan transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang
untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen struktur pengendalian intern di
implementasikan dalam sistem aplikasi khusus yang terdapat di dalam setiap siklus
transaksi organisasi. Alat pengendalian pemrosesan transaksi terdiri dari pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum mempengaruhi seluruh
pmrosesan transaksi. Pengendalian aplikasi berpengaruh khusus terhadap aplikasi-
aplikasi individual.
1) Pengendalian Umum
Pengendalian umum memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi.
Pengendalian umum mencangkup hal-hal berikut ini :
· Rencana pengorganisasian pemrosesan transaksi
· Prosedur-prosedur oprasi umum
· Masalah pengendalian peralatan
· Pengendalian peralatan dan akses data
2) Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi di khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalian-
pengendalian aplikasi di kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan, dan
keluaran. Kategori-kategori ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam silus
pengolahan data.
3) Pengendalian Preventif, Detektif, Dan Korektif
Pengendalian Preventif di lakukan untuk mencegah kekeliruan dan penipuan sebelum
keduanya terjadi, terutama pada masukkan dan pemrosesan pada pemrosesan transaksi.
Pengandalian Detektif di lakukan untuk mengatasi kekeliruan dan penipuan setelah
keduanya terjadi. Pengendalian Korektif digunakan untuk mengoreksi kekeliruan.
https://media.neliti.com/media/publications/314765-pengendalian-internal-dalam-
sistem-infor-8acbd84c.pdf
http://evanurzanah01.blogspot.com/2016/12/pemrosesan-transaksi-dan-struktur.html?
m=1
https://tidaksiasia.blogspot.com/2017/04/informasi-akuntasi-ii-pemrosesan.html?m=1
http://ekonomister.blogspot.com/2009/11/sia-rmk-4-pemrosesan-transaksi-dan.html?
m=1
https://media.neliti.com/media/publications/314765-pengendalian-internal-dalam-
sistem-infor-8acbd84c.pdf

Anda mungkin juga menyukai