Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMAHAMAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP


PENGENDALIAN INTERNAL

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. NADYA ANNISA NASRUDDIN 02320180149


2. NURUL ISRA HAERUNNISA 02320180154
3. MUHAMMAD NAUFAL MUNADI 02320180163

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat serta karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul
“PEMAHAMAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP
PENGENDALIAN INTERNAL”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Auditing. Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan, sehingga saya dapat
memperbaiki isi ataupun bentuk makalah ini dengan lebih baik lagi.

Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat atau menambah ilmu pengetahuan bagi
para pembaca dan saya ucapkan. Terima Kasih.

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................. 2

1.3 TUJUAN PENYUSUNAN.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

2.1 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL...................................................................... 3

2.2 SARBANES OXLEY ACT (SOA)................................................................................. 4

2.3 TANGGUNG JAWAB AUDITOR ATAS PEMAHAMAN TERHADAP


PENGENDALIAN INTERN KLIEN.................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia usaha di Indonesia saat ini sudah maju, bisa dilihat dari semakin banyaknya
berdiri usaha-usaha baru yang didirikan oleh masyarakat. Salah satu aspek penting pada suatu
perusahaan adalah Sistem Pengendalian Internal. Karena suatu perusahaan tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya Sistem Pengendalian Internal yang baik.

Sistem Pengendalian Internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva
dari penyalahgunaan. Sistem Pengendalian Internal dapat digunakan lebih efektif untuk
mencegah penggelapan atau penyimpangan. Pada suatu perusahaan, pengendalian internal
sangat dibutuhkan mengingat faktor-faktor yang meliputi luas dan entitas perusahaan yang
sangat kompleks. Hal ini mengakibatkan manajemen harus percaya pada laporan-laporan
serta analisis untuk operasi pengendalian Internal yang efektif.

Pada Sistem Pengendalian Internal juga terdapat elemen-elemen penting yang juga harus
ditanamkan pada tiap perusahaan yaitu lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan
pengendalian prosedur. Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan
untuk membiayai kegiatan umum perusahaaan. Kas perlu dikendalikan agar dapat terlindungi
dari hal-hal yang dapat merugikan kas perusahaan. Hal ini dikarenakan Kas merupakan harta
lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah diselewengkan,dan banyak transaksi
perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, diperlukan
adanya pengendalian internal yang baik.

Pengendalian internal yang sering juga disebut sebagai pengendalian manajemen dala m
pengertian yang paling luas mencakup lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Pengendalian internal berfungsi se
bagai lini depan untuk menjaga aktiva dan mendeteksi terjadinya kesalahan, kecurangan, pen
yimpangan dan ketidak patuhan terhadap ketentuan peraturan perundangan-undangan (BPK
RI, 2007). Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukura
n yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandal
an data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (S.
P. Hariningsih, 2006).

1
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian inte rnal sangat
penting dalam menjaga asset perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan ya ng
disengaja oleh pihak tertentu. Dalam buku Auditing dan Jasa Assurance jilid I (Alvin A.
Arens, 2008) menyebutkan bahwa manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang
sistem pengendalian interna l yang efektif yaitu: (1) reliabilitas pelaporan keuangan, (2)
efesiensi dan efektivitas operasi, (3) ketaatan pada hukum dan peraturan. Manajemen
merancang sistem pengendalian internal untuk mencapai ketiga tujuan ini. Fokus auditor,
baik dalam audit atas laporan keuangan maupun audit atas pengendalian internal, tertuju pada
pengendalian atas reliabilitas pelaporan keuangan ditambah pengendalian atas operasi dan
ketaatan pada hukum serta peraturan yang dapat secara material mempengaruhi pelaporan
keuangan.

Fungsi dari auditor internal adalah memeriksa secara langsung pengendal ian-
pengendalian internal (internal controls) yang dijalankan oleh perusahaan dan memberika n
rekomendasi serta perbaikan-perbaikan atas pengendalian internal ke arah yang lebih baik,
dengan harapan tercapainya tujuan-tujuan dari pengendalian internal tersebut (R. Dian Marisa
2007).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian sistem pengendalian internal?
2. Apa itu Sarbanes Oxley Act (SOA)?
3. Tanggung jawab auditor atas pemahaman terhadap pengendalian intern klien?
1.3 TUJUAN PENYUSUNAN
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pengendalian internal
2. Untuk mengetahui apa itu Sarbanes Oxley Act (SOA)
3. Untuk memahami tanggung jawab auditor atas pemahaman terhadap pengendalian
intern klien

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian Internal adalah system pengendalian intern, system pengawasan intern


dan struktur pengendalian internal. Standar pekerjaan lapangan yang kedua menyebutkan
(IAPI, 2011:150.1: “Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan”.

IAPI (2011;319.2) mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang


dijalankan oleh dewan komisaris, menejemn dan personel, menejemen dan personel lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga
golongan tujuan berikut:

1. Keandalan pelaporan keuangan


2. Efektivitas dan efesiensi operasi dan
3. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Pengendalian intern adalah suatu proses yang terdiri dari usaha atau tindakan-tindakan
yang tepat dan terintegrasi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan
pengendalian intern melibatkan seluruh anggota organisasi bukan dibebankan pada bagian
tertentu saja, sehingga memberikan keyakinan terpercaya atas seluruh kegiatan organisasi
yang meliputi realibility dari pelaporan keuangan, efisiensi dan keefektifan atas kegiatan atau
operasi perusahaan dan kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang yang berlaku.

Pengendalian internal menurut ISA 315.4C adalah proses yang dirancang,


diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan
efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Istilah
“pengendalian” mengacu pada setiap aspek dari satu atau lebih komponen pengendalian
internal.

Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang relevan
dengan audit. meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit
kemungkinan berhubungan dengan laporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang

3
berhubungan dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit. ini merupakan hal yang
berkaitan dengan pertimbangan profesional auditor apakah suatu pengendalian secara
individu atau bersama-sama dengan yang lain, merupakan hal yang relevan dengan audit
(ISA 315.12).

2.2 Sarbanes Oxley Act (SOA)

Beberapa tahun yang lalu terjadi kejahatan akuntansi yang sangat besar,
mengguncang dunia bisnis, merugikan banyak investor, karyawan, dan banyak pihak lainnya.
Sebut saja WorldCom, sebuah perusahaan jasa layanan telekomunikasi di Amerika Serikat,
dibangun di tahun 1983. Pertumbuhan perusahaan ini sangat signifikan dan mngantarkannya
menjadi perusahaan nomor dua untuk jasa layanan telepon jarak jauh di Amerika. WorldCom
menyatakan bangkrut pada Juli 2002, dengan total nilai US $ 11 milyar. Bernie Ebbers,
mantan CEO dari perusahaan ini dinyatakan bersalah dan dalang dari kejahatan akuntansi di
perusahaan yang dipimpinnya ini. Ebbers dijatuhi hukuman penjara selama 85 tahun.

Kasus lainnya adalah kasus Enron. Enron adalah perusahaan energi terkemuka di
dunia. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah US $101 milyar. Fortune,
majalah terkemuka di AS menamakan Enron sebagai perusahaan Amerika paling inovatif
selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan dunia pada tahun 2001, ketika
terungkapnya kondisi keungan yang dilaporkannya didukung oleh penipuan akuntansi yang
sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara jenius. Skandal akuntansi Enron tidak hanya
membawa para direkturnya berhadapan dengan hukum. Tidak hanya itu saja, firma akuntansi
terbesar di dunia pada saat itupun, Arthur Andersen, ditutup karena dianggap turut
bertanggungjawab atas kejahatan akuntansi di Enron (Arthur Andersen adalah firma
akuntansi yang memeriksa laporan keuangan Enron pada saat itu dan menyatakan tidak ada
masalah pada laporan keuangan dan kondisi keuangan Enron).

Melihat kejahatan akuntansi yang merajalela pada saat itu, maka Kongres AS
mengeluarkan sebuah aturan, pada Juli 2002, yang diberi nama “The Sarbanes-Oxely Act
2002“. SOX act ini adalah sebuah peraturan yang ditujukan kepada perusahan-perusahaan
terbuka yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham AS. Lebih lanjut, peraturan ini
bertujuan untuk melindungi investor atas perusahaan-perusahaan terbuka tersebut, dengan
memaksa perusahaan-perusahaan tersebut untuk memperbaiki pengungkapan laporan
keuangannya.

4
Sarbanes Oxley Act merupakan undang-undang pelaporan dan tata kelola perusahaan
berstandar Amerika Serikat. SOA mensyaratkan perusahaan-perusahaan yang tercatat di
bursa saham Amerika untuk mentaati sejumlah aturan yang ada guna menjamin adanya
kepastian lebih besar terhadap integrasi sebuah laporan keuangan.

Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan


pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC)  dan beberapa self regulatory
bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas korporasi, transparansi
dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau organisasi untuk
melakukan dan menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi
terhadap corporate governance. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal
bukan lagi sesuatu yang mewah lagi; karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-
undang.

Dalam Sarbanes-Oxley Act  diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan


pembaharuan governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak
mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode
etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan
komite audit yang independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite audit
dan pihak manajemen
2. Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yang
independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal
3. Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan
4. Mendefinisikan jasa “non-audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien
5. Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud
6. Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest
7. Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.

2.3 Tanggung jawab auditor atas pemahaman terhadap pengendalian


intern klien

Para perancang sistem pengendalian internal dalam sebuah organisasi hanyalah


bertugas untuk membuat prosedur dan aturan. Mereka tidak bertanggungjawab terhadap

5
efektifitas pelaksanaannya. Berbagai pihak yang bertanggungjawab atas efektifitas
pelaksanaan pengendalian internal dan perannya adalah sebagai berikut:

1. Manajemen, merupakan tanggungjawab manajemen untuk menciptakan pengendalian


internal yang efektif. Secara khusus chief executive officer harus merancang suasana di
puncak untuk kesadaran akan pengendalian di seluruh organisasi, dan melihat bahwa semua
komponen pengendalian internal sudah ditempatkan sebagaimana mestinya. Lingkungan
pengendalian yang efektif akan dapat mengurangi kemungkinan kekeliruan atau kecurangan
dalam suatu entitas. Manajemen senior yang membawahi unit-unit organisasi harus
bertanggungjawab untuk mengendalikan aktivitas dari unit yang dipimpinnya. Para pejabat
teknologi informasi dan akuntansi serta keuangan memainkan suatu peran sentral dalam
merancang, mengimplementasikan, dan memonitor sistem pelaporan keuangan entitas,
mengembangkan anggaran dan rencana keseluruhanentitas, menelusuri dan menganalisa
kinerja, serta mencegah dan mendeteksi pelaporan keuangan yang curang.

2. Dewan direksi dan komite audit, anggota dewan direksi sebagai bagian dari pengaturan
umum dan tanggung jawab terhadap kekeliruan, harus menentukan bahwa manajemen telah
memenuhi tanggungjawabnya untukmenciptakan dan memelihara pengendalian internal.
Komite audit (atau kalau tidak ada diganti dewan direksi sendiri) harus waspada dalam
mengidentifikasi keberadaan penolakan manajemen atas pengendalian atau pelaporan
keuangan yang curang, dan segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk membatasi
tindakan yang tidak sesuai oleh manajemen.

3. Auditor internal. Auditor internal harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan


pengendalian internal suatu entitas secara periodic dan membuat rekomendasi untuk
perbaikan, tetapi mereka tidak memiliki tanggung jawab utama untuk menciptakan dan
memelihara pengendalian internal.

4. Personil entitas lainnya. Peran dan tanggung jawab dari semua personil lain yang
menyediakan informasi kepada, atau menggunakan informasi yang disediakan oleh sistem
yang mencakup pengendalian internal, harus memahami bahwa mereka memiliki
tanggungjawab untuk mengkomunikasikan masalah apapun yang tidak sesuai dengan
pengendalian atau tindakan melawan hukum yang mereka temui kepada tingkat yang lebih
tinggi dalam organisasi.

5. Auditor independen. Sebagai hasil dari prosedur audit laporan keuangan, seorang auditor
eksternal mungkin akan menemukan kekurangan dalam pengendalian intern yang akan

6
dikomunikasikan kepada manajemen, komite audit, atau dewan direksi, bersamaan dengan
rekomendasi perbaikan.

Secara umum auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern


kliennya untuk perencanaan auditnya.Secara khusus ,pemahaman auditor tentang
pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam
kegiatan berikut ini:

 Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan.


 Salah saji material yang potensial dapat terjadi.
 Risiko deteksi.
 Perancangan pengujian substantif.

Pemahaman atas Pengendalian Intern

Dalam memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,auditor menggunakan 3 macam


prosedur audit berikut:

·         Mewawancarai karyawan perusahaan yang berkaitan dengan unsur pengendalian.

·         Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.

·         Melakukan pengamatan atas kegiatan perusah

Pemahaman atas Lingkungan Pengendalian

Informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya dikumpulkan oleh auditor dengan


cara:permintaan keterangan dari manajer yang bertanggung jawab atas unsur pengendalian
intern,inspeksi dokumen dan catatan,dan pengamatan atas kegiatan perusahaan.

Pemahaman atas penaksiran Risiko

Auditor harus mengumpulkan informasi tentang bagaimana manajemen mengidentifikasi


risiko yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan secara wajar dan kepedulian
manajemen terhadap risiko tersebut,serta bagaimana manajemen merancang aktivitas
pengendalian untuk mengatasi risiko tersebut.

Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi

7
Sistem informasi entitas sangat menentukan risiko salah saji dalam laporan keuangan.Sistem
akuntansi yang didesain dengan baik dan diimplementasikan denagn baik akan menghasilkan
informasi yang andal.

Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian

Informasi tentang aktivitas pengendalian umumya diperoleh auditor bersamaan dengan


pengumpulan informasi mengenai lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian.

Pemahaman atas Pemantauan

Auditor harus memahami jenis aktivitas yang digunakan oleh klien untuk memantau
efektivitas pengendalian intern untuk menghasilkan laporan keuangan yang andal.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengendalian sebagai salah satu unsur dari fungsi manajemen, memiliki dua aspek
penting yaitu pengawasan dan tindak lanjut. Kedua aspek tersebut perlu diintegrasikan
pengendalian internal yang memungkinkan manajemen dapat menjalankan fungsi
pengendaliannya secara efekt if dan efisien, dan dapat mengatasi span of control yang
cenderung semakin luas sejalan dengan semakin besarnya skala perusahaan.

Oleh karena itu, dalam perspektif manajemen, pengendalian internal meliputi semua
kebijakan, prosedur, dan tindakan, yang didukung oleh semua unsur organisasi untuk
mengarahkan aktivitas organisasi guna mencapai tuj uan yang telah ditetapkan.

9
DAFTAR ISI

https://media.neliti.com/media/publications/314765-pengendalian-internal-dalam-
sistem-infor-8acbd84c.pdf

https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/sarbanes-oxely-act/

10

Anda mungkin juga menyukai