PENGENDALIAN INTERNAL
OLEH KELOMPOK IV
PRODI AKUNTANSI
KUPANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas campur tangan-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengendalian internal.pengendalian
internal sebagai suatu proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh
pihak yang bertanggungjawab atas kelola, manajemen,dan personel lain untuk
menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan
dengan keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami dari kelompok 4 menjelaskan tentang hal hal
yang berkaitan dengan materi pengendalian internal. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak membantu yang dengan caranya masing membantu
penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas untuk mata kuliah
Pengauditan 1. Diharapkan agar Ibu dosen dan teman-teman dapat mengerti dan
memahami tentang makalah yang kami buat ini.
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………………………………………
…i
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………………
…ii
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………………
…iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3
Tujuan………………………………………………………………………….........................
..…………..
1.4
Manfaat……………………………………………………………………………...................
........………
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan……………………………….............................
………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi pembaca serta
memberikan wawasan terkait dengan Kewajiban Hukum bagi Akuntan Publik.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara lebih teknis, standar audit (SA 315. 4 (c)) mendefinisikan pengendalian internal
sebagai suatu proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggungjawab atas kelola, manajemen,dan personel lain untuk menyediakan keyakinan
memadai tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan
keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang suatu sistem
pengendalian internal yang efektif, yakni :
Keyakinan Memadai
Keterbatasan Inheren
Auditor terutama fokus pada pengendalian yang berkaitan dengan reliabilitas atau
keandalan pelaporan keuangan. Laporan keuangan tidak akan mencerminkan penerapan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) atau IFRS dengan benar apabila pengendalian atas
pelaporan keuangan tidak memadai. Berbeda dengan klien, auditor tidak begitu menaruh
perhatian pada pengendalian yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas operasi
entitas,karena pengendalian semacam itu tidak langsung berpengaruh terhadap kewajaran
penyajian laporan keuangan.Namun demikian, auditor jangan melupakan pengendalian
yang berpengaruh terhadap informasi manajemen internal seperti misalnya anggaran
(budget) dan laporan kinerja internal. Jenis informasi semacam ini sering kali merupakan
informasi yang digunakan manajemen untuk menjalankan bisnisnya dan bisa menjadi
sumber bukti penting yang membantu auditor dalam memutuskan apakah laporan
keuangan disajikan secara wajar. Apabila pengendalian atas pelaporan internal tidak
memadai, maka nilai laporan sebagai bukti menjadi berkurang.
Pada umumnya suatu entitas memiliki pengendalian yang berkaitan dengan tujuan yang
tidak relevan dengan audit dan oleh karena itu, tidak perlu dipertimbangkan. Sebagai
contoh,suatu entitas dapat mengandalkan pada suatu sistem pengendalian terotomalisasi
yang canggih untuk menyediakan operasi yang efisien dan efektif (seperti sistem
pengendalian terotomatisasi pada maskapai penerbangan untuk mengatur jadwal
penerbangan),tetapi pengendalian tersebut pada umumnya tidak relevan dengan audit.
Selain itu, meskipun pengendalian internal berlaku bagi entitas secara keseluruhan atau
bagi setiap unit operasi atau proses bisnis entitas,pemahaman atas pengendalian internal
yang berkaitan dengan setiap unit operasi dan proses bisnis entitas kemungkinan tidak
relevan dengan audit.
Pemerolehan suatu pemahaman tentang pengendalian suatu entitas tidak cukup untuk
menguji efektivitas operasi pengendalian tersebut, kecuali terdapat beberapa otomatisasi
yang menyediakan operasi pengendalian yang konsisten. Sebagai contoh, pemerolehan
bukti audit tentang pengimplementasian suatu pengendalian manual pada suatu waktu
tidak menyediakan bukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian pada waktu yang
lain selama periode yang diaudit. Namun,karena konsistensi bawaan dari pengolahan
teknologi informasi, pelaksanaan prosedur audit untuk menentukan apakah suatu
pengendalian terotomatisasi telah dimplementasikan dapat berfungsi sebagai suatu
pengujian terhadap efektivitas operasi pengendalian tersebut,tergantung dari penilaian
dan pengujian auditor atas pengendalian tersebut,seperti yang dilakukan terhadap
perubahan program.
(1)Lingkungan pengendalian;
(3) Sistem Informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk proses bisnis yang
terkait dan komunikasi ;
1) LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Lingkungan pengendalian mencakup fungsi tata kelola dan manajemen, serta
sikap,kesadaran,dan tindakan pihak yang bertanggungjawab alas tata kelola dan
manajemen atas pengendalian internal entitas dan pentingnya pengendalian tersebut
dalam entitas. Lingkungan pengendalian menelapkan arah organisasi yang
memengaruhi kesadaran pengendalian personel organisasi tersebut.
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan-lindakan,kebijakan-kebijakan,dan
prosedur-prosedur yang mencerminkan perilaku menyeluruh manajemen puncak,para
direktur,dan pemilik enlitas tenlang pengendalian intemal dan arti peningnya bagi
entitas.Untuk memahami dan menilai lingkungan pengendalian, auditor harus
mempertimbangkan sub·sub komponen pengendalian yang paling penting.
Lingkungan pengendalian meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
(a) Komunikasi dan penegakan nilai integritas dan etika.
Sebagai contoh,tindakan manajemen untuk menghilangkan atau memitigasi
insentif atau godaan yang dapat menyebabkan personel untuk melakukan tindakan
tidak jujur, ilegal,atau tidak etis. Komunikasi kebijakan entitas tentang nilai
integritas dan etika dapat mencakup komunikasi standar perilaku kepada personel
melalui pernyataan kebijakan dan kode etik, serta contoh yang diberikan.
(b) Komitmen terhadap kompetensi.
Kompetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang dipertukan untuk
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungjawab individu. Komitmen terhadap
kompetensi mencakup pertimbangan manajemen tentang tingkat kompetensi
untuk tugas tertentu dan bagaimana hal tersebut diterjemahkan ke dalam
persyaratan keterampilan dan pengetahuan.
(c) Partisipasi oleh pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.
Kesadaran pengendalian suatu entitas dipengaruhi secara signifikan oleh pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola.Tanggungjawab lainnya dari pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola mencakup pengawasan atas rancangan dan
pengoperasian secara efektif prosedur peniup peluit(whistle blower) serta proses
untuk menelaah efektivitas pengendalian internal entitas.
(d) Filosofi dan gaya operasi manajemen.
Melalui aktivitasnya manajemen harus memberi sinyal yang jelas tentang
pentingnya pengendalian internal.Sebagai contoh,misalnya seberapa jauh
manajemen mempertimbangkan risiko,atau apakah manajemen tidak peduli
dengan risiko? Apakah manajemen didominasi oleh salu orang atau beberapa
orang saja? Pemahaman tentang hal ini dan aspek-aspek serupa dari falsafah dan
gaya operasi manajemen akan memberikan kepada auditor gambaran tentang
bagaimana sikap manajemen terhadap pengendalian internal.
Suatu sistem informasi terdiri dari infrastruktur (komponen fisik dan perangkat keras),
perangkat lunak, orang, prosedur, dan data. Banyak sistem informasi menggunakan
teknologi informasi secara ekstensif. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan
pelaporan keuangan, yang mencakup sistem pelaporan keuangan, mencakup metoda dan
catatan yang :
Proses pelaporan keuangan suatu entitas juga mencakup penggunaan entri jurnal
nonstandar untuk mencatat transaksi atau penyesuaian yang tidak berulang dan tidak
biasa.Sebagai contoh, penyesuaian untuk konsolidasi dan entri untuk kombinasi bisnis
atau penghapusan atau estimasi yang tidak berulang seperti penurunan nilai suatu aset.
Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem memengaruhi kemampuan manajemen
untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas
entitas dan untuk menyusun laporan keuangan yang andal.
4) AKTIVITAS PENGENDALIAN
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain yang tercakup dalam
keempat komponen pengendalian yang lain,yang membantu dalam memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan dilakukan untuk menghadapi risiko guna tercapainya tujuan
entitas.Banyak aktivitas pengendalian yang secara potensial bisa dilakukan pada setiap
entitas, baik yang bersifat manual maupun terotomatisasi. Pada umumnya, aktivitas
pengendalian yang relevan dengan suatu audit dapal dikategorikan sebagai kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
Penelaahan kinerja.
Aktivitas pengendalian ini mencakup penelaahan dan analisis kinerja aktual
dibandingkan dengan anggaran,perkiraan,dan kinerja periode lalu
menghubungkan serangkaian data yang berbeda (data operasi dan data keuangan)
satu sama lainnya, bersama dengan analisis hubungan dan tindakan investigatif
dan korektif; membandingkan data internal dengan sumber informasi eksternal;
serta menelaah kinerja fungslonal atau kinerja aktivitas.
Pengolahan Informasi.
Dua pengelompokan besar atas aktivitas pengendalian sistem informasi adalah:
(i)pengendalian aplikasi, yaitu pengendalian yang diterapkan atas pengolahan
aplikasi individu, dan (ii) pengendalian teknologi informasi umum, yaitu
pengendalian berupa kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan banyak
aplikasi yang mendukung berfungsinya pengendalian aplikasi secara efektif
dengan membantu untuk menjamin beroperasinya sistem informasi secara tepat
dan berkelanjutan. Contoh-contoh pengendalian aplikasi mencakup pengecekan
keakurasian perhitungan atas catatan, memelihara dan menelaah akun dan neraca
saldo, pengendalian terotomatisasi seperti pengecekan edit atas data masukan dan
pengecekan urutan numerik, dan penindaklanjutan secara manual atas laporan
penyimpangan.Contoh-contoh pengendalian teknologi informasi umum adalah
pengendalian perubahan program, pengendalian atas implementasi paket aplikasi
perangkat lunak baru, dan pengendalian atas perangkat lunak sistem yang
membatasi akses terhadap atau yang memantau utilitas sistem yang dapat
mengubah data atau catatan keuangan tanpa meninggalkan jejak audit.
Pengendalian Fisik.
Luas pengendalian fisik yang ditujukan untuk mencegah pencurian aset adalah
relevan dengan keandalan penyusunan laporan keuangan, dan oleh karena itu,
audit bergantung pada kondisi-kondisi seperti ketika aset tinggi kerentanannya
terhadap penyalahgunaan.
Pemisahan tugas.
Pemberian tanggungjawab kepada individu yang berbeda dalam pengotorisasian
dan pencatatan transaksi, serta penyimpanan aset dengan maksud untuk
mengurangi peluang kemungkinan individu manapun untuk berada dalam suatu
posisi yang memungkinkannya untuk melakukan dan menyembunyikan kesalahan
atau kecurangan.
Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi yang berasal dari komunikasi
dengan pihak eksternal yang dapat mengindikasikan masalah atau area yang menjadi
perhatian yang memerlukan perbaikan. Selain itu, regulator dapat berkomunikasi dengan
entitas tentang hal-hal yang memengaruhi keberfungsian pengendalian internal, sebagai
contoh, komunikasi tentang eksaminasi oleh badan pengatur bank. Disamping itu,
manajemen dapat mempertimbangkan komunikasi yang diperoleh dari auditor eksternal yang
berkaitan dengan pengendalian internal dalam melaksanakan aktivitas pemantauan.
Auditor biasanya menggunakan empat dari delapan jenis bukti untuk mendapatkan
pemahaman tentang rancangan dan penerapan pengendalian,yaitu: dokumentasi,meminta
keterangan dari personel entitas, mengobservasi bagaimana pegawai entitas melaksanakan
proses pengendalian, dan melakukan ulang(reperformance) dengan cara menelusur satu atau
sejumlah transaksi melalui sistem akuntansi dari awal sampai akhir (SA315.A67)
Pengujian pengendalian yaitu : Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi
efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah,atau mendeteksi dan mengoreksi,
kesalahan penyajian material pada tingkat asersī (SA 330.4(b)).
Pengujian atas pengendalian dilaksanakan hanya untuk pengendalian yang auditor yakini
tepat dirancang untuk mencegah, atau mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan penyajian
material atas suatu asersi. Prosedur audit ini memberikan pengetahuan tentang rancangan
kebijakan anggaran entitas dan apakah kebijakan tersebut telah diimplementasikan, tetapi
dapat juga memberikan bukti audit tentang efektivitas pengoperasian kebijakan anggaran
dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan penyajian material atas klasifikasi dalam
penggolongan beban.
Luas pengujian pengondalian yang diterapkan tergantung pada penilaian awal risiko
pongendalian. Apabila auditor menghendaki penilaian risiko pengendalian yang lobih rondah,
diporlukan pengujian pengendalian yang lebih luas, baik dalam hal jumlah pengendalian yang
diuji maupun luas pengujian untuk setiap pengendalian. Ketika dibutuhkan bukti audit yang
lebih meyakinkan berkaitan dengan efektivitas pengendalian, adalah semestinya dilakukan
dengan menambah pengujian atas pengendalian.
Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian, auditor harus menguji
pengendalian tersebut untuk waktu tertentu, atau sepanjang periode yang diaudit, tergantung
pada situasi yang dihadapi seperti diuraikan di bawah ini.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara lebih teknis, standar audit (SA 315. 4 (c)) mendefinisikan pengendalian internal
sebagai suatu proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggungjawab atas kelola, manajemen,dan personel lain untuk menyediakan keyakinan
memadai tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan
keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Dengan adanya pengendalian Internal dapat Meningkatkan efisiensi dan mencegah adanya
pemborosan pengelolaan sumber daya perusahaan. Memastikan segala anggota perusahaan
atau organisasi mengetahui dan mematuhi kebijakan yang telah dibuat. Menjaga aset
perusahaan. Menjamin keamanan operasional perusahaan.
Pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektifitas desain
dan operasi pengendalian intern. Alasan bagi suatu perusahaan untuk menerapkan sistem
pengendalian intern adalah untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya
mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif
3.2 saran
Semoga makalah yg kami susun ini bisa menjadi alah satu referensi bagi pembaca yang ingin
mempelajari materi yang berkaitan dengan pengendalian internal