Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AUDITING 1

PENGENDALIAN INTERN

Disusun oleh :

Elva Oktarina 62201117018

Nur Irmania Alvina 622011170

Kristian Edward Tohir 622011170

Qwity Mawar Azizah 622011170

Universitas Nurtanio Bandung

Fakultas Ekonomi

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengendalian Intern”. Makalah ini
diajukan guna memenuhi nilai mata kuliah Auditing 1. Kami menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sumber
pengetahuan bagi para pembaca.

Bandung, 22 Oktober 2019

2
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi …………………………………………………………………………...……………. 1

BAB I ......................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2

BAB II........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pengendalian Intern .............................................................................................. 3
2.2 Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (scope) Pemeriksaan ...................... 6
2.3 Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian Intern ....................... 7
2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas ............................................................................ 15

BAB III .................................................................................... 16


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 16
Dafter Pustaka

1
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern oleh


manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti pembuat peratura.
Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar auditor memperoleh pemahaman yang
cukup mengenai pengendalian intern suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal ini
termasuk pemahaman mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah pengendalian
tersebut telah ditempatkan dalm operasi, tetapi tidak termasuk menentukan efektifitasnya.
Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan jenis salah saji material yang
dapat mempengaruhi asersi laporan keuangan manajemen, untuk mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk merancang
pengujian substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi salah
saji. Sebagian besar entitas yang memerlukan audit menggunakan teknologi informasi dalam
sistem akuntansi mereka. Makalah ini me-review beberapa metode pemrosesan data yang
umum digunakan dan risiko yang dihubungkan dengan sistem akuntansi yang
terkomputerisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang ada dapat dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah,


sebagai berikut :
1. Pengertian Pengendalian Intern
2. Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (scope) pemeriksaan
3. Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian Intern
4. Keterbatasan Pengendalian Intern

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah auditing
1.

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Pengendalian Intern


1. Krismiaji (2010:218)

Pengertian pengendalian intern menurut Krismiaji adalah rencana organisasi dan


metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva dan menghasilkan informasi
yang akurat dan dapat dipercaya.

2. Amin Widjaja Tunggal (2010:195)

Pengertian pengendalian intern menurut Amin Widjaja Tunggal adalah suatu proses
yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, Personal entitas lain yang didesain untuk
memberikan keyanikan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a)
keandalan pelaporan keuangan (b) Efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.

3. James Hall (2011:180)

Pengertian pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian intern menurut James


Hall adalah kewajiban pihak manajemen yang penting. Aspek mendasar dari tanggung jawab
penyediaan informasi pihak manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi
pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan dengan baik. Selain itu pihak manajemen
bertanggung jawab untuk melengkapi pemegang saham serta investor dengan informasi
keuangan yang andal dan tepat waktu.

4. Nugroho Widjayanto (1985:4)

Pengertian pengendalian intern menurut Nugroho Widjayanto adalah sistem yang


terjalin dalam organisasi dengan menerapkan berbagai metode dan cara atau tolok ukur lainnya
dengan tujuan agar kegiatan berjalan menurut apa yang digariskan.

5. Valery G. Kumaat (2011:15)

3
Pengertian pengendalian intern menurut Valery G. Kumaat adalah suatu cara untuk
mengarahkan, mengawasi dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting
untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi
baik yang berwujud maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek
dagang).

Komponen pertama, control envrimoment, merupakan pondasi dari keempat komponen


lainnya seperti yang digambarkan berikut ini.

Komponen pengendalian intern menurut COSO adalah :


1. Lingkungan pengendalian (control environment). Faktor-faktor lingkungan pengendalian
mencakup integritas, nilai etis, dan kompetensi dari orang dan entitas, filosofi manajemen dan
gaya operasi, cara manajemen memberikan otoritas dan tanggung jawab serta mengorganisasikan
dan mengembangkan orangnya, perhatian dan pengarahan yang diberikan oleh board.
2. Penaksiran risiko (risk assessment). Mekanisme yang ditetapkan untuk mengindentifikasi,
menganalisis, dan mengelola risiko-risiko yang berkaitan dengan berbagai aktivitas di mana
organisasi beroperasi.
3. Aktivitas pengendalian (control activities). Pelaksanaan dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-
prosedur yang ditetapkan oleh manajemen untuk membantu memastikan bahwa tujuan dapat
tercapai.
4. Informasi dan komunikasi (informasi and communication). Sistem yang memungkinkan orang
atau entitas, memperoleh dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola,
dan mengendalikan operasinya.
5. Pemantauan (monitoring). Sistem pengendalian internal perlu dipantau, proses ini bertujuan untuk
menilai mutu kinerja sistem sepanjang waktu. Ini dijalankan melalui aktivitas pemantauan yang
terus-menerus, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya.

4
Pengendalian Intern terdiri atas lima komponen yang salling terkait berikut ini :

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi yang


mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian
merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya yang menyediakan
disiplin dan struktur.

2. Penilaian risiko

Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi analisis dan
pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penilaian
risiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan khusus atas risiko yang dapat
muncul dari perubahan kondisi seperti yang diuraikan dalam AU 319.29:

a. Perubahan dalam lingkungan operasi


b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
d. Pertumbuhan yang cepat
e. Teknologi baru
f. Lini, produk, atau aktivitas baru
g. Restrukturisasi perusahaan
h. Operasi di luar negeri
i. Pernyataan tentang pengertian akuntansi

3. Aktivitas pengendalian

5
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa
perintah manajemen telah dilaksanakan. Mereka membantu memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan telah diambil untuk mengatasi risiko terhadap pencapaian tujuan entitas.

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan pengertian dan jenis-jenis audit laporan
keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Salah satu cara adalah sebagai berikut :

a. Pengendalian otorisasi
b. Pemisahan tugas
c. Pengendalian pemrosesan informasi meliputi pengendalian umum, pengendalian aplikasi,
pengendalian atas proses pelaporan keuangan, pengendalian fisik, review kinerja dan
pengendalian atas manajemen kebijaksanaan dalam pelaporan keuangan.

4. Informasi dan komunikasi

Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan, yang
meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode pengumpulan biaya dan catatan-catatan yang
diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat,
dan melaporkan transaksi-transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva
dan kewajiban. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai
peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern suatu
entitas pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian
pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Kegiatan pemantauan yang efektif meliputi antara lain:

a. Pemantauan dapat terjadi melalui kegiatan yang sedang berlangsung dan evaluasi berkala
yang terpisah.
b. Manajemen dan komite audit harus sadar terhadap risiko atas fungsi sistem informasi
akuntansi dan memantau kinerja pengendalian internal di lingkungannya.

2.2 Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (scope) Pemeriksaan


Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidakakuratan ataupu kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan
publik, hal tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini
tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati – hati dalam melakukan pemeriksaan

6
dan tidak cukup banyak mengumpilkan bukti – bukti yang mendukung pendapat yang
diberikannya.

Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas scope
pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.

Misalnya :

1. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih
banyak.
2. Pada melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persedian harus
lebih banyak.

Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan efektif, maka
scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.

2.3 Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian Intern


Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian
intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Bentuk dan isi dokumentasi dipengaruhi
oleh ukuran dan kompleksitas entitas, serta sifat pengendalian intern entitas. Sebagai contoh,
dokumentasi pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar dan kompleks dapat
mencakup bagan alir (flowchart), kuesioner, atau tabel keputusan. Namun, untuk entitas yang
kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum sudah memadai. Umumnya, semakin kompleks
pengendalian intern dan semakin luas prosedur yang dilaksanakan, seharusnya semakin luas
dokumentasi yang dilakukan oleh auditor.

Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar
terhadap:

1. Keamanan asset perusahaan


2. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keungan perusahaan
3. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan

7
4. Tinggi rendahnya audit fee
5. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik

Ada 3 cara yang bisa digunakan akuntan public, yaitu:

1. Internal Control Questionnaires

Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena dianggap lebih
sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang standar, yang biasa
digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern di berbagai jenis
perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab YA (Y), Tidak (T), atau
Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah disusun dengan baik, maka
jawaban “YA” akan menunjukan ciri internal contraol yang baik, “Tidak” akan menunjukan
cirri internal control yang lemah, “Tidak Relevan” berarti pertanyyan tersebut tidak relevan
untuk perusahaan tersebut.

ICQ biasanya dikelompokan sebagai berikut:


a. Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggungjawab,
akte pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan perusahaan.
b. Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan, misalnya apakah proses
pembukuan dilakukan secara manual atau computerized, jumlah tenaga dibagian akuntansi
dan lain-lain.
c. Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur yang terdapat diperusahaan dalam
siklus penjualan (kredit dan tunai), piutang dan penerimaan kas.
d. Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur yang terdapat diperusahaan dalam
siklus pembelian (kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.
e. Persediaan
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur penyimpanan dan pengawasan
phisik persediaan, system pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname.
f. Surat Berharga (Securities)
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk pembelian dan penjualan
surat berharga dan penilaiannya.

g. Aktiva Tetap
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut system dan prosedur penambahan dan pengurangan
aktiva tetap, pencatatan dan penilaian aktiva tetap dan lain-lain.
h. Gaji dan upah
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human resources development)
serta system dan prosedur pembayaran gaji dan upah.

8
Yang perlu diperhatikan adalah:
1. Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ kepada staff klien dan
kemudian mengisi sendiri jawabannya, jangan sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk
diisi.
2. Untuk repeat angangement (penugasan yang berikutnya) ICQ tersebut harus
dimutakhirkan berdasarkan hasil Tanya jawab dengan klien.
3. Ada kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban seakan-akan pengendalian
intern sangat baik.

Karena itu auditor harus melakuakn compliance test untuk membuktikan efektivitas dari
pengendalian intern klien.

2. Flow Chart

Flow chart manggambarkan arus dokumen dalam system dan prosedur disuatu unit
usaha, misalnya dalam flow chart untuk system dan prosedur pembelian, utang dan
pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembelian (purchase
requisition), order pembelian (order purchase), sampai dengan pelunasan utang yang berasal
dari pembelian tersebut.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih disukai, karena auditor
bias cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu system
dan prosedur.
Setelah flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through, yaitu mengambil
dua atau tiga dokumen untuk mentest apakah prosedur dijalankan sesuai dengan apa yang
digambarkan dalam flow chart.

3. Narrative

Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, system dan prosedur
akuntansi yang berlaku diperusahaan, misalnya prosedur pengeluaran kas. Cara ini biasa
digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya sederhana.

9
10
Internal control Questionnaires (ICQ) Umum

Y = ya T = tidak
TR = tidak relevan
Klien

Y T TR
1. Apakah terdapat bagan Organisasi ? 
2. Apakah terdapat job Descriptions ? 
3. Apakah pembagian, tugas, wewenang dan tanggung jawab cukup jelas ?
4. Apakah terdapat internal auditor? 
Bila ya :
4.1 Apakah dibuat laporan pemeriksaan tertulis? 
4.2 Tugas, wewenang dan tanggug jawabnya cukup jelas serta diikuti? 
4.3 Bertanggung jawab langsung kepada Direksi dan tidak kepada chief
accounting officer? 
4.4 Mempunyai staf yang cukup memadai? 
4.5 Mempunyai audit plan, audit progam dan audit working papers? 
5. Apakah fungsi Akuntansi terlepas dari fungsi berikut ini :
5.1 Pembelian? 
5.2 Penjualan? 
5.3 Produksi? 
5.4 Pemberian kredit? 
5.5 Penerimaan uang? 
5.6 Pengeluaran uang? 
5.7 Penyimpanan barang? 
6. Bila penyimpan dan surat berharga bukan pemilik/persero atau familiyang
dapat dipercaya apakah ada jaminan?  
Bila Ya berpa besarnya ………………
7. Apakah tercegah kemungkinan kolusi antar karyawan yang mungkin
merupakan family? 
8. Apakah karywan yang menyimpan uang dan barang diberikan hak cuti
serta dijalankan secara rutin? 
9. Apakah fungsi pembukuan digiir secara periodic? 
10. Apakah Ata Penderian perusahaan sudah mendapatkan pengesahan dari
Menteri Kehakiman? 
11. Apakah terdapat petugas satpam yang memeriksa setiap orang atau
kendaraan yang keluar masuk lokasi perusahaan? 
12. Apakah pengawasan terhadap cabang efektif? 
13. Apakah terdapat staf tertntu yang memperhatikan agar asuransi selalu
ditutup dengan cuku dan pada waktunya? 
14. Apakah penilaian atas asset dilakukan secar rutin dan dapat diandalkan
untuk menentuan jumlah yang harus diasuransikan? 
15. Apakah setiap pinjaman uang harus disetujui Dean Komisaris? 
16. Apakah sayarta perjanjian kredit selalu mendapatkan perhtian 
secukupnya? 
17. Apakah keputusan rapat persero, Dewan Komisaris atau direksi dicatat,
ditandatangani secara rapih? 

11
Bila tidak, apakah karena perusahaan dimilki dan dikelola oleh anggota
keluarga dan kerabat dekat, sehingga berlaku kebiasaan “Tidak Formil” 
dan menurut kenyataan emang dapat diterima?

18. Khusus untu perusahaan yang “Go Public”


18.1 Bila klien menggunakan jasa independen register dan/atau transfer
agent : 
a. Apakah dilaporkan transaksi saham secara rutin? 
b. Apakah laporan tersebut dicocokkan dengan buku besar?
18.2 Bila tidak digunakan jasa independent register dan/atau transfer 
agent :
a. Apakah surat saham disimpan oleh yang berwenang ?
sebutkan siapa ……….. TREASURER 
b. Apakah Surendered Certifiactes segera dibatalkan dan dilekatkan 
pada stubs? 
c. Apakah penandatangan saham dimuka tidak mungkin dilakukan? 
d. Apakah bea materai diperhatikan pada saat mengeluarkan saham?
18.3 Apakah buku catatan salam : 
a. Dibukukan secara up to date? 
b. Dicocokkan dengan buu besar?

A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di


atas :
…………………………………………………………………………
………………………………..
…………………………………………………………………………
………………………………..
…………………………………………………………………………
…………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………..

B. Catatan lain:
…………………………………………………………………………
…………………………….
…………………………………………………………………………
…………………………….
…………………………………………………………………………
……………………………
C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?
D. Revisi kesimpulan penilaian (lampikan alasannya)
Diisi oleh:

Di-review oleh :

12
Contoh internal control (ICQ) Akuntansi

Y= ya
T= tidak
TR = tidak
relevan
Y T T
R
1. Apakah terdapat:
1.1 Daftar Perkiraan
1.2 Manual aluntani
1.3 Buku harian penerimaan kas
1.4 Buu harian pengeluaran kas
1.5 Buku bank
1.6 Buku pembelian
1.7 Buku produksi
1.8 Buku penjualan
1.9 Buku serba-serbi
1.10 Buku lain-lain
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
1.11 Buku besar
1.12 Buku piutang
1.13 Buku utang
1.14 Buku persediaan
1.15 Kartu gudang
1.16 Bukiu/daftar asset tetap
1.17 Buku perincian pendapatan
1.18 Buku perincian biaya
1.19 Buku tambahan lainnya
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………..

2. Apakah secara routine disusun :


2.1 Bank reconciliation
2.2 pencocokan saldo rekening korang dengan cabang, perusahaan afiliasi?
2.3 Laporan keuangan bulanan?
2.4 Laporaan keuangan kuartalan?

3. Apakah laporan keuangan interim cukup memberi informasi kepada manajemen


khususnya mengenai penyimpangan dan fluktuasi pada pendapatan, biaya,
persediaan, dan sebagainya?
4. Apakah dilakukan Budgeting system?
5. Apakah metode alkualsi harga pokok produksi cukup menyakinkan?
6. Apakah setiap ayat-ayat jurnal harus disetujui oleh yang berwenang?
7. Apakah bukti-bukti pembukuan defile secara rapi?
8. Apakah tenaga akunatansi :
8.1 Cukup Qualified
8.2 Cukup jumlahnya

13
9. Gambarkan secara singkat dan jelas accounting process pada kertas terpisah?
10. Apakah perusahaan sudah memproses pembukuan dengan komputer ?
Jika Ya, progam apa yang digunakan:
a. G/L progam?
b. Integrated system?
c. Dac system accounting?
d. ACPACK?

Jenis computer yang digunakan :


a. PC
b. Mini computer
c. Main frame

A. Kelemahan-kelemahan lai yang tercantum pada pernyataan diatas :


……………………………………………………………………………………
……….
……………………………………………………………………………………
……….
……………………………………………………………………………………
……….

B. Catatan lain :
……………………………………………………………………………………
……….
……………………………………………………………………………………
……….
……………………………………………………………………………………
……….

C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?

D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)

Diiai oleh :

Di-review oleh :

14
2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas
Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern hanya
dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan
pencapain tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapain tersebut dipengaruhi oleh
keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup kenyataan
bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian
intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau
kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya
kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern.

Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas
tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun hubangan
manfaat biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan
pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin
dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta
pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat tersebut.

15
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

16
Daftar pustaka

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/11/pengertian-sistem-pengendalian-intern-menurut-para-
ahli.html

https://dosenakuntansi.com/pengendalian-internal-dalam-audit

https://keuanganlsm.com/definisi-pengendalian-internal-versi-coso/

http://andrianihere.blogspot.com/2012/10/pengendalian-intern.html

http://kitalagini.blogspot.com/2014/11/proses-evaluasi-pengendalian-intern.html

https://manajemenkeuangan.net/pengendalian-internal/

https://www.google.co.id/search?q=contoh+flowchart+pembelian+utang+dan+pengeluaran+kas&safe=str
ict&biw=1366&bih=608&sxsrf=ACYBGNTt_EEab-
dfdD1WFSXwEigUeYvCzw:1571419869495&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=t8dG3M1WFc0ogM%
253A%252Ct-ku3k2eEBLFuM%252C_&vet=1&usg=AI4_-kS-
_GsyqAOo9jKf6reU7gaCjLYdLQ&sa=X&ved=2ahUKEwiI1vSYq6blAhXDO48KHRkfDIIQ9QEwA3o
ECAoQDw#imgrc=nApZMo49pNfu0M:&vet=1

17

Anda mungkin juga menyukai