Anda di halaman 1dari 21

Auditing 1

NAMA KELOMPOK 4

DWI DIBYANTI
RISYAM
21120004

PUTRI AVIANI TRI WAHYUNI


21120007 21120009

ADAM EKEL
SURYASMIRA FATRAWATI
PERMANA
21120139 21120069
21120150
2.1 PENGERTIAN
PENGENDALIAN
INTERN

Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern
adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan
intern dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001
istilah resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian
intern.Standar Pekerjaan Lapangan yang Keduanya
menyebutkan(IAPI,2011:150.1):“Pemahaman memadai atas
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan". IAPI (2011: 319.2) mendefinisikan
pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh
dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas-yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) Reandalan
pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi,. dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen
yang saling terkait berikut ini :

a. Lingkungan Pengendalian menetapkan
corak suatu organisasi,memengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponon pengendalian intern, menyediakan
disiplin dan struktur.
b. Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas
dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya,membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus
dikelola.
c. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan
dan prosedur yang membantu menjamin

bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi adalah
pengidentifikasian, penangkapan,dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk
dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka.
e. Pemantauan adalah proses yang
menentukan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu.
2.1.1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu
organisasi dan memengaruhi kesadaran

pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua
komponen pengendalian intern yang lain,
menyediakan disipIin dan struktur. Lingkungan
pengendalian
mencakup hal-hal berikut ini :
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d. Struktur organisasi
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2.1.2. Penaksiran resiko
Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan
mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun
ekstern yang dapat terjadi dan secara negative

memengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan
konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena
keadaan berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
2.1.3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan
prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut

membantu memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan
dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan
fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
hal-hal berikut ini:
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian phisik
d. Pemisahan tugas
2.1.4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan Komunikasi yang relevan dengan

tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem
akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas,
dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa
maupun kondisi) dan untuk memelihara
akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan.
2.1.5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja

pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini
mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses
ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung
secara terus menerus,
evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai
kombinasi dan keduanya. Di berbagai entitas, auditor
intern atau personel yang melakukan pekerjaan
serupa memberikan kontribusi dalam memantau
aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat
mencakup penggunaan informasi dari komunikasi
dengan pihak luar seperti keluhan.
2.2 HUBUNGAN PENGENDALIAN
INTERN RUANG LINGKUP(SCOPE)
PEMERIKSAAN

Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka
kemungkinan teriadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun
kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan
publik, hal tersebut menumbulkan risiko yang besar, dalam arti
risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan,
jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan
dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung pendapat yang diberikannya. Untuk mencegah
kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor
harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan
substantivetest.
Misalnya :
a. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang,

jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus
lebih banyak.
b. Pada waktu melakukan observasi atas stock
opname, tes atas perhitungan fisik persediaan
harus lebih banyak. Sebaliknya jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian intern
berjalan efektif, maka scope pemeriksaan
pada waktu melakukan substantivetest bisa
dipersempit.
2.3 MELAKUKAN
PEMAHAMAN DAN EVALUASI
ATAS PENGENDALIAN

INTERN
Intern. Agoes 2012:104 Pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pemeriksaan oleh akuntansi publik. Karena baik
buruknya pengendalian intern intern akan memberi pengaruh
yang besar terhadap:
a. Keamanan harta perusahaan.
b. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan
perusahaan.
c. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan.
d. Tinggi rendahnya audit fee.
e. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik.

Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik,
yaitu:
1. Internal Control Questionnaires Dan M. Guy etal.
2002:244 Berisi daftar serangkaian pertanyaan tentang
komponen pengendalian intern tertentu yang
menghasilakn jawaban “ya”, “tidak” atau “tidak
dapat diaplikasikan”. Pertanyaan- pertanyaan
tersebut biasanya dikelompokkan menurut kategori
sebgai contoh, fungsi audit internal, penerimaan kas,
atau persediaan dan membantu mengidentifikasi
eksistensi serta penggunaan pengendalian tertentu.

2. Flow Chart Menurut Dan M. Guy et al. 2002:244
bagan arus flowchart menggunakan simbol dan
diagram untuk menunjukkan arus informasi dan
dokumen melalui komponen pengendalian intern.
3. Narrative Menurut Dan M. Guy et al. 2002:224
Naratif narrative adalah deskripsi memorandum
tertulis mengenai pemahaman auditor terhadap salah
satu komponen pengendalian intern.
2.4 KETERBATASAN
PENGENDALIAN INTERN
ENTITAS

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan
operasinya, pengendalian intern hanya dapat memberikan
keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan
komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan
pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian
tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang
melekat dalam pengendalian intern. Factor lain yang
memebatasi pengendalian intern adalah biaya
pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat
yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun
hubungan manfaat-biaya merupaka criteria utama yang
harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian
intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat
umumnya tidak mungkin dilakukan.
Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi
kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam
menilai hubungan biaya manfaat tersebut.
` 
Pengendalian internal terdiri atas lima
komponen yang saling terkait berikut ini:
1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu
organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian
orang-orangnya. Lingkungan pengendalian
merupakan dasar untuk semua komponen
pengendalian internal, menyediakan disiplin dan
struktur.
2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan
analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai
tujuanya, membentuk dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan
dan prosedur yang membantu menjamin

bahwa arahan manajemen dilaksanakan
4. Informasi dan komunikasi adalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang memungkinkan orang
dilaksanakan tanggung jawab mereka
5. Pemantauan adalah proses yang
menentukan kualitas kinerja pengendalian
internal sepanjang waktu
KESIMPULAN

Dengan memperhatikan apa yang telah dikemukakan diatas
mengenaitujuan pengendalian intern, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuanpengendalian intern bukan hanya merupakan prosedur untuk
memeriksa danmenganalisa ketelitian data akuntansi, tetapi juga meliputi
semua metode dankebijakan yang digunakan perusahaan dalam
mengendalikan jalannyaoperasional perusahaan agar dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem
pengendalian intern dapat dibagimenjadi dua yaitu pengendalian Intern
Akuntansi (Preventive Controls) danpengendalian intern administratif
(Feedback Controls). Pengendalian internakuntansi dibuat untuk
mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannyaadalah menjaga
kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan dataakuntansi.
Contoh: adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unitorganisasi.
Pengendalian administratif dibuat untuk mendorong dilakukannyaefisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen (dikerjakansetelah
adanya pengendalian akuntansi) Contoh: pemeriksaan laporan untukmencari
penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Motivasi

Wisuda adalah impian setiap
mahasiswa. Namun kita perlu berjuang
semester demi semester untuk
mewujudkannya. Dan ingat jangan pernah
mengeluh demi mengapai cita-cita yang
kalian inginkan

Thank you

Anda mungkin juga menyukai