1
Mulyadi, Auditing, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hlm. 180.
keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan
kepatuhan terhadap Perundang- undangan. Menurut SA 315 (IAPI, 35:4)
auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal
yang relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang
relevan dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan
keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan relevan dengan audit.
B. Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan tanggapan manajemen terhadap
risiko yang diketahui. Pengendalian internal ingin mencapai tujuan
pengendalian (control objective) tertentu. Tujuan pengendalian internal
secara garis besarnya dapat dibagi dalam empat kelompok diantaranya:
1. Tujuan strategis, dengan sasaran-sasaran utama yang
mendukung misi entitas.
2. Tujuan pelaporan keuangan, agar laporan keuangan bebas dari
salah saji material tepat waktu dan tepat guna.
3. Tujuan operasional, dimana pengendalian mengamankan
operasi entitas, yang disebut operational controls.
4. Tujuan kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-
undangan. Pengendalian internal yang relevan untuk suatu
audit ialah pengendalian dengan tujuan pelaporan keuangan
untuk keperluan eksternal.
2
Theodorus M. Tuanakotta, Audit Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2017, hlm. 94.
3
Mulyadi, Auditing, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hlm. 180.
4
Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh KAP, Jakarta: Salemba
Empat, 2017, hlm. 164.
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait
berikut ini:
1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian adalah dasar untuk semua komponen
pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis
terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin arahan manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung
jawab mereka.
5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu
D. Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas
Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai
bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan
pengendalian intern entitas. Pencapaian tersebut dipengaruhi oleh
keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian keputusan dapat
salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang
bersifat manusiawi, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya
sederhana. Pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara
dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian
intern.
Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya
pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan
dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat biaya merupakan
kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan
pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya
tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi
kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya
manfaat tersebut. 5
Pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai,
bukan mutlak, kepada manajemen dan dewan komisaris tentang
pencapaian tujuan entitas. Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap
pengendalian intern diantaranya:6
1. Kesalahan dalam pertimbangan. Manajemen dan personel lain
dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis atau
dalam melaksanakan tugas hal itu disebabkan oleh tidak
memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain.
2. Gangguan, terjadi karena personel secara keliru memahami
perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak
adanya perhatian atau kelelahan.
3. Kolusi merupakan tindakan bersama beberapa individu untuk
tujuan kejahatan. Kolusi mengakibatkan bobolnya
pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan
entitas dan tidak terungkapnya kecurangan oleh pengendalian
intern yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah
seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi
keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu.
5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi
manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut.
5
Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh KAP, Jakarta: Salemba
Empat, 2017, hlm. 167.
6
Mulyadi, Auditing, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hlm. 181.
Siapa yang bertanggung jawab atas pengendalian intern suatu
entitas? Setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab terhadap, dan
menjadi bagian dari pengendalian internal organisasi. Adapun beberapa
pihak luar, seperyi auditor independen dan badan pengatur dapat
membantu organisasi dengan cara memberikan informasi yang bermanfaat
bagi manajemen untuk pemberlakuan pengendalian intern dalam
organisasi tersebut. Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian
intern beserta perannya diantaranya:7
7
Mulyadi, Auditing, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hlm. 181-183.
3. Audit intern, bertanggung jawab untuk memeriksa dan
mengevaluasi memadai atau tidaknya pengendalian intern
entitas dan membuat rekomendasi peningkatannya. Manajemen
dewan komisaris dan komite audit merupakan pihak utama
yang bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas.
4. Personel lain entitas, bertanggung jawab menyediakan
informasi atau menggunakan informasi yang dihasilkan oleh
pengendalian intern harus ditetapkan dan dikomunikasikan
dengan baik.
5. Auditor independen, auditor dapat menemukan kelemahan
pengendalian intern kliennya, sehingga dapat
mengkomunikasikan temuan auditnya kepada manajemen,
komite audit, atau dewan komisaris. Tujuan auditor terhadap
pengendalian intern kliennya adalah untuk memungkinkan
auditor merencanakan prosedur auditnya. Berdasarkan SAT
Seksi 500 Pelaporan tentang Pengendalian Intern Satuan
Usaha atas Pelaporan Keuangan, akuntan publik dapat
mengevaluasi tentang memadai atau tidaknya desain dan
mengevaluasi efektivitas pengendalian intern entitas.
6. Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian
intern entitas adalah badan pengatur seperti BI dan Bapepam.
Contoh, Bapepam menerbitkan surat keputusan No.
28/PM/1996 bertanggal 17 januari 1996, tentang pengendalian
intern dan penyelenggaraan pembukuan oleh perusahaan efek.
DAFTAR PUSTAKA