TINJAUAN PUSTAKA
internal dibedakan dalam arti yang sempit dan arti yang luas :
Pengendalian internal dalam arti sempit disamakan dengan internal check yang
control yang merupakan system yang mencangkupi semua cara yang dipakai
dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain yang didesain untuk
ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)
organisasi, metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset
internal merujuk pada serangkaian kebijakan, prosedur, dan praktik yang dirancang
tujuan organisasi dengan efektif dan efisien dalam melindungi aset organisasi,
1. Struktur organisasi
tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan unik yang dibentuk. Prinsip dalam menyusun
struktur organisasi yaitu pemisahan antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi
jangan diberi tanggung jawab penuh melakukan semua tahapan kegiatan, hal ini
maksimal.
Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang mengatur hak
berhubungan dengan pencatatan harus disertai pula prosedur yang baku. Prosedur
pencatatan yang baik menjamin ketelitian dan keandalan data dalam perusahaan.
Tata cara kerja secara sehat yaitu pelaksanaan yang dibuat sedemikian rupa
dalam beberapa carn. Unsur kehati-hatian (prudent) penting dijaga supaya tidak
seorang pun menangani transaksi dari awal sampai akhir sendirian, harus rolling antar
4. Pegawai berkualitas
Salah satu unsur pokok penggerak organisasi adalah karyawan, karyawan harus
karyawan ditentukan oleh tiga aspek, yaitu pendidikan, pengalaman, dan akhlak.
Bukan hanya berkualitas, tetapi keseimbangan tanggung jawab dan pembagian tugas
Menurut Agoes (2012, pp. 100–102) menjelaskan terdapat lima komponen dari
1. Lingkungan Pengendalian
c. Struktur organisasi
2. Aktivitas Pengendalian
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian Fisik
d. Pemisahan tugas
3. Penaksiran Risiko
Risiko yang terkait pada informasi keuangan meliputi keadaan internal dan
dalam laporan keuangan. Risiko akan muncul atau bahkan berubah karena
b. Personel baru
d. Teknologi baru
f. Restrukturisasi korporasi
sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibuat untuk mencatat,
peristiwa maupun kondisi) dan untuk menjaga tanggung jawab atas aset,
kewajiban atau utang , dan ekuitas yang terlibat. Kualitas informasi yang
keuangan.
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
5. Pemantauan
melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah,
atau dengan berbagai kombinasi keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau
komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk terhadap masalah
hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris
pengendalian internal. Hal ini meliputi fakta bahwa pertimbangan manusia dalam
pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian internal dapat rusak
disebabkan oleh kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau
kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif
karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen
internal entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian
biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen
melakukan estimasi kualitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-
manfaat tersebut.
pencegahan yang bersifat mutlak. Lingkungan pengendalian yang efektif juga dapat
dewan komisaris, komite audit, dan fungsi audit intern yang efektif dapat
dan pengendalian perubahan manajemen atau personel lain, atau pengembangan pasar
manajer profesional, maka dalam perusahaan ini terdapat pemisahan antara pemilik
puncak atas hasil pengelolaan terhadap aset yang dipercayakan kepadanya oleh
sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya pengendalian internal akuntansi yang
laporan keuangan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan akan terjamin
Akuntansi tidak teliti dan tidak andal, efisiensi tidak terjamin dan kebijakan
manajemen tidak dapat dipatuhi. Dari uraian tersebut di atas, dapat diambil
internal akuntansi yang baik dalam perusahaan adalah terletak di tangan manajemen
puncak, karena di pundak merekalah tanggung jawab atas pengelolaan dana yang
persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal atau
dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan serta dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
berikut :
perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu jenis, yaitu persediaan
barang dagang, yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali.
Jacobs, et al. (2009 : 547) dalam Gita, persediaan (inventory) adalah persediaan
segala barang atau sumber daya yang digunakan dalam sebuah organisasi.
disebut dengan stok adalah kumpulan suatu barang, bahan, atau komponen yang
disimpan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk digunakan dalam operasi bisnis
yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan barang yang cukup untuk memenuhi
permintaan pelanggan.
I.1.2.2 Perkiraan-Perkiraan Yang Biasa Digolongkan Sebagai Persediaan
5) Barang dalam perjalanan (goods in transit), yaitu barang yang sudah dikirim
6) Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang dititip jual pada
perusahaan.
persediaan (inventory ledger) yang digunakan untuk mencatat mutasi dari setiap jenis
perhitungan fisik persediaan yang merupakan elemen dari pengendalian internal yang
(Mulyadi, 2017, p. 483)
melekat terhadap persediaan. .
terhadap data persediaan (kuantitas dan harga pokok total) yang tercantum dalam
kartu persediaan oleh bagian kartu persediaan, berdasarkan hasil penghitungan fisik
persediaan.
2. Kartu gudang. Catatan ini digunakan untuk mencatat penyesuaian terhadap
data persediaan (kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang diselenggarakan
digunakan untuk mencatat jurnal penyesuaian atas akun persediaan karena adanya
antara saldo yang dicatat dalam akun persediaan dengan saldo menurut penghitungan
fisik.
Terdapat beberapa metode untuk menetapkan harga bell sebagai dar penentuan
nilai persediaan yang dimiliki perusahaan pada suatu periode. Adam metode
Dalam Metode FIFO (First In First Out), barang yang masuk baik itu dibeli
maupun diproduksi paling awal akan dikeluarkan (dijual) paling awal, sehingga
barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian
Dalam metode LIFO (Last In First Out), barang yang masuk baik itu dibeli
maupun diproduksi paling akhir akan dikeluarkan (dijual) paling awal. Jadi, barang
yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atan
produksi awal periode. Namun, IFRS tidak memperbolehkan mencatat persediaan
3. Rata-rata (Average)
Dalam metode rata-rata (average), barang yang dikeluarkan atau dijual maupun
barang yang tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata, maka dari itu, barang yang
tersisa pada akhir periode adalah barang yang memiliki nilai rata-rata.
diterima (yang dibeli dari pemasok). Laporan penerimaan barang yang bernomor urut
jawab awal atas persediaan. Untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai
dengan apa yang dipesan, maka setiap laporan penerimaan barang harus dicocokkan
dengan formulir pesanan yang asli. Harga barang yang dipesan, seperti yang tertera
di dalam gudang yang di mana aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan tertentu saja.
Setiap pengeluaran barang dari gudang seharusnya dilengkapi atau didukung dengan
efektif atas persediaan. Informasi mengenai jumlah atas masing-masing jenis barang
dagangan dapat segera tersedia dalam buku besar pembantu untuk masing- masing
persediaannya. Dalam sistem pencatatan perpetual, hasil dari perhitungan fisik akan
dibandingkan dengan data persediaan yang tercatat dalam buku besar untuk
menentukan besarnya kekurangan yang ada atas saldo fisik persedian. Jadi dapat
silang mengenai keabsahan atas saldo persediaan yang dilaporkan dalam buku besar
persediaan.
pengendalian internal yang cukup baik atas persediaan jika akuntan publik dapat
bagian pembelian, bagian penerimaan barang, bagian gudang, dan bagian keuangan.
order), surat jalan (delivery order), laporan penerimaan barang (receiving report),
Penelitian ini diperkuat oleh beberapa penelitian terdahulu yang disajikan pada
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Kalendesang, Linda Sistem Pengendalian dagang pada Supermarket Paragon Mart Tahuna
Lambey, Novi S. Internal Persediaan secara keseluruhan sudah efektif. Namun, dari
2. Nur Aisyah (2018) Sistem Pengendalian Pengendalian internal atas persediaan barang
(Stie et al., 2018) Internal Atas Persediaan dagang pada P.T. Ramayana Lestari Sentosa,
Atika Zarefar (2018). Barang Dagang Pada PT Pasar Buah 88 dengan pengendalian internal
4. Rice Komala, Ravika Analisis Pengendalian Analisis pengendalian internal atas persediaan
Permata Hati, Sri Internal Atas Persediaan barang dagang pada Alfamart Bengkong Indah
Mulyati (2021). Barang Dagang (Studi Batam menunjukkan kategori efektif dengan
berkala.
Sholihin, Sarah Barang Dagang Pada keseluruhan dapat dikategorikan sudah efektif
karyawan.
I.3 Kerangka Pemikiran
Pengendalian internal pada persediaan barang merupakan salah satu hal yang
penting, karena persediaan termasuk bagian terpenting dari perusahaan dagang. Pada
hal-hal lain yang dapat merugikan perusahaan. Pengendalian internal adalah faktor
yang dipimpinnya.
kerangka kerja yang dirancang untuk mengelola dan mengawasi proses pengadaan,
kapan persediaan tersebut habis, serta kapan persediaan tersebut dapat diperbarui.
Setiap adanya kegiatan operasional perusahaan dapat memantau setiap aktivitas yang
dilakukan dalam perusahaan. Pelaksanaan pengendalian internal dalam perusahaan
Menurut Agoes (2012, pp. 100–102) menjelaskan terdapat lima komponen dari
1. Lingkungan Pengendalian
dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan disiplin
dan struktur.
2. Aktivitas Pengendalian
3. Penaksiran Risiko
Risiko yang terkait pada pelaporan keuangan meliputi keadaan internal serta
eksternal yang mungkin terjadi dan berdampak negatif pada kemampuan entitas
sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibuat untuk mencatat,
jawab atas aset, kewajiban atau utang , dan ekuitas yang terlibat.
5. Pemantauan
internal atas pemantauan ini meliputi menentukan desain serta operasi dan
keluhan pelanggan dan umpan balik dari badan pengatur yang dapat memberikan
Pengendalian Internal
Kesimpulan
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian