Anda di halaman 1dari 7

Pengendalian Internal (Internal Control)

Budi Gautama Siregar


Email : budigautama@iain-padangsidimpuan.ac.id

Pengertian
 Horngren (2009:390) pengendalian intern adalah rencana operasional organisasi dan
semua tindakan yang dirancang untuk mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk
mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan
akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan
 Hery (2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur dalam
melindungi kekayaan perusahaan dari segala bentuk penyalahgunaan, menjamin
tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua
ketentuan hokum/ undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi dan
dijalankan sebagai mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan.
 Dasaratha V. Rama Frederick L. Jones (2008:132) pengendalian internal (internal
control) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen,
dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait
dengan pencapaian sasaran kategori diantaranya:
1) Efektivitas dan efisiensi operasi
2) Keandalan pelaporan keuangan
3) Ketaatan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku
 IAPI (2011:319.2) pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisars, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakian memadai tentang pencapaian tiga golingan, yaitu keandalan pelaporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku
 Mulyadi (2013:163) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.

Komponen Pengendalian Internal


The Commite of Sponsoring Organization (COSO) 2013, pengendalian internal meliputi 5
komponen, diantaranya:
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Page | 1
Yaitu seperangkat standar, proses dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan
pengendalian internal diseluruh organisasi. Terdapat lima prinsip dalam lingkungan
pengendalian, yaitu:
 Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
 Melaksanakan tanggungjawab pengawasan
 Menetapkan struktur, wewenang dan tanggungjawab
 Komitmen terhadap kompetensi
 Mendorong akuntabilitas atas sistem pengendalian internal
2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal, risiko
didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa yang akan terjadi dan mempengaruhi
pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko terhadap pencapaian
tujuan dianggap relatif atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas.
Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013), ada empat prinsip yang berkaitan
dengan penilaian risiko antara lain:
1. Menentukan tujuan Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk
memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis risiko. Organisasi mengidentifikasi risiko terkait
dengan pencapaian tujuan di seluruh entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3. Menilai risiko fraud. Organisasi mempertimbangkan potensi terjadinya fraud dalam menilai
risiko terhadap pencapaian tujuan.
4. Mengidentifikasi dan menganalisis perubahan signifikan. Organisasi mengidentifikasi dan
menilai perubahan yang dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal secara
signifikan.
3) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Yaitu tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan
arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan. Aktivitas
pengendalian dilakukan disetiap tingkatan pada berbagai tahap dalam proses bisnis dan pada
lingkungan teknologi. Aktivitas pengendalian bersifat preventif dan mencakup berbagai
kegiatan manual maupun otomatis, misal otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi dan

Page | 2
ulasan kinerja bisnis. Terdapat tiga prinsip yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian,
diantaranya:
a. Mengembangkan aktivitas pengendalian. Organisasi menyeleksi dan membangun aktivitas
pengendalian yang mendukung upaya mitigasi risiko sehingga risiko berada pada level
yang dapat diterima.
b. Mengembangkan control umum atas teknologi. Organisasi telah menyeleksi dan
membangun aktivitas pengendalian umum dengan menggunakan teknologi untuk
mendukung tercapainya tujuan
c. Merinci ke dalam kebijakan dan prosedur. Organisasi menerapkan aktivitas pengendalian
sebagaimana tercerminnya pada kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan
dalam prosedur yang relevan untuk melaksanakan kebijakan
4) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Committee of Sponsoring Organization (COSO) (2013), terdapat tiga prinsip yang berkaitan
dengan informasi dan komunikasi antara lain:
a) Menggunakan informasi yang relevan. Informasi yang relevan dan berkualitas akan
mendukung berfungsinya seluruh komponen pengendalian intern
b) Komunikasi internal yang efektif. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara
internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab pengendalian internal yang diperlukan untuk
mendukung fungsi pengendalian internal.
c) Komunikasi eksternal yang efektif. Organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai
hal terkait dengan berbagai hal yang dapat mempengaruhi berfungsinya seluruh komponen
pengendalian internal.
5) Pemantauan (monitoring)
Adalah evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah atau beberapa kombinasi dari keduanya yang
digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian
internal ada dan berfungsi. Terdapat dua prinsip yang berkaitan dengan pemantauan
(monitoring) yaitu:
a. Evaluasi berkelanjutan dan/ atau terpisah
Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau
terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal eksis dan berfungsi
baik.
b. Mengevaluasi dan melaporkan setiap kekurangan

Page | 3
Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal
secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan
korektif, termasuk manajemen senior dan dewan direksi.

Tujuan Pengendalian Internal


 Mulyadi (2010:163), tujuan pengendalian internal adalah:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
 Hery, (2016:160), tujuan pengendalian internal yaitu untuk memberikan jaminan yang
memadai terhadap:
1. Aset yang dimiliki perusahaan telah diamankan sebagaimana mestinya dan hanya
digunakan untuk kepentingan perusahaan saja bukan untuk kepentingan individu atau
oknum karyawan tertentu.
2. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan dengan tujuan
untuk memperkecil risiko baik atas salah saji laporan keuangan yang disengaja
(kecurangan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian)
3. Karyawan telah mentaati hokum dan peraturan

Prinsip-Prinsip Pengendalian Internal


o Hery (2016:162-170) prinsip pengendalian internal yaitu:
1) Penetapan tanggung jawab
Karakteristik utama dari pengendalian internal adalah penetapan tanggung jawab ke
masing-masing karyawan secara spesifik yang bertujuan agar masing-masing dapat
bekerja sesuai dengan tugas-tugas tertentu yang telah dipercayakan kepadanya
2) Pemisahan tugas
Yaitu pemisahan fungsi atau pembagian kerja. Terdapat dua bentuk umum dari penerapan
prinsip pemisahan tugas, yaitu:
a. Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula
b. Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang menangani pekerjaan pencatatan
asset dengan karyawan yang menangani langsung asset secara fisik (operasional).

Page | 4
Rasionalisasi dari pemisahan tugas adalah bahwa tugas dari seroang karyawan
seharusnya dapat memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi pekerjaan
karyawan lainnya
3) Dokumentasi
Dokumentasi memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi telah
terjadi. Dengan membubuhkan tanda tangan ke dalam dokumen, orang yang bertanggung
jawab atas terjadinya sebuah transaksi atau peristiwa dapat diidentifikasi dengan mudah

4) Pengendalian fisik, mekanik dan elektronik


Penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik sangat peting terutama terkait
dengan pengamanan asset. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik
adalah:
a. Uang kas dan surat-surat berharga sebaiknya disimpan dalam safe deposits box
b. Catatan-catatan akuntansi yang penting juga harus disimpan dalam filling cabinet yang
terkunci
c. Tidak semua atau sembarangan karyawan dapat keluar masuk gudang tempat
penyimpanan persediaan barang dagangan
d. Penggunaan kamera dan televise monitor
e. Adanya sistem pemadam kebakaran atau alarm yang memadai
f. Penggunaan password system dan lain-lain
5) Pengecekan independen atau verifikasi intermal
Kebanyakan sistem pengendalian internal memberikan pengecekan independen atau
verifikasi internal. Prinsip ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan, dan pencocokan
data yang telah disiapkan oleh karyawan lainnya yang berbeda. Kebutuhan akan
pengecekan independen meningkat karena struktur pengendalian internal cenderung
berubah setiap saat kalau tidak terdapat mekanisme penelaahan yang sering. Pegawai
mungkin akan menjadi lupa atau dengan sengaja tidak mengikuti prosedur, atau menjadi
ceroboh jika tidak ada orang yang meninjau ulang dan mengevaluasi hasil pekerjaannya.
Salah saji baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja mungkin dapat saja terjadi
tanpa melihat kualitas dari sistem pengendalian yang selama ini telah dijalankan. Cara
yang paling murah untuk melakukan verifikasi internal adalah dengan menerapkan
pemisahan tugas. Dalam perusahaan besar, oengecekan independen sering dilakukan oleh
auditor internal.

Page | 5
Keterbatasan Pengendalian Internal
Hery, (2016:170) keterbatasan pengendalian internal diantaranya:
 Faktor manusia
 Persekongkolan (kolusi)
 Ukuran perusahaan

Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Pengendalian


Aldag dan Stearns (1987) dalam Sawyer (2005) dalam buku Kurniawan (2012:104-105),
mengidentifikasi empat macam reaksi negatif terhadap sistem pengendalian antara lain:

a. Dianggap sebagai permainan


b. Dianggap sebagai objek sabotase
Pegawai organisasi berusaha untuk merusak sistem pengendalian, menciptakan kebingungan,
dan merancang proyek dengan karakteristik yang kompleks. Tujuannya adalah untuk
membuat sistem tidak beroperasi, tidak dapat diandalkan dan terlalu rumit. Atau, seseorang
bahkan dapat mengabaikan keseluruhan sistem. Reaksi ini merupakan bentuk penyimpangan
perilaku yang terjadi pada diri seorang pegawai sehingga pegawai yang bersangkutan tidak
hanya mengabaikan sistem namun juga dapat mengacaukan sistem pengendalian yang ada.
c. Informasi yang tidak akurat
Manajer melakukan manipulasi informasi untuk membuat dirinya dan unitnya kelihatan lebih
baik atau menciptakan data yang salah sehingga pengendalian tidak beroperasi dengan
semestinya.
d. Ilusi pengendalian
Manajer memberikan kesan bahwa sistem pengendalian memang berfungsi dengan baik
sementara dalam kenyataannya sistem tersebut diabaikan atau disalahartikan. Hasil yang baik
dikatakan sebagai hasil dari sistem. Hasil yang tidak baik dikatakan bersumber dari kondisi
yang tidak biasa yang berada diluar sistem

Efektivitas Pengendalian Internal


Efektifitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya. Mardiasmo, (2016:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu
organisasi mencapai tujuannya, apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka

Page | 6
organisasi tersebut di katakan telah berjalan dengan efektif. Menurut Akmal (2007) ciri-ciri
pengendalian internal efektif yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan yang jelas. Jika suatu pengendalian internal tidak dapat dimengerti, prosedur
pengendalian tersebut tidak akan digunakan dan tidak memiliki nilai.
b. Dibangun untuk tujuan bersama. Suatu pengendalian internal harus dapat dimanfaatkan oleh
seluruh pengguna atau seluruh pihak yang berkaitan
c. Biaya yang dikeluarkan dapat mencapai tujuan
d. Didokumentasikan. Proses dokumentasi yang baik yakni proses dokumentasi yang sederhana
dan dapat dengan mudah dimengerti, jelas hubungannya dengan rasio pengendalian, dan
memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa pengendalian internal berada pada
tempatnya
e. Dapat diuji dan di-review. Proses pengendalian dan manajemen serta dokumentasinya dapat
diuji dan di-review untuk dapat disempurnakan atau dapat diperbarui jika proses pengendalian
internal yang dilakukan sudah tidak sesuai dengan kondisi pada saat pengendalian dilakukan.

Page | 7

Anda mungkin juga menyukai