Anda di halaman 1dari 13

PENGAUDITAN I

PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

Dosen Pengampu :

I Gst. Ayu Diah Utari,, S.E.,M.M.,Ak C.A

Disusun Oleh :

Ni Putu Gita Indriani Pramesti (119211173)

Ni Nyoman Fitria Dewi (119211208)

Ni Luh Putu Aggy Virkaniya Parsha (119211181)

Putu Triska Liantamara (119211135)

Putu Ratna Martya Dewi (119211178)

Ni Putu Shri Ayu Wulan Devi (119211227)

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Jurusan Akuntansi

Universitas Pendidikan Nasional


KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Asung Kertha Wara Nugraha kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengendalian Intern (Internal Control)” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengauditan I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pengendalian Internal (Internal Control).

Saya mengucapkan terima kasih kepada “I Gst. Ayu Diah Utari,, S.E., M.M.,Ak C.A”
selaku dosen mata kuliah Pengauditan I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

“Om Shantih,Shantih,Shantih Om”

Denpasar, 9 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. i

BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………...…1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….1

BAB II (PEMBAHASAN)…………………………………………………………...……5

2.1 Pengertian Pengendalian Intern …………………………………………………….…5


2.2 Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope) Pemeriksaan………8
2.3 Bagaimana Melakukan Pemahaman Dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern………..9
2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas……………………………….…………...11

BAB III (PENUTUP)…………………………………………………………………….13

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….………..13

3.2 Saran………………………………………………………………………………….13
BAB I

(PENDAHULUAN)

1.1 LATAR BELAKANG


Pengendalian internal yang sering juga disebut sebagai pengendalian manejemen
dalam pengertian yang paling luas mencakup lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi. Pengendalian internal merupakan hal yang
mendasar dalam sistem akuntansi. Pengendalian internal (internal control) merupakan
kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan,
memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum
serta peraturan telah diikuti. Pengendalian internal yang baik diperoleh dari suatu struktur
yang terkoordinasi, yang berguna bagi perusahaan untuk menyusun laporan keuangan yang
lebih teliti, mencegah kecurangan-kecurangan, dan mengamankan kekayaan perusahaan
Dalam melakukan audit atas suatu laporan keuangan terdapat resiko yang akan didapati oleh
auditor. Resiko yang ada antara lain :
1. Resiko bawaan
2. Resiko pengendalian, dan
3. Resiko audit yang dapat diterima
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian dari pengendalian intern ?
1.2.2 Bagaimana hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan ?
1.2.3 Bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern ?
1.2.4 Bagaimana keterbatasan pengendalian intern entitas ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Menjelaskan pengertian pengendalian intern,

1.3.2 Mengetahui hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan

1.3.3 Mengetahui pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern

1.3.4 Mengetahui keterbatasan pengendalian intern entitas


BAB II

(PEMBAHASAN)

2.1 PENGERTIAN PENGENDALIAN INTERN

Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian
intern, sistem pengawasan intern dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001 istilah
resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian intern.

Pengertian pengendalian meurut COSO : sistem pengendalian internal merupakan suatu


proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini:
 Efektivitas dan efisiensi operasi

 Keandalan pelaporan keuangan

 Kepetuhan kerhadap hukum dan peraturan yang berlaku).

Hayes juga mengutip definisi dari IFAC: Pengendalian internal ― Proses yang
dirancang, diterapkan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, dan personel lain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
entitas terkait dengan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Komponen Internal Control menurut COSO :

- Control Environment
Merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-nilai
integritas dan kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
- Risk Assessment
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menciptakan resiko
bisnis dan harus menentukan bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
- Control Activities/Control Procedures
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur
untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi
- Information and Communication
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur
untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
- Monitoring
Sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Apabila terjadi kekurangan yang
signifikan, harus segera dilaporkan kepada manajemen puncak and ke dewan komisaris.

Menurut SA 315 (IAPI, 315:4)

Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian intern yang relevan
dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit kemungkinan
berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan
dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit.

Definisi Pengendalian Internal Menurut SA 315 (IAPI, 315:2)

Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap Perundang-undangan.

Pengendalian intern terdiri atas 5 komponen yang saling terkait berikut ini :

1. Lingkungan Pengendalian, menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi


kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar
untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian mencakup hal hal berikut ini :
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d. Struktur organisasi
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran Risiko, adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan
untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena keadaan berikut ini :
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
3. Aktivitas Pengendalian, adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas,
sudah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat
organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan
audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal
berikut ini :
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian phisik
d. Pemisahan tugas
4. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan
keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun
untuk mencatat, mengolah meringkas, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk
memelihara akuntabilitas bagi asset, utang dan ekuitas yang bersangkutan.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab
individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan
dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan
yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan
dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti komputer,
dan elektronik data interchange) yang digunakan untuk mengirim, memproses,
memelihara dan mengakses informasi
5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan
yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai
kombinasi keduanya. Diberbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan
pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivias entitas. Aktivitas
pemantauan dapat mencakup peggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar
seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan
petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.

2.2 HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP (SCOPE)


PEMERIKSAAN

Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan
public, hal tersebut menimbulkan resiko yang besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini
tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan
tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.
Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan
substantive test.

Misalnya :

1. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih
banyak
2. Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persediaan
harus lebih banyak.
Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan efektif, maka
scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.

2.3 BAGAIMANA MELAKUKAN PEMAHAMAN DAN EVALUASI ATAS


PENGENDALIAN INTERN
Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian
intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Bentuk dan isi dokumentasi
dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas entitas, serta sifat pengendalian intern entitas.
Sebagai contoh, dokumentasi pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar dan
kompleks dapat mencakup bagan alir (flowchart), kuesioner, atau tabel keputusan. Namun,
untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum sudah memadai.
Umumnya, semakin kompleks pengendalian intern dan semakin luas prosedur yang
dilaksanakan, seharusnya semakin luas dokumentasi yang dilakukan oleh auditor.
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting
dalam proses pemeriksaan oleh akuntan public.
Karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar terhadap :
1. Keamanan asset perusahaan
2. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
3. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
4. Tinggi rendahnya audit fee
5. Jenis opini yang akan diberikan akuntan public
Ada 3 cara yang bisa digunakan akuntan public, yaitu :

a. Internal Control Questinnaires


Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena dianggap
lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki asset ICQ yang standar, yang
bisa digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern diberbagai jenis
perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya (Y), Tidak (T),
atau Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah disusun dengan
baik, maka jawaban “Ya” akan menunjukkan ciri internal control yang baik, “Tidak”
akan menunjukkan ciri internal control yang lemah, “Tidak Relevan” berarti pertanyaan
tersebut tidak relevan untuk perusahaan tersebut.
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut :
 UMUM, biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian tugas dan
tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum lainnya mengenai keadaan
perusahaan.
 AKUNTANSI, pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan perusahaan,
misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara manual atau computerized,
jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian akuntansi dan lain-lain.
 SIKLUS PENJUALAN-PIUTANG PENERIMAAN KAS, pertanyaan-pertanyaan
menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus penjualan
(kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.
 SIKLUS PEMBELIAN-UTANG-PENGELUARAN KAS, pertanyaan-pertanyaan
menyangkut sistem dan prosedur yang terdapat di perusahaan dalam siklus pembelian
(kredit dan tunai), utang dan pengeluaran kas.
 PERSEDIAAN, pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan dan metode
penilaian persediaan dan stock opname
 SURAT BERHARGA, pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorosasi
untuk pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
 ASET TETAP, pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur penambahan
dan pengurangan asset tetap, pencatatan dan penilaian asset tetap dan lain-lain.
 GAJI DAN UPAH, pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human
resources development) serta sistem dan prosedur pembayaran gaji dan upah.
b. Flow Chart (Bagan Arus)
Flow Chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di suatu
unit usaha, misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur pembelian, utang dan
pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan pembelian (puchase
requisition), order pembelian (purchase order) sampai dengan pelunasan utang yang
berasal dari pembelian tersebut.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih disukai, karena auditor bisa
lebih cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu
sistem dan prosedur.
Untuk penugasan tahun-tahun berikutnya, auditor harus selalu memutakhirkan
(mengupdate) flow chart tersebut untuk mengetahui apakah terdapat perubahan-
perubahan dalam sistem dan prosedur perusahaan.
Setelah flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through, yaitu mengambil dua
atau tiga dokumen untuk mengetes apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan apa
yang digambarkan dalam flow chart. Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan
utang yang berasal dari pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah semua
dokumen (purchase requisition, purchase order, receiving report, supplier invoice dan
cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang digambarkan dalam
flow chart pembelian, utang dan pengeluaran kas.
c. Narrative
Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur
akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur pengeluaran kas. Cara ini biasa
digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya sederhana.

2.4 KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS


Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern hanya
dapat memberika keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan
dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut
dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini
mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat
salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi
tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu
pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau
manajemen mengesampingkan pengendalian intern.

Dalam hal ini Mulyadi (2002:181) dan Boynton.,et al (2002:375) dalam buku Modern
Auditing yang diterjemahkan oleh ahli bahasa, Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo
Budi, mengidentifikasi beberapa keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap entitas
pengendalian intern yaitu sebagai berikut:

1.Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah
mempertimbangkan keputusan yang diambil, dikarenakan oleh tidak memadainya informasi,
keterbatasan waktu, atau tekanan lain.

2.Gangguan. Gangguan dapat saja terjadi akibat dari kekeliruan memahami perintah atau
membuat kesalahan karena kelalaian, kurang memperhatikan, kelelahan. Perubahan yang
bersifat sementara atau permanen dalam dalam sistem dan prosedur dapat pula mengkibatkan
gangguan.

3.Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara
tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang
atau fasilitas tertentu agar segala urusannya menjadi lancar.

4.Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur


yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan para manager,
penyajian kondisi keuangan yang berlebihan.

5.Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian


intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern
BAB III

(PENUTUP)

3.1 Kesimpulan
3.1.1 pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern dan
struktur pengendalian intern. Pengendalian intern terdiri atas 5 komponen yang saling
terkait yaitu Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko, Aktivitas Pengendalian,
Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan
3.1.2 Pengendalian di suatu perusahaan yang lemah akan menimbulkan dampak yang akan
berpengaruh pada akuntan public terseut dimana akan menimbulkan opini yang tidak
sesuai dengan kenyataan
3.1.3 Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian
intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan
oleh akuntan public. Ada 3 cara yang bisa digunakan akuntan public, yaitu : Internal
Control Questinnaires, Flow Chart (Bagan Arus), Narrative
3.1.4 Pengendalian intern hanya dapat memberika keyakinan memadai bagi manajemen dan
dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas.
Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat
dalam pengendalian intern

3.2 Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat memberikan wawasan tentang mata kuliah
auditing 1 dengan materi Pengendalian Internal

Anda mungkin juga menyukai