Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Jurusan Akuntansi
“Om Swastyastu”
Asung Kertha Wara Nugraha kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengendalian Intern (Internal Control)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengauditan I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pengendalian Internal (Internal Control).
Saya mengucapkan terima kasih kepada “I Gst. Ayu Diah Utari,, S.E., M.M.,Ak C.A”
selaku dosen mata kuliah Pengauditan I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. i
BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………..1
BAB II (PEMBAHASAN)…………………………………………………………...……5
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….………..13
3.2 Saran………………………………………………………………………………….13
BAB I
(PENDAHULUAN)
(PEMBAHASAN)
Sebelumnya istilah yang dipakai untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian
intern, sistem pengawasan intern dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001 istilah
resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian intern.
Hayes juga mengutip definisi dari IFAC: Pengendalian internal ― Proses yang
dirancang, diterapkan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, dan personel lain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan
entitas terkait dengan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Komponen Internal Control menurut COSO :
- Control Environment
Merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk menyatakan dengan jelas nilai-nilai
integritas dan kegiatan tidak etis yang tidak dapat ditoleransi.
- Risk Assessment
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menciptakan resiko
bisnis dan harus menentukan bagaimana caranya mengelola resiko tersebut.
- Control Activities/Control Procedures
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur
untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi
- Information and Communication
Untuk mengurangi terjadinya kecurangan, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur
untuk mengidentifikasi resiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
- Monitoring
Sistem pengendalian internal harus dipantau secara berkala. Apabila terjadi kekurangan yang
signifikan, harus segera dilaporkan kepada manajemen puncak and ke dewan komisaris.
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian intern yang relevan
dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit kemungkinan
berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan
dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit.
Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan,
efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap Perundang-undangan.
Pengendalian intern terdiri atas 5 komponen yang saling terkait berikut ini :
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan
public, hal tersebut menimbulkan resiko yang besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini
tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan
tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.
Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan
substantive test.
Misalnya :
1. Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih
banyak
2. Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persediaan
harus lebih banyak.
Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern berjalan efektif, maka
scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.
Dalam hal ini Mulyadi (2002:181) dan Boynton.,et al (2002:375) dalam buku Modern
Auditing yang diterjemahkan oleh ahli bahasa, Paul A. Rajoe, Gina Gania, Ichsan Setiyo
Budi, mengidentifikasi beberapa keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap entitas
pengendalian intern yaitu sebagai berikut:
1.Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah
mempertimbangkan keputusan yang diambil, dikarenakan oleh tidak memadainya informasi,
keterbatasan waktu, atau tekanan lain.
2.Gangguan. Gangguan dapat saja terjadi akibat dari kekeliruan memahami perintah atau
membuat kesalahan karena kelalaian, kurang memperhatikan, kelelahan. Perubahan yang
bersifat sementara atau permanen dalam dalam sistem dan prosedur dapat pula mengkibatkan
gangguan.
3.Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara
tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang
atau fasilitas tertentu agar segala urusannya menjadi lancar.
(PENUTUP)
3.1 Kesimpulan
3.1.1 pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern dan
struktur pengendalian intern. Pengendalian intern terdiri atas 5 komponen yang saling
terkait yaitu Lingkungan Pengendalian, Penaksiran Risiko, Aktivitas Pengendalian,
Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan
3.1.2 Pengendalian di suatu perusahaan yang lemah akan menimbulkan dampak yang akan
berpengaruh pada akuntan public terseut dimana akan menimbulkan opini yang tidak
sesuai dengan kenyataan
3.1.3 Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian
intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit. Pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan
oleh akuntan public. Ada 3 cara yang bisa digunakan akuntan public, yaitu : Internal
Control Questinnaires, Flow Chart (Bagan Arus), Narrative
3.1.4 Pengendalian intern hanya dapat memberika keyakinan memadai bagi manajemen dan
dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas.
Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat
dalam pengendalian intern
3.2 Saran
Diharapkan dengan pembuatan makalah ini dapat memberikan wawasan tentang mata kuliah
auditing 1 dengan materi Pengendalian Internal