Anda di halaman 1dari 38

PENGENDALIAN INTERN (INTERNAL CONTROL)

AUDITING

KELOMPOK 4
Pandu Harbiansyah NPM. 1513031041
Eva Anisa NPM. 1513031002
Meliza Pratiwi NPM. 1513031023
Riana NPM. 1513031044

Dosen Pengampu
Dr. Pujiati, M.Pd

PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan
kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Penjualan Angsuran sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis temui.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan dosen serta teman-teman, sehingga kendala
yang ditemui dapat teratasi.

Kami sadar bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan


peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Penulis

ii
Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengendalian Intern ............................................................
2.2 Pentingnya Pengendalian Intern ............................................................
2.3 Komponen-Komponen Pengendalian Intern .........................................
2.4 Prinsip Pengendalian Intern ..................................................................
2.5 Tujuan Sistem Pengendalian Intern .......................................................
2.6 Pihak Yang Berkepentingan ..................................................................
2.7 Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope)
Pemeriksaan ...........................................................................................
2.8 Cara Melakukan Pemahaman Dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern
2.9 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas .............................................

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................

Daftar Pustaka .....................................................................................................

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejumlah besar organisasi telah mengakui pentingnya pengendalian intern
oleh manajemen, auditor independen, dan pihak eksternal lainnya seperti
pembuatan peraturan. Standar pekerjaan lapangan kedua mensyaratkan agar
auditor memperoleh pemahaman yang cukup mengenai pengendalian intern
suatu entitas untuk merencanakan audit. Hal ini termasuk pemahaman
mengenai rancangan pengendalian intern dan apakah pengendalian tersebut
telah ditempatkan dalam operasi, tetapi tidak termasuk menentukan
efektifitasnya. Auditor menggunakan pemahaman untuk mengidentifikasikan
jenis salah saji material yang dapat mempengaruhi asersi laporan keuangan
manajemen, untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi risiko salah saji semacam itu, dan untuk merancang pengujian
substantif untuk menyediakan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi
salah saji.

Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak memonitor


kegiatannya dan hasilnya. Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap
yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah
dicapainya.pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam kesibukan
manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil
keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka.
Laporan tersebut yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk
mengendalikan atau mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian
yang paling terakhir terjadi dan kondisi perusahaan. Unit/satuan
pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja,
satuan berat, penggunaan karyawan atau ukuranyang lain yang diperlukannya.
Di samping laporan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan,
laporan juga mempunyai arti untuk menilai apakah kebijaksanaan perusahaan

1
yang telah ditentukan dijalankan, apakah kondisi keuangannya sehat, kegiatan
penjualannya menguntungkan dan hubungan antar bagian, atau departemen
berlangsung harmonis.

Apakah jaminan manajemen bahwa laporan-laporan tersebut bisa tepat waktu,


membuat penjelasan yang diperlukan, teliti dan benar atau dapat dipercaya
untuk pengambilan keputusan. Hanya dengan pemeriksaan yang terus
berkesinambungan dan di analisa, laporan dan catatan-catatan dari mana
laporan di atas didapat, manajemen dapat meletakkan kepercayaannya
terhadap laporan yang akan digunakan diperlukan itu. Pemeriksaan terus-
menerus dan analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut pengendalian
intern. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan laporan yang
dikehendaki manajemen di atas, dalam arti yang tegas, dan sistem tersebut
akan : (a) mengamankan sumber dari pemborosan, kecurangan, dan
ketidakefesienan, (b) meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data
akutansi, (c) mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan,
(d) meningkatkan efisiensi. Sistem pengendalian intern tersebut akan berada
dan mempengaruhi semua kegiatan perusahaan. Ini meliputi metode-metode
dimana manajemen atas akan memberi delegasi atau wewenang dan memberi
tanggung jawab untuk fungsi pembelian, penjualan produksi dan akuntansi.
Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan
faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh
entitas tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran
laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI
dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi

2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pengendalian Intern ?
2. Apa pentingnya pengendalian Intern ?
3. Apa saja komponen-komponen pengendalian Intern ?
4. Apa saja prinsip pengendalian Intern ?
5. Apa tujuan sistem pengendalian Intern ?
6. Siapa saja pihak yang berkepentingan terhadap pengendalian Intern ?
7. Apa hubungan pengendalian Intern dengan ruang lingkup (scope)
pemeriksaan ?
8. Bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian Intern
?
9. Apa yang menjadi keterbatasan pengendalian Intern entitas ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengendalian Intern
2. Untuk mengetahui pentingnya pengendalian Intern
3. Untuk mengetahui komponen-komponen pengendalian Intern
4. Untuk mengetahui prinsip pengendalian Intern
5. Untuk mengetahui tujuan sistem pengendalian Intern
6. Untuk mengetahui siapa saja pihak yang berkepentingan terhadap
pengendalian Intern
7. Untuk mengetahui hubungan pengendalian Intern dengan ruang lingkup
(scope) pemeriksaan
8. Untuk mengetahui bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian Intern
9. Untuk mengetahui yang menjadi keterbatasan pengendalian Intern entitas

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pengendalian Intern (Internal Control)


SAS No. 55 mendefinisikan pengendalian internal (internal control) sebagai
sebuah proses yang dihasilkan oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan
personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak
dalam pencapaian tujuan kategori-kategori berikut : 1, keandalan
(reliabilitas) laporan keuangan, 2) ketaatan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, dan 3) efektivitas dan efisiensi operasi (Guy, Alderman, &
Winters, 2002, hal. 226).

The internal control system comprises two related components : the control
environment adn the control procedures themselves. The control
environment is determined by senior management and is essentially the
embodiment of their attitude towards control within the organization.
Control proedures are the detailed checks andcontrols which are build into
the system itself. These are related in the sense that control procedures are
less likely to be rigorous (or at least formalised) if senior management place
a great deal of emphasis on delegation and flexilbility (Dunn, 1996, hal.
160). “Sistem kontrol internal terdiri dari dua komponen terkait: lingkungan
kontrol dan prosedur pengendalian itu sendiri. Lingkungan pengendalian
ditentukan oleh manajemen senior dan pada dasarnya merupakan
perwujudan dari sikap mereka terhadap kontrol dalam organisasi. Prosedur
kontrol adalah pemeriksaan terperinci dan kontrol yang dibangun ke dalam
sistem itu sendiri. Ini terkait dalam arti bahwa prosedur pengendalian
cenderung kurang ketat (atau setidaknya diformalkan) jika manajemen
senior menempatkan banyak penekanan pada delegasi dan fleksibilitas”.
“The COSO Report defines Internal control as “ a process, effected by an
entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to

4
provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in
the following categories :
1. Effectiveness and efficiency of operations.
2. Reliability of financial reporting.
3. Compliance with applicable laws and regulations” (Ricchiute, 2002, hal.
201).

“Laporan COSO mendefinisikan Kontrol internal sebagai "suatu proses,


yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personel entitas lain,
yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar mengenai
pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

1. Efektivitas dan efisiensi operasi.


2. Kehandalan pelaporan keuangan.
3. Kepatuhan dengan hukum dan peraturan yang berlaku ”

Menurut Tuanakotta dalam (Gondodiyoto, 2007, hal. 246) “ sistem


pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode serta
kebijakan yang terkordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan
kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat
dipercaya, menggalakan efisiensi usaha serta mendorong ditaatinya
kebijaksanaan pimpinan yang telah digariskan”.

Menurut IAI dalam (Agoes, 2004, hal. 75) pengendalian intern sebagai
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan laporan
keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian


pengendalian intern adalah suatu proses yang dihasilkan oleh dewan direksi
entitas, manajemen, dan personel lainnya dan terdiri dari dua komponen

5
yaitu lingkungan kontrol dan prosedur pengendalian untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu : (a)
keandalan laporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

2.2 Pentingnya Pengendalian Intern

Pengendalian intern bagi suatu perusahaan (terutama yang sudah go public)


merupakan suatu keharusan. Bersamaan dengan kewajiban audit laporan
keuangan, direksi wajib memberikan pernyataan tentang kecukupan sistem
pengendalian perusahaan yang dikelolanya serta model / Framework mana
yang diadopsi (atau sepenuhnya didesain sendiri), dan wajib di audit oleh
auditor ekstern. Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem
pengendalian intern, antara lain :

a. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan kompleksitas


struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi makin rumit. Untuk dapat
mengawasi operasi organisasi, manajemen hanya mengandalkan
kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.
b. Tanggungjawab utama untuk melindungi aset organisasi, mencegah dan
menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang
terletak pada management, sehingga management harus mengatur sistem
pengendalian intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.
c. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan cara yang tepat
untuk menutup kekurangan-kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.
Saling cek ini merupakan salah satu karakteristik sistem pengendalian
intern yang baik.
d. Pengawasan yang “buit-in” langsung pada sistem berupa pengendalian
intern yang baik dianggap lebih tepat daripada pemeriksaan secara
langsung dan detail oleh pemeriksa (khususnya yang berasal dari luar
organisasi) (Gondodiyoto, 2007, hal. 249).

6
2.3 Komponen-Komponen Pengendalian Intern
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling
berkaitan,berikut penjelasannya.
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini, yaitu :
1. Integritas dan nilai estetika
Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui
integritas dan nilai etika orang yang menciptakan, mengurus, dan
memantaunya. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari
standar etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu
dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut
mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau
mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan
personel melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum , atau
melanggar etika.
Dalam rangka menetapkan pentingnya integritas dan nilai etika di
antara semua personel dalam organisasi, CEO, dan anggota
manajemen puncak lainnya harus menetapkan suasana,
berkomunikasikan kepada semua karyawan, memberikan
bimbingan moral kepada karyawan, mengurangi atau
menghilangkan insentif dan godaan yang dapat mengarahkan
individu untuk melakukan tindakan yang tidak jujur.

2. Komitmen terhadap kompetensi


Kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu.
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan
manajemen atas tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan

7
bagaimana tingkat tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan
keterampilan dan pengetahuan.

3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit


Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dean
komisaris dan komite audit. Atribut yang berkaitan dengan ini
mencakup independensi dewan komisaris atau komite audit dari
manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya,
luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya
tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan yang diajukan oleh komite
tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite
tersebut dengan auditor intern dan ekstern.

4. Struktur organisasi
Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas
untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja
menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur organisasi entitas
biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi yang harus
secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan
pelaporan.

5. Pemberian wewenang dan tanggung jawab


Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan
perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi.
Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan-penjelasan
mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung
jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan untuk mengetahui
bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan individu
lainnya dalam memberikan kontribusi dan tiap individu akan
bertanggung jawab atas hal apa.

8
Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi
pertimbangan atas :
a. Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang
dapat diterima,
b. Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk
menangani masalah seperti maksud dan tujuan organisasi,
c. Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik,
hubungan pelaporan, dan kendala
d. Dokumentasi sistem komputer yang menunjukkan prosedur
untuk persetujuan transaksi dan pengesahan perubahan sistem

6. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia


Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia akan menjamin
bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan
kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup
perekrutan dan proses penyeleksian, orientasi, pelatihan, evaluasi,
bimbingan, promosi berdasarkan penilaian kerja periodik, serta
program kompensasi yang memotivasi dan memberikan
penghargaan atas kinerjanya.
Entitas kecil dan menengah dapat mengimplementasikan faktor
lingkungan pengendalian secara berbeda dari entitas yang lebih
besar.

b. Penaksiran Resiko
Resiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa
dan keadaan intern ataupun ekstern yang dapat terjadi dan secara
negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah,
meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Resiko dapat timbul atau berubah
karena keadaan berikut ini :
1. Perubahan dalam lingkungan operasi
2. Personil baru

9
3. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
4. Teknologi baru
5. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
6. Restrukturisasi korporasi
7. Operasi luar negeri
8. Standar akuntan baru

c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah
dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan
diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut
ini :
1. Review terhadap kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja
sesungguhnya. Kualitas review dapat menyediakan pengendalian
terhadap asersi-asersi. Contoh dari review dan analisis manajemen
terhadap, yakni: laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari
saldo akun ; kinerja aktual dibaandingkan dengan anggaran,
peramalan, atau jumlah periode sebelumnya ; hubungan dari
rangkaian data yang berbeda.

2. Pengolahan informasi
Pengendalian pemrosesan informasi mengacu pada risiko yang
berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi.

10
Pengendalian ini dikategorikan sebagai pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.
Tujuan dari pengendalian umum adalah untuk mengendalikan
pengembangan program, perubahan program, operasi komputer, dan
untuk mengamankan akses terhadap data dan program. Lima jenis
pengendalian umum yang diakui secara luas, meliputi: pengendalian
organisasi dan operasi ; pengendalian pengembangan sistem dan
dokumentasi ; pengendalian perangkat keras dan sistem perangkat
lunak ; pengendalian akses ; dan pengendalian data dan prosedur.

Tiga kelompok pengendalian aplikasi meliputi: pengendalian


masukan ; pengendalian pemrosesa ; dan pengendalian keluaran.
Pengendalian-pengendalian tersebut dirancang untuk menyediakan
keyakinan yang memadai bahwa pencatatan, pemrosesan, dan
pelaporan data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan
untuk aplikasi tertentu. Dalam lingkungan teknologi informasi
dewasa ini, pengendalian aplikasi melaksanakan fungsi dari
pemeriksaan independen yang melibatkan pekerjaan yang
sebelumnya dilaksanakan oleh individu lain atau departemen lain ;
dan penilaian yang tepat dari jumlah yang tercatat.

3. Pengendalian fisik
Pengendalian fisik menaruh perhatian terhadap pembatasan dua
jenis akses ke aktiva dan catatan yang penting berikut : akses fisik
langsung dan akses tidak langsung melalui persiapan atau
pemrosesan dokumen. Jadi pengendalian tersebut terutama
berkenaan dengan alat keamanan dan mengukur penyimpanan dari
aktiva, dokumen, catatan, dan program atau file komputer.
Pengendalian fisik juga melibatkan penggunaan peralatan mekanis
dan elektronik dalam melaksanakan transaksi.

11
Ketika peralatan teknologi informasi digunakan, akses terhadap
komputer, catatan, komputer, file data, dan program harus dibatasi
pada personel yang memiliki otorisasi. Penggunaan tanda pengenal
identifikasi dapat mengurangi risiko pengendalian untuk berbagai
asersi. Akhirnya, aktivitas pengendalian fiik meliputi perhitngan
periodik atas aktiva dan perbandingan dengan jumlah yang
ditunjukkan dalam catatan pengendalian.

4. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu tidak
melaksanakan tugas yang tidak seimbang. Selain itu, pemisahan
tugas yang baik juga melibatkan pembandingan akuntabilitas yang
tercatat dengan aktiva di tangan. Alasan tersebut mendukung
pemisahan tugas dalam dua jenis situasi, yakni tanggung jawab
untuk melaksanakan transaksi dan memelihara penjagaan aktiva
yang dihasilkan dari transaksi harus dibebankan kepada individu
atau departemen yang berbeda ; dan harus terdapat pemisahan tugas
yang tepat di dalam departemen teknologi informasi dan antara
departemen teknologi informasi dengan departmen pemakai
informasi.

d. Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan
transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara
akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan.
Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut berdampak
terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan
semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan
laporan keuangan yang andal.

12
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan
tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern
terhadap pelaporan keuangan.

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem


informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
1. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi
laporan keuangan
2. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
3. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam
laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan
transaksi
4. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai
sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk
alat elektronik (seperti komputer dan elektronik data interchange)
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan
mengakses informasi.

e. Pemantauan
Pemamtauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantaun ini mencakup penentuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus-
menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang
melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dan memantau
aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers
dan komentar dari badan pengantur yang dapat memberikan petunjuk
tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.

2.4 Prinsip Sistem Pengendalian Intern

13
Ada beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai pengendalian
intern bagi suatu entitas organisasi atau perusahaan, yaitu :
a. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility.
Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern suatu entitas organisasi/perusahaan adalah
manajemen (lebih tegasnya lagi adalah top management/ direksi),
karena dengan sistem pengendalian intern yang baik itulah top
management dapat mengharapkan kebijakannya dipatuhi, aktiva atau
harta perusahaan dilindungi, dan penyelenggaraan pencatatan berjalan
dengan baik.
b. Top management bertanggung jawab menyusun sistem pengendalian
intern, tentu saja dilaksanakan oleh para stafnya. Dalam penyusunan
team yang akan ditugaskan untuk merancang sistem pengendalian
intern, harus dipilih anggotanya dari para ahli/kompeten, termasuk yang
berkaitan dengan teknologi informasi (mengingat pada saat ini sistem
lazimnya didesain dengan berbasis teknologi informasi).
c. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generik, mendasar dan
dapat diterapkan pada tiap perusahaan pada umumnya (tidak boleh jika
hanya berlaku untuk suatu perusahaan tertentu saja, melainkan harus
ada hal-hal yang bersifat dasar yang berlaku umum).
d. Sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance , artinya
tingkat rancangan yang kita desain adalah yang paling optimal. Sistem
pengendalian yang baik ialah bukan yang paling maksimal, apalagi
harus dipertimbangkan keseimbangan cost-beneffitnya.
e. Sistem pengendalian intern mempunyai keterbatasan-keterbatasan atau
contraints, misalnya adalah sebaik-baiknya kontrol tetapi kalau para
pegawai yang melaksanakannya tidak cakap, atau kolusi, maka tujuan
pengendalian itu mungkin tidak tercapai.
f. Sistem pengendalian intern haru selalu dan terus-menerus dievaluasi
diperbaiki, disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan teknologi.

14
2.5 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern bagi manajemen
1. To provide reliable a. Completeness : input/process/output
data b. Accuracy : input/process/output
c. Uniqueness
d. Reasonableness
e. Errors are detected

2. To encourage a. Timeliness : captured/enter/process


adherence to b. Valuation : calculation, summary,etc
prescribed accounting c. Classification
policies
3. To safeguard assets a. Transaction authorized
and records b. Distribution of output
c. Validity, no nonvalid data processed
d. Security of data and records

Jadi, tujuan pertama dirancangnya pengendalian dari segi pandang


manajemen adalah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya,
yaitu jika data lengkap, akurat, unik (unique, tiap satuan data dapat
dikenali), reasonable, dan kesalahan-kesalahan data dideteksi.
Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi, yang akan
dicapai jika : data diolah tepat waktu, penilaian klasifikasi dan pisah-batas
waktu terjadinya transaksi akuntansi tepat.
Tujuan selanjutnya adalah pengamanan aset, yaitu dengan adanya otorisasi,
distribusi output, data valid dan diolah serta disimpan secara aman.

Tujuan dirancangnya sistem pengendalian intern dari kaca-pandang terkini


dan yang sudah mencakup lingkup yang lebih luas pada hakikatnya adalah
untuk melindungi harta milik perusahaan, mendorong kecermatan dan
kehandalan data dan pelaporan akuntansi, meningkatkan efektivitas dan

15
efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah
digariskan dan aturan-aturan (termasuk undang-undang) yang ada :
1. Pencatatan, pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat
dipercaya.
Pimpinan hendaklah memiliki informasi yang benar/tepat dalam rangka
melaksanakan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai jenis informasi
dipergunakan untuk bahan mengambil keputusan sangat penting
artinya, karena itu suatu mekanisme atau sistem yang dapat mendukung
penyajian informasi yang akurat sangat diperlukan oleh pimpinan
perusahaan.
2. Mengamankan aktiva perusahaan.
Pengamanan atas berbagai harta beda (termasuk catatan
pembukuan/file/database menjadi semakin penting dengan adanya
komputer. Data/informasi yang begitu banyaknya yang disimpan di
dalam media komputer seperti magnetic tape, disket, USB, yang dapat
dirusak apabila tidak diperhatikan pengamanannya.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional.
Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah
penyimpangan tujuan/rencana organisasi, mencegah penghamburan
usaha, menghindarkan pemborosan dalam setiap segi dunia usaha dan
mengurangi setiap jenis penggunaan sumber-sumber yang ada secara
tidak efisien.
4. Mendorong pelaksanaan kebijaksanaan dan peraturan (hukum) yang
ada.
Pimpinan menyusun tata cara dan ketentuan yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern berarti
memberikan jaminan yang layak bahwa ke semuanya itu telah
dilaksanakan oleh karyawan perusahaan.

16
Tujuan kontrol internal harus dipandang dalam kaitannya dengan
orang/individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem
harus dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat
merasakannya sendiri dan yakin bahwa pengendalian intern bertujuan
mengurangi kesulitan-kesulitan dalam operasi organisasi, melindungi
organisasi, merupakan persyaratan dalam upaya tercapainya tujuan, dan
demikian mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah
digariskan. Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan
memberikan keuntungan sangat berarti bagi perusahaan itu sendiri, karena :
a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data
akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.
b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
penggelapan-penggelapan.
c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.
e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian substantif atas
bahan bukti/data perusahaan yang cukup besar oleh akuntan publik. Jika
sistem pengendalian intern suatu perusahaan cukup baik dan auditor
cukup puas dalam melakukan test of controls, maka pengujian substantif
dapat dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah bukti/data dari suatu
”sampling technique”. Dengan demikian kegiatan audit tidak
memerlukan biaya yang terlalu besar.

17
2.6 Pihak yang Berkepentingan
Banyak pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern, yaitu :
a. Manajemen Perusahaan
Pihak manajemen organisasi/perusahaan berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern, karena struktur pengendalian intern suatu
perusahaan pada dasarnya adalah tanggungjawab manajemen puncak
(Top Management, dalam sistem Amerika Serikat yang menganut One
Board System disebut Board Of Directors, sering disebut The Board
saja. Pada Two Board System yang dianut di Indonesia , terdiri dari
dewan komisaris perusahaan). Sistem pengendalian intern membantu
The Board Of Directors dalam :
1. Menyediakan data handal untuk pengelolaan atau pengurusan
perusahaan
2. Pengamanan aset dan catatan akuntansi entitas atau perusahaan
3. Mendorong peningkatan efisiensi operasional
4. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan
5. Merupakan aturan umum yang harus dijalankan perusahaan

b. Dewan Komisaris, audiotor intern, dan sebagainya.


c. Para karyawan perusahaan itu sendiri, karena sistem pengendalian intern
berfungsi sebagai :
1. Merupakan aturan umum yang harus dijalankan perusahaan
2. Merupakan pedoman kerja (apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan)
d. Regulatory Body ( Badan pengatur/pemerintahan atau ikatan profesi)
e. Auditor ekstern independen
Bagi auditor, pemahaman terhadap pengendalian intern mempunyai
manfaat :
1. Untuk mempermudah dalam melakukan studi terhadap sistem
informasi dari klien yang diaudit.
2. Untuk penetapan resiko yang dihadapi sebagai auditor.

18
3. Sebagai indikator untuk menentukan pendapatnay terhadap
keterandalan sistem yang diaudit.

2.7 Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (scope)


Pemeriksaan.
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam
perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal tersebut menimbulkan
resiko yang besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini tidak sesuai
dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan
pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung pendapat yang diberikannya.

Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan


evaluasi pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas
scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.
Misalnya :
a. Pada waktu mengirim konfimasi piutang, jumlah konfimasi yang
dikirimkan harus lebih banyak.
b. Pada waktu melakukan observasi atas stock opname , test atas
perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak.

2.8 Cara Melakukan Pemahaman dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern


Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen
pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit.
Bentuk dan isi dokumentasi dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas
entitas, serta sifat pengendalian intern entitas. Sebagai contoh, dokumentasi
pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar dan kompleks
dapat mencakup bagan alir (flow chart) , kuesioner, atau tabel keputusan.

19
Namun, untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum
sudah memadai. Umumnya, semakin kompleks pengendalian intern dan
semakin luas prosedur yang dilaksanakan, seharusnya semakin luas
dokumentasi yang dilakukan oleh auditor.

Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang


sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan publik.
Karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap :
a. Keamanan harta perusahaan
b. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
c. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
d. Tinggi rendahnya audit fee
e. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik

Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik, yaitu :

1. Internal Control Questionnaires


Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena
dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki
satu set ICQ yang standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan
mengevaluasi pengendalian intern di berbagai jenis perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya (Y), Tidak
(T), atau Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut
sudah disusun dengan baik, maka jawaban “Ya” akan menunjukkan ciri
internal control yang baik, “Tidak” akan menunjukkan ciri internal
control yang lemah, “Tidak Relevan” berarti pertanyaan tersebut tidak
relevan untuk perusahaan tersebut.

20
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut :
a. Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian
tugas dan tanggungjawab, akte pendirian dan pertanyaan umum
lainnya mengenai keadaan perusahaan. Contohnya sebagai berikut :

ICQ Umum
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR

1. Apakah terdapat bagan organisasi ?

2. Apakah terdapat job descriptions ?

3. Apakah pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab cukup jelas ?

4. Apakah terdapat internal audit ?


Bila Ya :
4.1 Apakah dibuat laporan pemeriksaan tertulis / 
4.2 Tugas, wewenang dan tanggungjawabnya cukup
jelas serta diikuti ? 
4.3 Bertanggungjawab langsung kepada direksi dan
tidak kepada chief accounting officer ? 
4.4 Mempunyai staf yang cukup memadai ? 
4.5 Mempunyai audit plan, audit program dan audit
working papers ? 

5. Apakah fungsi akuntansi terlepas dari fungsi berikut


ini :
5.1 Pembelian ? 
5.2 Penjualan ? 
5.3 Produksi ? 
5.4 Pemberian Kredit ? 
5.5 Penerimaan uang ? 
5.6 Pengeluaran uang ? 
5.7 Penyimpanan barang ? 

6. Bila penyimpan uang dan surat berharga bukan


pemilik/persero atau famili yang dapat dipercaya apakah 
ada uang jaminan ? Bila Ya berapa besarnya....

7. Apakah tercegah kemungkinan kolusi antara
karyawan yang mungkin merupakan famili ?

8. Apakah karyawan yang menyimpan unag dan barang
diberikan hak cuti serta dijalankan secara rutin ?

21
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR

9. Apakah fungsi pembukuan digilir secara periodik ? 

10. Apakah akte pendirian perusahaan sudah 


mendapatkan pengesahan dari menteri kehakiman ?

11. Apakah terdapat petugas satpam yang memeriksa


setiap orang atau kendaraan yang keluar masuk lokasi 
perusahaan ?

12. Apakah pengawasan terhadap cabang efektif ? 

13. Apakah terdapat staf tertentu yang memperhatikan 


agar asuransi selalu ditutup dengan cukup dan pada
waktunya ?

14. Apakah penilaian atas aktiva dilakukan secara rutin 


dan dapat diandalkan untuk menentukan jumlah yang
harus diasuransikan ?

15. Apakah setiap pinjaman uang harus disetujui Dewan 


Komisaris ?

16. Apakah syarat perjanjian kredit selalu mendapatkan 


perhatian secukupnya ?

17. Apakah keputusan rapat persero, Dewan Komisaris 


atau direksi dicatat, ditandatangani secara rapih ?

Bila tidak, apakah karena perusahaan dimiliki dan 


dikelola oleh anggota keluarga dan kerabat dekat,
sehingga berlaku kebiasaan “Tidak Formil” dan menurut
kenyataan memang dapat diterima ?

18. Khusus untuk perusahaan yang “Go Publik”


18.1 Bila klien menggunakan jasa independen
register dan atau transfer agent :
a. Apakah dilaporkan transaksi saham secara
tertulis ? 
b. Apakah laporan tersebut dicocokan dengan
buku besar ? 
18.2 Bila tidak digunakan jasa independen register
dan atau transfer agent :
a. Apakah surat saham disimpan oleh orang
yang berwenang ? 
sebutkan, siapa .... TREASURER
b. Apakah Surendered Certificates segera
dibatalkan dan dilekatkan pada stubs ? 
c. Apakah penandatanganan saham di muka
tidak mungkin dilakukan ? 

22
Tabel Lanjutan

Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR

d. Apakah bea matrai diperhatikan pada saat 


mengeluarkan saham ?

18.3 Apakah buku catatan saham :


a. Dibukukan secara up-to-date ? 
b. Dicocokkan dengan buku besar ? 

A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum


pada pernyataan di atas :
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
B. Catatan lain :
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................

C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk) ?


D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)

Diisi oleh :

6/12/03

Diriview oleh :

6/12/03

23
b. Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan
perusahaan, misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara
manual atau computerized , jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian
akuntansi dan lain-lain. Contohnya sebagai berikut :

ICQ Akuntansi
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR

1. Apakah terdapat :
1.1 Daftar perkiraan 
1.2 Manual akuntansi 
1.3 Buku harian penerimaan kas 
1.4 Buku harian pengeluaran kas 
1.5 Buku Bank 
1.6 Buku pembelian 
1.7 Buku Produksi 
1.8 Buku Penjualan 
1.9 Buku Serba-serbi 
1.10 Buku lain-lain 
........................................................................... 
...........................................................................
...........................................................................
1.11 Buku besar

1.12 Buku Piutang

1.13 Buku Utang

1.14 Buku Persediaan

1.15 Buku Gudang 
1.16 Buku/Daftar Aktiva Tetap 
1.17 Buku Perincian Pendapatan 
1.18 Buku Perincian Biaya 
1.19 Buku Tambahan lainnya 
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................

2. Apakah secara rutin disusun :


2.1 Bank Reconciliation ?
2.2 Pencocokkan saldo rekening koran dengan
cabang perusahaan afiliasi ?
2.3 Laporan keuangan bulanan ?
2.4 Laporan keuangan kuartalan ?

24
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR

3. Apakah laporan keuangan intern cukup memberi 


informasi kepada manajemen khususnya mengenai
penyimpangan dan fluktuasi pada pendapatan, biaya,
persediaan, dan sebagainya ?

4. Apakah dilaksanakan Budgeting System ? 

5. Apakah metode kalkulasi harga pokok produksi


cukup meyakinkan ? 

6. Apakah setiap ayat-ayat jurnal harus disetujui oleh 


yang berwenang ?

7. Apakah bukti-bukti pembukuan di file secara rapih ?

8. Apakah tenaga akuntansi :


a. Cukup Qualified ? 
b. Cukup jumlahnya ? 

9. Gambarkan secara singkat dan jelas Accounting 


Proccess pada kertas terpisah !

10. Apakah perusahaan sudah memproses 


pembukuannya dengan komputer ?

Jika Ya, program apa yang digunakan :


a. G/L Program ?
b. Integrated System ?
c. Dae Easy Accounting ?
d. ACPACK ?

Jenis komputer yang digunakan :


a. PC
b. Mini Komputer
c. Main Frame

25
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR

d. Apakah bea matrai diperhatikan pada saat 


mengeluarkan saham ?

18.3 Apakah buku catatan saham :


a. Dibukukan secara up-to-date ? 
b. Dicocokkan dengan buku besar ? 

E. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum


pada pernyataan di atas :
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
F. Catatan lain :
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................

G. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk) ?


H. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya)

Diisi oleh :

4/12/03

Diriview oleh :

12/12/03

c. Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas


Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang
terdapat di perusahaan dalam siklus penjualan (kredit dan tunai),
utang dan pengeluaran kas.
d. Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang
terdapat di perusahaan dalam siklus pembelian (kredit dan tunai),
utang dan pengeluaran kas.
e. Persediaan

26
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan
dan metode penilaian persediaan dan stock opname.
f. Surat Berharga (Securities)
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk
pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
g. Aktiva Tetap
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penambahan dan pengurangan aktiva tetap, pencatatan dan penilaian
aktiva tetap dan lain-lain.
h. Gaji dan Upah
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human
resources development) serta sistem dan prosedur pembayaran gaji
dan upah.

Yang perlu diperhatikan adalah :


a. Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ
kepada staf klien dan kemudian mengisi sendiri jawabannya, jangan
sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk diisi.
b. Untuk repeat engagement (penugasan yang berikutnya) ICQ
tersebut harus dimutakhirkan berdasrkan hasil tanya jawab dengan
klien.
c. Ada kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban seakan-
akan pengendalian intern sangat baik.

Karena itu auditor harus melakukan compliance test untuk


membuktikan efektivitas pengendalian intern klien.

27
2. Flow chart (Bagan Arus)
Flow chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di
suatu unit usaha, misalnya dalam Flow chart untuk sistem dan prosedur
pembelian, utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen
mulai dari permintaan pembelian (purchase requisition) , order
pembelian (purchase order), sampai dengan pelunasan utang yang
berasal dari pembelian tersebut.

Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan Flow chart lebih disukai,
karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan
dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur.

Untuk penugasan tahun-tahun berikutnya, auditor harus selalu


memutakhirkan (mengupdate) Flow chart tersebut untuk mengetahui
terdapat perubahan-perubahan dalam sistem dan prosedur perusahaan.

Setelah Flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through, yaitu
mengambil dua atau tiga dokumen untuk mentest apakah prosedur yang
dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart.
Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan utang yang berasal
dari pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah semua dokumen
(purchase requistion, purchase order, receiving report, supplier invoice
dan cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang
digambarkan dalam flow chart pembelian, utang dan pengeluaran kas.

28
Contoh Flow Chart

29
3. Narrative
Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan
prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur
pengeluaran kas. Cara ini bisa digunakan untuk klien kecil yang
pembukuannya sederhana. Contoh narrative adalah sebagai berikut :

Narrative Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas Dan Bank


Pengeluaran kas dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cek/giro
maupun dengan dana kas kecil (imprest fund system).

a. Pengeluaran melalui cek/giro


No. Prosedur Dilakukan Oleh

1. Prosedur pembuatan arsip voucher/bukti kas keluar :


a. Berdasarkan dokumen pendukung yang dikumpulkan Bagian Akuntansi
melalui sistem akuntansi, bagian utang membuat arsip (Bagian Utang)
voucher. Arsip voucher ini berfungsi sebagai perintah
kepada bagian kassa untuk mengisi cek/giro sebesar
jumlah rupiah yang tercantum pada dokumen tersebut dan
mengirimkan cek/giro tersebut kepada kreditor yang
namanya tertulis dalam dokumen tersebut.
b. Bagian yang memerlukan pengeluaran kas mengajukan
permintaan cek/giro kepada fungsi akuntansi dan
mendapat persetujuan dari kepala bagian fungsi yang
bersangkutan (manajer atau direktur)
c. Bagian akuntansi kemudian membuat bukti kas keluar
untuk memungkinkan bagian kassa mengisi cek.giro
sejumlah permintaan yang diajukan oleh fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas.

2. Prosedur pembayaran kas


Bagian kassa bertanggungjawab dalam mengisi cek/giro dan
meminta tanda tangan atas cek/giro tersebut kepada pejabat
yang berwenang serta mengirimkannya kepada kreditor yang
namanya tercantum pada arsip voucher/bukti kas ke luar.

Dengan diterimanya permintaan pengeluaran kas melalui


cek/giro maka bagian ini membuat bukti pengeluaran kas
rangkap 4 dan didistribusikan sebagai berikut :

Lembaran 1 : Bagian akuntansi dengan dilampiri bukti esktern


Lembaran 2 : Bagian yang memerlukan pengeluaran kas
Lembaran 3 : Bagian yang terkait dengan adanya transaksi
Lembaran 4 : Arsip

30
Tabel Lanjutan
No. Prosedur Dilakukan Oleh

3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Catatan akuntansi yang digunakan adalah register cek.


Register cek ini digunakan untuk mencatat kas dengan cek.
Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan
yang dikeluarkan untuk membayar para kreditor perusahaan
atau pihak lain. Jika sistem perbankan mengembalikan
cancelled check, kepada check issue, register cek ini
digunakan pula untuk mencatat cancelled check yang
diendorese oleh penerima pembayaran. Selain itu, pencatatan
pengeluaran juga menyangkut biaya dan persediaan. Bagian
akuntansi juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi
kelengkapan dan keabsahan dokumen pendukung yang
dipakai sebagai dasar pembuatan arsip voucher/bukti kas
keluar. Dalam metode pencatatan utang, bagian akuntansi juga
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan arsip voucher
yang belum dibayar (unpaid voucher file) yang berfungsi
sebagai buku pembantu utang perusahaan.

2.9 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas


Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian
intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan
dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern
entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan
bawahan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup
kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan
dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan
yang bersifat manusia tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang
sifatnya sederhana. Di samping itu pengendalian tidak efektif karena adanya
kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan
pengendalian intern.

Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian


intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari
pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan

31
kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian
intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin
dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan
kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat
tersebut.

32
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam akuntansi, Sistem Pengendalian Intern yang berlaku dalam
perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu dalam
memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor
meletakkan kepercayaan atas efektivitas Sistem Pengendalian Intern dalam
mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.

Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan


komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini :
a. Keandalan pelaporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena :


manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau
secara pribadi terhadap jalannya perusahaan., Pengecekan dan review yang
melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula
melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan
penyimpngan yang akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan
pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu
transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan
dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau
tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi,
risiko deteksi, perancangan pengujian substantif.

33
3.2 Saran
Sebagai seorang auditor sudah seharusnya sebelum melakukan audit untuk
klien dalam suatu entitas harus benar-benar memahami pengendalian intern
(internal control). Dengan memahami pengendalian intern tersebut (internal
control) dapat memudahkan auditor untuk menemukan kesalahan saji dalam
laporan keuangan perusahaan.

34
Daftar Pustka

Agoes, S. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik).


Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Dunn, J. (1996). Auditing (Theory and Prictice). Edinburgh Gate: Presentice Hall.

Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi (Pendekatan CobIT). Jakarta:


Mitra Wacana Media.

Guy, D. M., Alderman, C. W., & Winters, A. J. (2002). Auditing. Jakarta:


Erlangga.

Ricchiute, D. N. (2002). Auditing and Assurance Services. Ohio: Bill Schoof.

35

Anda mungkin juga menyukai