AUDITING
KELOMPOK 4
Pandu Harbiansyah NPM. 1513031041
Eva Anisa NPM. 1513031002
Meliza Pratiwi NPM. 1513031023
Riana NPM. 1513031044
Dosen Pengampu
Dr. Pujiati, M.Pd
PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
i
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan
kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Penjualan Angsuran sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis temui.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan dan dorongan dosen serta teman-teman, sehingga kendala
yang ditemui dapat teratasi.
Kami sadar bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengendalian Intern ............................................................
2.2 Pentingnya Pengendalian Intern ............................................................
2.3 Komponen-Komponen Pengendalian Intern .........................................
2.4 Prinsip Pengendalian Intern ..................................................................
2.5 Tujuan Sistem Pengendalian Intern .......................................................
2.6 Pihak Yang Berkepentingan ..................................................................
2.7 Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope)
Pemeriksaan ...........................................................................................
2.8 Cara Melakukan Pemahaman Dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern
2.9 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas .............................................
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
yang telah ditentukan dijalankan, apakah kondisi keuangannya sehat, kegiatan
penjualannya menguntungkan dan hubungan antar bagian, atau departemen
berlangsung harmonis.
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pengendalian Intern ?
2. Apa pentingnya pengendalian Intern ?
3. Apa saja komponen-komponen pengendalian Intern ?
4. Apa saja prinsip pengendalian Intern ?
5. Apa tujuan sistem pengendalian Intern ?
6. Siapa saja pihak yang berkepentingan terhadap pengendalian Intern ?
7. Apa hubungan pengendalian Intern dengan ruang lingkup (scope)
pemeriksaan ?
8. Bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian Intern
?
9. Apa yang menjadi keterbatasan pengendalian Intern entitas ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
The internal control system comprises two related components : the control
environment adn the control procedures themselves. The control
environment is determined by senior management and is essentially the
embodiment of their attitude towards control within the organization.
Control proedures are the detailed checks andcontrols which are build into
the system itself. These are related in the sense that control procedures are
less likely to be rigorous (or at least formalised) if senior management place
a great deal of emphasis on delegation and flexilbility (Dunn, 1996, hal.
160). “Sistem kontrol internal terdiri dari dua komponen terkait: lingkungan
kontrol dan prosedur pengendalian itu sendiri. Lingkungan pengendalian
ditentukan oleh manajemen senior dan pada dasarnya merupakan
perwujudan dari sikap mereka terhadap kontrol dalam organisasi. Prosedur
kontrol adalah pemeriksaan terperinci dan kontrol yang dibangun ke dalam
sistem itu sendiri. Ini terkait dalam arti bahwa prosedur pengendalian
cenderung kurang ketat (atau setidaknya diformalkan) jika manajemen
senior menempatkan banyak penekanan pada delegasi dan fleksibilitas”.
“The COSO Report defines Internal control as “ a process, effected by an
entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to
4
provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in
the following categories :
1. Effectiveness and efficiency of operations.
2. Reliability of financial reporting.
3. Compliance with applicable laws and regulations” (Ricchiute, 2002, hal.
201).
Menurut IAI dalam (Agoes, 2004, hal. 75) pengendalian intern sebagai
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan laporan
keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
5
yaitu lingkungan kontrol dan prosedur pengendalian untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu : (a)
keandalan laporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
6
2.3 Komponen-Komponen Pengendalian Intern
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling
berkaitan,berikut penjelasannya.
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur.
Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini, yaitu :
1. Integritas dan nilai estetika
Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui
integritas dan nilai etika orang yang menciptakan, mengurus, dan
memantaunya. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari
standar etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu
dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut
mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau
mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan
personel melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum , atau
melanggar etika.
Dalam rangka menetapkan pentingnya integritas dan nilai etika di
antara semua personel dalam organisasi, CEO, dan anggota
manajemen puncak lainnya harus menetapkan suasana,
berkomunikasikan kepada semua karyawan, memberikan
bimbingan moral kepada karyawan, mengurangi atau
menghilangkan insentif dan godaan yang dapat mengarahkan
individu untuk melakukan tindakan yang tidak jujur.
7
bagaimana tingkat tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan
keterampilan dan pengetahuan.
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas
untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja
menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur organisasi entitas
biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi yang harus
secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan
pelaporan.
8
Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi
pertimbangan atas :
a. Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang
dapat diterima,
b. Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk
menangani masalah seperti maksud dan tujuan organisasi,
c. Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik,
hubungan pelaporan, dan kendala
d. Dokumentasi sistem komputer yang menunjukkan prosedur
untuk persetujuan transaksi dan pengesahan perubahan sistem
b. Penaksiran Resiko
Resiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa
dan keadaan intern ataupun ekstern yang dapat terjadi dan secara
negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah,
meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Resiko dapat timbul atau berubah
karena keadaan berikut ini :
1. Perubahan dalam lingkungan operasi
2. Personil baru
9
3. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
4. Teknologi baru
5. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
6. Restrukturisasi korporasi
7. Operasi luar negeri
8. Standar akuntan baru
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas sudah
dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan
diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut
ini :
1. Review terhadap kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja
sesungguhnya. Kualitas review dapat menyediakan pengendalian
terhadap asersi-asersi. Contoh dari review dan analisis manajemen
terhadap, yakni: laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari
saldo akun ; kinerja aktual dibaandingkan dengan anggaran,
peramalan, atau jumlah periode sebelumnya ; hubungan dari
rangkaian data yang berbeda.
2. Pengolahan informasi
Pengendalian pemrosesan informasi mengacu pada risiko yang
berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi.
10
Pengendalian ini dikategorikan sebagai pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.
Tujuan dari pengendalian umum adalah untuk mengendalikan
pengembangan program, perubahan program, operasi komputer, dan
untuk mengamankan akses terhadap data dan program. Lima jenis
pengendalian umum yang diakui secara luas, meliputi: pengendalian
organisasi dan operasi ; pengendalian pengembangan sistem dan
dokumentasi ; pengendalian perangkat keras dan sistem perangkat
lunak ; pengendalian akses ; dan pengendalian data dan prosedur.
3. Pengendalian fisik
Pengendalian fisik menaruh perhatian terhadap pembatasan dua
jenis akses ke aktiva dan catatan yang penting berikut : akses fisik
langsung dan akses tidak langsung melalui persiapan atau
pemrosesan dokumen. Jadi pengendalian tersebut terutama
berkenaan dengan alat keamanan dan mengukur penyimpanan dari
aktiva, dokumen, catatan, dan program atau file komputer.
Pengendalian fisik juga melibatkan penggunaan peralatan mekanis
dan elektronik dalam melaksanakan transaksi.
11
Ketika peralatan teknologi informasi digunakan, akses terhadap
komputer, catatan, komputer, file data, dan program harus dibatasi
pada personel yang memiliki otorisasi. Penggunaan tanda pengenal
identifikasi dapat mengurangi risiko pengendalian untuk berbagai
asersi. Akhirnya, aktivitas pengendalian fiik meliputi perhitngan
periodik atas aktiva dan perbandingan dengan jumlah yang
ditunjukkan dalam catatan pengendalian.
4. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu tidak
melaksanakan tugas yang tidak seimbang. Selain itu, pemisahan
tugas yang baik juga melibatkan pembandingan akuntabilitas yang
tercatat dengan aktiva di tangan. Alasan tersebut mendukung
pemisahan tugas dalam dua jenis situasi, yakni tanggung jawab
untuk melaksanakan transaksi dan memelihara penjagaan aktiva
yang dihasilkan dari transaksi harus dibebankan kepada individu
atau departemen yang berbeda ; dan harus terdapat pemisahan tugas
yang tepat di dalam departemen teknologi informasi dan antara
departemen teknologi informasi dengan departmen pemakai
informasi.
12
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan
tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern
terhadap pelaporan keuangan.
e. Pemantauan
Pemamtauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantaun ini mencakup penentuan desain dan
operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus-
menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang
melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dan memantau
aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers
dan komentar dari badan pengantur yang dapat memberikan petunjuk
tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.
13
Ada beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai pengendalian
intern bagi suatu entitas organisasi atau perusahaan, yaitu :
a. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility.
Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern suatu entitas organisasi/perusahaan adalah
manajemen (lebih tegasnya lagi adalah top management/ direksi),
karena dengan sistem pengendalian intern yang baik itulah top
management dapat mengharapkan kebijakannya dipatuhi, aktiva atau
harta perusahaan dilindungi, dan penyelenggaraan pencatatan berjalan
dengan baik.
b. Top management bertanggung jawab menyusun sistem pengendalian
intern, tentu saja dilaksanakan oleh para stafnya. Dalam penyusunan
team yang akan ditugaskan untuk merancang sistem pengendalian
intern, harus dipilih anggotanya dari para ahli/kompeten, termasuk yang
berkaitan dengan teknologi informasi (mengingat pada saat ini sistem
lazimnya didesain dengan berbasis teknologi informasi).
c. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generik, mendasar dan
dapat diterapkan pada tiap perusahaan pada umumnya (tidak boleh jika
hanya berlaku untuk suatu perusahaan tertentu saja, melainkan harus
ada hal-hal yang bersifat dasar yang berlaku umum).
d. Sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance , artinya
tingkat rancangan yang kita desain adalah yang paling optimal. Sistem
pengendalian yang baik ialah bukan yang paling maksimal, apalagi
harus dipertimbangkan keseimbangan cost-beneffitnya.
e. Sistem pengendalian intern mempunyai keterbatasan-keterbatasan atau
contraints, misalnya adalah sebaik-baiknya kontrol tetapi kalau para
pegawai yang melaksanakannya tidak cakap, atau kolusi, maka tujuan
pengendalian itu mungkin tidak tercapai.
f. Sistem pengendalian intern haru selalu dan terus-menerus dievaluasi
diperbaiki, disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan teknologi.
14
2.5 Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern bagi manajemen
1. To provide reliable a. Completeness : input/process/output
data b. Accuracy : input/process/output
c. Uniqueness
d. Reasonableness
e. Errors are detected
15
efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah
digariskan dan aturan-aturan (termasuk undang-undang) yang ada :
1. Pencatatan, pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat
dipercaya.
Pimpinan hendaklah memiliki informasi yang benar/tepat dalam rangka
melaksanakan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai jenis informasi
dipergunakan untuk bahan mengambil keputusan sangat penting
artinya, karena itu suatu mekanisme atau sistem yang dapat mendukung
penyajian informasi yang akurat sangat diperlukan oleh pimpinan
perusahaan.
2. Mengamankan aktiva perusahaan.
Pengamanan atas berbagai harta beda (termasuk catatan
pembukuan/file/database menjadi semakin penting dengan adanya
komputer. Data/informasi yang begitu banyaknya yang disimpan di
dalam media komputer seperti magnetic tape, disket, USB, yang dapat
dirusak apabila tidak diperhatikan pengamanannya.
3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional.
Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah
penyimpangan tujuan/rencana organisasi, mencegah penghamburan
usaha, menghindarkan pemborosan dalam setiap segi dunia usaha dan
mengurangi setiap jenis penggunaan sumber-sumber yang ada secara
tidak efisien.
4. Mendorong pelaksanaan kebijaksanaan dan peraturan (hukum) yang
ada.
Pimpinan menyusun tata cara dan ketentuan yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern berarti
memberikan jaminan yang layak bahwa ke semuanya itu telah
dilaksanakan oleh karyawan perusahaan.
16
Tujuan kontrol internal harus dipandang dalam kaitannya dengan
orang/individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem
harus dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat
merasakannya sendiri dan yakin bahwa pengendalian intern bertujuan
mengurangi kesulitan-kesulitan dalam operasi organisasi, melindungi
organisasi, merupakan persyaratan dalam upaya tercapainya tujuan, dan
demikian mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah
digariskan. Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan
memberikan keuntungan sangat berarti bagi perusahaan itu sendiri, karena :
a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data
akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.
b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
penggelapan-penggelapan.
c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.
e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian substantif atas
bahan bukti/data perusahaan yang cukup besar oleh akuntan publik. Jika
sistem pengendalian intern suatu perusahaan cukup baik dan auditor
cukup puas dalam melakukan test of controls, maka pengujian substantif
dapat dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah bukti/data dari suatu
”sampling technique”. Dengan demikian kegiatan audit tidak
memerlukan biaya yang terlalu besar.
17
2.6 Pihak yang Berkepentingan
Banyak pihak yang terkait atau berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern, yaitu :
a. Manajemen Perusahaan
Pihak manajemen organisasi/perusahaan berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern, karena struktur pengendalian intern suatu
perusahaan pada dasarnya adalah tanggungjawab manajemen puncak
(Top Management, dalam sistem Amerika Serikat yang menganut One
Board System disebut Board Of Directors, sering disebut The Board
saja. Pada Two Board System yang dianut di Indonesia , terdiri dari
dewan komisaris perusahaan). Sistem pengendalian intern membantu
The Board Of Directors dalam :
1. Menyediakan data handal untuk pengelolaan atau pengurusan
perusahaan
2. Pengamanan aset dan catatan akuntansi entitas atau perusahaan
3. Mendorong peningkatan efisiensi operasional
4. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan
5. Merupakan aturan umum yang harus dijalankan perusahaan
18
3. Sebagai indikator untuk menentukan pendapatnay terhadap
keterandalan sistem yang diaudit.
19
Namun, untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk memorandum
sudah memadai. Umumnya, semakin kompleks pengendalian intern dan
semakin luas prosedur yang dilaksanakan, seharusnya semakin luas
dokumentasi yang dilakukan oleh auditor.
20
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut :
a. Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian
tugas dan tanggungjawab, akte pendirian dan pertanyaan umum
lainnya mengenai keadaan perusahaan. Contohnya sebagai berikut :
ICQ Umum
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR
1. Apakah terdapat bagan organisasi ?
2. Apakah terdapat job descriptions ?
3. Apakah pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab cukup jelas ?
21
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR
22
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR
Diisi oleh :
6/12/03
Diriview oleh :
6/12/03
23
b. Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan
perusahaan, misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara
manual atau computerized , jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian
akuntansi dan lain-lain. Contohnya sebagai berikut :
ICQ Akuntansi
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR
1. Apakah terdapat :
1.1 Daftar perkiraan
1.2 Manual akuntansi
1.3 Buku harian penerimaan kas
1.4 Buku harian pengeluaran kas
1.5 Buku Bank
1.6 Buku pembelian
1.7 Buku Produksi
1.8 Buku Penjualan
1.9 Buku Serba-serbi
1.10 Buku lain-lain
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
1.11 Buku besar
1.12 Buku Piutang
1.13 Buku Utang
1.14 Buku Persediaan
1.15 Buku Gudang
1.16 Buku/Daftar Aktiva Tetap
1.17 Buku Perincian Pendapatan
1.18 Buku Perincian Biaya
1.19 Buku Tambahan lainnya
...........................................................................
...........................................................................
...........................................................................
24
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR
25
Tabel Lanjutan
Y = Ya T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Klien Y T TR
Diisi oleh :
4/12/03
Diriview oleh :
12/12/03
26
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan
dan metode penilaian persediaan dan stock opname.
f. Surat Berharga (Securities)
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk
pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
g. Aktiva Tetap
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penambahan dan pengurangan aktiva tetap, pencatatan dan penilaian
aktiva tetap dan lain-lain.
h. Gaji dan Upah
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human
resources development) serta sistem dan prosedur pembayaran gaji
dan upah.
27
2. Flow chart (Bagan Arus)
Flow chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di
suatu unit usaha, misalnya dalam Flow chart untuk sistem dan prosedur
pembelian, utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen
mulai dari permintaan pembelian (purchase requisition) , order
pembelian (purchase order), sampai dengan pelunasan utang yang
berasal dari pembelian tersebut.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan Flow chart lebih disukai,
karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-kelemahan
dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur.
Setelah Flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through, yaitu
mengambil dua atau tiga dokumen untuk mentest apakah prosedur yang
dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart.
Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan utang yang berasal
dari pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah semua dokumen
(purchase requistion, purchase order, receiving report, supplier invoice
dan cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang
digambarkan dalam flow chart pembelian, utang dan pengeluaran kas.
28
Contoh Flow Chart
29
3. Narrative
Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan
prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur
pengeluaran kas. Cara ini bisa digunakan untuk klien kecil yang
pembukuannya sederhana. Contoh narrative adalah sebagai berikut :
30
Tabel Lanjutan
No. Prosedur Dilakukan Oleh
31
kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian
intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin
dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan
kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya manfaat
tersebut.
32
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam akuntansi, Sistem Pengendalian Intern yang berlaku dalam
perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu dalam
memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor
meletakkan kepercayaan atas efektivitas Sistem Pengendalian Intern dalam
mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.
33
3.2 Saran
Sebagai seorang auditor sudah seharusnya sebelum melakukan audit untuk
klien dalam suatu entitas harus benar-benar memahami pengendalian intern
(internal control). Dengan memahami pengendalian intern tersebut (internal
control) dapat memudahkan auditor untuk menemukan kesalahan saji dalam
laporan keuangan perusahaan.
34
Daftar Pustka
Dunn, J. (1996). Auditing (Theory and Prictice). Edinburgh Gate: Presentice Hall.
35