PENDAHULUAN
Ekonomi Internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat
menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional
mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi
internasional (ekspor dan impor) dimana salah satu permasalahan yang dihadapi
dalam ekonomi internasional yaitu mengenai nilai tukar neraca pembayaran
internasional. Nilai tukar atau kurs merupakan nilai tukar antar dua negara yang
disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan.
Sedangkan neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai
transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya
dalam suatu periode tertentu.
Seiring dengan perkembangan bisnis internasional yang maju ini, serta semakin
ketatnya persaingan di dalam dunia bisnis di era globalisasi ini. Kondisi tersebut
mengakibatkan persaingan antara penduduk satu negara dengan negara lain untuk
menciptakan kelancaran aliran dana masuk dari negara lain agar lebih tinggi jika
dibandingkan dengan aliran dana keluar dari negaranya.
Uang merupakan alat yang sangat penting bagi setiap perekonomian modern yang
menggantungkan diri pada spesialisasi dan pertukaran.Meskipun demikian uang
menjadi permasalahan nasional yang harus dikendalikan secara ketat oleh
pemerintah.Mata uang suatu negara diterima secara umum dalam batas negara
itu,tetapi tidak akan selalu diterima oleh rumah tangga dan perusahaan di negara
lain.
Pada umumnya,perdagangan antar negara hanya dapat berlangsung jika
dimungkinkan menukar mata uang satu negara menjadi mata uang negara lain.
Neraca pembayaran di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam
pengelolaan ekonomi makro Indonesia, yang selain dapat dijadikan sebagai tolok
ukur dalam mengukur kemampuan suatu perekonomian nasional dalam menopang
transaksi-transaksi internasional, terutama yang berhubungan dengan kewajiban
3
pembayaran utang dan transaksi ekspor-impor, neraca pembayaran juga
merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi tindakan para pelaku pasar,
beserta sejumlah besaran yang ada di dalamnya, seperti transaksi ekspor dan
impor barang dan jasa itu sendiri, yang memiliki peranan penting dalam
pembentukan produk domestik bruto. Oleh karena itu, sektor ini merupakan sektor
yang memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mendorong perbaikan
ekonomi di dalam negeri.
Berdasarkan ulasan yang telah disampaikan pada bagian latar belakang, rumusan
masalah dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Apa definisi dari nilai tukar atau kurs ?
2. Bagaimana menentukan kurs pertukaran di antara suatu mata uang ?
3. Apa definisi dari neraca pembayaran?
4. Bagaimana perkembangan neraca pembayaran di Indonesia ?
5. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam perekonomian nasional?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
4
BAB 2. PEMBAHASAN
Nilai tukar atau exchange rate diartikan sebagai harga mata uang luar negeri
dalam satuan mata uang domestic (Salvatore,1997). Nilai tukar adalah
perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.
Dalam perdagangan global transaksi yang melibatkan nilai tukar menjadi suatu
keharusan karena setiap negara menggunakan mata uang yang berbeda. Nilai
tukar adalah harga yang harus dibayar oleh mata uang suatu negara untuk
memperoleh mata uang dari negara lain.
Harga yang harus dibayar inilah yang disebut dengan kurs. Kurs adalah harga
sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam satuan
mata uang lainnya. Kurs memainkan peranan yang amat penting dalam keputusan-
keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan bagi kita untuk untuk
menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang
sama.
Menurut (Waluyo dan Siswanto, 1998) dalam (Arintoko dan Wijaya, 2005) nilai
tukar masih digunakan sebagai alat oleh otoritas moneter untuk mendorong ekspor
Indonesia. Devaluasi di Indonesia pada saat menganut system nilai tukar tetap
(fixed exchange rate) semula dilakukan untuk meningkatkan daya saing ekspor
5
yang selanjutnya dapat menanggulangi deficit neraca pembayaran. Kebijakan
tersebut diambil, sejalan dengan konsep teori ekonomi internasional bahwa
devaluasi pada nilai tukar tetap atau mata uang domestic ditujukan untuk
memperbaiki neraca transaksi berjalan suatu negara.
Kurs valuta asing adalah harga yang dibayar untuk satu unit mata uang asing.
Misalnya, seorang importir akan melakukan pembayaran ke Amerika sebanyak
US$ 500,00, maka uang yang harus disediakan oleh importir tersebut sangat
tergantung pada kurs (nilai tukarnya). Misal kurs US$ 1 = Rp9.250,00, maka uang
yang harus dibayar oleh importer tersebut sebesar 500 × Rp 9.250,00 = Rp
4.625.000,00.
Tabel macam-macam nilai tukar atau kurs.
6
Macam-macam kurs dibagi menjadi 3 , yaitu ;
1. Kurs beli, yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money
changer membeli valuta asing atau apabila kita akan menukarkan valuta
asing yang kita miliki dengan rupiah. Atau dapat diartikan sebagai kurs
yang diberlakukan bank jika melakukan pembelian mata uang valuta
asing.
2. Kurs jual, yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money
changer menjual valuta asing atau apabila kita akan menukarkan
rupiah dengan valuta asing yang kita butuhkan. Atau dapat disingkat kurs
jual adalah harga jual mata uang valuta asing oleh bank atau money
changer.
3. Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs
beli dan kurs jual yang dibagi dua).
7
Indonesian Rupiah BGN - Bulgarian Lev 7,191.19 0.000139
8
Indonesian Rupiah ILS - Israeli Shekel 3,629.19 0.000276
9
Indonesian Rupiah RON - Romanian New Leu 3,115.04 0.000321
10
Kurs atau nilai tukar biasa sering dipakai untuk berbagai negara melakukan
transaksi antara negara satu dengan negara yang lain, misalkan jual beli /
perdagangan dan lain sebagainya . Jadi harus diadakannya penentuan kurs di tiap
negara. Sistem penentuan kurs di tiap negara sebagai berikut :
1. Kurs tetap (Fixed Exchange rate System)
Kurs tetap adalah kurs yang di tetapkan oleh pemerintah. Jadi kurs itu akan
berlaku untuk seluruh jenis transaksi yang melibatkan dua atau lebih mata uang
yang berbeda.
Keunggulan :
a. Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
b. Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap
stabil.
c. Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
d. Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan
hasilnya.
Kelemahan :
a. Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan
di pasar valas.
b. Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
c. Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi
pasar ekspor impor.
11
Keunggulan :
a. Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca
pembayaran suatu negara.
b. Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi
akan mampu menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan
kondisi ekonomi yang terjadi.
c. Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
d. Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
Kelemahan :
a. Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
b. Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam
memprediksi dan menetapkan kurs.
c. Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
d. Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa
karena memakai devisa untuk menutupi selisihnya.
12
Kelemahan :
a. Praktik spekulasi semakin bebas.
b. Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya
mapan, masih kurang tepat untuk negara berkembang.
c. Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.
Berikut adalah 6 faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang
antara dua negara:
1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar
mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli
(purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada
akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang,
Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian.
Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami
depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
13
investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi.
Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung
memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
3. Neraca perdagangan
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli
barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara
tersebut membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan
dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini
negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang,
yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara
partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata
uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
14
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan
kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan
cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan
berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.
Terdapat tiga macam posisi neraca pembayaran dari suatu negara, yaitu :
a. Neraca Pembayaran Defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan jumlah
transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar dibandingkan
transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).
15
Rekening Neraca Pembayaran
Untuk mengetahui apa yang terjadi pada perdagangan internasional, pemerintah
mencatat transaksi antar negara. Pencatatan transaksi sedemikian dilakukan dalam
rekening neraca pembayaran. Setiap transaksi, seperti pengiriman barang ekspor
atau tibanya barang impor, dikelompokkan menurut pembayaran atau penerimaan
yang terjadi karenanya.
Transaksi Berjalan
Transaksi berjalan (current account) mencatat pembayaran yang timbul dari
perdagangan barang dan jasa dan dari pendapatan dalam bentuk bunga, laba, dan
deviden yang dihasilkan dari modal yang dimiliki di satu negara dan
diinvestasikan di negara lain.
Rekening ini dibagi menjadi dua bagian utama.
1. Neraca perdagangan (visible account / trade account / merchandize
account)
Mencatat pembayaran dan penerimaan yang datang dari impor dan ekspor barang-
barang berwujud (tangible goods) seperti komputer, mobil, gandum, dan sepatu.
Impor Amerika mengharuskan penggunaan valuta asing dan karenannya
dimasukkan sebegai rekening debet pada neraca perdagangan. Ekspor Amerika
menghasilkan valuta asing dan karenanya dicatat sebagi rekening kredit.
16
bunga deviden, dan laba yang dihasilkan dari penanaman modal di satu negara
tetapi dimiliki penduduk (warga) negara lain.
Neraca Modal
Bagian utama dalam neraca pembayaran adalah neraca modal, yang mencatat
transaksi-transaksi yang berkaitan dengan lalu lintas modal keuangan
internasional. Investasi Amerika Serikat, dalam bentuk aset mancanegara,
dinamakan arus keluar modal atau ekspor modal, menggunakan valuta asing
sehingga dicatat sebagai debet dalam neraca pembayaran Amerika Serikat.
Investasi asing dalam aset AmerikaSerikat, dinamakan arus masuk modal atau
impor modal, menghasilkan valuta asing sehingga dimasukkan sebagai rekening
kredit dalam statistik pembayaran.
17
Amerika Serikat ataupun di Indonesia di mana si investor mempunyai hak
mengendalikan.
Sedangkan, investasi portofolio adalah investasi dalam bentuk obligasi atau saham
minoritas yang tidak melibatkan pengendalian secara langsung.
Transaksi Pemerintah
Bagian terakhir dalam rekening neraca pembayaran adalah semua transaksi pada
cadangan pemerintah yang dipegang oleh bank sentral di suatu negara. Di
Indonesia, bank sentral adalah Bank Indonesia.
Transaksi ini mencerminkan pembelanjaan sisa rekening yang ada. Bank-bank
sentral di sebagian besar negara menyimpan dana yang mereka gunakan untuk
membeli dan menjual di pasar valuta asing. Sebagian dari cadangan ini berupa
emas, sebagian lagi berupa valuta asing, dan sebagian lagi lainnya dalam bentuk
mata uang internasional, yang dinamakan special drawing right, atau SDR.
Pada tanggal 18 Desember hingga 31 Desember 2013 rata-rata nilai tukar rupiah
terhadap mata uang US dolar Amerika berkisar Rp. 12,372.22 dan indeks harga
konsumen (IHK)—tolak ukur utama inflasi—naik sebesar 0,55% pada bulan
desember dibandingkan bulan sebelumnya. Pada November, kenaikannya hanya
0,12%.Sedangkan inflasi tahunan (on year) dibandingkan dengan setahun
sebelumnya, tercatat 8,38% atau nyaris tidak berubah dibanding November yang
8,37%. Pada Desember 2012, inflasi waktu itu 4,30%.
Salah satu penyebab utama pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang
asing ini adalah impor bahan bakar minyak (BBM) yang terlalu besar sehingga
Indonesia mengalami defisit neraca pembayaran yang tak kunjung menunjukkan
angka surplus. Besarnya impor BBM yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan
karena konsumsi BBM yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2011
konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia mencapai 41,7 juta kiloliter (kl), tahun
2012 mencapai 45 juta kl, dan tahun 2013 diperkirakan mencapai 47 juta kl.
18
Tidak hanya impor BBM yang masih besar nilainya sebagai penyumbang jatuhnya
nilai rupiah, akan tetapi juga karena masih tingginya impor bahan
pangan.Meskipun Indonesia merupakan negara agraris tetapi masih saja banyak
bahan pangan yang harus diimpor guna memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat, Badan Pusat statistic (BPS) mencatat 28 bahan pangan seperti (beras,
jagung, kedelai, tepung terigu, dll) masih diimpor dan bahan pangan yang paling
banyak di impor adalah gula tebu dan jagung dengan volume impor masing-
masing sebesar 1,85 miliar dan 1,29 miliar kg..
Untuk itu, mengatasi penurunan kurs yang berdampak pada penurunan daya beli
masyarakat maka pemerintah dalam kebijakan fiskalnya dapat dilakukan beberpa
cara berikut:
19
Pemerintah harus melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri
tetap stabil, sehingga daya beli masyrakat tetap stabil.
Perlunya perbaikan neraca perdagangan, karena impor minyak yang masih
besar, dan perbaikan terhadap neraca pangan, infrastruktur, tingkat
kemandirian ekonomi nasional.
Harus ada program yang mampu mengganti penggunaan BBM untuk
transportasi
Bangkitkan kesempurnaan sistem pembiayaan ekonomi nasional.
Pemerintah harus lebih selektif dalam mengeluarkan kebijakan terkait
impor.
Meskipun pelemahan kurs pada suatu negara memiliki dampak makin terdorong
nya nilai ekspor barang dometik pada negara tersebut akan tetapi bagi Indonesia
negara yang terlalu banyak mengimpor barang akan berdampak lebih banyak
ruginya dari pada untung.
Fluktuasi nilai mata uang rupiah yang menurun terhadap nilai mata uang asing
akhir-akhir ini dihasilkan dari masih tingginya impor BBM bahkan bahan pangan
yang Indonesia merupakan negara agraris, akhirnya membuat neraca pembayaran
maupun perdagangan Indonesia menjadi deficit karena impor lebih besar dai
ekspornya. Hal ini menyebabkan IHK yang merupakan alat ukur inflasi naik
sehingga masyarakat harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk
mempertahankan standar hidupnya daya beli masyarakat pun ikut turun.
20
ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan neraca
pendapatan primer.
Kinerja transaksi berjalan triwulan IV 2016 juga lebih baik dibandingkan dengan
periode yang sama tahun 2015 yang mencatat defisit sebesar USD4,7miliar (2,2%
dari PDB). Perkembangan tahunan yang positif tersebut terutama ditopang
kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring kenaikan harga komoditas
global, serta didukung pula oleh perbaikan neraca jasa dan neraca pendapatan
primer.Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial triwulan IV 2016
mencapai USD6,8 miliar yang terutama bersumber dari surplus investasi lainnya
sejalan dengan belanjutnya repatriasi dan tax amnesty. Namun demikian, surplus
transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus
pada triwulan III 2016, terutama karena investasi portofolio berbalik menjadi
defisit sebagai dampak keluarnya dana asing dari instrumen portofolio rupiah
pasca-terpilihnya presiden AS yang baru.
21
Di sisi lain, surplus transaksi modal dan finansial tahun 2016 meningkat
signifikan menjadi USD29,2miliar dari sebelumnya USD16,8 miliar pada 2015.
Sejalan dengan surplus NPI yang signifikan pada 2016, maka cadangan devisa
meningkat dari USD105,9 miliar pada akhir 2015 menjadi USD116,4 miliar pada
akhir 2016.
TRANSAKSI BERJALAN
Defisit transaksi berjalan pada triwulan IV 2016 turun menjadi USD1,8 miliar
(0,8% dari PDB) dari defisit USD4,7 miliar (1,9% dari PDB) pada triwulan
sebelumnya. Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut didorong oleh kenaikan
surplus neraca perdagangan nonmigas karena ekspor nonmigas tumbuh 16,0% ,
seiring membaiknya permintaan global dan meningkatnya harga komoditas, lebih
besar dibandingkan dengan pertumbuhan impor nonmigas (15,5% ) seiring
meningkatnya permintaan domestik. Selain itu, defisit neraca perdagangan
migasmenurun terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca gas, dan defisit
neraca pendapatan primer juga menurun mengikuti jadwal pembayaran bunga
surat utang pemerintah yang lebih rendah di triwulan laporan.
22
pada triwulan IV 2016 lebih tinggi sebesar 127,1% dibandingkan dengan surplus
triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Ekspor Nonmigas
Ekspor nonmigas triwulan IV 2016 tercatat sebesar USD36,7 miliar, naik 16,0%
dari triwulan sebelumnya sebesar USD31,6 miliar. Bila dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun 2015, ekspor nonmigas meningkat sebesar 18,1% .
23
sebesar 1,3% , ditopang oleh pertumbuhan positif ekspor ke semua Negara tujuan
ekspor kecuali Australia dan Oseania. Ekspor ke Filipina dan Tiongkok mencatat
pertumbuhan yang sangat signifikan, sementara ekspor ke Amerika Serikat,
Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Thailand menunjukkan
pertumbuhan yang positif setelah mencatat pertumbuhan negatif pada triwulan
sebelumnya. Sementara itu, ekspor menuju Australia dan Oseania membaik dari
triwulan sebelumnya meskipun masih tumbuh negatif.
Peningkatan ekspor ke Amerika Serikat antara lain ditopang oleh ekspor makanan
olahan, karet alam olahan, minyak nabati, dan udang segar/beku dengan total
pangsa 28,8% dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut. Sementara itu, ekspor
tekstil, terutama berupa pakaian jadi (pangsa 93,1% dari total ekspor tekstil ke
Amerika Serikat), yang merupakan ekspor
terbesar ke Amerika Serikat menunjukkan penurunan 3,8%.
24
Sementara itu, ekspor ke Malaysia pada triwulan IV 2016 berbalik mencatat
pertumbuhan postif setelah mengalami kontraksi pada tiga triwulan sebelumnya.
Perbaikan ini disebabkan oleh naiknya ekspor batubara, makanan olahan, minyak
nabati, dan barang dari logam tidak mulia dengan total pangsa 46,1% dari
keseluruhan ekspor ke Malaysia.
25
Dari sisi eksternal, perbaikan ekonomi India dan Tiongkok juga menyebabkan
meningkatnya permintaan minyak nabati Indonesia. Ekspor riil minyak nabati di
triwulan IV 2016 naik 6,7%, berbalik arah setelah pada empat
triwulansebelumnya secara berturut-turut mengalamipenurunan. Kenaikan ekspor
riil utamanya terjadi untuk ekspor tujuan India (41,4% ), Tiongkok (23,8%,),
Pakistan (43,0%), dan Belanda (67,7%). Namun demikian, secara tahunan ekspor
riil di 2016 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2015. Untuk
keseluruhan 2016, harga ekspor komoditas ini tumbuh 12,5% , setelah pada tahun
sebelumnya mengalami konstraksi. Ekspor batubara pada triwulan IV 2016
tercatat naik 26,8% .
Peningkatan ekspor alat listrik terutama terjadi pada ekspor tujuan Jepang (14,4%)
dan Malaysia (27,9% ). Ekspor barang dari logam tidak mulia pada triwulan IV
2016 mencatat pertumbuhan positif didukung oleh pertumbuhan positif ekspor riil
dan harga ekspor. Peningkatan ekspor makanan olahan sebesar 8,7% di triwulan
IV 2016 utamanya disebabkan oleh naiknya ekspor ke sebagian besar negara
tujuan utama, yaitu Amerika Serikat (12,8% ), Malaysia (16,8% yoy), Filipina
(19,6% ), dan Tiongkok (17,3% ), dengan total pangsa 41,1% dari totalekspor
makanan olahan.
Ekspor karet olahan di triwulan IV 2016 tercatat naik 16,1% yang didorong oleh
peningkatan baik harga ekspor maupun ekspor riil. Peningkatan ekspor karet
terutama terlihat untuk negara tujuan Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan
India dengan total pangsa sebesar 57,0% dari keseluruhan ekspor karet olahan.
Ekspor mesin dan peralatan mekanik pada triwulan laporan menunjukkan
pertumbuhan positif sebesar 9,4% yang didukung oleh peningkatan eksporriil dan
harga.
Peningkatan ekspor kayu olahan tersebut didorong oleh peningkatan ekspor riil di
saat harga masih tumbuh negatif.Peningkatan ekspor kayu olahan terjadi pada
ekspor tujuan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.Perbaikan kinerja ekspor
komoditas utama nonmigas tersebut terutama dipengaruhi faktor penurunan harga
komoditas yang lebih terbatas.
26
Impor Nonmigas
Impor nonmigas triwulan IV 2016 menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Impor nonmigas naik 8,2% , meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 0,3%. Pertumbuhan impor nonmigas tersebut didorong oleh
meningkatnya permintaan domestik (riil) dan meningkatnya harga.
Impor Nonmigas menurut Kelompok Barang Impor barang konsumsi pada
triwulan IV 2016 naik 16,7% dipengaruhi oleh naiknya permintaan maupun harga.
Peningkatan barang konsumsi utamanya disebabkan oleh naiknya impor buah-
buahan serta senjata dan amunisi.
27
sebesar USD0,7 miliar. Penurunan defisit neraca migas secara triwulanan
didorong oleh peningkatan ekspor yang melampaui peningkatan impor.
Ekspor Gas
Ekspor gas pada triwulan IV 2016 naik 19,5% menjadi USD2,0 miliar, terutama
disebabkan oleh naiknya ekspor LNG 19,0% yang didorong oleh meningkatnya
harga dan volume ekspor. Namun demikian secara keseluruhan 2016, ekspor gas
mengalami penurunan sebesar 29,2% jika dibandingkan tahun sebelumnya,
terutama disebabkan oleh faktor harga gas dunia yang menurun.
28
penerimaan jasa perjalanan (travel) yang mampu diimbangi oleh turunnya defisit
jasa lainnya.
Di sisi lain, pembayaran jasa perjalanan pada triwulan IV 2016 juga tercatat lebih
tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama dipengaruhi oleh pola
musiman pengeluaran wisatawan nasional (wisnas) yang lebih tinggi.
Secara keseluruhan, defisit neraca perdagangan jasa pada tahun 2016 turun 25,4%
menjadi USD6,5 miliar dari USD8,7 miliar pada 2015 . Turunnya defisit neraca
jasa tersebut terutama disumbang oleh penurunan pembayaran jasa freight, seiring
dengan penurunan impor barang. Selain itu, perbaikan neraca jasa juga didukung
oleh kenaikan penerimaan jasa perjalanan seiring dengan meningkatnya jumlah
wisman yang berkunjung ke Indonesia dari 9,79 juta
29
pada 2015 menjadi 10,93 juta pada 2016.
30
Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Sementara itu, 31,8% dari seluruh
TKI bekerja di regional Timur Tengah dan Afrika, terbesar
berada di negara Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania.
31
fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan
mampu mendorong investor asing untuk tetap melakukan investasi jangka
panjang di Indonesia. Perbaikan kinerja investasi langsung tersebut sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan perekonomian domestik dari 4,88% pada 2015
menjadi 5,02% pada 2016.
Meningkatnya arus masuk investasi langsung selama 2016 terutama dipengaruhi
adanya neto aliran masuk investasi asing langsung di sisi aset sebesar USD11,4
miliar, berkebalikan dengan kondisi tahun sebelumnya yang mengalami neto
aliran keluar sebesar USD9,1 miliar.
Secara sektoral, aliran masuk modal PMA selama triwulan IV 2016 di dominasi
oleh sektor manufaktur; pertanian, perikanan dan kehutanan; dan sektor
perdagangan. Ketiga sektor tersebut mencatat nilai investasi sebesar USD3,05
miliar, relatif sama dengan triwulan sebelumnya yang mencapai USD3,03 miliar.
Dibandingkan kinerja triwulan yang sama tahun sebelumnya, nilai PMA di ketiga
sektor tersebut mengalami peningkatan dari nilai yang tercatat pada triwulan IV
2015 sebesar USD1,0 miliar. Sementara itu, sektor keuangan yang pada periode
sebelumnya selalu memberikan kontribusi positif terhadap arus masuk investasi,
pada triwulan IV 2016 justru mencatat adanya arus keluar sebagai dampak
divestasi yang terjadi di sektor perbankan tersebut di atas.
32
serupa juga terjadi padakeseluruhan tahun yang mencatat arus masuk investasi
langsung terbesar berasal dari negara di kawasan ASEAN, kemudian disusul oleh
negara berkembang Asia lainnya (termasuk Tiongkok) dan Jepang, dengan total
investasi sebesar USD15,3 miliar, sedikit meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar USD15,1 miliar.
33
Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang direalisasikan
pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di sektor migas, perbankan dan
lembaga keuangan lainnya, serta industri rumah tangga.
34
Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN
Aktivitas pasar saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada triwulan IV 2016
diwarnai pula oleh tambahan dua emiten baru yang melakukan penawaran saham
perdana (IPO), yaitu PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) dan PT Bintang Oto
Global Tbk. (BOGA), dengan total emisi senilai Rp1,4 triliun atau setara dengan
USD104,5 juta. Nilai emisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan total nilai
emisi yang tercatat pada triwulan sebelumnya sebesar Rp7,1triliun atau setara
USD547,0 juta dari enam emiten baru.
Investasi Lainnya
Pada triwulan IV 2016, investasi lainnya berbalik mencatat surplus sebesar
USD4,8 miliar, setelah sepanjang triwulan I sampai dengan triwulan III 2016
selalu mengalami defisit. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh
peningkatan surplus aset investasi lainnya dan didukung pula oleh penurunan
defisit kewajiban investasi lainnya.
35
Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta
Di sisi kewajiban, transaksi investasi lainnya sektor swasta pada triwulan IV 2016
mencatat defisit sebesar USD2,3 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan defisit
pada triwulan III 2016 sebesar USD2,6 miliar. Penurunan defisit tersebut terutama
dipengaruhi oleh net pembayaran pinjaman luar negeri swasta yanglebih rendah
36
karena net pembayaran pinjaman luar negeri yang terjadi baik pada sektor publik
maupun swasta.
Dalam kasus (i) dan (ii) neraca pembayaran adalah dalam keadaan
menguntungkan (mempunyai surplus), maka yang perlu difikirkan hanyalah
mengatasi masalah pengangguran (kasus i) atau inflasi (kasus ii). Masalah yang
harus dihadapi meniadi lebih rumit apabila bentuk masalah yang dihadapi adalah
seperti dalam (iii) dan (iv). Pengangguran atau inflasi yang diikuti pula oleh
masalah defisit dalam neraca pembayaran memerlukan langkah langkah yang
secara serentak akan:
37
mengatasi masalah pengangguran dan defisit dalam neraca pembayaran,
apabila perekonomian itu menghadapi masalah seperti yang dinyatakan
dalam (iii). Kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah seperti ini
biasanya berbentuk kebiiakan memindahkan perbelanjaan.
mengatasi inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran apabila ekonomi
itu menghadapi masalah seperti yang dinyatakan dalam (iv). kebijiakan
pemerintah yang dijalankan akan meliputi langkah-
langkahyangdigolongkan kepada kebijakan mengurangkan perbelanjaan.
38
Kebijakan pengurangan pembelanjaan
Yang dimaksudkan dengan "kebijakan pengurangan perbelanjaan" adalah
langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi masalah kurangan dalam neraca
pernbayaran dengan mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan
ekonomi negara. Keadaan ini akan mewujudkan neraca pembayaran yang
menguntungkan atau seimbang. Kebijakan perbelanjaan dapat dilaksanakan
dengan mengambil langkah-langkah berikut:
1. Menaikkan pajak pendapatan. pajak ini akan mengurangi pendapatan
disposebel dan pengurangan itu akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
2. Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang. Tuiuan ini dapat
dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan
menaikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bank (suku
diskonto). Pengurangan penawaran uang dan suku bunga yang tinggi akan
mempengaruhi investasi. Keadaan ini selanjutnva akan mengurangi
pengeluaran agregat.
3. Mengurangi pengeluaran pemerintah. Oleh karena pengeluaran pemerintah
adalah sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran
pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat. Langkah ini dan
langkah yang dinyatakan dalam (a) digolongkan sebagai kebijakan fiskal.
39
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurs dengan valuta asing (valas) merupakan suatu nilai pertukaran uang dengan
yang lain hanya saja yang membedakan dalam segi perdagangannya , dimana
valas merupakan alat pembayaran yang sah di negara lain . sedangkan kurs
merupakan perbedaan nilai mata uang antara negara satu dengan negara lain .
meskipun demikian valas dan kurs merupakan suatu kesatuan untuk menambah
pendapatan negara di dalam perekonomian internasional.
Dari uraian diatas juga dapat disimpulkan bahwa perekonomian terbuka atau
empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan
impor degan negara lain. Perekonomian tebuka membuka peluang terjadinya
kegiatan perdagangan luar negeri masuknya arus modal masuk dan keluarnya arus
modal dari suatu negara.
40
3.2 Saran
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Negara-negara berkembang
umumnya memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi. Cara yang paling
mudah dan efektif untuk dapat menutup defisit perdagangan yang terjadi adalah
dengan pinjaman hutang. Apalagi jika tak ada lagi sumber pendanaan di dalam
negeri yang dapat diandalkan untuk menutup defisit tersebut. Hutang tersebut
dapat berupa pinjaman, bantuan, hibah, maupun bantuan teknis. Indonesia dewasa
ini jarang sekali mengalami surplus transaksi berjalan. Penyebab utama defisit
dalam anggaran pemerintah adalah pengeluran yang lebih besar dari pemasukan.
Maka dari itu Indonesia membutuhkan hutang luar negeri untuk membiayai defisit
tersebut.
Bagi kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bisa membantu dalam
rangka menambah pemasukan anggaran negara, salah satunya yaitu dengan cara
membayar pajak tepat pada waktunya. Karena pajak merupakan salah satu
komponen dalam pemasukan anggaran negara.
41