DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengungkapan Dan Transparansi
Pengendalian Internal”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan mata kuliah Tata Kelola Perusahaan. Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1. Ibu Rahayu Dewi Zakiyah RF.SE.,M.Akun., CTT. selaku Dosen Tata Kelola Perusahaan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.
2. Teman-teman Program Studi Akuntansi Kelas D Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin
Yaa Robbal „Alamiin.Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
Bab 1 ..............................................................................................................................1
Bab 2...............................................................................................................................4
Bab 3.............................................................................................................................10
Daftar Pustaka.........................................................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Akuntansi Profesional?
2. Bagaimana Peran Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko dalam Mengurani
Konflik Keagenan dan Penegakan GCG?
3. Bagaimana Pelaksanaan Prinsip Pengungkapan dan Transparansi di Indonesia Menurut
Hasil Penilaian Bank Dunia dan IICD-ASEAN CG Scorecard?
4. Bagaimana Menggunakan ASEAN CG Scorecard untuk Menilai Praktik Pengungkapan
dam Transparansi?
2
Pengendalian Internal menurut Horngren (2009:390) dalam Dewi, dkk, pengendalian
intern adalah rencana organisasional dan semua tindakan yang dirancang untuk
mengamankan aktiva, mendorong karyawan untuk mengikuti kebijakan perusahaan,
meningkatkan efisiensi operasi, memastikan catatan akuntansi yang akurat dan dapat
diandalkan. Sedangkan menurut Hery (2016:159) pengendalian internal adalah seperangkat
kebijakan dan prosedur untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk
tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang
akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/Undang-Undang serta
kebijakan manajemn telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh
karyawan perusahaan. Pengendalian internal dilakukan untuk memantau apakah kegiatan
operasional maupun financial perusahaan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. 10 Dengan adanya atau penerapan sistem
pengendalian internal secara ketat maka diharapkan bahwa seluruh kegiatan operasional
perusahaan dapat berjalan dengan baik menuju tercapainya maksimalisasi profit. Manajemen
resiko.
GCG menurut Agoes (2011:101) “Sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan
peran Dewan Komisaris peran Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan
lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai proses yang transparan atas
penentuan tujuan perusahaan, pencapainya dan penilaian kinerjanya.” Sedangkan menurut
Forum for Corporate Governance in Indonesia/FCGI (2001) GCG adalah “Seperangkat
peraturan yang menetapkan hubungan antara pemangku kepentingan pengurus, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.” Dan menurut Tunggal (2012:24)
“sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk
menaikan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan
dan masyarakat sekitar.”
3
BAB II
PEMBAHASAN
adalah :
2.2 Peran Pengendalian Internal dan Manajemen Risiko dalam Mengurangi Konflik
Keagenan dan Penegakan Good Corporate Governance
4
Sistem tata kelola perusahaan yang efektif memungkinkan perusahaan mencapai
tingkat kepatuhan dan kinerja yang sesuai ekspektasi pemegang saham dan pemangku
kepentingan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian internal yang efektif dan
manajemen resiko dalam proses bisnis normal dan juga proses tata kelola perusahaan,
dan kedua hal tersebut membentuk kerangka akuntabilitas dan pelaporan reguler ke
pemegang saham (HK CPA,2005)
Pengendalian internal sangat penting untuk memastikan keberhasilan operasi
perusahaan dan berjalannya operasi sehari-hari perusahaan, serta membantu perusahaan
mencapai tujuan usahanya. Cakupan pengendalian intern sangat luas, yaitu termasuk
semua pengendalian yang terkait proses strategis, tata kelola, dan manajemen, yang
mencakup semua aktivitas dan operasi perusahaan. Tidak hanya terbatas pada aspek
keuangan dan pelaporan semata. Cakupannya juga bukan hanya semata aspek kepatuhan,
tetapi juga aspek kinerja perusahaan.
Pengendalian internal (COSO, 2013) adalah proses, yang dipengaruhi oleh dewan,
manajemen, dan personel lain diperusahaan, yang dirancang untuk memberikan
keyakinan memadai terkait pencapain tujuan berikut :
2.2.1 Pengendalian Internal terdiri dari 5 komponen yang terintegrasi yaitu (COSO,2013):
1. Lingkungan Pengendalian
5
mempertahankan orang – orang yang kompeten, serta ukuran, insentif dan
imbalan kenerja yang sesuai untuk mendorong akuntabilitas atas kinerja.
2. Penilaian Risisko
3. Aktivitas Pengendalian
6
5. Aktivitas Monitoring
Risiko merupakan elemen yang tidak dapat dihindari dari suatu bisnis.
Setiap perusahaan harus dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai risiko
yang dihadapinya dan menggunakan hasil analisis tersebut dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Berikut beberapa jenis risiko yang umumnya dihadapi
perusahaan :
1. Risiko Bisnis, seperti strategi bisnis yang salah dan target pengambilalihan
2. Risiko Keuangan, seperti risiko kredit, risiko tingkat bunga, penyalahgunaan
sumber daya keuangan perusahaan, dan terjadinya fraud
3. Risiko Kepatuhan, seperti melanggar aturan regulator pasar modal dan aturan
Bursa Efek
4. Risiko Operasi dan Lainnya, seperti operasi proses manajemen yang tidak
efektif dan efisien, serta kehilangan asset.
7
1. Sistem pengendalian internal
Paling kurang mengenai pengendalian keuangan dan operasional, serta
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya, dan reviu atas
efektivitas sistem pengendalian internal.
2. Sistem manajemen risiko,
Paling kurang mengenai gambaran umum mengenai sistem manajemen
risiko perusahaan, jenis risiko dan cara pengelolaannya, san reviu atas
efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan.
Pada saat world Bank (2010) melakukan studi belum ada aturan mengenai
kewajiban pengungkapan pemegang saham ultimat, sehingga salah astu
kelemahan yang disebutkan oleh Bank Dunia adalah belum adanya kewajiban
tersebut. Namun pada tahun 2012, Bapepam-LK telah merevisi peraturan X.K.6
yang mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan mengenai pemegang saham
ultimat tersebut.
8
Bapepam-LK atau BEI. Rata- rata skor ini adalah 53,7 pada tahun 2012 dan 63,5
pada tahun 2013, dengan skor maksimum 85,0 dan skor minimum 19,5 untuk
tahun 2012 dan 90,0 dan 33,3 untuk tahun 2013. Beberapa pengungkapan yang
diwajibkan antara lain, indicator kinerja keuangan, transaksi pihak berelasi (nama
pihak-pihak berelasi, sifat, dan nilai transaksi pihak berelasi).. laporan keuanagn
interim, dan laporan keuangan auditan. Laporan keuangan auditan harus
dipublikasi dalam waktu 90 hari sejak tanggal tutup buku serta harus ada
pernyataan Direksi yang menyatakan kewajaran laporan keuangan. Berikut adalah
beberapa area yang masih perlu ditingkatkan dalam katagori ini :
1. Perusahaan public hanya mengungkapkan kepemilikan langsung oleh
pemegang saham besar, anggoya direksi dan komisaris. Perusahaan public
belum melakukan pengungkapan kepemilikan tidak langsung dari pihak –
pihak tersebut.
2. Perusahaan public jarang yang melakuakn pengungkapan di laporan
tahunan terkait dengan ketaantan terhadap kode GCG, karena belum ada
aturan yang mewajibkan.
3. Perusahaan pubik melakuakn pengungkapan profil anggota Direksi dan
Komisaris, tetapi kebanyakan tidak mengungkapkan jabatan yang dipegang
anggota dewan di peusahaan terdaftar lainnya.
4. Sebagian besar perusahaan public juga tidak mengungkapkan audit fee dan
non-audit fees yang dibayarkan kepada KAP yang mengaudit perusahaan
mereka.
9
seperti biografi pelatihan yang diikuti, jumlah rapat, jumlah kehadiran dalam
rapat remunerasi.
Pengungkapan transaksi pihak berelasi kebijakan review dan persetujuan
terhadap transaksi pihak berelasi, informasi pihak berelasi, serta jumlah
transaksi.
Pengungkapan transaksi perdagangan orang dalam oleh pihak-pihak dalam
perusahaan
Pengungkapan audit fee dan non audit fee serta besaran non audit fee apakah
lebih besar daripada audit fee, karena besaran fee akan berpengaruh pada
kualitas audit suatu perusahaan, Ketika audit fee lebih besar dari non audit fee
maka kualitas audit dalam suatu perusahaan akan menjadi lebih baik jika
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki non audit fee lebih banyak
daripada audit fee.
Penggunaan saluran komunikasi untuk pelaporan interm website, analysts
briefing serta press conferences.
Informasi yang terdpat dalam website harus mencakup segala informasi yang
lengakap dan terbaru, informasi ini terkait dengan laporan tahunan dan
laporan keuangan, anggaran dasar, panggilan RUPS, operasi bisnis
pertengahan, penerbitan laporan keuangan dan laporan tahunan secara tepat
waktu serta pernyataan laporan keuangan tahunan oleh dewan direksi.
Penerbitan laporan keuangan serta penerbitan laporan tahunan secara tepat
waktu serta pernyataan laporan keuangan oleh direksi
Pengungkapan nomor kontak pihak ataupun unit yang bertanggung jawab atas
hubungan investor.
10
Pinalti, perusahaan mendapat pinalti atau pengurangan apabila perusahaan
menerima opini audit selain opini wajar tanpa pengecualian serta apabila
perusahaan merevisi laporan keuangan selain karena alasan perubahan dari
kebijakan akuntansi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa komponen pengendalian internal terdiri atas
lima komponen yang terintegrasi diantaranya; lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan aktivitas monitoring. Manajemen risiko penting untuk
mengurangi kemungkinan tujuan perusahaan tidak tercapai karena adanya kejadian yang tidak
terduga. Akuntan profesional juga turut andil terkait prinsip pengungkapan dan transparansi dalam
menyiapkan laporan keuangan sesuai standar akuntansi yang berlaku. Pelaksanaan prinsip
pengungkapan dan transparansi di indonesia terbagi menjadi dua, yang pertama hasil penilaian oleh
bank dunia yang memberikan rekomendasi terkait pengungkapan dan transparansi dan yang kedua
hasil penilaian oleh IICD-ASEAN CG Scorecard namun ada beberapa area yang masih perlu
ditingkatkan. Selain itu perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian praktik pengungkapan dan
transparansi di perusahaan terbuka dengan menggunakan ASEAN CG Scorecard adakalanya
diberikan bonus dan penalti untuk beberapa hal terkait. Dengan demikian maka akan menimbulkan
keyakinan bahwa operasi perusahaan berjalan secara efektif dan efisien serta memungkinkan
perusahaan mencapai tingkat kepatuhan dan kinerja yang sesuai ekspektasi pemegang saham dan
pemangku kepentingan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk kedepannya
penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk penulis sebagai evaluasi.
11
Daftar Pustaka
Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Modul Chartered Accountant. ETIKA PROFESI DAN TATA
KELOLA KORPORAT. Diakses dari http://iaiglobal.or.id/v03/files/modul/eptkk/
12