Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DAN PENGARUHNYA

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Oleh :

1. Asa Tri Alvindo (C1C021078)


2. Rendi Hediansyah Putra (C1C021160)

Dosen Pengampu :

Dr. Irwansyah, SE.,M.Si., Ak., CA., CFrA

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Pengukuran Kinerja Keuangan Dan
Pengaruhnya” guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen sehingga
makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga shalawat serta salam kami haturkan untuk junjungan Nabi agung
kami, yaitu Nabi Muhammmad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT
untuk kami semua. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Irwansyah , SE, M.Si.,
Ak., CA., CFrA. selaku dosen mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya serta membagi sebagian pengetahuannya selama proses penyelesaian
makalah ini sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini. Sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca dan juga bagi penulis.

Bengkulu, 31 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan................................................................................................................................4
1.2 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................5
BAB II Pembahasan................................................................................................................................6
2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya........................................................................6
2.2 Penciptaan Nilai...........................................................................................................................6
2.3 Kinerja Tindakan Pasar................................................................................................................7
2.4 Pengukuran Akuntansi Kinerja....................................................................................................7
2.5 Investasi dan Myopia Operasional...............................................................................................9
2.6 Ukuran Kinerja Return On Investment.......................................................................................10
2.7 Pengukuran Laba Residual Sebagai Solusi yang Tepat untuk Masalah Pengukuran ROI......10
BAB III Kesimpulan...............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................12
3.2 Saran..........................................................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................................................13

Pengukuran Kinerja Keuangan


dan Pengaruhnya
Tujuan utama organisasi
berorientasi laba adalah
memaksimalkan nilai
pemegang saham atau
nilai perusahaan dalam jangka
pendek. Pengendalian hasil
yang ideal akan memberikan
imbalan
imbalan bagi karyawan
terhadap kontribusi mereka
pada nilai perusahaan.
Perusahaan harus
mencari pengukuran yang
mewakili tujuan akhir dan
mengambil jalan alternatif
pengendalian
hasil.
Baik untuk mendorong
perilaku yang diinginkan
ketika proksi menimbulkan
kesenjangan
maupun mengurangi
konsekuensi yang tidak
diinginkan yang mungkin
timbul akibat
mengandalkan proksi.
Ringkasan pengukuran
merefleksikan
kumpulan/pengaruh bottom-
line dari berbagai area kinerja
yang terdiri dari beberapa
kategori pengukuran, yaitu :
● Kategori pertama dari
ringkasan pengaturan yang
berisi pengukuran pasar yang
menggambarkan perubahan
harga saham atau return
pemegang saham.
● Kategori kedua berisi
pengukuran akuntansi yang
didefinisikan baik dalam
istilah
residual (seperti pendapatan
bersih setelah pajak, laba
operasi, laba residu, atau
tambahan
nilai ekonomis) maupun rasio
seperti ROI, ROE, atau
RONA.
● Kategori ketiga terdiri dari
kombinasi pengukuran.
Kombinasi ini dapat
melibatkan
penggunaan baik tipe
ringkasan ukuran maupun
keduanya, ditambah beberapa
pengukuran keuangan yang
terpisah dan atau pengukuran
nonkeuangan.
Pengukuran Kinerja Keuangan
dan Pengaruhnya
Tujuan utama organisasi
berorientasi laba adalah
memaksimalkan nilai
pemegang saham atau
nilai perusahaan dalam jangka
pendek. Pengendalian hasil
yang ideal akan memberikan
imbalan
imbalan bagi karyawan
terhadap kontribusi mereka
pada nilai perusahaan.
Perusahaan harus
mencari pengukuran yang
mewakili tujuan akhir dan
mengambil jalan alternatif
pengendalian
hasil.
Baik untuk mendorong
perilaku yang diinginkan
ketika proksi menimbulkan
kesenjangan
maupun mengurangi
konsekuensi yang tidak
diinginkan yang mungkin
timbul akibat
mengandalkan proksi.
Ringkasan pengukuran
merefleksikan
kumpulan/pengaruh bottom-
line dari berbagai area kinerja
yang terdiri dari beberapa
kategori pengukuran, yaitu :
● Kategori pertama dari
ringkasan pengaturan yang
berisi pengukuran pasar yang
menggambarkan perubahan
harga saham atau return
pemegang saham.
● Kategori kedua berisi
pengukuran akuntansi yang
didefinisikan baik dalam
istilah
residual (seperti pendapatan
bersih setelah pajak, laba
operasi, laba residu, atau
tambahan
nilai ekonomis) maupun rasio
seperti ROI, ROE, atau
RONA.
● Kategori ketiga terdiri dari
kombinasi pengukuran.
Kombinasi ini dapat
melibatkan
penggunaan baik tipe
ringkasan ukuran maupun
keduanya, ditambah beberapa
pengukuran keuangan yang
terpisah dan atau pengukuran
nonkeuangan.
Pengukuran Kinerja Keuangan
dan Pengaruhnya
Tujuan utama organisasi
berorientasi laba adalah
memaksimalkan nilai
pemegang saham atau
nilai perusahaan dalam jangka
pendek. Pengendalian hasil
yang ideal akan memberikan
imbalan
imbalan bagi karyawan
terhadap kontribusi mereka
pada nilai perusahaan.
Perusahaan harus
mencari pengukuran yang
mewakili tujuan akhir dan
mengambil jalan alternatif
pengendalian
hasil.
Baik untuk mendorong
perilaku yang diinginkan
ketika proksi menimbulkan
kesenjangan
maupun mengurangi
konsekuensi yang tidak
diinginkan yang mungkin
timbul akibat
mengandalkan proksi.
Ringkasan pengukuran
merefleksikan
kumpulan/pengaruh bottom-
line dari berbagai area kinerja
yang terdiri dari beberapa
kategori pengukuran, yaitu :
● Kategori pertama dari
ringkasan pengaturan yang
berisi pengukuran pasar yang
menggambarkan perubahan
harga saham atau return
pemegang saham.
● Kategori kedua berisi
pengukuran akuntansi yang
didefinisikan baik dalam
istilah
residual (seperti pendapatan
bersih setelah pajak, laba
operasi, laba residu, atau
tambahan
nilai ekonomis) maupun rasio
seperti ROI, ROE, atau RONA
Pengukuran Kinerja Keuangan
dan Pengaruhnya
Tujuan utama organisasi
berorientasi laba adalah
memaksimalkan nilai
pemegang saham atau
nilai perusahaan dalam jangka
pendek. Pengendalian hasil
yang ideal akan memberikan
imbalan
imbalan bagi karyawan
terhadap kontribusi mereka
pada nilai perusahaan.
Perusahaan harus
mencari pengukuran yang
mewakili tujuan akhir dan
mengambil jalan alternatif
pengendalian
hasil.
Baik untuk mendorong
perilaku yang diinginkan
ketika proksi menimbulkan
kesenjangan
maupun mengurangi
konsekuensi yang tidak
diinginkan yang mungkin
timbul akibat
mengandalkan proksi.
Ringkasan pengukuran
merefleksikan
kumpulan/pengaruh bottom-
line dari berbagai area kinerja
yang terdiri dari beberapa
kategori pengukuran, yaitu
BAB I
Pendahuluan

1.2 Latar Belakang

Dalam sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik dapat membantu


dalam proses pembuatan keputusan dam memotivasi setiap individu dalam sebuah
organisasi agar melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem
pengendalian manajemen adalah suatu proses yang menjamin bahwa sumber-sumber
diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi, dengan kata lain pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai proses
untuk menjamin bahwa sumber manusia, fisik dan teknologi dialokasikan agar
mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai
dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi.
Sistem pengendalian manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap
level aktifitas, anggaran, evaluasi kinerja dan motivasi karyawan.
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus
diimbangi oleh kinerja karyawan yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia (pegawai) dalam organisasi adalah mengukur kinerja pegawai.
Pengukuran kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat
diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam
menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi
secara keseluruhan. Selain itu, hasil pengukuran kinerja pegawai akan memberikan
informasi penting dalam proses pengembangan pegawai.
Menurut Junaedi ( 2002 : 380-381) “Pengukuran kinerja merupakan proses
mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi
melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses”. Artinya,
setiap kegiatan perusahaan harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan
pencapaian arah perusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakan dalam misi dan
visi perusahaan.
Namun, sering terjadi pengukuran dilakukan secara tidak tepat. Ketidaktepatan
inidapat disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan
ketidaktepatan pengukuran kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja
yang diimplementasikan, ketidapahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan,
ketidakakuratan instrumen pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan
organisasi dalam pengelolaan kinerja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan di kaji dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Pengukuran Kinerja Keuangan ?

2. Apa tujuan dan manfaat dari Pengukuran Kinerja Keuangan ?

3. Apa pengaruh Kinerja Keuangan?

1.3 Tujuan

Dengan adanya rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui penjelasan dari Pengukuran Kinerja Keuangan.


2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari Pengukuran Kinerja Keuangan.
3. Mengetahui tentang pengaruh Pengukuran Kinerja Keuangan.
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan dan Pengaruhnya


Tujuan utama organisasi berorientasi laba
adalah memaksimalkan nilai pemegang saham atau
nilai perusahaan dalam jangka pendek. Pengendalian
hasil yang ideal akan memberikan imbalan imbalan
bagi karyawan terhadap kontribusi mereka pada
nilai perusahaan. Perusahaan harus mencari
pengukuran yang mewakili tujuan akhir dan
mengambil jalan alternatif pengendalian hasil.

Baik untuk mendorong perilaku yang


diinginkan ketika proksi menimbulkan kesenjangan
maupun mengurangi konsekuensi yang tidak
diinginkan yang mungkin timbul akibat
mengandalkan proksi.

Ringkasan pengukuran merefleksikan


kumpulan/pengaruh bottom-line dari berbagai area
kinerja yang terdiri dari beberapa kategori
pengukuran, yaitu:

 Kategori pertama dari ringkasan pengaturan yang berisi pengukuran pasar yang
menggambarkan perubahan harga saham atau return pemegang saham.
 Kategori kedua berisi pengukuran akuntansi yang didefinisikan baik dalam istilah
residual (seperti pendapatan bersih setelah pajak, laba operasi, laba residu, atau
tambahan nilai ekonomis) maupun rasio seperti ROI, ROE, atau RONA.
 Kategori ketiga terdiri dari kombinasi pengukuran. Kombinasi ini dapat
melibatkan penggunaan baik tipe ringkasan ukuran maupun keduanya, ditambah
beberapa pengukuran keuangan yang terpisah dan atau pengukuran nonkeuangan.

2.2 Penciptaan Nilai


Nilai dari aset ekonomis dapat dihitung pada
waktu tertentu dengan mendiskontokan aliran kas
masa depan yang diharap akan dihasilkan oleh
perusahaan berdasarkan nilai waktu dari uang dan
risiko. Karyawan dapat meningkatkan nilai dengan
meningkatkan ukuran dari aliran kas masa depan
perusahaan, dengan mempercepat waktu dari aliran
kas atau dengan membuat mereka lebih pasti atau
tidak terlalu berisiko.

2.3 Kinerja Tindakan Pasar


Salah satu cara untuk mengukur perubahan
nilai adalah dengan menggunakan pengukuran pasar
dari kinerja yang didasarkan pada perubahan nilai
pasar atau perusahaan. Nilai yang diciptakan dapat
diukur secara langsung pada periode tertentu sebagai
jumlah dari pembayaran deviden. Pada periode
pengukuran yang ditambah atau dikurangi dengan
perubahan pada nilai pasar saham. Untuk
perusahaan publik yang sahamnya dijual secara aktif
pada aktivitas perdagangan dan pasar modal, nilai
pasar dari perusahaan biasanya dilihat sebagai
pengukuran yang paling mendekati pengukuran
yang tidak sempurna dari (proyeksi untuk) nilai
intrinsik dari sebuah perusahaan

2.4 Pengukuran Akuntansi Kinerja


Secara tradisional, sebagian besar organisasi
di dasarkan pada evaluasi manajerdan imbalan yang
berat pada standar berbasis akuntansi, pengukuran
ringkasan keuangan. Berdasarkan akuntansi,
ringkasan atau pengukuran kinerja botton line
berasal dari dua bentuk dasar, yaitu:

 Pengukuran Residual (Pengukuran akuntansi


laba) Contohnya: pendapatan bersih, laba operasi,
pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan
amortisasi.
 Pengukuran Rasio (Pengukuran return akuntansi)
Contohnya: ROI (return on investment), ROE
(return on equity), RONA (return on net assets),
RAROC (risk-adjusted return on capital).

Pengukuran ini biasanya, diambil dari


peraturan ynag ditentukan oleh pengatur standar
untuk tujuan pelaporan keuangan. Ringkasan
pengukuran berbasis akuntansi memiliki beberapa
keunggulan. Keuntungan tersebut antara lain
memuaskan berbagai kriteria pengukuran.

1. Laba akuntansi dan return dapat diukur tepat waktu (dalam periode jangka pendek)
relative dengan tepat objektif aturan akuntansi untuk penugasan aliran kas masuk dan
keluar meskipun pada periode pengukuran yang sangat pendek telah diatur dan
dijelaskan lebih detail oleh pembuat aturan akuntansi. Presisi bersumber dari
kebaradaan aturan akuntansi sehingga orang yang berbeda ditugaskan untuk
mengukur laba dari sebuah entitas pada periode waktu tertentu akan mencapai hasil
dalam jumlah yang kisarannya sama.
2. Apabila dibandingkan kuantitas lain dapat diukur secara tepat dan objektif
berdasarkan dasar ketepatan waktu, seperti aliran kas, pengiriman atau penjualan,
pengukuran akutansi paling tidak secara konseptual sesuai dengan tujuan organisasi
untuk memaksimalkan laba. Dalam hal ini, laba akuntansi menyediakan keunggulan
melebihi aliran kas karena akuntansi berbasis akrual didesain untuk menyediakan
kesesuaian yang lebih baik dari aliran kas masuk dan keluar sepanjang waktu.
3. Pengukuran akuntasi biasanya dapat dikendalikan secara penuh oleh manajer yang
kinerjanya sedang dievaluasi. Pengukuran dapat disesuaikan dengan keterbatasan
otoritas pada beberapa level manajer, mulai dari CEO hingga turun sampai manajer
lebih rendah.
4. Pengukuran akuntansi adalah sebuah hal yang dapat dimengerti. Akuntansi adalah
standar dalam setiap sekolah bisnis, manajer telah menggunakan pengukuran selama
ini dan mereka telah sangat mengenal dengan apa yang dihasilkan oleh pengukuran
serta bagaimana mereka dapat terpengaruh.

Pada beberapa tipe perusahaan, pengukuran


laba akuntansi pada dasarnya tidak berarti, contoh
yang baik adalah perusahaan yang baru saja
didirikan. Perusahaan hamper pasti melaporkan
kerugian akuntansi yang signifikan diawal siklus
perusahaan mereka. Kerugian hanya sebuah artefak
konservatif dari aturan akuntansi yang segerah
dibutuhkan atau pembiayaan cepat fokus jangka
Panjang dari investasi pembangunan bisnis (seperti
investasi dalam bidang penelitian dan
Pengembangan, serta pengembangan produk dan
pasar. Dalam kasus ini, yang mencakup hamper
semua perusahaan diawal pendirian, manajer
seharusnya tidak memberikan perhatian yang besar
pada laba akuntansi jangka pendek (kerugian) karena
perlu untuk berfokus pada pengurangan tingkat
kesesuaian dalam jangka Panjang antara pendapatan
dan nilai perusahaan. Ada berbagai alasan mengapa
pengukuran laba akuntansi gagal untuk
merefleksikan pendapatan ekonomi secara sempurna.
Banyak hal yang mempengaruhi laba akuntansi,
tetapi bukan pendapatan ekonomi dan begitu pula
sebaliknya.

1. sistem akuntansi adalah sebuah sistem yang berorientasi pada transaksi. Laba
akuntansi terutama perjumlahan dari pengaruh transaksinya terjadi pada periode
tertentu. Sebagian besar perubahan pada nilai yang tidak dihasilkan dalam transaksi
tidak diakui pada akuntansi laba.
2. laba akuntansi sangat tergantung pada pilihan metode pengukuran. Berbagai metode
pengukuran sering kali tersedia untuk menghitung kegiatan ekonomi yang sama.
Pilihan akuntansi depresiasi (metode garis lurus bilangan dengan akselerasi) adalah
salah satu contoh.
3. laba akuntansi diturunkan dari aturan pengukuran yang sering kali memiliki bias
konservatif. Aturan akuntansi memerlukan pengakuan keuntungan dan pendapatan
yang lambat tetapi pengakuan biaya dan kerugian yang cepat.
4. perhitungan laba mengabaikan beberapa nilai ekonomis dan nilai perubahan yang
dirasa oleh akuntan tidak dapat diukur secara akurat objektif. Investasi pada kategori
utama dari asset yang tidak berwujud milik perusahaan. Konsekuensinya, jenis asset
tersebut tidak terliahat dalam laporan posisi keuangan. Kelalaian dari asset tidak
berwujud terjadi meskipun untuk beberapa perusahaan, tipe aset ini lebih penting
dibandingkan denga tipe aset pabrik era industri yang digunakan sebelumnya.
5. laba merefleksikan biaya modal yang dipinjam (melalaui pengurangan bunga) tetapi
mengabaikan biaya dari modal ekuitas. Perusahaan memperoleh pendaftaran riil
hanya ketika return dari modal lebih besar dibandingkan dengan biaya modal lebih
besar dibandingkan dengan biaya modal ekuitas melebihi perbedaan antara return dan
biaya.
6. laba akutansi mengabaikan risiko dan perubahan pada risiko. Perusahaan atau entitas
dalam perusahaan tidak mengubah pola dan waktu untuk aliran kas masa depan yang
diharapkan, tetapi membuat aliran kas lebih pasti (mengurangi risiko) sehingga
meningkatkan nilai ekonomi mereka dan sebaliknya.

Berbagai alasan mangapa laba akuntansi dan


laba ekonomi berbeda telah menyebabkan beberapa
kritik untuk mebuat pernyataan yang kuat melawan
penggunaan pengukuran kinerja akuntansi. Secara
ringkasm kegagalan utama dari pengukuran
akuntansi pada kinerja adalah dalam hal kesesuaian
kriteria evaluasi. Pengukuran tidak tidak
merefleksikan perubahan dengan baik pada nilai
ekonomis entitas, khususnya pada pengukuran
jangka pendek.

2.5 Investasi dan Myopia Operasional


Pengukuran kinerja akuntansi dapat
membuat manager berlaku secara myopik (hanya
melihat jangka pendekt) dalam membuat keputusan
investasi dan operasional. Manajer akan lebih
memilih proyek/investasi yang secara jangka pendek
memberi return daripada yang memberi return
dalam jangka panjang. Myopia investasi disebabkan
oleh dua kelemahan utama pengukuran
akuntansiyaitu

1. Conservative bias
2. Mengabaikan aset tak berwujud dengan manfaat di masa depan

2.6 Ukuran Kinerja Return On Investment


Organisasi berdivisi terdiri dari berbagai
pusat pertanggungjawaban, manajer yang
bertanggung jawab pada laba atau beberapa bentuk
return akuntansi pada investasi (ROI). ROI adalah
rasio dari laba akuntansi yang dihasilkan oleh divisi
dibagi dengan investasi yang ada dalam divisi.
Perusahaan yang terbagi menjadi divisi-divisi
biasanya menggunakan beberapa bentuk dari
berbagai kemungkinan pengukuran ROI untuk
mengevaluasi kinerja divisi.

Perbedaan dari rencana dapat dianalisis


dengan menggunakan bagan formula (ROI stress)
seperti ditunjukan pada Gambar 10.1. analisis
menunjukkan bahwa ROI actual divisi sebesar 15%
berada dibawah tingkat yang direncanakan sebesar
20%. Meskipun keuntungan penjualan (laba sebagai
persentase dari penjualan ) sesuai dengan rencana,
turnover asset (penjualan dibagi total investasi)
menjadi lebih buruk dari perkiraan :

ROI yang direncanakan (20%) = laba sebagai


persantase penjualan (20%) x turnover asset (1,0)

ROI actual (15%) = laba sebagai persentase dari


penjualan (20%) x turn asset (0,75)

2.7 Pengukuran Laba Residual Sebagai Solusi yang Tepat untuk Masalah Pengukuran
ROI
Laba residual dihitung dengan
mengurangkan laba dari perubahan modal untuk aset
bersih yang ada pada pusat investasi. Modal
dibebankan pada tingkat yang sama untuk rata-rata
biaya modal perusahaan yang tertimbang. Secara
konseptual, sebuah argumen dapat dibuat untuk
menyesuaikan tingkat biaya modal untuk masing
masing risiko pusat investasi sehingga membuat
system pengukuran kinerja konsisten dengan sistem
penganggaran modal.

Jika biaya laba residual dibuat sama dengan


tingkat keuntungan investasi yang disyaratkan
perusahaan, ukuran laba residual memberi semua
manajer pusat investasi sebuah insentif yang sama
untuk investasi. Dengan demikian, hal tersebut
menunjukkan suboptimisasi masalah yang tidak
dapat dipisahkan pada pengukuran ROI. Tanpa
memperhatikan tingkat return yang berlaku untuk
masing-masing divisi, manajer divisi termotivasi
untuk berinvestasi pada semua proyek yang
menjajikan tingkat return yang lebih tinggi atau
paling tidak sama apabila dibandingkan dengan
biaya modal perusahaan Pengukuran laba risedual
mengatasi masalah suboptimisasi, tetapi tidak dapat
mengatasi distorsi yang muncul ketika manajer
melakukan investasi baru dalam aktiva tetap. Sebuah
perusahaan konsultasi,merekomendasikan sebuah
pengukuran yang disebut economic Value added
(EVA) yang mengombinasikan beberapa modifikasi
dari model standar akuntansi pada tipe pengukuran
laba residual,

Formula umum dari EVA adalah: EVA =


laba operasi bersih setelah pajak yang dimodifikasi-
(total modal yang dimodifikasi x rata-rata
tertimbang biaya modal) Kata "modifikasi" secara
potensial merujuk pada lebih dari 100 penyesuaian
laporan standar akuntansi seperti kapitalisasi dan
amortisasi lebih lanjut dari investasi tidak berwujut
seperti penelitian dan pengembangan, pelatihan
karyawan, periklanan, dan pembiayaan goodwill.
EVA bukanlah laba ekomomis. Eva tidak
menunjukan keseluruhan masalah yang
membedakan laba akuntansi dari laba ekonomis.
Secara khusus,EVA tetap merefleksikan hasil dari
perhitungan lengkap transaksi selama periode dan
yang paling penting. Eva tetap focus pada masa
sebelumnya, sementara laba ekonomis
merefleksikan perubahan pada aliran kas yang
potensial dimasa yang akan datang. Selain itu EVA
juga memiliki beberapa keterbatasan pengukuran
dari masalah akurasi, pengendalian, dan sulit untuk
dipahami.
BAB III
Kesimpulan

3.1 Kesimpulan
Tujuan utama dari manajer perusahaan yang berorientasi laba seharusnya
memaksimalkan nilai pemegang saham atau nilai perusahaan. Pada konsep jangka
panjang yang berorientasi masa depan. Laba akuntansi jangka pendek dan pengukuran
return menyediakan indicator pengganti yang tidak sempurna dari peubahan nilai
perusahaan. Myopia manajemen, sebuah fokus yang berlebihan pada kinerja jangka
pendek merupakan efek samping dari penggunaan sistem pengendalian hasil keuangan
yang tek terelakan dibangun pada pengukuran akuntansi dan kinerja.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
Daftar Pustaka

This translation of Kenneth A. Merchant, Wim A. Van der stede : Management Control
Systems,3 Edition is published by arrangement with Pearson Education Limited

Anda mungkin juga menyukai