Disusun Oleh :
Kelompok 6
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Definisi Penilaian Kinerja.........................................................................3
2.2 Manfaat Penilaian Kinerja.........................................................................4
2.3 Tahap Penilaian Kinerja............................................................................7
2.4 Ukuran kinerja.........................................................................................11
2.5 Peran Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Penilaian
Kinerja Pusat Pertanggungjawaban...................................................................12
2.5.1 Penilaian kinerja pusat pendapatan..................................................12
2.5.2 Penilaian kinerja pusat biaya............................................................12
2.5.3 Penilaian kinerja pusat laba..............................................................13
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Rachman 2020)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kinerja singkatan dari kinetika energy kerja pada katanya dari bahasa
Inggris yaitu performance, menurut Wirawan kinerja adalah keluaran yang
dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau dimensi pekerjaan atau profesi yang
dilakukan oleh sumber daya manusia atau pegawai dalam waktu tertentu.
Kinerja sumber daya manusia dapat diukur dan ditingkatkan melalui aktifitas
penilaian atau evaluasi kinerja sebagai salah satu fungsi manajemen yang
dikembangkan melalui pendekatan hubungan manusia baru, pendekatan ini
mengabungkan pandangan positif terhadap hakikat manusia dengan studi
organisasi secara ilmiah. Menurut Husaini, persatuan administrator sekolah
Amerika Serikat pada tahun 1955, memperkenalkan fungsi manajemen yang
disingkat PASCE (planning, allocating, stimulating, coordinating dan
evaluating). Hasil evaluasi kinerja sangat diperlukan untuk pengambilan
keputusan tentang pegawai, baik mengenai pengembangan karir maupun
yang berkaitan dengan imbalan atau upah, yang dikalangan pegawai negeri
dikenal dengan gaji dan tunjangan kinerja.
3
Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik
semacam itu disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam anggaran.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang dinilai
4
kinerjanya. Jika manajemen puncak akan memutuskan promosi manajer ke
jabatan yang lebih tinggi, data hasil evaluasi kinerja yang diselenggarakan
secara periodik akan sangat membantu manajemen puncak dalam memilih
manajer yang memiliki kepantasan untuk dipromosikan.
5
wewenang ini disertai dengan alokasi sumber daya yang diperlukan dalam
pelaksanaan wewenang tersebut. Manajer bawah melaksanakan wewenang
dengan mengkonsumsi sumber daya yang dialokasikan kepada mereka.
Penggunaan wewenang dan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan
wewenang ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk pengukuran kinerja.
Dengan pengukuran kinerja ini, manajemen puncak memperoleh umpan balik
mengenai pelaksanaan wewenang dan penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh manajemen hawah. Berdasarkan
hasil penilaian kinerja ini, manajemen puncak memberikan penilaian
terhadap kinerja manajemen bawah. Di lain pihak, penilaian kinerja ini
memberikan umpan balik bagi manajemen bawah mengenai bagaimana
manajemen puncak menilai kinerja mereka.
6
dampak terhadap motivasi individu dalam mencapai sasaran organisasi,
karena kompensasi ini diberikan kepada siapa saja yang bekerja dalam
organisasi perusahaan. Kompensasi ini hanya akan berpengaruh terhadap
motivasi karyawan jika dihapuskan. Penghargaan nonkeuangan dapat
berupa sesuatu yang ekstra yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan seperti ruang kerja yang memiliki lokasi istimewa, peralatan
kantor yang istimewa, tempat parkir khusus, gelar istimewa, dan sekretaris
pribadi.
7
bertindak sesuai dengan sasaran perusahaan. Untuk mewujudkan hal ini,
harus terdapat kesesuaian antara sasaran organisasi dengan sasaran manajer
secara individual. Kesesuaian sasaran dipengaruhi oleh prosedur yang
digunakan untuk menilai kinerja manajer, karena penilaian kinerja memaksa
setiap manajer bertindak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam kriteria
kinerja. Dalam perusahaan yang bermotif laba, laba bukan merupakan satu-
satunya ukuran kinerja manajer. Variabel kunci (key variables) lain yang
menjadi ukuran kinerja manajer perusahaan yang bermotif laba adalah pangsa
pasar, pemanfaatan sumber daya manusia, citra perusahaan di mata
masyarakat, dan keunggulan produk (product leadership). Dalam menetapkan
kriteria kinerja manajer, berbagai faktor berikut ini perlu dipertimbangkan
8
dari manajer atasannya. Perilaku yang tidak semestinya yang seringkali
muncul dalam pengukuran kinerja adalah:
1) perataan (smoothing),
2) pencondongan (biasing),
3) permainan (gaming),
4) penonjolan dan pelanggaran aturan (focusing and illegal act).
9
perusahaan Laporan tersebut harus sederhana, mudah difahami,
dirasakan relevan dan bermanfaat dalam memberikan pedoman bagi
kegiatan mereka sehari- hari.
6) Penyajian laporan kinerja sebaiknya memperhatikan kemampuan
penerima dalam memahami laporan tersebut.
10
3. Penegakan Perilaku dan Tindakan yang Diinginkan untuk Mencegah
Terulangnya Perilaku yang Tidak Diinginkan
11
3. Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-
masing ukuran, dan menghitung rata- ratanya sebagai ukuran menyeluruh
kinerja manajer.
12
sebagai ukuran kinerja, karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat
dikendalikan oleh manajer yang memiliki wewenang untuk mengendalikan
pusat biaya. Masalah yang timbul dalam penggunaan biaya sebagai ukuran
kinerja manajer pusat biaya adalah:
13
1) ROI = Laba
Investasi
Dalam formula (1), untuk pengukuran kinerja pusat laba, laba yang akan
diperoleh suatu pusat laba dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun)
dibagi dengan investasi yang akan digunakan untuk mendapatkan laba tersebut.
Dalam formula (2), baik investasi maupun laba dihubungkan dengan
pendapatan. Investasi yang dihubungkan dengan pendapatan menunjukkan
tingkat perputaran investasi (investment turnover) dalam periode tertentu.
Contoh
Pada perusahaan X terdapat dua divisi, yaitu divisi A dan B. pada divisi A di
investasikan senilai Rp 50.000.000 dan divisi B senilai Rp 25.000.000. Laba
yang diperoleh dari divisi A sebesar Rp 5.000.000 dan divisi B sebesar Rp
4.000.000.
14
Keterangan Divisi A Divisi B
Laba Rp 5.000.000 Rp 4.000.000
Investasi Rp 50.000.000 Rp 25.000.000
Rasio Laba atas investasi 10% 16%
Dari contoh di atas menujukkan bahwa laba divisi A lebih tinggi dibandingkan
dengan laba divisi B. Namun divisi A menggunakan investasi yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan divisi B, sehingga rasio laba atas investasi divisi A
lebih rendah bila dibandingkan dengan divisi B.
15
profitabilitas perusahaan sebagai keseluruhan
2) Residual Income
Biasanya tarif yang digunakan untuk menghitung beban modal pusat laba
lebih rendah dibandingkan dengan taksiran cost of capital perusahaan sehingga
residual income pusat-pusat laba perusahaan akan lebih besar dari nol.
16
untuk investasi
2. Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda
untuk aktiva yang memiliki risiko yang berbeda. Manajer pusat laba
umumnya hanya memusatkan investasinya ke dalam aktiva bertujuan
khusus (special- purpose assets).
Sebagai tolak ukur kinerja pusat laba, residual income memiliki kelemahan
sebagai berikut:
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
Tindakan yang Diinginkan untuk Mencegah Terulangnya Perilaku yang Tidak
Diinginkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21