Anda di halaman 1dari 12

INDIKATOR DAN PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN

(DEFINISI PENILAIAN KERJA DAN MANFAAT KINERJA)

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

Disusun dalam rangka pemenuhan tugas pada mata kuliah akuntansi manajemen :

Disusun Oleh :

1. ALTRISKI SIMPAN BULEAN 20206120100035


2. AVIVA KURNIA WATI 20206120100016
3. MUHAMMAD MUHAIMIN 20206120100003
4. NICKI QOWIYUN 20206120100008
5. NUR ANITA 20206120100009
6. PERTIWI 20206120100032
7. USWATUN HASANAH 20206120100060
8. WAHYU JOHANSYAH 20206120100090
9. YUNITA DWI HARTANTI 20206120100002

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRUNAJAYA BONTANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang kewirausahaan. Makalah ini disusun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bontang, 15 Desember 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................................4

A. Indikator dan Pengukuran Kinerja..............................................................................4

1. Pengukuran Kinerja.................................................................................................4

2. Indikator Pengukuran Kinerja..................................................................................5

3. Peranan Indikator Kinerja........................................................................................8

4. Syarat – Syarat Indikator Kinerja............................................................................8

5. Jenis -Jenis indikator Kinerja...................................................................................8

B. Definisi Penilaian Kinerja.........................................................................................10

C. Manfaat Penilaian Kinerja.........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

3
BAB I
PEMBAHASAN

1. Indikator dan Pengukuran Kinerja

2. Pengukuran Kinerja.

Kinerja berasal dari kata job performance yang memiliki arti prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang/organisasi.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator kinerja
karyawan adalah alat yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik dalam bentuk tindakan yang
efektif dan efisien dan akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu
rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas
aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu tradisional dan kontemporer.
 Pengukuran kinerja tradisional, dilakukan dengan membandingkan
kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar
sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya.
 Pengukuran kinerja kontemporer, menggunakan aktivitas sebagai
pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai seberapa baik
aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan
perbaikan yang berkesinambungan.

Sistem pengukuran kinerja hanyalah suatu mekanisme yang memperbaiki


kemungkinan bahwa organisasi tersebut akan mengimplementasikan strateginya
dengan baik.

4
Menurut Yuwono (2002), pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan
mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission
accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa ataupun
suatu proses. Sedangkan menurut Mahmudi (2010), pengukuran kinerja adalah suatu
proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang atau jasa, kualitas barang atau jasa, perbandingan hasil kerja
dengan target dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.

3. Indikator Pengukuran Kinerja.

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, ada indikator yang tertentu yang
merupakan tolok ukur saat menilai kinerja para karyawan. Penggunaan indikator
ini memiliki peran yang penting dalam mengukur kualitas serta kuantitas
karyawan.

Mengukur kinerja karyawan tak cukup menggunakan satu indikator saja. Ada
beberapa indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja karyawan secara
individu. Indikator tersebut adalah:

1. Bobot atau Kualitas


Bobot atau kualitas menjadi indikator pertama dalam mengukur kinerja karyawan
secara individu. Kualitas tersebut akan tampak dari bagaimana persepsi karyawan
menanggapi tugas yang sesuai dengan keahliannya. Kualitas ini merupakan satu
indikator penentu yang mempengaruhi kemajuan atau kemunduran suatu
perusahaan.

2. Kuantitas Karyawan
Indikator kedua dalam pengukuran kinerja karyawan adalah kuantitasnya secara
individu. Kuantitas ini meliputi jumlah kinerja yang karyawan hasilkan. Pengukuran
kinerja berdasarkan kuantitas ini sesuai dengan target masing-masing karyawan.

5
Yang mana target tersebut ditentukan saat perencanaan job description. Hal ini akan
memudahkan penanggung jawab perusahaan atau organisasi dalam mengukur
kuantitas kinerja masing-masing karyawan.

3. Tepat Waktu
Faktor penting dalam indikator pengukuran kinerja adalah tepat waktu. Dari faktor
ini akan tampak apakah karyawan tersebut memiliki kemampuan dalam membuat
perencanaan.
Termasuk dalam hal ini adalah jadwal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Indikator inilah yang dapat mempengaruhi pencapaian target yang menjadi tanggung
jawab masing-masing karyawan.

4. Pemahaman atau Pengetahuan Terhadap Pekerjaan


Hal yang menjadi indikator berikutnya adalah pemahaman atau pengetahuan
terhadap pekerjaan. Seorang karyawan harus memahami dan mengetahui apa
pekerjaan yang menjadi main jobnya.
Sehingga karyawan tersebut dapat dengan mudah melakukannya dengan penuh rasa
tanggung jawab. Dengan bertanggung jawab, pekerjaan akan selesai tepat waktu
tanpa mengalami kendala sama sekali.

5. Penggunaan Sumber Daya dengan Efektif


Menggunakan sumber daya dengan efektif juga indikator dalam mengukur performa
karyawan. Pasalnya, hal ini memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan
kinerja secara maksimal.
Dalam hal ini, sumber daya tersebut berupa tenaga, uang, teknologi atau bahan baku.
Oleh sebab itu, bila karyawan dapat menggunakan hal tersebut secara efektif maka
kesimpulannya si karyawan memiliki kinerja yang baik.

6. Independen
Mandiri atau independen juga merupakan indikator penting dalam pengukuran
performa karyawan. Sebab, karyawan yang mandiri akan melakukan pekerjaannya
dengan rasa tanggung jawab dan penuh percaya diri.

6
7. Bekerja Sama dalam Tim
Meski mampu bekerja dengan mandiri, seorang karyawan juga harus bisa bekerja
sama dalam sebuah tim. Indikator ini juga memberikan pengaruh yang kuat saat
mengukur kinerja karyawan secara individu.

8. Memiliki Komitmen
Faktor lain yang juga merupakan indikator performa karyawan yakni komitmen.
Komitmen ini berkaitan erat dengan motivasi.
Dengan kata lain, bila seorang karyawan memiliki komitmen saat bekerja maka
sudah pasti karyawan tersebut punya motivasi yang kuat. Juga memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap semua pekerjaannya.

9. Berkomunikasi dengan Karyawan Lain


Mampu menjalin komunikasi dengan rekan kerja juga merupakan salah satu
indikator pengukuran performa karyawan. Pasalnya dengan kemampuan komunikasi
yang baik karyawan tersebut akan mampu menelaah semua pekerjaannya.
Dengan demikian, miskomunikasi dalam pekerjaan tidak akan terjadi. Baik itu
antara sesama rekan kerja atau pada atasan.

10. Mampu Menyalurkan Ide


Indikator lain yang juga berguna dalam mengukur kinerja karyawan adalah
kemampuan menyampaikan ide. Tak semua karyawan bisa memiliki kemampuan
ini. Mereka yang mampu menyampaikan gagasan, sudah tentu merupakan karyawan
yang kreatif.
Karena mempunyai ide cemerlang yang dapat membantu perusahaan agar dapat
berkembang. Oleh sebab itu, indikator ini akan memberikan nilai tersendiri terhadap
kinerja karyawan secara individu.

11. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Mampu memimpin juga dapat indikator penting dalam menilai kinerja karyawan.
Sebab karyawan yang punya jiwa pemimpin akan bisa membawa aura positif bagi
rekan kerjanya.

7
Selain itu, dengan jiwa pemimpinnya karyawan tersebut akan mempengaruhi dan
memotivasi rekannya, terutama dalam hal melakukan pekerjaannya dengan baik.

4. Peranan Indikator Kinerja.

1. Sebagai alat untuk memastikan pemahaman para pelaksana terhadap ukuran


yang digunakan untuk mencapai kinerja.
2. Sebagai sarana untuk memonitor sejauh mana upaya yang telah dilakukan
mendekati pencapaian kinerja yang telah direncanakan.
3. Sebagai sarana untuk mengevaluasi pencapaian kinerja dengan
membandingkannya dengan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Sebagai alat untuk memberikan penghargaan ataupun hukuman yang objektif
bagi para pelaksananya.
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
6. Menjadi alat untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat.
7. Menjadi alat untuk membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Menjadi alat untuk memastikan pengambilan keputusan dilakukan secara
obyektif.

5. Syarat – Syarat Indikator Kinerja.

Sebelum merumuskan indikator kinerja hendaknya diketahui beberapa syarat


indikator kinerja :
1. Relevan.
2. Layak dan Valid.
3. Wajar (Fair).
4. Obyektif.
5. Bebas dari Bias.
6. Jelas.
7. Dapat dikuantifikasi.
8. Dapat diverifikasi.
9. Biaya dan Waktu.
10. Jumlah indikator kinerja terbatas.

6. Jenis -Jenis indikator Kinerja.

8
Indikator kinerja dikelompokkan ke dalam enam kelompok indikator kinerja,
yaitu:
1. Indikator masukan (input) .
Masukan (input) merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu kegiatan untuk menghasilkan keluaran atau memberikan
pelayanan. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, sarana,
informasi, dan sebagainya.

2. Indikator proses (process).


gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan
barang atau jasa (frekuensi proses, ketaatan terhadap jadwal, dan ketaatan
terhadap ketentuan/standar).

3. Indikator keluaran (output).


Indikator keluaran (ouput) digunakan untuk memonitor seberapa banyak
produk yang dapat dihasilkan atau disediakan. Indikator hasil (outcome)
merupakan ukuran kinerja dari program dalam memenuhi sasarannya.
Pencapaian sasaran dapat ditentukan dalam satu tahun anggaran, beberapa
tahun anggaran, atau periode pemerintahan.

4. Indikator hasil (outcome).


Pengukuran indikator Hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator
Keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun
produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome
kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas
hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah
diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat.

5. Indikator manfaat (benefit).


Indikator kinerja ini menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indicator
hasil/outcome. Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu
kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat

9
menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat
diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat waktu, lokasi, dana dll).

6. Indikator dampak (impact).


Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang
diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator
dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang.
Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran kenapa kegiatan
dilaksanakan, menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan
kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.

7. Definisi Penilaian Kinerja.

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu proses atau kegiatan yang
dilakukan oleh perorangan atau kelompok dalam sebuah perusahaan untuk
mengevaluasi dan mengomunikasikan bagaimana karyawan melakukan pekerjaan
dengan cara membandingkan hasil pekerjaannya dengan seperangkat standar yang
telah dibuat dalam suatu periode tertentu yang digunakan sebagai dasar pertimbangan
suatu kegiatan.

Penilaian kinerja disebut juga sebagai evaluasi karyawan, tinjauan kinerja, dan
penilaian hasil. Penilaian kinerja adalah proses pengevaluasian kinerja, penyusunan
rencana pengembangan, dan pengomunikasian hasil proses tersebut kepada karyawan
itu sendiri. Penilaian kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator
input, output, hasil, manfaat dan dampak.

Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang


paling umum digunakan. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan
apa yang diharapkan pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu
sama lain. Penilaian kinerja menitik beratkan pada penilaian sebagai suatu proses
pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat
untuk mencapai tujuan yang ada.

10
8. Manfaat Penilaian Kinerja.
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui manfaat
yang dapat mereka harapkan. (Rivai & Basri, 2004:55) Pihak-pihak yang berkepentingan
dalam penilaian adalah:
1. Orang yang dinilai (karyawan).
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah :

 Meningkatkan motivasi.
 Meningkatkan kepuasan hidup.
 Adanya kejelasan standard hasil yang diterapkan mereka.
 Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
 Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
 Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun dorongan atau
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan.
 Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.

2. Penilai (Supervisor, pimpinan, manager,konsultan) .


Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja (Rivai&Basri, 2004 : 60) adalah :
 Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja
karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya.
 Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan memberikan
pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi
yang lebih besar kepada perusahaan.
 Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau hubungan antara
pribadi antara karyawan dan manajer.
 Dapat sebagai sarana menimgkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan
perhatian kepada mereka secara pribadi.
 Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan.

3. Perusahaan.
Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah, (Rivai&Basri, 2004 : 62) antara lain:
 Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.

11
 Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
 Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan
 Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, M. 2008. Psikologi Industri : Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Liberty
Gibson. 2003. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Remaja Rosda
indikator-pengukuran-kinerja-dengan-performance-management-tools-kpi/karya.
2018/12/syarat-dan-kriteria-indikator-kinerja.html
Mathis, R.L. dan Jackson, J.H. 2006. Human Resource Management. Edisi 10. Jakarta :
Salemba Empat
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai
Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja Edisi Keempat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
https://danang651.wordpress.com/2010/03/30/indikator-kinerja-input-proses-output-outcome/

12

Anda mungkin juga menyukai