DOSEN PENGAMPU:
Oleh kelompok 9:
TP 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWTByang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penilaian dan evaluasi kinerja karyawan” dengan baik.
Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan mata kuliah Manajemen sumber daya
manusia periwisata yag diberikan oleh dosen pengampu yaitu Hj. Suharti, M.Ag.
Kami menyadari bahwa masih banyak lagi kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu
kami berharap makalah ini dapat menjadi suatu yang berguna bagi kita semua. Oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat diharapkan sekian dan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar belakang.............................................................................................................
B. Rumusan masalah.......................................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................. .
B. Saran........................................................................................................................... .
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi kinerja merupakan suatu kegiatan yang di lakukan manajemen untuk menilai
kinerja karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan membandingkan uraian
pekerjaan yang telah di tetapkan sebelumnya. Evaluasi kinerja biasanya dilakukan dalam
suatu periode tertentu yaitu satu tahun sekali. Dengan adanya evaluasi kinerja maka dapat di
ketahui keberhasilan atau kegagalan seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas
pokoknya.
Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual bawahan dengan standar yang di
tetapkan oleh suatu organisasi. Jika di kerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan
manfaat yang penting bagi karyawan, atasan serta departemen SDM dalam perusahaan.
Manfaat lain dari evaluasi kinerja yaitu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang
digunakan untuk menilai prestasi, pemberhentian, sebagai indikator untuk menentukan
kebutuhan akan pelatihan bagi tenaga kerja, sebagai kriteria penempatan tenaga kerja dan
juga sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas. Namun, setiap
organisasi atau perusahaan memiliki system evaluasi yang berbeda – beda karena organisasi
bergerak di bidang yang bermacam – macam, jenis pekerjaan bermacam – macam, dan
perbedaan job description.
Selama ini evaluasi kinerja yang banyak di gunakan oleh suatu organisasi adalah evaluasi
kinerja secara tradisional yang hanya menitik- beratkan pada ukuran keuangan. Dan evaluasi
kinerja yang mendasarkan keuangan sudah di anggap tidak sesuai dengan evaluasi kinerja di
era globalisasi.
Ulum (2009) dalam Waksito, Anisyukurlillah dan Murtini (2014) mengemukakan, system
pengukuran kinerja dapat di jadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena
pengukurankinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan punishment system. Menurut
Mulyadi (2001), tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar prilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar menghasilkan tindakan dan hasil yang diinginkan organisasi. Standar
perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran organisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pembaca dapat memahami pengertian dan tujuan penilaian kinerja
2. Pembaca dapat memahami apa saja metode penilaian kinerja
3. Pembaca dapat memahami bagaimana cara evaluasi kinerja dan mekanisme penilaian
C. TUJUAN
Agar para pembaca bisa memahami beberapa point yang dibahas dalam makalah ini, dan
untuk memenuhi tugas dari dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari penilaian kinerja karyawan menurut Rivai “2005:52” antara lain yaitu:
2. Memperoleh data yang sinkron dengan fakta dan sistematis dalam menentukan nilai suatu
pekerjaan.
5. Memperoleh keadilan dalam sistem pemberian upah dan gaji yang diterapkan pada
organisasi.
6. Memperoleh data untuk penentuan struktur pemberian upah dan gaji yang sesuai dengan
pemberlakukan secara umum.
7. Membantu pihak manajemen dalam menjalankan pengukuran dan pengawasan yang lebih
akurat atas biaya yang dipakai oleh perusahaan.
8. Memungkinkan manajemen menjalan negosiasi secara rasional dan obyektif dengan serikat
pekerja ataupun dengan langsung kepada karyawan.
9. Merancang kerangka berpikir dan standar dalam menjalankan peninjauan yang dilakukan
secara berkala pada sistem pemberian upah dan gaji.
11. Menjadi panduan organisasi dalam melakukan promosi, mutasi, memindahkan dan
peningkatan kualita karyawan.
12. memperjelas tugas utama, fungsi, wewenang dan tanggung jawab dan juga satuan kerja
pada organisasi. Hal ini apabila dijalankan sesuai dengan aturan dan berjalan baik akan
memberikan manfaat untuk organisasi khususnya untuk menghindari overlapin pada
pemberian tugas/program/kegiatan dalam organisasi.
13. Melakukan minimalisir karyawan mengeluh yang berakibat karyawan menjadi resign.
Dengan adanya penilaian kerja karyawan maka karyawan akan merasa diperhatikan dan
dihargai dalam setiap kinerjanya.
Metode penilaian umpan balik 360-derajat adalah metode penilaian kinerja popular yang
melibatkan masukan evaluasi dari banyak level dalam perusahaan sebagaimana pula dari
sumber-sumber eksternal.
Dalam metode ini, orang-orang disekitar karyawan yang dinilai bias ikut serta memberikakan
nilai, antara lain manajer senior, karyawan itu sendiri,atasan,bawahan, anggota tim. Dan
pelanggan internal atau eksternal. Perusahan-perusahan yang menggunakan umpan balik 360
derajat meliputi McDonnell-Douglas, AT&T, Allied Signal, Dupont, Honeywell, Boeing, dan
intel.
Perusahan-perusahan tersebut menggunakan umpan balik 360-derajat guna memberikan
evaluasi-evaluasi untuk penggunaan konvensional.Banyak perusahaan menggunakan hasil
dari program 360-derajat bukan hanya untuk penggunaan konvensial namun juga untuk
perencanaan suksesi, pelatihan, pengembangan professional, dan manajemen kinerja.
Menurut beberapa manajer, metode umpan balik 360-derajat memiliki masalah-masalah.
Ilene Gochman, direktur praktik efektivitas organisasi Watson Wyatt, berkata, “kami
menemukan bahwa penggunaan 360 sebenarnya berkorelasi negative dengan hasil-hasil
finansial.” Mantan CEO GE Jack Welch berpendapat bahwa system 369-derajat
diperusahaannya telah dimainkan dan bahwa orang-orang mengatakan hal-hal baik satu sama
lain, menghasilkan nilai-nilai yang baik.
Pandangan penting lainnya dengan arah yang berlawanan adalah bahwa masukan dari
rekkan-rekan kerja, yang bias menjadi pesaing untuk kenaikan bayaran dan promosi, bias
dengan sengaja mendistorsi data dan mensabotase rekan kerja. Namun karena banyak
perusahaan menggunakan evaluasi umpan balik 360-derajat, termasuk hamper semua
perusahaan Fortune 100, tampaknya banyak perusahaan yang telah menemukan cara untuk
menghindari sisi-sisi buruk evaluasi tersebut.
Metode skala penilaian (rating scales method) adalah metode penilaian kinerja yang menilai
para karyawan berdasarkan factor-faktor yang telah ditetapkan.
Menggunakan pendekatan ini, para evaluator mencatat penilaian mereka mengenai kinerja
pada sebuah skala.Skala tersebut meliputi beberapa kategori, biasanya dalam angka 5 sampai
7, yang didefinisikan dengan kata sifat seperti luar biasa, memenuhi harapan, atau butuh
perbaikan.Meskipun system-sistem seringkali memberikan penilaian keseluruhan, metode ini
secara umum memungkinkan penggunaan lebih dari satu kriteria kinerja.
Untuk dapat menerima nilai luar biasa untuk factor seperti kualitas kerja. Seseorang harus
secara konsisten melampaui tuntutan-tuntutan kerja yang ditetapkan. Meskipun contoh
formulir tersebut kurang dalam hal ini, semakin rinci definisi mengenai factor-faktor dan
tingkat-tingkat, semakin akurat penilai bias mengevaluasi kinerja karyawan.
Metode insiden kritis (critical incident method) adalah metode penilaian kinerja yang
membutuhkan pemiliharaan dokumen-dokumen tertulis mengenai tindakan-tindakan
karyawan yang sangat positif dan sangat negatif.
Ketika tindakan tersebut, yang disebut insiden kritis, mempengaruhi efektivitas departemen
secra signifikan, secara positif ataupun negative, manajer mencatatnya.Pada akhir periode
penilaian, penilaian menggunakan catatan-catatan tersebut bersama dengan data-data
lainnya untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Dengan cara tersebut, penilaian akan lebih
cenderung mencakup keseluruhan periode evaluasi dan tidak berfokus pada minggu-minggu
atau bulan-bulan terakhir saja.
- Metode Esai
Metode esai (essay method) adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menulis narasi
singkat yang menggambarkan kinerja karyawan.
Metode ini cenderung berfokus pada perilaku ekstrim dalam pekerjaan karyawan dan bukan
kinerja rutin harian.Prnilaian jenis ini sangat bergantung pada kemampuan menulis dari
evaluator.Para atasan dengan ketrampilan menulis yang sangat baik, jika mau, bisa membuat
seseorang karyawan tyang biasa-biasa saja terdengar seperti seorang berprestasi terbaik.
Membandingkan evaluasi-evaluasi esai bias menjadi sulit karena tidak ada kriteria umum.
Namun, beberapa manajer yakin bahwa metode esai bukan hanya yang paling sederhana
tetapi juga pendekatan yang dapat diterima untuk evaluasi karyawan.
Metode standard kerja (work standards method) adalah penilaian kinerja yang
membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standard yang telah ditetapkan atau tingkat
output yang diharapkan.
Standard-standar mencerminkan output normal dari seorang karyawan rata-rata yang bekerja
dengan kecepatan normal. Perusahan-perusahan bisa menerapkan standard kerja untuk
hampir semua jenis pekerjaan., namun pekerjaan-pekerjaan produksi umumnya mendapat
perhatian lebih besar. Beberapa metode tersedia untuk menentukan standard kerja, termasuk
studi waktu (time study) den pengambilan sampel pekerjaan (work sampling).
Manfaat nyata penggunaan standard sebagai kriteria penilaian adalah objektifitas. Namun,
agar para karyaawan mempersepsikan bahwa standard-standar tersebut objektif, mereka
harus memahami dengan jelas cara standard-standar tersebut ditetapkan. Manajemen juga
harus menjelaskan alas an dari setiap perubahan pada standard-standar.
- Metode Peringkat
Metode peringkat (ranking metode) adalah metode penilaian kinerja dimana penilai
menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan kinerja keseluruhan.
Sebagai contoh, karyawan terbaik dalam kelompok diberikan peringakat tertinggi, dan yang
terburuk diberi peringkat terendah.Anda mengikuti prosedur ini hinggah anda memeringkaat
semua karyawan.Kesulitan timbul ketika semua orang kerja pada tingkat yang sebanding
(sebagaimana dipersepsikan oleh si evaluator).
Perbandingan berpasangan (paired comparison) adalah variasi dari metode peringkat dimana
kinerja tiap karyawan dibandingkan dengan setiap karyawan lainnya dalam
kelompook.Sebuahu kriteria tunggal.Seperti kinerja keseluruuhan, seringkali menjadi dasar
perbandingan tersebut. Karyawan yang memperoleh angka perbandingan positif terbanyak
mendapatkan peringkat tertinggi.
Metode distribusi dipaksakan (forced distribution method) adalah metode penilaian kinerja
yang mengharuskan penilai untuk mebagi orang-orang dalam sebuah kelompok kinerja
kedalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatu distribusi frekuensi normal
System distribusi dipaksakan sudah ada sejak beberapa dekade dan perusahan-perusahaan
seperti General Electric, Microsoft, dan JPMorgan menggunakannya saat ini.Disebabkan
adanya peningkat focus pada bayaran untuk kinerja (pay for performance), semakin banyak
perusahan mulai menggunakan disribusi dipaksakan.Para pendukung distribusi dipaksakan
yakin bahwa system tersebut memfasilitasi penganggaran dan mencegah para manajer yang
terlalu ragu-ragu untuk menyingkirkan mereka yang berprestasi buruk.Mereka berpikir bahwa
peringkat yang dipaksakan mengharuskan para manajer bersikap jujur kepada para karyawan
mengenai prestasi mereka.
Sistem BARS berbeda dengan skala penilaian karena, alih-alih menggunakan istilah-istilah
seperti tinggi. Menengah, dan rendah pada setiap poin skala, sistem tersebut menggunakan
jangkar-jangkar keperilakuan yang berhubungan dengan standard yang sedang diukur.
Modifikasi ini memperjelas makna dari setiap poin pada skala serta mengurangi bias dan
kesalahan penilai dengan menjangkar nilai tersebut pada contoh-contoh perilaku spesifik yang
didasarkan pada informasi analisis pekerjaan. Alih-alih memberikan ruang untuk memasukan
angka penilai untuk kategori seperti di atas harapan, metode BARS memberikan contoh-
contoh perilaku tersebut.
sedangkan Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan pengukuran kinerja
sebagai: “the activity of measuring the performance of an activity or the value chain”.
Dari kedua definisi terakhir Mangkunegara (2005:47) menyimpulkan bahwa pengukuran atau
penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas
dalam rantai nilai yang ada pada peruisahaan. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai
umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana dan
apa yang diperlukan perusahaan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah
penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan
kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara
tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat
melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk
menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan.
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi
melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan dari evaluasi
kinerja sebagaimana dikemukakan Sunyoto (1999:1) yang dikutip oleh Mangkunegara
(2005:10) adalah:
Dalam melakukan penilaian kinerja terhadap seorang tenaga kerja, pihak yang berwenang
dalam memberikan penilaian seringkali menghadapi dua alternatif pilihan yang harus diambil:
pertama, dengan cara memberikan penilaian kinerja berdasarkan deskripsi pekerjaan yang
telah ditetapkan sebelumnya; kedua, dengan cara menilai kinerja berdasarkan harapan-
harapan pribadinya mengenai pekerjaan tersebut. Kedua alternatif diatas seringkali
membingungkan pihak yang berwenang dalam memberikan penilaian karena besarnya
kesenjangan yang ada diantara kedua alternatif tersebut sehingga besar kemungkinan hanya
satu pilihan alternatif yang bisa dipergunakan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan
penilaian
Penentuan pilihan yang sederhana adalah menilai kinerja yang dihasilkan tenaga kerja
berdasarkan deskripsi pekerjaan yang telah ditetapkan pada saat melaksanakan kegiatan
analisis pekerjaan. Meskipun kenyataannya, cara ini jarang diperoleh kepastian antara
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja dengan deskripsi pekerjaan yang
telah ditetapkan. Karena seringkali deskripsi pekerjaan yang etrtulis dalam perusahaan kurang
mencerminkan karakteristik seluruh persoalan yang ada.
Kebiasaan yang sering dialami tenaga kerja adalah meskipun penilaian kinerja telah selesai
dilakukan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian, tenaga kerja yang
bersangkutan tetap kurang mengetahui seberapa jauh mereka telah memenuhi apa yang
mereka harapkan. Seluruh proses tersebut (penilaian kinerja) analisis dan perencanaan
diliputi oleh kondisi yang tidak realistis semisal permaian, improvisasi, dan sebagainya. Jalan
yang lebih berat bagi pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian adalah menentukan
hal-hal yang sebenarnya diharapkan tenaga kerja dalam pekerjaan saat itu.
Cara menghindarkan hal tersebut biasa dilakukan manajemen adalah dengan cara
menanyakan pada masing-masing tenaga kerja untuk merumuskan pekerjaanya. Meskipun
cara ini sebenarnya agak bertentangan dengan literatur ketenaga kerjaan yang ada. Dengan
alasan para tenaga kerja cenderung merumuskan pekerjaan mereka dalam arti apa yang telah
mereka kerjakan, bukannya apa yang diperlukan oleh perusahaan. Hal ini bukan berarti
tenaga kerja tidak memiliki hak suara dalam merumuskan deskripsi pekerjaan mereka.
Mereka juga membantu merumuskan pekerjaan secara konstruktif, karena kesalahan bukan
karena tenaga kerja tidak diminta untuk membantu merumuskan pekerjaan, tetapi karena
seluruh beban pekerjaan dilimpahkan diatas pundak mereka.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum
digunakan. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan
pengawas untuk membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja
menitik beratkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari
orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada.
Para manajer bisa memilih dari sejumlah metode penilaian.Jenis system penilaian kinerja
yang digunakan bergantung pada tujuannya. Jika penekanan utamanya pada pemilihan
karyawan untuk promosi,pelatihan,dan peningkatan bayaran berdasarkan prestasi, metode
tradisional seperti skala penilaian mungkin tepat. Metode-metode kolaboratif, termasuk input
dari para karyawan itu sendiri, mungkin terbukti lebih cocok untuk pengembangan karyawan.
evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil
pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu, juga untuk menentukan kebutuhan
pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan
sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai
dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan.
B. SARAN
Demikian penyusunan makalah ini agar bisa bermanfaat bagi para pembaca dan kami sendiri.
Saan dan kritik dari pembaca akan sangat berarti saya agar kedepannya bisa lebih baik lagi
dalam penyusunan.