MANAJEMEN KINERJA
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
kinerja dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Kami harap
semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Jacobus Rico Kuntag selaku dosen mata
kuliah Manajemen Kinerja yang telah membimbing kami dan memberikan tugas ini.
Penulis
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja dalam bahsa inggris disebut juga dengan job perfomance atau actual perfomance,
yang merupakan tingkat keberhasilan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Kinerja bukan merupakan karakteristik individu, seperti bakat, atau kemampuan, namun
merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Kinerja adalah hasil kerja
dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan dalam satu periode tertentu. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi
dan kemampuan.
Studi Kasus yang kami bahas yaitu “ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA PT.
ASURANSI UMUM BUMIPUTERA MUDA 1967 CABANG BENGKULU“. Kinerja
karyawan kali ini kami menganalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif
menggunakan beberapa indikator yang dapat membantu perusahaan menilai kinerja dari
karyawannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kinerja ?
2. Apa saja metode pengukuran kinerja ?
3. Apa saja indikator yang digunakan dalam studi kasus ?
4. Bagaimana keterkaitan antara studi kasus dan topik ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kinerja..
2. Untuk mengetahui metode pengukuran kinerja.
3. Untuk megetahui indikator yang digunakan dalam studi kasus.
4. Untuk mengetahui keterkaitan antara studi kasus dan topik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam satu periode tertentu. Kinerja merupakan
suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
seseorang sepatutunya dimiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Kinerja juga adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka upaya mencapai tujuan perusahaan.
1. Kualitas kerja, seberapa baik seorang karyawan mengejar apa yang seharusnya
dikerjakan.
2. Kuantitas kerja, seberapa lama seorang karyawan bekerja dalam satu harinya.
Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja masing-masing pegawai.
3. Pelaksanaan tugas, seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya dengan
akurat atau tidak ada kesalahan.
4. Tanggung jawab, kesadaran akan kewajiban melakukan pekerjaan dengan akurat atau
tidak ada kesalahan.
1. Kemampuan
2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
5. Hubungan mereka dengan organisasi
3
B. Metode Pengukuran Kinerja
1. untuk menentukan kontribusi suatu bagian dari perusahaan terhadap organisasi secara
keseluruhan.
2. memberikan dasar untuk mengevaluasi kinerja masing-masing manajer.
3. memotivasi para manajer untuk mengoperasikan divisinya secara konsisten sehingga
sesuai dengan tujuan pokok perusahaan.
4
5. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi “reward”
atas perilaku yang diharapkan tersebut.
Jenis sistem penilaian kinerja yang digunakan bergantung pada tujuannya. Jika
penekanan utamanya pada pemilihan karyawan untuk promosi, pelatihan, dan peningkatan
bayaran berdasarkan prestasi, metode tradisional seperti skala penilaian mungkin tepat.
Metode-metode kolaboratif, termasuk input dari para karyawan itu sendiri, mungkin terbukti
lebih cocok untuk pengembangan karyawan.
Metode penilaian umpan balik ini merupakan metode multidimensi yang mengevaluasi
karyawan menggunakan evaluasi yang dikumpulkan dari semua pihak yang
berhubungan dengan kinerja karyawan, seperti manajer, rekan kerja, pelanggan, dan
bawahan langsung. Metode ini tidak hanya akan menghilangkan bias dalam penilaian
kinerja, tetapi juga menawarkan pemahaman yang jelas tentang kompetensi individu.
Perusahan-perusahan yang menggunakan umpan balik 360 derajat meliputi McDonnell-
Douglas, AT&T, Allied Signal, Dupont, Honeywell, Boeing, dan intel.
Metode skala penilaian (rating scales method) adalah metode yang penilaian kinerja
dilakukan dengan menempatkan karyawan pada sebuah situasi lalu meminta karyawan
untuk mengambil peran dalam situasi tersebut. Tujuannya adalah untuk menonjolkan
potensi keberhasilan mereka dalam berbagai peran dan tanggung jawab.
5
Kelebihan: Tidak hanya bisa menilai kinerja karyawan saat ini, tetapi juga
memprediksi kinerja di masa depan dan memberikan gambaran tentang karakteristik
pribadi karyawan yang dapat mempengaruhi kesuksesan mereka, sepeti etika,
keterampilan memecahkan masalah, kemampuan beradaptasi dan kolaborasi.
Metode insiden kritis (critical incident method) adalah metode penilaian kinerja yang
membutuhkan pemiliharaan dokumen-dokumen tertulis mengenai tindakan-tindakan
karyawan yang sangat positif dan sangat negatif.
Ketika tindakan tersebut, yang disebut insiden kritis, mempengaruhi efektivitas departemen
secra signifikan, secara positif ataupun negative, manajer mencatatnya.Pada akhir periode
penilaian, penilaian menggunakan catatan-catatan tersebut bersama dengan data-data lainnya
untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Dengan cara tersebut, penilaian akan lebih cenderung
mencakup keseluruhan periode evaluasi dan tidak berfokus pada minggu-minggu atau bulan-
bulan terakhir saja.
4. Metode Esai
Metode esai (essay method) adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menulis narasi
singkat yang menggambarkan kinerja karyawan. Metode ini cenderung berfokus pada
perilaku ekstrim dalam pekerjaan karyawan dan bukan kinerja rutin harian. Penilaian jenis ini
sangat bergantung pada kemampuan menulis dari evaluator. Para atasan dengan keterampilan
menulis yang sangat baik, jika mau, bisa membuat seseorang karyawan yang biasa-biasa saja
terdengar seperti seorang berprestasi terbaik. Membandingkan evaluasi-evaluasi esai bias
menjadi sulit karena tidak ada kriteria umum. Namun, beberapa manajer yakin bahwa metode
esai bukan hanya yang paling sederhana tetapi juga pendekatan yang dapat diterima untuk
evaluasi karyawan.
6
5. Metode Standar Kerja
Metode standar kerja (work standards method) adalah penilaian kinerja yang membandingkan
kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau tingkat output yang
diharapkan. Standar-standar mencerminkan output normal dari seorang karyawan rata-rata
yang bekerja dengan kecepatan normal. Perusahan-perusahan bisa menerapkan standard kerja
untuk hampir semua jenis pekerjaan., namun pekerjaan-pekerjaan produksi umumnya
mendapat perhatian lebih besar. Beberapa metode tersedia untuk menentukan standard kerja,
termasuk studi waktu (time study) den pengambilan sampel pekerjaan (work sampling).
Manfaat nyata penggunaan standar sebagai kriteria penilaian adalah objektifitas. Namun, agar
para karyaawan mempersepsikan bahwa standar-standar tersebut objektif, mereka harus
memahami dengan jelas cara standar-standar tersebut ditetapkan. Manajemen juga harus
menjelaskan alasan dari setiap perubahan pada standar-standar.
6. Metode Peringkat
Metode peringkat (ranking metode) adalah metode penilaian kinerja dimana penilai
menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan kinerja keseluruhan.
Sebagai contoh, karyawan terbaik dalam kelompok diberikan peringakat tertinggi, dan yang
terburuk diberi peringkat terendah. Anda mengikuti prosedur ini hingga anda memberi
peringkat semua karyawan. Kesulitan timbul ketika semua orang kerja pada tingkat yang
sebanding (sebagaimana dipersepsikan oleh si evaluator).
Perbandingan berpasangan (paired comparison) adalah variasi dari metode peringkat dimana
kinerja tiap karyawan dibandingkan dengan setiap karyawan lainnya dalam
kelompook.Sebuahu kriteria tunggal.Seperti kinerja keseluruhan, seringkali menjadi dasar
perbandingan tersebut. Karyawan yang memperoleh angka perbandingan positif terbanyak
mendapatkan peringkat tertinggi.
Metode distribusi dipaksakan (forced distribution method) adalah metode penilaian kinerja
yang mengharuskan penilai untuk membagi orang-orang dalam sebuah kelompok kinerja ke
dalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatu distribusi frekuensi normal.
7
System distribusi dipaksakan sudah ada sejak beberapa dekade dan perusahan-perusahaan
seperti General Electric, Microsoft, dan JPMorgan menggunakannya saat ini. Disebabkan
adanya peningkat focus pada bayaran untuk kinerja (pay for performance), semakin banyak
perusahan mulai menggunakan disribusi dipaksakan. Para pendukung distribusi dipaksakan
yakin bahwa system tersebut memfasilitasi penganggaran dan mencegah para manajer yang
terlalu ragu-ragu untuk menyingkirkan mereka yang berprestasi buruk.Mereka berpikir
bahwa peringkat yang dipaksakan mengharuskan para manajer bersikap jujur kepada para
karyawan mengenai prestasi mereka.
Modifikasi ini memperjelas makna dari setiap poin pada skala serta mengurangi bias dan
kesalahan penilai dengan menjangkar nilai tersebut pada contoh-contoh perilaku spesifik
yang didasarkan pada informasi analisis pekerjaan. Alih-alih memberikan ruang untuk
memasukan angka penilai untuk kategori seperti di atas harapan, metode BARS memberikan
contoh-contoh perilaku tersebut.
8
9. Management by objectives (MBO)
Dalam metode ini, manajer dan karyawan bekerja sama untuk mengidentifikasi,
merencanakan, mengatur, dan mengkomunikasikan tujuan untuk kesuksesan dalam
periode waktu tertentu dengan menggunakan metode S.M.A.R.T (Specific,
Measurable, Achievable, Realistic, and Time-sensitive). Metode ini digunakan untuk
melihat apakah tujuan yang ditetapkan itu spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis,
dan sensitif terhadap waktu. Model ini pada prinsipnya mengukur pencapaian obyektif
karyawan. Dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai, karyawan akan memahami
tanggung jawab dan hasil yang diharapkan darinya. Nantinya, progres dalam
pencapaian tujuan inilah yang digunakan sebagai panduan untuk mengukur kontribusi
karyawan.
Kelebihan: Dapat terjalin komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan dan
membantu dalam pengembangan karir pribadi.
Kekurangan: Hanya terfokus dalam tujuan yang terukur saja, dan mengabaikan
aspek tidak berwujud dari kinerja karyawan seperti keterampilan interpersonal dan
komitmen kerja.
Metode mnalisis yang digunakan dalam menganalisis data dari setelah ditabulasi adalah
metode analisis deskriptif kualitatif menggunakan distribusi rata-rata untuk mengukur
kecenderungan persepsi pegawai terhadap kinerja pegawai Perusahaan Asuransi, dapat
dilihat rumusnya sebagai berikut:
9
Indikator yang digunakan dalam kasus yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 18 pegawai PT. Asuransi Umum Bumiputera
Muda 1967 Cabang Bengkulu, maka dapat diketahui bahwa kinerja pegawai PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu.
Kualitas kerja terdiri dari empat item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki lima
pilihan jawaban menggunakan skala likert berjenjang 1 – 5. Skala tersebut menunjukan
tanggapan responden mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Berikut ini
disajikan persepsi responden terhadap kualitas kerja.
Berdasarkan tabel diatas, persepsi responden terhadap indikator kualitas kerja, maka
diketahui bahwa nilai rata-rata jawaban responden adalah 4,49 termasuk pada interval
4,21 ─ 5,00 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa pegawai PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu memiliki kualitas kerja yang
baik dalam melaksanakan pekerjaan, dengan kualitas kerja yang dimiliki tersebut tentu
saja pegawai akan dapat mencapai kinerja terbaiknya.
10
2. Persepsi Responden Terhadap Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja terdiri dari empat item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki lima
pilihan jawaban menggunakan skala likert berjenjang 1 – 5. Skala tersebut menunjukan
tanggapan responden mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Berikut ini
disajikan persepsi responden terhadap kuantitas kerja.
Berdasarkan tabel diatas, persepsi responden terhadap indikator kuantitas kerja, maka
diketahui bahwa nilai rata-rata jawaban responden adalah 4,10 termasuk pada interval
3,41 ─ 4,20 dengan kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa pegawai PT. Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu mampu bekerja mengukur efisiensi
waktu dengan hasil kerjanya dengan sangat baik.
Ketepatan waktu terdiri dari empat item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki
lima pilihan jawaban menggunakan skala likert berjenjang 1 – 5. Skala tersebut
menunjukan tanggapan responden mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Berikut ini disajikan persepsi responden terhadap ketepatan waktu.
11
Berdasarkan tabel diatas, persepsi responden terhadap indikator ketepatan waktu,
sistem manajemen kinerja menyatakan, salah satu indikator dari kinerja adalah ketepatan
waktu dalam penyelesaian pekerjaan (Dharma dalam Ruky, 2011:44). maka diketahui
bahwa nilai rata-rata jawaban responden adalah 4,12 termasuk pada interval 3,41 ─ 4,20
dengan kriteria baik. Hal ini menunjukan bahwa pegawai PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu tepat waktu dalam melaksanakan pekerjaanya
terutama dalam menyusun laporan dan memberikan pelayanan kepada nasabah.
Kerja sama terdiri dari empat item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki lima
pilihan jawaban menggunakan skala likert berjenjang 1 – 5. Skala tersebut menunjukan
tanggapan responden mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Berikut ini
disajikan persepsi responden terhadap kerja sama.
Berdasarkan tabel diatas, persepsi responden terhadap indikator kerja sama, maka
diketahui bahwa nilai rata-rata jawaban responden adalah 4,39 termasuk pada interval
4,21 ─ 5,00 dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa pegawai PT.
Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu mampu bekerja sama dalam
12
melaksanakan pekerjaanya baik kepada sesama rekan kerja maupun atasannya dan
mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi dalam bekerja.
Penekanan biaya terdiri dari empat item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki
lima pilihan jawaban menggunakan skala likert berjenjang 1 – 5. Skala tersebut
menunjukan tanggapan responden mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
Berikut ini disajikan persepsi responden terhadap penekanan biaya.
Pengawasan terdiri dari empat item pertanyaan. Setiap item pertanyaan memiliki lima
pilihan jawaban menggunakan skala likert berjenjang 1 – 5. Skala tersebut menunjukan
tanggapan responden mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Berikut ini
disajikan persepsi responden terhadap pengawasan.
13
Berdasarkan tabel diatas, persepsi responden terhadap indikator pengawasan maka
diketahui bahwa nilai rata-rata jawaban responden adalah 4,17 termasuk pada interval
3,41 ─ 4,20 dengan kriteria baik. Oleh karena itu, setiap aktivitas pekerjaan memerlukan
pengawasan sehingga pegawai PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang
Bengkulu tidak melanggar aturan dari yang telah ditetapkan dengan adanya pengawasan
maka setiap pekerjaan akan menghasilkan kinerja yang baik.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa kinerja pegawai PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 sudah sangat baik dengan nilai rata-rata persepsi responden
terhadap seluruh indikator kinerja pegawai yaitu 4,24. Dari keseluruhan data yang telah
dianalisis maka diketahui bahwa kinerja pegawai PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda
14
1967 Cabang Bengkulu dalam keadaan sangat baik dan berjalan semestinya. Menurut
Wahyudi dalam Kesuma (2011:82), salah satu aspek penilaian kualitas kerja adalah
karyawan memahami secara jelas tentang “uraian tugas dan spesifikasinya’’ serta dapat
dicapai berdasarkan standar yang berlaku atau yang disepakati, dimana karyawan harus
bekerja sesuai fungsi tugas yang dibebankan kepadanya. Pegawai PT. Asuransi Umum
Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu telah memiliki kualitas yang baik dalam
melaksanakan pekerjaan, tentu saja pegawai akan dapat mencapai kinerja terbaiknya.
Pegawai PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu juga memiliki
kuantitas kerja yang baik. Alwi (2010:55) menjelaskan bahwa, kuantitas kerja yang
efektif berarti karyawan harus berupaya dengan sekuat tenaga dan memaksimalkan semua
sumber daya yang ada untuk mencapai hasil kerja yang maksimum dan sesuai target.
Keterkaitan antara topik dan studi kasus yaitu dapat kita lihat bahwa dari topik di atas sangat
tepat dan berpengaruh terhadap studi kasus yaitu :
Keterkaitan antara metode pengukuran kinerja terhadap kinerja pegawai pada PT Asuransi
Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu, salah satunya dengan metode penilaian
umpan balik 360-derajat. Dengan metode ini perusahaan dapat mengevaluasi kinerja
karyawan dengan mengumpulkan informasi/penilaian tidak hanya dari satu pihak, tetapi dari
banyak pihak, perusahaan juga dapat meningkatkan kesadaran karyawan tentang dampak dari
kinerja mereka terhadap pihak lain.
Keterkaitan yang lain yaitu : Perusahaan dapat menempatkan karyawan pada situasi yang
intens agar dapat mengetahui sampai mana karyawan tersebut dapat bertahan dan mendapat
jalan keluar/solusi untuk memecahkan suatu permasalahan dalam situasi tersebut. Selain itu
perusahaan juga dapat mengukur kinerja karyawan dari bagaimana selama karyawan bekerja
output apa yang di dapatkan, seperti (disiplin dalam bekerja (ketepatan waktu), dapat bekerja
sama dalam tim, dapat menemukan solusi untuk memecahkan suatu masalah, dapat berpikir
positif terhadap perusahaan, semakin meningkat skill yang mereka miliki(dari pelatihan dan
bimbingan yang telah diberikan)).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, kerja sama, penekanan biaya saja
tidaklah cukup untuk mencapai tujuan sebuah organisasi yang memiliki cakupan yang
sangat luas seperti PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Cabang Bengkulu,
maka perlu yang namanya pengawasan agar tidak ada hal lain yang diluar dugaan dari
yang sudah direncanakan atau ditetapkan. Dengan melakukan pengawasan pegawai
akan merasa lebih bertanggung jawab atas pekerjaanya dan jika terjadi penyimpangan
akan memudahkan untuk melakukan evaluasi dan melakukan perbaikan secepatnya,
artinya suatu pekerjaan tanpa dilakukan pengawasan akan mempengaruhi kinerja
seseorang. Yang pasti tanpa pengawasan maka hasil kerja sudah dapat dipastikan akan
memberikan hasil tidak baik bahkan lebih buruk yang diperkirakan.
1. Kinerja pegawai dengan indikator kualitas kerja nilai rata-rata 4,49 berada
pada interval 4,20 ─ 5,20 (Sangat baik).
2. Kinerja pegawai dengan indikator kuantitas kerja nilai rata-rata 4,10
berada pada interval 3,40 ─ 4,19 (Baik).
16
3. Kinerja pegawai dengan indikator ketepatan waktu nilai rata-rata 4,14
berada pada interval 3,40 ─ 4,19 (Baik).
4. Kinerja pegawai dengan indikator kerja sama nilai rata-rata 4,39 berada
pada interval 4,20 ─ 5,20 (Sangat baik).
5. Kinerja pegawai dengan indikator penekanan biaya nilai rata-rata 4,20
berada pada interval 4,20 ─ 5,20 (Baik).
6. Kinerja pegawai dengan indikator pengawasan nilai rata-rata 4,17 berada
pada interval 3,40 ─ 4,17 (Baik).
17
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/asus/Downloads/
ANALISIS_KINERJA_PEGAWAI_PADA_PT_ASURANSI_UMUM_BUM%20(1).pdf
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/metode-pengukuran-kinerja-karyawan-dan-
perusahaan/
https://catapa.com/blog/5-metode-dalam-penilaian-kinerja-karyawan
http://repository.stie-yai.ac.id/258/1/MODUL%201%28PDF%29.pdf
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/22683
18