Akuntansi Manajemen
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdullilah tepat padawaktunya yang berjudul “Evaluasi Kinerja Balanced Scorecard”
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Evi Octavia atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini tidak lupa kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah membantu dalam penyusunan makalah iini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Kinerja dan Penilaian Kinerja................................................................................................3
B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja......................................................................................3
C. Kelemahan Pengukuran Kinerja............................................................................................4
D. Pengertian Balanced Scorecard..............................................................................................4
E. Karakteristik Balanced Scorecard.........................................................................................5
F. Manfaat Balanced Scorecard..................................................................................................5
G. Kelemahan Balanced Scorecard.............................................................................................6
H. Kriteria Balance Scorecard.....................................................................................................6
I. Langkah - Langkah Balanced Scorecard...............................................................................7
J. Perspektif Balanced Scorecard...............................................................................................8
K. Implementasi Balanced Scorecard........................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN......................................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran
kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam
perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang
layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan
sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
Penilaian kinerja suatu perusahaan hanya dititikberatkan pada laporan
keuangan. Keberhasilan suatu kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila
perusahaan tersebut mencapai target yang diinginkan. Namun kelemahan dari sistem
pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang adanya perhatian
perusahaan akan kepentingankepentingan jangka pendek, perusahaan hanya
melakukan kepentingankepentingan investasi jangka panjangnya. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut diciptakan sebuah model pengukuran kinerja yang tidak hanya
terfokus pada kinerja keuangannya tetapi juga kinerja non keuangan. Model
pengukuran tersebut disebut Balanced Scorecard.
Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk
menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan
suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam
organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya merupakan
ukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non
keuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1) Menambah wawasan mengenai Balanced Scorecard.
2) Mengetahui lebih lanjut mengenai arti Balanced Scorecard.
3) Mengetahui konsep dari BSC.
4) Mengetahui 4 Perspektif di dalam Balance Scorecard.
5) Mengetahui Manfaat serta Kelemahan dalam menggunakan Balance
Scorecard.
6) Memberikan pemahaman mengenai Langkah – Langkah dalam menyusun
Balance Scorecard.
7) Mengetahui Implementasi dalam menggunakan Balance Scorecard.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kinerja dan Penilaian Kinerja
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode
waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional
perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996).
Pengertian penilaian kinerja (pengukuran kinerja) menurut Mulyadi (2007: 419)
adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang
dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar
personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh
organisasi.
Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi
(Mulyadi dan Johny setyawan, 1999).
Menurut Robert & Anthony (2001: 52), tujuan dari sistem pengukuran kinerja
3
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun
informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya
manusia perusahaan.
4) Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan
Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah
masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 75) menyatakan bahwa kelemahan -
4
Balanced Scorecard merupakan suatu system management strategi yang
menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak
ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif yaitu :
Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Usaha Internal dan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Pendekatan Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok
yaitu (Kaplan dan Norton, 1996):
1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?. (perspektif
keuangan).
2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan ?(Perspektif pelanggan).
3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif proses internal).
4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai
secara berkesinambungan? (Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).
F. Manfaat Balanced Scorecard
5
2) Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan
belajar dan bertumbuh)
3) Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur
demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.
Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:
1) Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing
perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut
(performance driver).
2) Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab
akibat (cause and effect relationship).
3) Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan
kualitas, pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus
berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.
6
I. Langkah - Langkah Balanced Scorecard
7
J. Perspektif Balanced Scorecard
8
insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan
pelanggan. Bill Mariot mengatakan "Take care of your employee and they
take care of your customer”. Perhatikan karyawan anda dan mereka akan
memperhatikan pelanggan anda. Perusahaan umumya menggunakan tolok
ukur kinerja berikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan
yaitu :
a) Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
b) Retensi pelanggan (customer retention)
c) Pangsa Pasar (market share)
d) Pelanggan yang profitable
3) Perspektif proses usaha internal (internal business process
perspective)
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dengan perspektif usaha internal dan proses produksi.
Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang
terbaik untuk proses usaha yang lebih baik. Hubungan pemasok adalah
kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran dan perakitan
manufacturing. Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan
jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan dengan mutu
yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi
problema dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa yang
diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat
memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang
banyak untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang-barang yang diminati
tersedia ditangan.
Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi
tinggi, dan kemungkinan mengalami keusangan persediaan. Untuk
menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah
membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah
total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai dengan
pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat
berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera
mungkin.
9
4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth
infrastructure perspective)
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
berfokus pada kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk
mengembangkan kemampuan karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai
kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan
produktivitas karyawan. Kepuasaan karyawan mengakui bahwa moral
karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu,
kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat
mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarain
karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.
10
prioritasnya yang utama (Merchant, 1998). Pada organisasi-organisasi semacam ini,
keberhasilan haruslah lebih didasarkan pada kesuksesan pencapaian misi secara luas
daripada sekedar perolehan keuntungan.
Pengukuran aspek keuangan ternyata tidak mampu menangkap aktivitas-
aktivitas yang menciptakan nilai (value-creating activities) dari aktiva-aktiva tidak
berwujud seperti :
1) Keterampilan, kompetensi, dan motivasi para pegawai
2) Database dan teknologi informasi
3) Proses operasi yang efisien dan responsif
4) Inovasi dalam produk dan jasa
5) Hubungan dan kesetiaan pelanggan
6) Adanya dukungan politis, peraturan perundang-undangan, dan dari masyarakat
(Kaplan dan Norton, 2000)
Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced
Scorecard memungkinkan untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam
pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur, demi perbaikan kinerja di
masa depan. Melalui metode yang sama dapat dinilai pula apa yang telah dibina
dalam intangible assets seperti merk dan loyalitas pelanggan.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, ukuran-ukuran keuangan saja dinilai
kurang mewakili. Hal ini disebabkan karena ukuran-ukuran keuangan memiliki
beberapa kelemahan yaitu Pendekatan finansial bersifat historis sehingga hanya
mampu memberikan indikator dari kinerja manajemen dan tidak mampu
sepenuhnya menuntun perusahaan kearah yang lebih baik. Pengukuran lebih
berorientasi kepada manajemen operasional dan kurang mengarah kepada
manajemen strategis. Tidak mampu mempresentasikan kinerja intangible assets
yang merupakan bagian struktur aset perusahaan.
Balanced scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja
perusahaan yang lebih komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada
pengukuran atas dasar perspektif keuangan saja. Hal ini terbukti dengan adanya
manfaatmanfaat yang dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang
menerapkannya.
B. SARAN
Pengembangan BSC sendiri perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi
organisasi perusahaan, ini dilakukan agar penerapan BSC dapat berjalan
dengan lancar agar dapat menghasilkan keuntungan perusahaan tidak
hanya untuk jangka pendek tapi juga untuk jangka panjang.
12
DAFTAR PUSTAKA
13