Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EVALUASI KINERJA BALANCED SCORECARD

Akuntansi Manajemen

Dosen : Evi Octavia, Dr., S.E., M.M., Ak., Ca.

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Gina Anita – 0119103030
Lina Nur Susilawati – 0119103029
Michselly – 0119103050
Rifaldi Nabillah - 0119104045
Rini Wahyuni - 0119103024
Rhesma Pebrina Wandani – 0119103034

JURUSAN AKUNTANSI – FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS WIDYATAMA
KOTA BANDUNG
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdullilah tepat padawaktunya yang berjudul “Evaluasi Kinerja Balanced Scorecard”

            Makalah ini berisikan tentang pengukuran kinerja perusahaan yang modern dengan


pertimbangan yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang diingin dicapai oleh
suatu perusahaan dalam jangka panjang, Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang balance scorecard dan mendapat nilai terbaik dari selaku
Dosen Analisa kinerja sistem. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Evi Octavia atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini tidak lupa kami sampaikan kepada teman-teman yang
telah membantu dalam penyusunan makalah iini.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandung, 25 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................2
C. TUJUAN...................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Kinerja dan Penilaian Kinerja................................................................................................3
B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja......................................................................................3
C. Kelemahan Pengukuran Kinerja............................................................................................4
D. Pengertian Balanced Scorecard..............................................................................................4
E. Karakteristik Balanced Scorecard.........................................................................................5
F. Manfaat Balanced Scorecard..................................................................................................5
G. Kelemahan Balanced Scorecard.............................................................................................6
H. Kriteria Balance Scorecard.....................................................................................................6
I. Langkah - Langkah Balanced Scorecard...............................................................................7
J. Perspektif Balanced Scorecard...............................................................................................8
K. Implementasi Balanced Scorecard........................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN......................................................................................................................12
B. SARAN...................................................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam
perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran
kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam
perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang
layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan
sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.
Penilaian kinerja suatu perusahaan hanya dititikberatkan pada laporan
keuangan. Keberhasilan suatu kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila
perusahaan tersebut mencapai target yang diinginkan. Namun kelemahan dari sistem
pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan ini adalah kurang adanya perhatian
perusahaan akan kepentingankepentingan jangka pendek, perusahaan hanya
melakukan kepentingankepentingan investasi jangka panjangnya. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut diciptakan sebuah model pengukuran kinerja yang tidak hanya
terfokus pada kinerja keuangannya tetapi juga kinerja non keuangan. Model
pengukuran tersebut disebut Balanced Scorecard.
Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk
menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard. Balanced
Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan
suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam
organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya merupakan
ukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non
keuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1) Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard (BSC)


2) Apa saja manfaat dengan menggunakan system Balance Scorecard (BSC) ?
3) Apa saja Kriteria dalam Balance Scorecard ?
4) Apa saja Langkah – Langkah dalam menyusun Balance Scorecard ?
5) Mengetahui empat Perspektif dari Balance Scorecard.
6) Mengetahui Implementasi dalam menggunakan Balanced Scorecard.

C. TUJUAN
1) Menambah wawasan mengenai Balanced Scorecard.
2) Mengetahui lebih lanjut mengenai arti Balanced Scorecard.
3) Mengetahui konsep dari BSC.
4) Mengetahui 4 Perspektif di dalam Balance Scorecard.
5) Mengetahui Manfaat serta Kelemahan dalam menggunakan Balance
Scorecard.
6) Memberikan pemahaman mengenai Langkah – Langkah dalam menyusun
Balance Scorecard.
7) Mengetahui Implementasi dalam menggunakan Balance Scorecard.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kinerja dan Penilaian Kinerja

Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode
waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional
perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996).
Pengertian penilaian kinerja (pengukuran kinerja) menurut Mulyadi (2007: 419)
adalah sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi,
bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pengukuran kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang
dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar
personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh
organisasi.

B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personal dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi
(Mulyadi dan Johny setyawan, 1999).
Menurut Robert & Anthony (2001: 52), tujuan dari sistem pengukuran kinerja

adalah untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan system


pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar :
1) Menentukan strategi
Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dan target organisasi dinyatakan
secara ekspilit dan jelas. Strategi harus dibuat pertama kali untuk keseluruhan
organisasi dan kemudian dikembangkan ke level fungsional dibawahnya.
2) Menentukan pengukuran strategi
Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi ke seluruh
anggota organisasi. Organisasi tersebut harus focus pada beberapa pengukuran
kritikal saja. Sehingga manajemen tidak terlalu banyak melakukan pengukuran
indikator kinerja yang tidak perlu.
3) Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen

3
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun
informal, juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya
manusia perusahaan.
4) Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan
Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah
masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu.

Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi


strategi bisnis dengan cara membandingkan hasil actual dengan sasaran dan tujuan
strategis. Sistem pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam
penempatan sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan
realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.

C. Kelemahan Pengukuran Kinerja

Robert S. Kaplan dan David P. Norton (2000: 75) menyatakan bahwa  kelemahan -

kelemahan pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada kinerja keuangan yaitu :


1) Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible
Assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.
2) Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa lalu
perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang
lebih baik.

D. Pengertian Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih


tepat dinamakan " Strategic Based Responsibility Accounting System ”  yang
menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolok
ukur kinerja perusahaan tersebut. Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu
balanced dan scorecard. Scorecard artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor
yang akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan
datang, sedangkan Balanced artinya berimbang, maksudnya adalah untuk mengukur
kinerja seseorang atau organisasi diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern
(Mulyadi, 2005).

4
Balanced Scorecard merupakan suatu system management strategi yang
menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak
ukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif yaitu :
Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Usaha Internal dan
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Pendekatan Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok
yaitu (Kaplan dan Norton, 1996):
1. Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?. (perspektif
keuangan).
2. Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan ?(Perspektif pelanggan).
3. Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif proses internal).
4. Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai
secara berkesinambungan? (Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).

E. Karakteristik Balanced Scorecard

Karakteristik Balanced Scorecard Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen


strategik atau lebih tepat dinamakan suatu “Strategic based responsibility accounting system”
yang menjabarkan misi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak
ukur kinerja untuk empat perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan (Financial
Perspektif), perspektif pelanggan (Customer Perspektif ), perspektif proses usaha internal
(internal business process perpective), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
(learning and growth (infrastructure) perspective). Dalam pendekatan balanced scorecard,
penekanan adalah pada perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) bukan
hanya mencapai tujuan khusus seperti laba sekian milyar rupiah. Apabila suatu organisasi
tidak melakukan perbaikan yang berkesinambungan, organisasi tersebut mungkin akan kalah
bersaing.

F. Manfaat Balanced Scorecard

Manfaat Balaced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000:


122) adalah sebagai berikut :
1) Balanced Scorecarnd mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untuk
mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

5
2) Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam
perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan
belajar dan bertumbuh)
3) Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah mereka
investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur
demi perbaikan kinerja perusahaan dimasa mendatang.

G. Kelemahan Balanced Scorecard

Disamping keunggulan-keunggulan diatas, Balanced Scorecard juga memiliki beberapa kelemahan


seperti misalnya :
1. Hubungan sebab-akibat yang dirumuskan dalam Balanced Scorecard harus diuji melalui proses
“pembuktian” yang cukup panjang.
2. Tidak semua ukuran harus menunjukkan perbaikan, karena kadangkala perbaikan pada suatu tolok
ukur akan diimbangi dengan penurunan tolok ukur lainnya.
3. Ukuran yang digunakan tidak hanya yang bersifat obyektif (seperti pangsa pasar), melainkan juga
yang bersifat subjektif seperti hasil rating dari pelanggan).
4. Inisiatif perogram kerja yang digunakan perlu dikaji ulang dengan seksama, khususnya dikaitkan
dengan strategi jangka panjang perusahaan. 5. Evaluasi terhadap kinerja manajer hendaknya tidak
hanya didasarkan hanya pada aspek operasional seperti termuat dalam scorecard, melainkan juga
harus dikaitkan pertimbangan finansial. Eavluasi tanpa perhitungan finansial akan membuat manajer
bersangkutan kurang memiliki perhatian pada inisitif program finansial.

H. Kriteria Balance Scorecard

Balanced Scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain:
1) Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing-masing
perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut
(performance driver).
2) Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab
akibat (cause and effect relationship).
3) Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan
kualitas, pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus
berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan.

6
I. Langkah - Langkah Balanced Scorecard

Langkah-langkah Balanced Scorecard meliputi empat proses manajemen baru.


Pendekatan ini mengkombinasikan antara tujuan strategi jangka panjang dengan
peristiwa jangka pendek. Kempat proses tersebut menurut (Kaplan dan Norton, 1996)
antara lain :
1) Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.
Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi dijabarkan dalam tujuan
dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh
perusahaan di masa datang. Tujuan juga menjadi salah satu landasan bagi
perumusan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan
strategik, tujuan ini kemudian dijabarkan dalam sasaran strategik dengan
ukuran pencapaiannya.
2) Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis
balanced scorecard.
Dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan kepada tiap karyawan apa
yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan
para pemegang saham dan konsumen. Hal ini bertujuan untuk mencapai
kinerja karyawan yang baik.
3) Merencanakan, menetapkan sasaran, menyelaraskan berbagai inisiatif
rencana bisnis.
Memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bisnis dan
rencana keuangan mereka. Balanced scorecard sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting
untuk diprioritaskan, akan menggerakkan kearah tujuan jangka panjang
perusahaan secara menyeluruh.
4) Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis
Proses keempat ini akan memberikan strategis learning kepada
perusahaan. Dengan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan,
maka perusahaan melakukan monitoring terhadap apa yang telah
dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek.

7
J. Perspektif Balanced Scorecard

Balanced Scorecard adalah konsep yang mengukur kinerja suatu organisasi


dari empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses
bisnis internal, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Konsep Balanced
Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang ingin
dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan
dimonitor secara berkelanjutan.
Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard memiliki empat
perspektif, antara lain :

1) Perspektif Keuangan ( financial perspective )


Balanced Scorecard menggunakan tolok ukur kinerja keuangan, seperti
laba bersih dan ROI (Return on Investment), karena tolok ukur tersebut
secara umum digunakan dalam organisasi yang mencari keuntungan /
profit. Tolok ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk
menganalisis perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk
perusahaan, seperti lembaga keuangan dan pemegang saham, sangat
mengandalkan tolok ukur kinerja keuangan dalam memutuskan hal yang
berhubungan dengan dana.
Tolok ukur keuangan yang didesign dengan baik dapat memberikan
gambaran yang akurat untuk keberhasilan suatu organisasi. Tolok ukur
keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup untuk mengarahkan
kinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolok ukur non keuangan juga
tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line).
Balanced scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja
yang multiple, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan
kinerja organisasional terhadap keberhasilan.
2) Perspektif Pelanggan ( customer perspective )
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi
memperhatikan pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan
harapan mereka tidaklah cukup, suatu organisasi juga harus memberikan

8
insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan
pelanggan. Bill Mariot mengatakan "Take care of your employee and they
take care of your customer”. Perhatikan karyawan anda dan mereka akan
memperhatikan pelanggan anda. Perusahaan umumya menggunakan tolok
ukur kinerja berikut, pada waktu mempertimbangkan perspektif pelanggan
yaitu :
a) Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
b) Retensi pelanggan (customer retention)
c) Pangsa Pasar (market share)
d) Pelanggan yang profitable
3) Perspektif proses usaha internal (internal business process
perspective)
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dengan perspektif usaha internal dan proses produksi.
Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide baru yang
terbaik untuk proses usaha yang lebih baik. Hubungan pemasok adalah
kritikal untuk keberhasilan, khususnya dalam usaha eceran dan perakitan
manufacturing. Perusahaan tergantung pemasok mengirimkan barang dan
jasa tepat pada waktunya, dengan harga yang rendah dan dengan mutu
yang tinggi. Perusahaan dapat berhenti berproduksi apabila terjadi
problema dengan pemasok. Pelanggan menilai barang dan jasa yang
diterima dapat diandalkan dan tepat pada waktunya. Pemasok dapat
memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan yang
banyak untuk meyakinkan pelanggan bahwa barang-barang yang diminati
tersedia ditangan.
Akan tetapi biaya penanganan dan penyimpanan persediaan menjadi
tinggi, dan kemungkinan mengalami keusangan persediaan. Untuk
menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah
membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah
total waktu dari waktu pesanan diterima oleh perusahaan sampai dengan
pelanggan menerima produk. Memperpendek throughput time dapat
berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera
mungkin.

9
4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learn and growth
infrastructure perspective)
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
berfokus pada kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk
mengembangkan kemampuan karyawan. Tolok ukur kunci untuk menilai
kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan
produktivitas karyawan. Kepuasaan karyawan mengakui bahwa moral
karyawan adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, mutu,
kepuasan pelanggan, dan ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat
mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim survei, mewawancarain
karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.

K. Implementasi Balanced Scorecard

Organisasi sangat membutuhkan untuk menerapkan Balanced Sorecard


sebagai satu set ukuran kinerja yang multi dimensi. Hal ini mencerminkan kebutuhan
untuk mengukur semua bidang kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi.
Pendekatan yang paling luas dikenal sebagai pengukuran kinerja. Balanced Scorecard
sekarang banyak digunakan sebagai untuk pengembangan strategi dan sebagai alat
eksekusi yang dikembangkan dalam lingkungan operasional. Balanced Scorecard
menerjemahkan visi dan misi serta strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran
kinerja yang dimengerti (indikator), sehingga strategi dapat dipahami,
dikomunikasikan dan diukur, dengan demikian, berfungsi untuk semua kegiatan.
Selain itu, indikator memungkinkan pemantauan tingkat akurasi pelaksanaan
strategi (Kaplan & Norton, 1996). Balanced Scorecad telah banyak diterapkan sebagai
alat ukur kinerja baik dalam bisnis manufaktur dan jasa. Penerapannya adalah dengan
berfokus pada empat perspektif Balanced Scorecard. Pembahasan mengenai
pengukuran kinerjadengan menggunakan Balanced Scorecard lebih sering dilakukan
dalam konteks penerapannya pada perusahaan atau organisasi yang bertujuan mencari
laba (profit-seeking organisations).
Jarang sekali ada pembahasan mengenai penerapan Balanced Scorecard pada
organisasi nirlaba (not-for-profit organisations) atau organisasi dengan karakteristik
khusus seperti koperasi, yang ditandai relational contracting, yakni saat owner dan
consumer adalah orang yang sama, serta di mana  mutual benefit anggota menjadi

10
prioritasnya yang utama (Merchant, 1998). Pada organisasi-organisasi semacam ini,
keberhasilan haruslah lebih didasarkan pada kesuksesan pencapaian misi secara luas
daripada sekedar perolehan keuntungan.
Pengukuran aspek keuangan ternyata tidak mampu menangkap aktivitas-
aktivitas yang menciptakan nilai (value-creating activities) dari aktiva-aktiva tidak
berwujud seperti :
1) Keterampilan, kompetensi, dan motivasi para pegawai
2) Database dan teknologi informasi
3) Proses operasi yang efisien dan responsif
4) Inovasi dalam produk dan jasa
5) Hubungan dan kesetiaan pelanggan
6) Adanya dukungan politis, peraturan perundang-undangan, dan dari masyarakat
(Kaplan dan Norton, 2000)
Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur
bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced
Scorecard memungkinkan untuk mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam
pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur, demi perbaikan kinerja di
masa depan. Melalui metode yang sama dapat dinilai pula apa yang telah dibina
dalam intangible assets  seperti merk dan loyalitas pelanggan.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, ukuran-ukuran keuangan saja dinilai
kurang mewakili. Hal ini disebabkan karena ukuran-ukuran keuangan memiliki
beberapa kelemahan yaitu Pendekatan finansial bersifat historis sehingga hanya
mampu memberikan indikator dari kinerja manajemen dan tidak mampu
sepenuhnya menuntun perusahaan kearah yang lebih baik. Pengukuran lebih
berorientasi kepada manajemen operasional dan kurang mengarah kepada
manajemen strategis. Tidak mampu mempresentasikan kinerja intangible assets
yang merupakan bagian struktur aset perusahaan.
Balanced scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja
perusahaan yang lebih komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada
pengukuran atas dasar perspektif keuangan saja. Hal ini terbukti dengan adanya
manfaatmanfaat yang dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang
menerapkannya.

B. SARAN
Pengembangan BSC sendiri perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi
organisasi perusahaan, ini dilakukan agar penerapan BSC dapat berjalan
dengan lancar agar dapat menghasilkan keuntungan perusahaan tidak
hanya untuk jangka pendek tapi juga untuk jangka panjang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, (1997). “Strategic Management System dengan Pendekatan Balanced Scorecard.“


Usahawan. Yogyakarta.
Indri Ramadhani ( Akuntansi ): PENILAIAN KINERJA DAN BALANCED SCORECARD
(indriramadhaniekonomi.blogspot.com)
PUSTAKA BAHAN KULIAH: Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard
(pustakabakul.blogspot.com)
https://media.neliti.com/media/publications/164815-ID-pengukuran-kinerja-dengan-
balanced-score.pdf

Mavrinac, Sarah, dan Michael, Vitale, (1999). The Balanced Scorecard,


http://www.research.com.

13

Anda mungkin juga menyukai