Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“PENGUKURAN KINERJA DENGAN KONSEP BALANCE SCRORECARD"

DisusunOleh :
(KELOMPOK 6)
RetnoPurnamaAmalia (A021191108)
Muhammad Ihsan (A021191128)
Nurulizzah (A021191126)
YusniAfriana (A021191014)
Muhammad Gibran Ramadhan (A021191044)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Pengukuran Kinerja Dengan Konsep Balance Scrorecard”

Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Makassar, 19 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Pengertian Pengukuran kinerja.................................................................................................6
B. Tujuan Sistem Pengukuran kinerja...........................................................................................6
C. Pengertian Balance Scorecard..................................................................................................7
D. Perbedaan Pengukuran Tradisionla Dan Balance Scorecard....................................................8
E. Manfaat Dan Keunggulan Balance Scorecard..........................................................................9
F. Perspektif Balance Scorecard.................................................................................................11
G. Implementasi Balance Scorecard............................................................................................11
BAB III PENUTUP............................................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13
Daftar Pustaka....................................................................................................................................44

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan selama ini cenderung memfokuskan pada
penilaian kinerja keuangan saja, padahal aspek non keuanganmerupakan hal yang penting
diperhatikan untuk kesuksesan perusahaan jangka panjang. Perlu adanya keseimbangan
antara kinerja aspek keuangan dan non keuangan agar perusahaan mampu menciptakan laba
yang berkelanjutan.Evaluasi Perusahaan tidak hanya mencangkup aspek keuangan saja,
melainkan perlu memperhatikan aspek non keuangan, karena hal itu akan berpengaruh pada
percepatan kinerja darisisikeuangan secara tidak langsung.
Maka dari itu diciptakan sebuah metode pengukuran kinerja yang lebih baik metode ini
dikenal dengan sebutan Balanced Scorecard/BSC dikembangkan oleh Robert Kaplanand
David Nortonpada awal tahun 1990.Mengembangkan metode ini dengan melakukan
pendekatan terhadap strategi manajemen.Balanced Scorecard berasal dari dua kata yaitu
balanced(berimbang) dan scorecard(kartuskor). Balanced(berimbang) berarti adanya
keseimbangan antara kinerja keuangan dan nonkeuangan, kinerja jangka pendek dan kinerja
jangka panjang, antara kinerja yangbersifatinternal dan kinerja yang bersifat eksternal.
Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitukartuyang digunakan untuk mencatat skor
kinerjaseseorang.Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak
diwujudkan oleh seseorang dimasa depan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Kinerja ?
2. Apa tujuan Sistem Penilaian Kinerja ?
3. Apa yang dimaksud dengan Balance Scorecard?
4. Apa perbedaan pengukuran tradisional dan balance scorecard?
5. Apasaja manfaat dan keunggulan Balance Scorcard?
6. Apa saja perspektif-perspektif dalam Balance Scorecard?
7. Bagaimana implementasi Balance Scorecard ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja
2. untuk mengetahui tujuan system penilaian kinerja

4
3. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan balance scorecard
4. Untuk mengetahui perbedaan pengukuran tradisional dan balance scorecard
5. untuk mengetahui apa saja manfaat dan keunggulan balance scorecard
6. untuk mengetahui perspektif –perspektif dalam balance scorecard
7. untuk mengetahui implementasi balance scorecard

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PengukuranKinerja
Pengertian penilaian kinerja (pengukuran kinerja) menurut Mulyadi (2007:419) adalah
sebagai penentu secara periodi kefektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi,
dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.Pengukuran kinerja dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan
menjadi landasan untuk mendesain system penghargaan agar personel menghasilkan
kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.
B. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja
Menurut Robert & Anthony (2001: 52), tujuan dari system pengukuran kinerja adalah
untuk membantu dalam menetapkan strategi. Dalam penerapan system pengukuran kinerja
terdapat empat konsep dasar :
1) Menentukan strategi
Dalam hali ni paling penting adalah tujuan dan target organisasi dinyatakan secara
ekspilitdanjelas.Strategi harus dibuat pertama kali untuk keseluruhan organisasi dan
kemudian dikembangkan ke level fungsional dibawahnya.
2) Menentukan pengukuran strategi
Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi keseluruh anggota
organisasi.Organisasi tersebut harus focus pada beberapa pengukuran kritikal saja.
Sehingga manajemen tidak terlalu banyak melakukan pengukuran indicator kinerja yang
tidak perlu.
3) Mengintegrasikan pengukuran kedalam system manajemen
Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara formal maupun informal,
juga merupakan bagian dari budaya perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan.
4) Mengevaluasi pengukuran hasil secara berkesinambungan
Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja organisasi apakah masih
valid untuk ditetapkan dari waktu ke waktu.
Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis
dengan cara membandingkan hasil actual dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem
pengukuran kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam penempatan sasaran

6
dan tujuan serta pelaporan periodik yang mengidentifikasikan realisasi atas pencapaian
sasaran dan tujuan.
C. Pengertian Balance Scorecard
Balanced Scorecard adalah sebuah sistem manajemen untuk mengukur kinerja
perusahaan secara lebih komprehensif. Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi
problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif yang hanya berfokus pada
perspektif keuangan saja dan cenderung mengabaikan perspektif non keuangan. Balanced
Scorecard mengukur keuangan di masa lalu dan dimasa mendatang. Tujuan pengukuran
Scorecard berasal dari visi dan strategi perusahaan yang dikelompokkan dalam empat
perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan
pertumbuhan yang membentuk framework Balanced Scorecard. Berikut ini beberapa
pengertian Balanced Scorecard menurut para ahli:
 Menurut Tunggal (2001:3), balanced scorecard adalah laporan akuntansi yang di
dalamnya terdapat empat faktor dari perusahaan agar perusahaan itu sukses yang pertama
adalah kinerja finansial, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal, inovasi dan
pembelajaran.
 Menurut Kaplan dan Norton (1997:7), balanced scorecard adalah metode alternatif yang
digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif,
tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan, namun meluas ke kinerja non keuangan,
seperti perspektif pelanggan, Proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
 Menurut Luis dan Biromo (2007:16), balanced scorecard adalah suatu alat manajemen
kinerja yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial, non finansial yang
kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.
 Menurut Mulyadi, (2007:3), Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan
scorecard. Scorecard diartikan sebagai kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang
akan digunakan untuk merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang.
Sedangkan Balanced artinya berimbang, untuk mengukur kinerja eksekutif secara
berimbang dari berbagi dimensi yaitu keuangan dan non keuangan jangka pendek dan
jangka panjang, intern dan ekstern.

7
D. Perbedaan Pengukuran Tradisional dan Balance scorecard
BSC memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki sistem strategi manajemen
tradisional. Strategi manajemen tradisional hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi
keuangan saja dan lebih menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible,
namun perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-
hal intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. BSC menjawab kebutuhan tersebut
melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu
menghasilkan rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut (1)
komprehensif, (2) koheren, (3) seimbang dan (4) terukur. (Widilestari, 2011, hal. 87)
Pengukuran kinerja perusahaan yang menggunakan pendekatan kinerja tradisional di era
perekonomian saat ini sudah tidak efektif, karena hanya meniali dari segi keuangan,
sedangkan kondisi pada non keuangan belum terpenuhi dan tidak difokuskan penyebab dan
dampaknya untuk kelangsungan perusahaan. Kenyataannya, kondisi non keuangan yang
berkaitan dengan manajemen kinerja pada intern perusahaan berpengaruh besar pada
keuntungan perusahaan, salah satunya berkaitan dengan kepuasan pelanggan dan loyalitas
pegawai dalam suatu proses bisnis. Kelemahan dari pengukuran kinerja tradisional atau
dalam segi kauangan adalah ketidakmampuannya memberikan gambaran yang komprehensif
mengenai kinerja perusahaan.
Pengukuran kinerja yang efektif mampu menilai keseluruhan perspektif dalam
perusahaan di mana pengukuran kinerja tersebut terangkum dalam suatu sistem pengukuran
strategis yakni Balanced Scorecard. Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat manajemen
kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam
melipatgandakan kinerja keuangan secara berkesinambungan (sustainable outstanding
financial performance). (Solichah, 2015, hal. 2)
Ada dua perbedaan yang mendasar antara pengukuran tradisional dengan
pendekatan balance scorecard pada perspektif internal, yaitu pendekatan tradisional lebih
menekankan pada controlling dan melakukan perbaikan terhadap proses yang ada dengan
lebih memfokuskan pada variance reports, sebalinya pada pendekatan balance scorecard,
penekanannya diletakkan pada penciptaan proses baru yang ditujukan pada customer and
financial objectives. (Rivai, 2010, hal. 619)

8
Sebagai konsekuensi dari perbedaan antara sistem manajemen tradisional dan sistem
manajemen tradisional semata-mata digunakan sebagai alat pengendalian, sedangkan
pelaporan pada sistem manajemen strategis balance scorecard digunakan sebagai alat strategis.
Perbedaan keduan bentuk sistem manajemen ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Manajemen Tradisional Manajemen Balance Scorecard
1.      Pengendalian melalui anggran. 1.      Umpan-balik dan pembelajaran.
2.      Berfokus pada fungsi-fungsi dalam 2.      Berfokus pada tim fungsional silang.
organisasi. 3.      Pengukuran kinerja terintegrasi yang
3.      Mengabaikan pengukuran kinerja atau dilakukan berdasarkan hubungan sebab-
pengukuran kinerja dilakukan secara akibat.
terpisah. 4.      Informasi fungsional silang dan
4.      Informasi fungsional tunggal. disebarluaskan ke seluruh fungsi dalam
organisasi. (Rivai, 2010, hal. 609)

E. Manfaat dan Keunggulan Balance Scorecard


Manfaat  Balanced Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan dan Norton (2000:122)
adalah sebagai berikut :
1)Balanced Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi perusahaan untukmencapai tujuan
jangka pendek dan jangka panjang.
 2)  Balanced Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis dalam perspektif
keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses bisnis internal, dan belajar dan bertumbuh)
 3)Balanced Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang telah merekainvestasikan
dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedurdemi perbaikan kinerja
perusahaan dimasa mendatang.
Empat keunggulan yang diperoleh perusahaan dengan menerapkan balanced
scorecard adalah komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.
1. Komprehensif   ( comprehensive)
Sebelum konsep balanced scorecard lahir, perusahaan beranggapan bahwa
perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja
perusahaan. Setelah balanced scorecard berhasil diterapkan, para eksekutif perusahaan
baru menyadari bahwa perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari tiga
perspektif lainnya, yaitu pelanggan, proses bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

9
Pengukuran yang lebih holistik, luas, dan menyeluruh (komprehensif) ini berdampak
pada perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih strategi perusahaan dan memberikan
kemampuan bagi perusahaan itu untuk memasuki area bisnis yang lebih kompleks.
2. Koheren (coherence)
Di dalam balanced scorecard ada istilah hubungan sebab akibat (causal
relationship). Setiap perspektif (keuangan, customer, proses bisnis, dan pembelajaran-
pertumbuhan) mempunyai tujuan atau sasaran strategis (strategic objective). Tujuan atau
sasaran strategis ini merupakan keadaan atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang
akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan. Tujuan atau sasaran
strategis untuk setiap perspektif harus dapat dijelaskan dengan hubungan sebab akibat.
Misalnya pertumbuhan Return on Investment (ROI) ditentukan oleh meningkatnya
kualitas pelayanan kepada customer, pelayanan kepada customer bisa ditingkatkan karena
perusahaan menerapkan teknologi informasi yang tepat guna dan keberhasilan penerapan
teknologi informasi ini didukung oleh kompetensi dan komitmen dari karyawan.
Hubungan sebab akibat ini disebut koheren.
3. Seimbang (balanced)
Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan dalam empat perspektif meliputi
sasaran jangka pendek dan sasaran panjang yang berfokus pada faktor internal dan
eksternal. Keseimbangandalam balanced scorecard juga tercermin dengan
selarasnya scorecard karyawan dengan scorecard perusahaan sehingga sehingga setiap
personal yang ada di dalam perusahaan bertanggung jawab memajukan perusahaan.
4. Terukur (measured)
Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan
bahwa ‘if we can measure it, we can manage it, if we can manage it, we can achieve
it’ artinya ketika perusahaan dapat mengukur sesuatu, perusahaan dapat mengelolanya
dan jika perusahaan dapat mengelola sesuatu, perusahaan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Sasaran strategis yang sulit diukur seperti pada perspektif customer, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, melalui balanced scorecard dapat
dikelola karena setiap perspektif dapat ditentukan ukuran yang tepat.
F. Perspektif Balance Scorecard

10
Kapla and Norton (1992) menyatakan bahwa strategi yang berhasil harus mencakup
empat prespektif.
1. Perspektif keuangan: menggunakan ukuran kerja keuangan seperti laba bersih dan
pendapatan.
2. Perspektif pelanggan: mempertimbangkan kepuasan pelanggan dan seberapa baik
perusahaan bersaing melawan pesaingnya dalam memenuhi kepuasan pelanggan.
3. Perspektif proses bisnis internal: mempertimbangkan seberapa baik perusahaan
mengembangkan, memproduksi, dan menyerahkan produk dan jasa.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: mengevaluasi kemampuan karyawan untuk
berubah dan melakukan perbaikan diri. (Salman, 2016, hal. 256)
G. Implementasi Balance Scorecard
Langkah pertama dalam mengimplementasikan Balanced Scorecard adalah team yang
telah disusun melakukan identifikasi data yang diperlukan untuk
mengimplementasikan Balanced Scorecard. Selanjutnya menentukan teknologi informasi
yang digunakan untuk memudahkan proses mengkomunikasikan Balanced Scorecard.
Implemetasi dari balanced scorecard tidak bisa langsung dilakukan pada setiap unit
organisasi secara bersamaan, tetapi harus dilakukan secara bertahap.
Langkah kedua adalah membangun scorecard secara menyeluruh. Pada
awalnya Balanced Scorecard dibuat pada tingkat organisasi, yang kemudian diterjemahkan
kedalam Balanced Scorecard unit-unit dalam organisasi, diterjemahkan lagi
kedalam Balanced Scorecard departemen, dan yang terakhir adalah Balanced Scorecard tim
atau individu. Pada tahapan ini tim yang terbentuk mengkomunikasikan inisiatif strategis dan
ukuran yang dibutuhkan untuk setiap perspektif kepada manager dari masing-masing unit
organisasi.
Selanjutnya manager dari setiap unit organisasi berpartisipasi dalam menentukan ukuran
dari setiap proses yang dilakukan oleh unitnya. Pada tahapan ini terjadi pertukaran informasi
dari tim pusat kepada manager unit dan sebaliknya. Langkah ketiga adalah menggunakan
data scorecard untuk evaluasi dan peningkatan. Pada tahapan ini terjadi arus informasi dari
setiap tim atau individu kepada departemen, yang oleh departemen dilanjutkan ke unit
organisasi, yang akhirnya semua informasi dikumpulkan pada tingkat organisasi.

11
Pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara melihat catatan manual, melalui survei
menggunakan email, interview terhadap individu atau tim, dan melalui database. Setelah
data-data tersebut terkumpul maka eksekutif melakukan analisa dan evaluasi atas data
tersebut. Dari analisa dan evaluasi ini diputuskan bagaimana merevisi strategi, inisiatif.
Penggunaan Balanced Scorecard memberikan manfaat bagi organisasi antara lain
meningkatkan komunikasi antar individu dalam organisasi, manajemen dapat fokus pada
proses organisasi secara keseluruhan, membawa setiap unit dalam organisasi kearah yang
sama yaitu melayani masyarakat, memotivasi pekerja, meningkatkan sistem penghargaan,
dan meningkatkan kepuasan pekerja. Ketidakmampuan organisasi dalam memilih dan
menggunakan ukuran kinerja yang tepat, ketidakmampuan sistem informasi organisasi yang
ada untuk menyediakan data yang diminta, kurangnya dukungan data yang diminta,
kurangnya dukungan dan komitmen dari manajemen, dan pekerja kurang mempunyai
wewenang untuk mengambil keputusan, merupakan bebrapa kendala yang harus diperhatikan
dalam mengimplementasikan Balanced Scorecard. (Firdaus, 2009, hal. 7-8)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
12
Balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu kartu skor dan berimbang (balanced). Kartu
skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja perusahaan. Kartu skor
juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan.
Melalui kartu ini skor yang hendak diwujudkan perusahaan di masa depan dibandingkan
dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan
evaluasi atas kinerja perusahaan diukur serta berimbang dari dua aspek keuangan dan non
keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, maupun internal dan eksternal.

Dengan Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampumengukur bagaimana


unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan-kepentingan masa yang akan datang. Balanced Scorecard memungkinkan untuk
mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem
dan prosedur, demi perbaikan kinerja di masa depan. Melalui metode yang sama dapat dinilai
pula apa yang telah dibina dalamintangible assets seperti merk dan loyalitas pelanggan.

B. Saran

Untuk memaksimalkan hasil rangkuman mata kuliah kami di bab ini. Kami berharap
arahan serta masukan untuk meninjau hasil rangkuman saya agar lebih baik atau bagus
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Enterpreneur. (2020,18 Juni). Balanced Scorecard: Definisi, Konsep dan Perspektifnya.
Diakses 19 April 2021, dari https://www.jurnal.id/id/blog/balancedscorecard/

13
Sitorus, Santa Ulina (2014,10 April). MakalahAkuntansiManajemenTentang Balance
Scorecard.Dikutip 16 April 2021 dari academia:(3) (DOC) makalah akuntansi manajemen
tentang balance scorecard | santa ulina sitorus - Academia.edu

Almira, Devina (2018, 25 Maret). Makalah Balance Scorecard.Dikutip 16 April 2021


dariblogspot.makalah balanced scorecard (16aksyaclompat.blogspot.com)

14

Anda mungkin juga menyukai