DISUSUN OLEH:
KELAS C1
09120190131
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR I SI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 5
1.3 TUJUAN ....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
2.1 PENGERTIAN BALANCED SCORECRAD ............................................. 9
2.2 EMPAT PERSPEKTIF PADA BALANCED SCORECARD ................. 12
2.3 INDIKATOR KINERJA PADA TIAP PERSPEKTIF .......................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 19
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 19
3.2 SARAN ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara
lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Balanced Scorecard?
4
2. Apa saja 4 perspektif pada Balanced Scorecard?
3. Apa saja indikator-indikator kinerja pada tiap perspektif tersebut?
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kinerja ini melihat unit bisnis dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan,
pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran dan
pertumbuhan. Melalui sebab akibat (cause and effect) perspektif keuangan
menjadi perspektif utama yang dijelaskan oleh tolak ukur operasional pada tiga
perspektif lainnya sebagai driver (lead indicator) (Permana, 2020).
Penggunaan Balanced Scorecard (BSC) telah menyebar luas sebagai
pengukuran kinerja dan sistem manajemen. Premis dasar bahwa evaluasi dari
suatu instansi seharusnya tidak terbatas pada evaluasi keuangan tradisional tetapi
harus dilengkapi dengan langkah-langkah mengenai kepuasan pelanggan, proses
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam perkembangan selanjutnya,
Balanced Scorecard tidak hanya dipakai untuk mengukur kinerja organisasi saja,
namun berkembang menjadi inti sistem manajemen strategi. Lebih dari sekadar
pengukuran, Balanced Scorecard merupakan sistem manajemen yang memotivasi
breakthrough improvement dalam semua bidang kritis, seperti produk, proses,
customer, dan pengembangan pasar. Ada empat proses managing strategi yang
mengkombinasikan tujuan jangka panjang dan jangka pendek secara optimal yaitu
proses menterjemahkan visi (translating the vision), communication and linking,
proses business planning, dan proses feedback and learning (Pawan et al., 2018).
Dengan demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu alat pengukur kinerja
perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara
keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu,
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Zuniawan, 2020).
7
koperasi dalam jangka panjang, yang digolongkan menjadi empat perspektif yang
berbeda yaitu (Astawa et al., 2020):
1. Perspektif keuangan : Bagaimana kita berorientasi pada para pemegang
saham.
2. Perspektif pelanggan : Bagaimana kita bisa menjadi supplier utama yang
paling bernilai bagi para pelanggan.
3. Perspektif proses bisnis internal : Proses bisnis apa saja yang terbaik yang
harus kita lakukan, dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk
mencapai tujuan finansial dan kepuasan pelanggan.
4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran : Bagaimana kita dapat
meningkatkan dan menciptakan value secara terus menerus, terutama dalam
hubungannya dengan kemampuan dan motivasi karyawan.
Menurut Kaplan & Norton, empat perspektif balanced scorecard terdiri atas
perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan dan perspektif pelanggan (Sari & Arwinda, 2015). Adapun
jenisnya sebagai berikut:
1. Perspektif Keuangan
Dari perspektif keuangan ini, kinerja keuangan tetap digunakan dalam
mengukur apakah dalam strategi organisasi, implmentasi strategi hingga
pelaksanaan akan membawa dampak positif bagi organisasi. Pada perspektif
ini, tujuan dan ukuran keuangan harus dapat berperan ganda, sehingga
pada akhirnya dapat menentukan strategi, sasaran akhir dari sebuah tujuan
yang telah disusun.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan memungkinkan organisasi melakukan identifikasi
dan pengukuran proporsi nilai yang akan diberikan organisasi kepada
pelanggan dan pasar sasaran.
3. Perspektif Bisnis Internal
Pada perspektif proses bisnis internal dibutuhkan perhitungan dengan
cara Network Growth Ratio (NGR) yang akan melakukan perbandingan atas
jaringan pada unit kerja dengan perbandingan peningkatan jaringan unit.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
8
Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran, yaitu: tingkat kepuasan dan produktivitas kerja karyawan
serta persentase pelatihan karyawan.
9
serta untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri maupun pinjaman.
2. Perspektif pelanggan atau konsumen
Dalam perspektif pelanggan, Kaplan dan Norton menjelaskan terdapat
kedua kelompok pengukuran (Sumarsan, 2010 : 25), yaitu:
a. Pengukuran Inti Pelanggan (Customer Core Measurement)
b. Proposisi Nilai Pelanggan (Customer Value Proposition)
Merupakan atribut yang diberikan perusahaan kepada barang dan
jasanya untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas perusahaan. Proposisi
nilai pelanggan didasarkan pada atribut sebagai berikut:
3. Perspektif proses bisnis internal
Dalam proses bisnis internal, perusahaan pada umumnya tidak terlepas dari
kegiatan inovasi, operasi, dan layanan purna jual (Sumarsan, 2010 : 229).
Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga hal tersebut di atas:
a. Inovasi (Innovation), pada proses ini perusahaan berusaha menggali
pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk
atau jasa yang mereka butuhkan.
b. Operasi (Operation), proses untuk memproduksi dan mendistribusikan
produk atau jasa ke tangan konsumen. Proses operasi menekankan kepada
penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu.
c. Layanan Purna Jual (Post Sales Service), pada proses ini merupakan jasa
pelayanan kepada pelanggan setelah dilakukan penjualan produk atau jasa.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 kategori yang dapat
digunakan perusahaan sebagai tolak ukur (Sumarsan, 2010 : 232), yaitu :
a. Kemampuan pekerja Kemampuan pekerja merupakan bagian kontribusi
pekerja pada perusahaan.
b. Kemampuan sistem informasi, untuk mencapai tujuan perusahaan maka
keahlian pekerja saja tidak cukup tetapi masih diperlukan sistem informasi
yang yang baik, yaitu tingkat ketersediaan informasi, tingkat ketepatan
informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan.
10
c. Motivasi, pemberdayaan dan keselarasan merupakan hal yang sangat
penting untuk menjamin adanya proses yang berkesinambungan terhadap
upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi para
pekerja, agar para pekerja mempunyai wewenang yang memadai untuk
mengambil keputusan. Sudirman (2013) menyebutkan, bahwa untuk
meningkatkan efektifitas kinerja karyawan dapat dilakukan dengan
pemberian motivasi. berupa pemberian insentif, pemberian penghargaan,
pemberian pendidikan dan pelatihan, serta promosi jabatan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Balanced scorecard merupakan perencanaan strategis dan sistem manajemen
yang digunakan secara luas baik dalam organisasi, meningkatkan komunikasi
internal dan eksternal dan mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan tujuan
strategi perusahaan. Balanced Scorecard juga merupakan Alat bantu dalam
melakukan penilaian kinerja dan konsepnya berupa keseimbangan antara
perspektif keuangan dan perspektif non keuangan, sebagai bagian dari strategi
organisasi dimasa mendatang.
2. Menurut Kaplan & Norton, empat perspektif balanced scorecard terdiri atas
perspektif keuangan yaitu bagaimana kita berorientasi pada para pemegang
saham, perspektif pelanggan yaitu bagaimana kita bisa menjadi supplier
utama yang paling bernilai bagi para pelanggan, perspektif proses bisnis
internal yaitu proses bisnis apa saja yang terbaik yang harus kita lakukan,
dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk mencapai tujuan finansial
dan kepuasan pelanggan, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
yaitu bagaimana kita dapat meningkatkan dan menciptakan value secara terus
menerus, terutama dalam hubungannya dengan kemampuan dan motivasi
karyawan.
3. Adapun indikator-indikator pada masing-masing perspektif yaitu:
a. Perspektif keuangan: NPM, ROA dan ROE
b. Perspektif pelanggan: Pengukuran Inti Pelanggan (Customer Core
Measurement) dan Proposisi Nilai Pelanggan (Customer Value
Proposition)
c. Perspektif proses bisnis internal: Inovasi, Operasi dan Layanan Purna Jual
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: Kemampuan pekerja
(kepuasan pekerja, retensi pekerja dan produktivitas pekerja),
Kemampuan sistem informasi dan Motivasi.
12
3.2 SARAN
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.
13
DAFATAR PUSTAKA
Alimudin, A., Falani, A. Z., Mudjanarko, S. W., & Limantara, A. D. (2019). Analisis
Pengaruh Penerapan Perspektif Balanced Scorecard Terhadap Peningkatan
Kinerja UMKM. EkoNiKa Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 4(1), 1-17.
Dasum, A. A., Manossoh, H., & Gerungai, N. Y. (2021). EVALUASI KINERJA PT.
CIPUTRA DEVELOPMENT TBK CABANG CITRALAND MANADO
DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 9(1).
Pawan, E., Utami, E., & Nasiri, A. (2019). Mengukur Tingkat Kematangan Tata
Kelola Sistem Informasi Akademik Menggunakan COBIT 4.1 dan Balanced
Scorecard. Creative Information Technology Journal, 5(2), 127-137.