Dosen :
1. Asmaripa Ainy, S.Si, M.Kes
2. Dr. dr. Rizma Adlia Syakurah, MARS
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
ISI...............................................................................................................................................4
A. Pengertian Balance Scorecard.........................................................................................4
B. Manfaat Balance Scorecard.............................................................................................5
C. Tujuan Balanced Scorecard.............................................................................................6
D. Perspektif dalam Balance Scorecard...............................................................................7
E. Keunggulan Balance Scorecard....................................................................................11
F. Kelemahan Balanced Scorecard....................................................................................12
G. Keberhasilan Pengunaan Balanced Scorecard..............................................................13
J. Kendala Utama dalam Sosialisasi Balanced Scorecard................................................16
BAB III.....................................................................................................................................30
PENUTUP................................................................................................................................30
A. Kesimpulan...................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................31
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................................32
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan pada masa sekarang telah banyak mengalami perkembangan dan
tantangan terhadap globalisasi, hal itu menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan antar
lembaga. Dunia pendidikan dituntut untuk untuk lebih berpikir kreatif, inovatif dan
responsive untuk mempertahankan dan meningkatkan eksistensinya. Salah satu yang
termasuk faktor pendukung dalam dunia pendidikan adalah manusia (human) atau SDM-nya,
lembaga pendidikan akan berhasil dan meningkat jika mempunyai SDM yang berkualitas dan
professional.
Kinerja sangat penting bagi pegawai, karena kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai oleh pegawai secara kualitas dan kuantitas ketika melaksanakan tanggungjawabnya
terhadap tugas yang diberikan. Pentingya kinerja pegawai karena pegawai dapat mengukur
seberapa besar kinerja yang sudah dilakukan melalui tanggapan positif dari mitra kerja.
Kinerja pegawai yang baik dapat mencapai tujuan (goals) dari organisasi sehingga
terciptanya suatu konsep manajemen kerja.
Manajemen kinerja adalah suatu tahapan yang strategis yang mendukung keberhasilan
organisasi dengan mengembangkan SDM nya. Manajemen kinerja itu bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan, kemampuan dan keahlian serta potensi yang ada pada SDM
nya dengan cara memperkuat dan meningkatkan budaya. Manajemen kinerja dapat dijadikan
dasar dan patokan dalam promosi dan evaluasi serta dalam penentuan kompensasi dan
pembuatan program pelatihan.
Focus evaluasi kerja berbeda pada tiap jenjang manajemennya. Evaluasi kerja bagi
manajemen senior lebih difokuskan pada sasaran organisasi dan kemampuannya dalam
mencapai hasil. Focus evaluasi kerja bagi jenjang manajer madya seimbang antara
pencapaian sasaran, kemampuan serta tugas-tugas baku. Sedangkan focus evaluasi kerja bagi
karyawan administrasi yaitu pada kemampuan melakukan tugas-tugas baku dan keluaran
serta focus evaluasi kerja bagi jenjang operator yaitu pada pengeluaran.
Ada lima komponen pokok dalam melaksanakan manajemen kinerja, antara lain
perencanaan kinerja yaitu atasan dan bawahan bersama-sama berupaya untuk mencapai target
dalam tujuan organisasi sesuai batasan anggaran yang tersedia, komunikasi
berkesinambungan antara atasan dan bawahan agar apa yang sedang dilakukan selalu
mengarah dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, pengumpulan data dan informasi
oleh pihak-pihak yang terkait, pertemuan tatap muka antara atasan dan bawahan pada periode
tersebut dan yang terakhir diagnosis berbagai hambatan efektivitas kinerja bawahan untuk
menghilangkan hambatan yang ada agar kinerja bawahan dapat meningkat.
Mengendalikan risiko secara alternative yang dapat melindungi organisasi dari suatu
dampak kegagalan dengan cara melakukan ukuran kinerja. Keunggulan kompetitif di masa
depan dapat terhambat apabila ukuran kinerja keuangan yang tidak mampu mendorong
kinerja masa depan dan menciptakan nilai yang sesungguhya. Oleh sebab itu, diperlukan
adanya perspektif yang seimbang dalam pengukuran kinerja. Adanya Balance Scorecard
(BSC) yang kuat dan seimbang yang dapat menerjemahkan misi dan tahapan organisasi yang
menyediakan kerangka kerja untuk pengukuran strategis dan system manajemen. Balanced
Scorecard mengukur kinerja organisasi di berbagai perspektif yaitu keuangan, pelanggan,
proses dan pembelajaran serta pertumbuhan.
3
BAB II
ISI
5
10. Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats).
11. Sebagai alat key performance indikator perusahaan, indikator kinerja utama suatu
perusahaan.
Intinya Balanced Scorecard (BSC) dikatakan sebagai alat ukur yang paling
sederhana dalam perusahaan sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu
contoh kelemahannya adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi,
sehingga tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi perusahaan.
Jadi, cakupan yang kurang luas membuat gerakan terbatas dalam mengetahui faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi hal tersebut, sehingga harus mencari cara lain
untuk memecahkan suatu persoalan tersebut hingga menemukan cara yang tepat
(Daqar and Constantinovits, 2020).
Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang pening dalam
sebuah perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan,
pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem gaji
dalam perusahaan, contohnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun
reward yang layak. Pemakaian penialian kinerja tradisional yaitu ROI, Profit Margin
dan Rasio Operasi, sebenarnya belum cukup mewakili dalam menyimpulkan apakah
kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah bbaik atau belum. Hal ini
disebabkan karena ROI, Profit Margin, dan Rasio Operasi hanya menggambarkan
pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan
selama periode tertentu
Balanced Scorecard merupakan suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam
mewujudkan kinerja, yang mana keberhasilan keuangan dicapai perusahaan bersifat
jangka panjang. Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja
perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada
seluruh tingkatan dalam organisasi. Balanced Scorecard sendiri merupakan inovasi
dengan banyak keunggulan dibandingkan dengan strategi manajemen lainnya karena
dapat memberikan gambaran keseimbangan pada performance keuangan dan non-
keuangan.
7
2) Customer retention, dapat dilakukannya pengukuran apabila diketahui
besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan banyaknya pelanggan
3) Customer acquisition, dapat dilakukannya pengukuran dengan adanya
persentase jumlah penambahan pelanggan baru dan perbandingan total
penjualan dengan banyaknya pelanggan baru
4) Customer satisfaction, dapat dilakukannya pengukuran terhadap tingkat
kepuasan pelanggan dengan ttteknik survey melalui surat (pos),
wawancara melalui telepon, atau wawancara pribadi.
5) Customer profitability, pengukurannya dapat dilakukan dengan teknik
Activity Based Costing (ABC).
a. Proses inovasi
Proses ini adalah yang terpenting dalam keseluruhan proses produksi.
Terdapat dua komponen dalam proses inovasi, antara lain : identifikasi
8
keinginan customer, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai
keinginan customer. Jika hasil inovasi berlawanan dengan keinginan customer,
maka produk tidak akan ada tanggapan positif dan tidak adanya tambahan
pendapatan bagi perusahaan. Proses inovasi ini harus memberikan nilai yang
diinginkan oleh para customernya sehingga kita harus mengetahui apa saja
yang saat ini menjadi trend di kehidupan masyarakat.
b. Proses operasi
Proses ini merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan,
mulai dari menerima orderan customer sampai ketahap pengiriman produk ke
customer. Proses operasi mengutamakan pada pengiriman produk kepada
customer secara efisien dan tepat waktu. Proses operasi ini dimulai dari
perencanaan, pembentukan bahan mentah sampai menjadi produk jadi, proses
marketing, hingga proses transaksi antara perusahaan dan pembeli.
c. Iklim organisasi
Yang menjadi tolak ukurnya adalah banyak saran yang diberikan pekerja.
Iklim organisasi ini mendukung munculnya motivasi dan pemberdayaan.
Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, Balanced Scorecard itu
lebih menekankan pada aspek organisasi, bagaimana cara perusahaan bisa
memanfaatkan sumber daya manusia yang ada menjadi faktor keunggulan
dalam persaingan.
Perspektif ini terdiri dari pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan
yang berkaitan dengan peningkatan diri individu dan perusahaan. Perspektif ini
dapat memandu manajer dalam memfokuskan dana pelatihan karyawan di tempat
yang dapat mereka bantu. Pembelajaran dan pertumbuhan sangat penting bagi
keberhasilan setiap organisasi berbasis pengetahuan.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran ini menyediakan infrastruktur demi
tercapainya ketiga perspektif sebelumnya (perspektif keuangan, perspektif
customer, dan perspektif proses bisnis internal) serta untuk menghasilkan
pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Suatu badan usaha penting untuk
melakukan suatu investasi, tidak hanya terhadap peralatan untuk menghasilkan
suatu produk atau jasa tetapi juga pada infrastrukturnya, seperti : sumber daya
manusia (SDM), sistem, dan prosedur (Lestari, 2014).
Learningand
andGrowth
Growth
Learning
InternalBusiness
Business Four
Internal Four Customer
Process Customer
Process Perspectives
Perspectives
Financial
Financial
10
E. Keunggulan Balance Scorecard
2. Koheren
Didalam Balance Scorecard diharuskan adanya hubungan sebab akibat yang
terbangun antara personel dan berbagai sasaran strategic yang diperoleh dari
perencanaan strategic. Masing-masing sasaran strategic yang ditetapkan di
perspektif non-keuangan, harus memiliki hubungan sebab dengan sasaran
keuangan, baik itu dilakukan langsung ataupun tidak langsung.
Jika system perencanaan strategic memperoleh sasaran strategic yang koheren,
maka akan adanya lipat ganda kinerja keuangan berjangka panjang yang
dijanjikan, karena personel telah diberi motivasi dalam mencari inisiatif strategic
yang memiliki manfaat bagi terwujudnya sasaran strategic di perspektif keuangan,
customer /pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Untuk bisa memasuki lingkungan bisnis yang penuh persaingan (kompetitif),
maka perusahaan membutuhkan kinerja perusahaan yang berlipat ganda dengan
adanya kekoherenan sasaran strategic (Pendidikan, Indonesia and Xv, 2017).
3. Seimbang
Untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berjangka panjang, maka pentingnya
keseimbangan sasaran strategic yang dihasilkan dari system manajemen
perencanaan strategic. Sehingga dalam menetapkan sasaran strategic pada
keempat perspektif, perlu diperhatikan garis keseimbangan.
11
4. Terukur
Dengan adanya sasaran strategic yang terukur, maka dapat menjanjikan
tercapainya berbagai sasaran strategic yang dihasilkan oleh system tersebut.
Ukuran sasaran strategic menentukan semua sasaran strategic, baik itu sasaran
strategic di perspektif keuangan ataupun sasaran strategic di perspektif non
keuangan. Dengan adanya Balance Scorecard, sasaran strategic yang tidak mudah
diukur (sulit diukur), seperti sasaran strategic di perspektif non keuangan yang
ditentukan ukurannya supaya bisa dikelola agar dapat diwujudkan. Maka, sasaran-
sasaran strategic di perspektif non keuangan yang terukur tersebut bisa
menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategic non keuangan, sehingga dapat
berlipat gandanya kinerja keuangan dan berjangka panjang
13
Contoh pemanfaatan Balanced Scorecard :
Strategi Balanced Scorecard dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP) IPDN dapat diterjemahkan kedalam empat perspektif, sebagai berikut:
a. Perspektif customer & stakeholders
Perspektif customer & stakeholders mendeskripsikan pada pelayanan yang berkualitas
kepada masyarakat dan pemangku kepentingan
o Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah pihak internal maupun eksternal
yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kepentingan atas output
atau outcome dari suatu organisasi, namun tidak menggunakan layanan
organisasi secara langsung.
o Customer (pengguna layanan) merupakan pihak luar yang terkait langsung
dengan pelayanan suatu organisasi. Pengguna alumni APDN/STPDN/IPDN
adalah Pemerintah Daerah dan Pemerintah.
Indikator yang digunakan untuk perspektif stakeholder, antara lain :
Persentase tingkat kepuasan stakeholder terhadap etos kerja alumni
Persentase jumlah alumni yang menduduki jabatan kepala daerah dan jabatan
struktural di Pemerintah Daerah.
Indikator yang digunakan untuk perspektif customer antara lain :
Penatausahaan pengadaan barang/jasa yang akuntabel
Kepuasan pengguna layanan (pelayanan tamu, tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, perpustakaan, kesehatan, dan lainlain).
b. Perspektif keuangan
Indikator yang digunakan untuk perspektif keuangan atau financial, antara lain :
1. Realisasi anggaran terhadap pagu anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan
Perjanjian Kinerja;
2. Opini terhadap kinerja pengelolaan keuangan (Wajar Tanpa Pengecualian, Wajar
Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan, Wajar Dengan Pengecualian,
Disclaimer).
16
K. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Balanced Scorecard
(Mulyadi, 2007:322) mengatakan bahwa Balanced Scorecard dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut :
1. Lingkungan bisnis yang penuh persaingan (kompetitif)
a. Membangun keunggulan dalam persaingan (kompetitif) melalui distinctive
capability
Pelanggan hanya akan memilih produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan
yang memiliki suatu keunggulan tertentu daripada pesaingnya di dalam
lingkungan bisnis yang penuh persaingan (kompetitif). Melalui empat
perspektif yang ada seperti keuangan, customer (pelanggan), proses bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, Balanced Scorecard
telah menyediakan kinerja untuk membangun keunggulan yang penuh
persaingan (kompetitif).
Dalam hal membangun kepercayaan dan kepuasan customer, hubungan
kemitraan, dan kapabilitas serta komitmen para karyawan, maka perusahaan
membutuhkan sebuah program yang terencana dan juga sistematik untuk
periode yang lama.
Berdasarkan tujuan dan target ini kemudian disusunlah sebuah program yaitu :
o Adanya perbaikan kinerja akademik berdasarkan pada program inovasi
pembelajaran
o Adanya perbaikan kinerja administrative melalui system informasi yang
akurat dan cepat
o Adanya perbaikan kinerja untuk layanan khusus bagi siswa dengan adanya
keterlibatan peran guru sebagai konselor dan fasilitatornya.
Program-program inilah yang nantinya akan diuraikan dan atau dijabarkan ke
dalam kegiatan operasional yang dapat diukur dengan indicator kinerja secara
scorecard.
21
Proses pelayanan purna jual yaitu proses untuk mengetahui seperti apa
tindakan perusahaan terhadap upaya memberikan manfaat tambahan
kepada para customer melalui beragam bentuk layanan.
o Rasio Aktivitas
Rasio aktivas itu menunjukkan tentang seberapa efektifnya sebuah
perusahaan dalam mempergunakan aktiva yang ada di perusahaan
tersebut, terdiri atas :
Rasio perputaran persediaan, pada rasio ini memperlihatkan
bahwa perusahaan itu belum sanggup dalam hal mengelola
modal yang disediakan di persediaan
Rasio perputaran piutang, pada rasio ini adanya over
investment kontrak kerja antara perusahaan dengan para petani
22
dalam hal pemberian piutang dan lambatnya perusahaan
tersebut dalam menjual produk benih
Rasio perputaran aktiva tetap, pada rasio ini kapasitas aktiva
tetap yang ada pada perusahaan tersebut belum dipergunakan
secara maksimal
Rasio perputaran total aktiva, pada rasio ini lebih besarnya
aktiva perusahaan daripada kemampuan dalam hal
penjualannya itu artinya tidak efisiennya perusahaan tersebut
dalam menggunakan semua aktiva dalam hal menghasilkan
penjualan
o Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas ini memperlihatkan tentang kemampuan
perusahaan agar dapat mencapai keuntungan yang berasal dari modal
yang digunakan, terdiri atas :
Rasio net profit margin, pada rasio ini memperlihatkan
bagaimana perusahaan belum bisa dalam mengelola dengan
baik biaya operasionalnya
Rasio return on total assets, pada rasio ini memperlihatkan
belum efektifnya sebuah perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut
Rasio rentabilitas ekonomi, pada rasio ini memperlihatkan
belum maksimalnya perusahaan dalam menggunakan aktiva
dalam menghasilkan laba
Rasio profit margin, pada rasio ini belum bisanya sebuah
perusahaan dalam mengelola dengan baik biaya operasional
Rasio return on new worth, pada rasio ini dalam hal
menghasilkan pendapatan, belum sanggupnya sebuah
perusahaan secara efisien untuk mengelola modal yang tersedia
Pada PT. Aditya Sentana Agro, adanya penurunan pada kinerja perspektif
keuangan di perusahaan tersebut, hal itu karena adanya kemarau panjang dan
juga terjadinya kebakaran hutan di beberapa wilayah sehingga para petani
mengalami gagal panen dalam memperoleh benih yang berkualitas. Sehingga
PT. Aditya Sentana Agro mengalami penurunan pada aktivitas penjualan
benih.
2. Perspektif Customer (Pelanggan)
Pada perspektif pelanggan ini, dilakukannya analisis terhadap perusahaan dan
para customer (pelanggan) terkait seberapa baik hubungan antar keduanya
yang kemudian dapat menjadi gambaran kinerja PT. Aditya Sentana Agro.
Terdapat empat hal yang ada dalam perspektif customer (pelanggan), antara
lain :
o Retensi pelanggan (customer retention)
Pada retensi ini, memperlihatkan tentang keberhasilan sebuah
perusahaan dalam mempertahankan hubungan baiknya dengan para
customer (pelanggan) mereka, dapat dilihat dari bertambahnya jumlah
customer (pelanggan) dan juga meningkatnya jumlah mereka yang
tetap bertahan
o Akuisisi pelanggan (customer acquisition)
23
Pada bagian ini, memperlihatkan tentang banyaknya pelanggan baru
yang berhasil ditarik oleh perusahaan
o Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Dengan adanya sertifikat ISO 9001 dapat membantu sebuah
perusahaan dalam upaya peningkatan kepuasan pelanggan dan dengan
diterapkannya system manajemen mutu maka juga dapat memberikan
kepada sebuah perusahaan manfaat yang maksimal
24
Adanya programmer yang dapat membantu dalam proses olah data
yang dimiliki oleh PT. Aditya Sentana Agro. Dengan adanya
programmer tersebut, sehingga mampu memberikan jaminan terhadap
kerahasiaan data-data yang ada melalui system informasi khusus yang
ada di perusahaan tersebut
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan pada perusahaan ini dianggap belum berhasil dalam
mencapai target karena belum sesuainya kategori-kategori berikut seperti
customer satisfaction, product/service attribute, dan customer relationship,
terhadap keinginan dari para customer (pelanggan) nya. Tingkat kepuasan para
customer (pelanggan) masih rendah terhadap kinerja KFC BSD Square. KFC
BSD Square diharapkan untuk lebih memfokuskan pada keinginan para
customer (pelanggan) nya agar para customer tersebut dapat merasakan
kepuasan yang maksimal terhadap kinerjanya. Berikut berbagai cara yang
dilakukan di KFC BSD Square untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
(customer), antara lain :
o Memberikan pelatihan kepada para karyawan agar bisa lebih cepat dan
sigap saat melakukan pelayanan kepada para customer (pelanggan)
melalui cara menambah jumlah staff yang bertugas di front office agar
bisa membantu memberi hidangan terhadap pesanan customer
(pelanggan) supaya lebih cepat dan juga para staff tersebut diharapkan
untuk tersenyum ramah ketika menghidangkan kepada customer
(pelanggan). Disediakannya kotak penilaian untuk menilai kepuasan
pelanggan pada saat itu terhadap kinerja pegawainya dalam
memberikan pelayanan dengan diberikan lembaran sticker smile yang
dapat dimasukkan ke kategori puas, sangat puas, dan bahkan tidak puas
oleh pelanggan yang tersedia di meja kasir.
o Lebih memperhatikan tingkat kebersihan toilet dan wastafel yang ada
di KFC BSD Square dengan sering membersihkan toilet setiap saat
terutama wastafel harus berfungsi dengan baik dan jika terdapat
wastafel yang rusak harus diperbaiki setelah para customer (pelanggan)
selesai makan tidak perlu ke lantai dasar hanya untuk mencuci tangan
25
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Tolak ukur yang ada pada perspektif proses bisnis internal adalah
menggunakan rumus Manufacturing Cycle Efficiency (MCE) dalam
penyelesaian pesanan. Perspektif proses bisnis internal pada KFC BSD Square
dianggap belum dapat mencapai keberhasilan dalam mencapai target, karena
dalam proses poduksi hingga produk tersebut sampai ke para customer
(pelanggan) masih ditemukan adanya ketidak efisiensi.
Karena adanya ketidak efisiensi, sehingga muncul sebuah hal yang tidak
menjadi nilai tambah bagi perusahaan. KFC BSD Square memberikan
pelatihan kepada para karyawan-karyawannya untuk lebih cepat ketika
melakukan proses produksi terhadap suatu barang hingga produk tersebut
sampai ke para customer (pelanggan) dengan cepat sehingga mampu untuk
mengurangi ketidak efisiensinya waktu. Cara yang bisa diterapkan oleh KFC
BSD Square yaitu menentukan batasan waktu tiap prosesnya, diutamakan pada
saat menyajikan pesanan ke para customer (pelanggan) yang dianggap lama,
dengan memakai cara jam pasir yang diletakkan di meja kasir, para staff di
meja kasir dapat memulai penyajian pesanan sebelum jam pasir itu habis. Cara
tersebut dilakukan agar mampu menjadikan setiap waktu menjadi efektif,
sehingga mampu membentuk para staff yang cepat, ligat dan cekatan.
27
Pada PT. Graha Layar Prima adanya penurunan jumlah karyawan yang
melakukan resign sebanyak 9,53%, dan sebesar 41,91% diperoleh dari
rata-rata karyawan yang melakukan turn over
o Kepuasan karyawan
Tingkat kepuasan karyawan pada PT. Graha Layar Prima dari
kuesioner dalam mengukur tingkat kepuasan para karyawan di
perusahaan tersebut, yang telah diisi oleh 24 responden memperoleh
hasil 2,893%.
28
Dalam hal ini, sebuah perusahaan memproduksi sebuah satu produk,
produk tersebut diciptakan berdasarkan technique need analysis. Saat
ini PT. MSIG mempunyai 14 produk, sebesar 10% dari total produk
tersebut yang dimiliki oleh PT. MSIG merupakan produk diferensiasi
o Adanya penyesuaian premi terhadap bisnis yang dilakukan
PT. MSIG memperoleh net premium income sebesar Rp. 388.019 juta
pada tahun 2012, sementara sebesar Rp. 414.704 juta yang diperoleh
oleh perusahaan pada tahun 2013. Sehingga sebesar 4% perusahaan
mengalami pertumbuhan premi
o Pengembangan bisnis
Sasaran strategi pengembangan bisnis ini diukur dengan oleh jumlah
persentase market share. Pada tahun 2013, market share yang dicapai
yaitu 3% dan 2,8% yang dicapai oleh perusahaan pada tahun 2012
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Balance Scorecard adalah system manajemen yang strategis yang kuat dan
seimbang guna memfasilitasi implementasi strategi, serta memastikan bahwa visi dan
strategi organisasi diimplementasikan dan dicapai. Pendekatan Balance Scorecard ini
untuk menyempurnakan kelemahan dari pendekatan manajemen sebelumnya. Dalam
pendekatan Balance Scorecard, guna menyeimbangkan perspektif keuangan, adanya
suatu penjelasan yang jelas terkait apa yang harus diukur oleh organisasi. Balance
Scorecard dapat mempengaruhi perubahan dan peningkatan organisasi berskala besar
tetapi butuh keahlian dalam pelaksanaannya. Dengan adanya Balanced Scorecard
perusahaan jadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah
dicapai, dengan adanya Balanced Scorecard sangat membantu perusahaan untuk
memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja perusahaan. Agar kinerja lebih
efektif dan efisien dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja
yang dilakukan.
Intinya Balanced Scorecard (BSC) dikatakan sebagai alat ukur yang paling
sederhana dalam perusahaan sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu
contoh kelemahannya adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi,
sehingga tidak bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi perusahaan.
Jadi, cakupan yang kurang luas membuat gerakan terbatas dalam mengetahui faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi hal tersebut, sehingga harus mencari cara lain
untuk memecahkan suatu persoalan tersebut hingga menemukan cara yang tepat.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa kami tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan tugas kelompok
Mata Kuliah Manajemen Mutu.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan menerima sanksi
yakni tidak lulus matakuliah Manajemen Mutu (nilai E).
32