Akar penyebab masalah kesehatan pada masyarakat Kota Palembang
1. Sampah yang berserakan di pinggir jalan
Penyebab permasalahan : a. Faktor Lingkungan Karena sarana dan fasilitas untuk kebersihan seperti tempat sampah sangat sedikit. Letak tempat sampah yang berjauhan satu dengan yang lainnya, menurut masyarakat setempat untuk membuang sampah sejauh itu membuat mereka malas untuk kesana. Tempat sampah yang diletakkan setiap gang tidak permanen atau tidak ditanam di tanah maka, dalam jangka waktu lebih kurang dua bulan satu demi satu tempat sampah itu hilang dan tidak ada lagi pada tempatnya. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik b. Faktor Perilaku Masyarakat yang lebih memilih untuk membuang sampah dibagian tengah badan jalan.
2. Tingginya AKI (Angka Kematian Ibu)
Penyebab permasalahan : a. Faktor Perilaku Masyarakat menjadi takut/ tidak mau melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan Masyarakat takut untuk menerima kunjungan rumah yang dilakukan petugas kesehatan Persalinan masih dilakukan di rumah / bukan fasyankes Keterlambatan pihak keluarga dalam pengambilan keputusan saat harus dirujuk ke Rumah Sakit b. Faktor Lingkungan Persalinan masih ada yang ditolong dukun Ibu hamil dan bersalin belum mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan Kondisi wilayah demografis yang sulit dijangkau (perairan) dan rusak (darat) c. Faktor Pelayanan Kesehatan Kurangnya kewaspadaan petugas dalam mendeteksi secara dini faktor resiko atau masalah yang akan terjadi dalam kehamilan Sebagian sarana dan prasarana di PKM tidak sesuai standar Permenkes No. 75 tahun 2014 Fasyankes yang memberikan pelayanan tidak sesuai dengan tingkatan pelayanan
3. Tingginya AKB (Angka Kematian Bayi)
Penyebab permasalahan : a. Faktor Perilaku Ibu hamil takut untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan sehingga terlambat dalam memberikan intervensi oleh Nakes Masih tingginya usia kawin muda, hamil di usia tua, serta kehamilan lebih dari 4 kali yang menyebabkan kurangnya kesadaran ibu hamil dalam mengkonsumi makanan bergizi yang dampaknya melahirkan Bayi berat lahir rendah Bumil risiko yang tidak seluruhnya melahirkan di Rumah Sakit Persalinan yang tidak di fasilitas kesehatan b. Faktor Pelayanan Kesehatan Sarana dan prasarana penanganan bayi baru lahir (BBL) yang kurang memadai Kurang kompetennya Nakes dalam penatalaksanaan kegawat daruratan pada BBL Proses rujukan belum optimal karena akses / jarak dan waktu tempuh Kasus kematian masih ada yang terjadi di Rumah Sakit Rujukan 4. Tingginya kasus stunting Penyebab permasalahan : a. Faktor Lingkungan Ketersediaan Pangan berkualitas di rumah tangga turun b. Faktor Perilaku Kebutuhan asupan makanan naik untuk tingkatkan daya tahan untuk melawan infeksi Kunjungan balita sakit ke Nakes/ Faskes turun Kunjungan ibu hamil untuk ANC ke Puskesmas kurang optimal ; pemeriksaan, tekanan darah bumil, edukasi tentang resiko BBLR, PBLR dan Prematur. c. Faktor Pelayanan Kesehatan Posyandu tidak jalan optimal
5. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif
Penyebab permasalahan : a. Faktor Pelayanan Kesehatan Ibu & Keluarga kurang mendapatkan informasi tentang ASI Eksklusif dari petugas kesehatan sehingga perlu adaya Konselor ASI Keluarga / masyarakat & gencarnya promosi susu formula oleh produsen susu kepada konsumen yang dilakukan oleh petugas kesehatan Program ASI Eksklusif yang dilaksanakan bidan di Puskesmas ternyata belum optimal Lemahnya perencanaan terpadu dalam program PP – ASI Kurangnya intensitas dan kontinuitas dari kegiatan PP – ASI ditingkat pelayanan maupun masyarakat Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi (RSSIB) belum semua berjalan sebagaimana mestinya ( dari 17 Kab/Kota, yang sudah melaksanakan RSSB hanya 12 Kab/Kota). b. Faktor Lingkungan Kurangnya tempat fasilitas khusus laktasi di tempat kerja dan tempat sarana umum
6. Masih tingginya kasus DBD
Penyebab permasalahan : Faktor Lingkungan Masih banyaknya nyamuk penular DBD yang terdapat di lingkungan pemukiman Faktor Pelayanan Kesehatan Belum membudayanya PSN-DBD dalam masyarakat sehingga menimbulkan tingginya populasi nyamuk penular DBD Implementasi 3M plus melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) belum optimal Logistik untuk pengendalian vektor termasuk sarana prasarananya masih kurang Pengetahuan terkait penegakan diagnosa DBD dan pengendalian vektor DBD bagi petugas kesehatan di lapangan khususnya yang masih baru masih kurang.
Referensi
1. Nasional PS, Palembang UP. No Title. 2018;183–7.
2. Septinar, Helfa. (2018). Fenomena Persampahan Di Lingkungan Kecamatan Kertapati Kota Palembang. Prosiding Seminar Nasional 21 Universitas Pgri Palembang. 183-187. https://jurnal.univpgri- palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/download/1821/1632.