6. Program P2P
a. Rabies
1) Kurangnya pengetahuan 1) tidak adanya penyebarluasan informasi 1) Memberikan sosialisasi untuk
masyarakat tentang rabies mengenai rabies masyarakat mengenai penyakit rabies
2) Belum tersedianya sarana 2) Tidak ada dana untuk menyediakan 2) Pembuatan media cetak Baliho untuk
informasi mengenai penyakit sarana informasi tentang rabies pengetahuan masyarakat mengenai
rabies penyakit rabies
b. Imunisasi
1) Kunjungan posyandu 1) Kurangnya pengetahuan ibu pentingnya 1) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang
Rendah posyandu imunisasi
2) Cakupan Imunisasi dasar 2) Sasaran Imuniasi dasar lengkap terlalu 2) Sasaran menggunakan sasaran real
Lengkap dbawah 95 % tinggi dan masih ditemukan bayi yang belum bayi lahir hidup di tahun sebelumnya.
3) Cakupan Antigen baru (JE) mendapatkan Imunisasi dasar lengkap. dan melakukan sweeping pada bayi
dibawah 95 % 3) Kurangnya pengetahuan Ibu pentingnya yang belum mendapat Imunisasi dasar
4) Cakupan Imunisasi dasar vaksin baru (JE) sehingga ibu takut anaknya lengkap.
lengkap (IDL) di Aplikasi disuntik antigen baru. 3) Memberikan Penkes tentang Antigen
ASIK rendah (57,2 %) 4) Kurangnya pengetahuan Nakes tentang baru (JE) tentang Pentingnya vaksin JE
aplikasi ASIK dan adanya entri MR di umur > serta Efek samping yang terjadi setelah
12 Bulan serta riwayat imunisasinya, di Imunisasi.
sehingga tidak masuk IDL ideal di Aplikasi 4) Mengentri MR serta Riwayat Imunisasi
ASIK masuk di (Kejar MR). di Aplikasi ASIK di Usia 11 Bulan 29
Hari, serta mningatkan pengetahuan
nakes tentang Aplikasi ASIK.
c. TB Paru
1) Pasien sulit untuk 1) Kurangnya Tingkat pengetahuan pasien. 1) Pemberdayaan kader Masyarakat
mengantar spesimen dahak. 2) Adanya penolakan saat pemeriksaan 2) Pengawasan minum obat (PMO)
2) Saat pelacakan pasien 3) Pasien masih percaya dengan hal mitos 3) Skrining kesehatan (deteksi dini
suspect tidak ditempat. 4) Kurangnya dukungan keluarga penemuan kasus TBC melalui poli
3) Pasien tidak jujur dengan 5) Tingkat kesadaran kurang untuk umum, KIA, IGD, Pustu dan
kondisi kesehatan yang memeriksakan diri Poskesdes.
dialami. 6) Adanya stigma negative 4) Melakukan KIE promosi kesehatan
melalui media sosial, sekolah, dan
posyandu
d. Malaria
1) Tidak tersedianya rapid test 1) Tidak tersedianya rapid test malaria, Membuat pengajuan permintaan rapid test
malaria di Puskesmas tujuh Giemsa, methanol dan minyak imersi di malaria serta Giemsa, methanol dan
belas (di Puskesmas sudah puskesmas tujuh belas. minyak imersi ke dinkes.
Expired). 2) Sudah mengamprah stok di dinkes akan
2) Tidak tersedianya, giemsa, tetapi belum diambil.
methanol dan minyak imersi
di Puskesmas tujuh belas
karena di Puskesmas sudah
expired.
e. PTM
1) Cakupan hipertensi belum 1) Kurangnya pengetahuan masyarakat 1) Menggerakkan tokoh masyarakat,
tercapai tentang kunjungan ke posbindu PTM. bidan desa dan kader agar lebih
2) Cakupan usia produktif 2) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk proaktif.
belum tercapai datang berkunjung ke posbindu PTM. 2) Lanjutkan skrining disetiap desa,
3) Masih ada desa yang belum 3) Mayoritas masyarakat bekerja sebagai melalui kunjungan kegiatan posbindu
mempunyai kader posbindu. petani, sehingga susah untuk dengan sasaran per RT.
menyesuaikan dengan jadwal posbindu 3) Melakukan evaluasi dan pemberdayaan
PTM. kepada kader posbindu.
4) Belum terbentuk dan terlatihnya kader 4) Melakukan evaluasi melalui lokmin
posbindu dengan PJ UKM, kepala puskesmas,
dan lokmin linsek.
f. HIV/AIDS
1) Persediaan rapid test 1) Stok rapid test di dinas kabupaten sering 1) Membuat permintaan rapid test
HIV/AIDS di puskesmas kosong HIV/AIDS ke Dinkes.
sering kosong 2) Belum tersedia nya rapid test dan baru di 2) Melakukan skrining/penemuaan kasus
2) Belum tercapainya standar lakikan 1 kali HIV/AIDS pada kelompok beresiko
pelayanan minimal tertular HIV/AIDS
peayanan HIV/AIDS
g. Diare
1) Pada saat dilakukan 1) Pasien lupa dengan kunjungan rumah 1) Petugas melakukan koordinasi dengan
kunjungan rumah oleh yang dilakukan oleh petugas pasien didampingi oleh keluarga pasien
petugas, pasien tidak ada di 2) Kurangnya pengetahuan pasien tentang dalam menentukan tanggal kunjungan
tempat. penyakit Diare dan cara pencegahan serta oleh petugas
2) Pasien Diare tidak minum pengobatannya 2) Memberikan edukasi atau penyuluhan
obat dengan benar singkat kepada pasien dan keluarga
pasien tentang penyakit Diare, serta
mengingatkan pasien untuk minum
obat dengan benar
h. Ispa
1) Masih ditemukan adanya 1) Kurangnya pengetahuan pada pasien 1) Mengedukasi singkat kepada pasien
pasien ISPA yang tidak tentang penyebaran penyakit ISPA dan keluarga pasien tentang penyakit
menggunakan masker 2) Sulitnya akses pasien ISPA dalam mencari Diare, dan memberitahu cara minum
2) Saat dilakukan kunjungan masker obat yang benar
rumah pada pasien ISPA di 3) Pasien lupa dengan kunjungan rumah yang 2) Memberikan masker pada pasien ISPA
masyarakat, pasien tidak dilakukan oleh petugas yang berkunjung ke Fasyankes
ada ditempat 3) Petugas melakukan koordinasi dengan
pasien didampingi oleh keluarga pasien
dalam menentukan tanggal kunjungan
oleh petugas
i. DBD
Terjadinya peningkatan kasus DBD 1) Adanya tren 5 tahunan kasus DBD 1) Meningkatan kerjasama lintas sektor
(22 kasus) 2) Kepedulian masyarakat tentang PJB 2) Meningkatkan penyuluhan baik
sangat rendah langsung maupun melalui media
3) Bahan dan peralatan mesin foging yang 3) Mengusulkan ke Dinkes penambahan
terbatas di Dinkes alat dan bahan foging, serta bubuk
abate
j. Hepatitis
1) Persediaan rapit test 1) Stok rapid test hepatitis di Dinkes sering 1) Pengajuan rapid test
hepatitis di puskesmas kosong 2) Pengajuan usulan dana ke Dinkes
sering kosopng 2) Belum ada menganggarkan dana 3) Melakukan sweeping
2) Kurangnya dana 3) Akses jalan yang becek dan jauh
3) Tidak tercapainya target
7. Program KESWAMAS
a. Kurangnya sediaan obat a. Sediaan obat psikofarmaka di puskesmas a. Mengajukan usulan penyediaan obat
psikofarnaka di puskesmas tidak lengkap dan ada beberapa pasien psikofarmaka yang diperlukan pasien ke
b. Kurangnya dukungan keluarga yang tidak mau ketika disarankan untuk Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK).
dalam pengobatan ODGJ dirujuk ke faskes rujukan karena jarak, b. Koordinasi lintas sektor dengan Kepala
akses, dan keterbatasan biaya, sehingga Desa, Perangkat Desa, Kepala Dusun,
ada beberapa pasien yang kurang teratur Dinas Sosial dan Tenaga Kesehatan
minum obat. yang bertugas di Pustu dan Poskesdes
b. Ada keluarga dari beberapa pasien ODGJ untuk membantu dalam pengobatan
yang tidak mendukung dalam pengobatan pasien ODGJ di wilayahnya.
pasien, ada keluarga yang tidak
mengizinkan petugas kesehatan
melakukan kunjungan rumah untuk
melakukan pemeriksaan pasien, ada juga
keluarga yang tidak mau/tidak ada
mengambilkan obat pasien ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
9. Program KESJAOR
a. Kurangnya dana a. Anggaran dana untuk program KESJAOR a. Pengajuan dana KESJAOR.
b. Sulit mengumpulkan warga kurang b. Turun langsung ke masyarakat saat
/kelompok pekerja di wilayah b. Jangkauan kelompok pekerja wanita warga mengadakan pertemuan
kerja pada saat jam kerja. tani/Pekerja Bengkel tidak berjalan kelompok.
maksimal.
Sapari, A.Md KL, S.K.M Bdn Mariah Yuliana Purba, S.T, Keb
NIP: 19690402 199203 1 010 NIP : 19750702 200604 2 018