KELUARGA BERENCANA
Dosen Pembimbing
Julian Nurtita, S.ST
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Nopi Agustina : 19992
2. Tevi Martina : 19999
3. Uzi Eryfa : 191004
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan penyusun semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah Praktek Kebidanan Komunitas yang berjudul “Keluarga Berencana”
tepat pada waktunya.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu penyusun mengucapakan terima kasih kepada :
1. Ibu Yully Asmariana, S.ST., M.K.M selaku Direktur Akademi Kebidanan
Singkawang.
2. Ibu Adhetya Uberty, S.Tr.Keb.,M.K.M selaku Dosen Mata Kuliah Praktik
Kebidanan Komunitas.
3. Ibu Julian Nurtita, S.ST selaku pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas.
4. Orang tua dan masyarakat yang telah memberikan dukungan dan bantuan
kepada penyusun sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
5. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah ini selanjutnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Tujuan ................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
B. Keluarga Berencana 3
6. Metode Kontrasepsi 7
A. Kesimpulann ......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia menduduki peringkat ke empat dengan
kategori belum mencapai penduduk tumbuh seimbang walaupun, angka
kelahiran di Indonesia terus menurun sebagai dampak pelaksanaan program
Keluarga Berencana (KB). Setiap tahun masih terjadi sekitar 4,2 juta
kelahiran, sehingga menurunnya angka kelahiran belum diikuti dengan
menurunnya angka pertambahan penduduk. Dengan demikian untuk
mengendalikan laju pertambahan penduduk, pemerintah perlu menggalakan
program KB (BKKBN, 2013).
Sasaran Program KB adalah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS).
Namun, terdapat sebagian PUS yang memutuskan untuk tidak memanfaatkan
program tersebut dengan berbagai alasan, di antaranya Ingin Anak Tunda
(IAT) atau Tidak Ingin Memiliki Anak Lagi (TIAL). Presentase PUS yang di
indonesia sebesar 12,7%. Sebagian PUS memutuskan tidak memanfaatkan
program KB yaitu sebanyak 6,15% beralasan IAT, dan sebanyak 6,55%
beralasan TIAL. Total angka PUS tahun 2015 mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14,87% (Kemenkes RI, 2015).
Maka dari itu sesuai program dari pemerintahan yang sudah ada,
penyusun tertarik untuk membuat makalah ini. Yang di tunjukkan untuk
menambah pengetahuan dan juga menjadi referensi kedepannya, baik
digunakan untuk penyusun maupun pembaca makalah ini nantinya.
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah di sampaikan diatas, maka dapat
disimpulkan terdapat tujuan umum dan tujuan khusus pada makalah yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui
tentang Keluarga Berencana.
1
2
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dibuatnya makalah ini yaitu dapat mengetahui dan
menambah wawasan tentang konsep pasangan usia subur, keluarga
berencana, dan pelayanan keluarga berencana dalam situasi pandemik
covid -19.
C. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, dapat memberikan manfaat yaitu berupa
pengalaman serta pengetahuan bagi penyusun dan pembaca tentang seputar
Pasangan Usia Subur dan Keluarga Berencana dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
3. Tujuan KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Pragita & Rembang, 2019).
Berkaitan dengan tujuan KB terbagi menjadi dua bagian, di antaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Tujuan umum Keluarga Berencana
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Tujuan khusus Keluarga Berencana
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara
penjarangan kelahiran.
4. Manfaat KB
Menurut Pragita & Rembang (2019) manfaat melakukan atau mengikuti
program KB yaitu :
a. Bagi Pasangan Suami Istri
Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri,
selain membatasi kelahiran, juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit
hingga gangguan mental. Lebih jelasnya, berikut ini beberapa manfat KB
untuk pasangan suami istri:
1) Menurunkan risiko kehamilan
Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak
melahirkan terlalu muda atau terlalu tua. Jika perempuan yang terlalu
Melahirkan di atas
6
kematian.
diatasi dua hormone tersebut adalah kanker indung telur (ovarium) dan
1) Kondom
Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari
lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang)
sebelum dimasukan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan
dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan
penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS (Fauziah, 2020).
a) Efektivitas,pemakaian kondom sangat efektif apabila dipakai dengan
benar pada saat bersenggama. Angka kegagalan teoritis 3% dan
praktisnya 5-20%. Bahan spermicidal meningkatkan efektifitas
menjadi lebih dari 95% jika dipakai dengan benar dan konsisten
(Afriani, 2011).
b) Kelebihan
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat
kontrasepsi
a) Efektif bila digunakan dengan benar
b) Tidak mengganggu produksi ASI.
c) Tidak mengganggu kesehatan klien.
d) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
e) Murah dan dapat dibeli secara umum.
f) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda (Saifuddin, 2010).
c) Kekurangan
Kekurangan pemakaian kondom secara umum,
1) Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung).
4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi.
5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6) Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
9
2) Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur pemotongan atau penutupan tuba
falopi atau saluran indung telur yang menghubungkan ovarium ke
rahim. Setelah tubektomi, sel-sel telur tidak akan bisa memasuki rahim
sehingga tidak dapat dibuahi oleh sel sperma (Prapitasari, 2020).
a) Efektifitas tinggi 99,5%
b) Keuntungan
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Tidak bergantung pada faktor sanggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
c) Kerugian
Harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini
(tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi
rekanalisasi)
Dilakukan oleh dokter yang terlatih
3) Vasektomi (MOP)
Vasektomi adala metode kontrasepsi yang dilakukan dengan
memotong saluran sperma (vas deferens) yang membawa sel sperma
dari testis ke penis, dengan metode ini sperma tidak bisa keluar
bersama air mani saat pria ejakulasi (Prapitasari, 2020).
a) Keuntungan
Efektivitas tinggi 99,6-99,8%
Sangat aman, tidak ditemukan efek samping jangka
panjang
Morbiditas dan mortalitas jarang
Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka panjang
Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya
penggunaan kontrasepsi
14
b) Kekurangan
Tidak efektif segera, WHO menyarankan kontrasepsi
tambahan selama 3 bulan setelah prosedur (kurang lebih
20 kali ejakulasi)
Teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi
perdarahan dan nyeri dibandingkan teknik insisi.
C. Panduan Pelayanan Keluarga Berencana Dalam Situasi Pandemic Covid -19
Berdasarkan rekomendasi WHO dan masukan dari organisasi profesi dan
lintas sektor terkait (BKKBN) maka disepakati rekomendasi untuk pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi pada situasi bencana (Kemenkes RI, 2020). Pesan bagi
masyarakat terkait pelayanan keluarga berencana pada situasi pandemi Covid-19
kesehatan.
2) Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak
kader atau petugas kesehatan melalui telepon untuk mendapatkan Pil KB.
15
persalinan (KBPP).
telepon.
BAB III
Penutupan
A. Kesimpulan
KB sangat penting untuk menekan baju pertumbuhan penduduk di
Indonesia, dengan ber-KB mampu menciptakan keluarga kecil bahagia
sejahtera sesuai tujuan program KB. Sehingga perlu peran serta aktif antara,
pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat.
B. Saran
Mengacu pada kesimpulan yang telah ditemukan, ada beberapa saran
yang diajukan sehingga dapat dijaadikan bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Pasangan Usia Subur
Diharapkan untuk selalu berperan aktif dalam penggunaan KB dan
menambah wawasan mengenai kesehatan khususnya tentang KB sebagai
upaya dalam meningkatkan status kesehatannya menjadi lebih baik.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
kepada petugas kesehatan dalam memberikan informasi kesehatan lebih
sering kepada masyarakat mengenai alat kontrasepsi.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya sehingga
mendapatkan hasil yang lebih baik.
16
Daftar Pustaka
17