Anda di halaman 1dari 18

KONSEP KELUARGA BERENCANA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata ajar maternitas II

Tugas Kelompok

Disusun Oleh :
Kelompok 7

Alif Alin Arifah Suhada 17142011004


Jihan Fitrina 17142011022
M. Wahyudi 17142011026
NurFera A 17142011033
Yessy Gustia 17142011040
Yudhi Rhamanda 17142011041

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB

MAJALENGKA

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas makalah tentang
Keperawatan Maternitas II.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Keluarga Berencana ........................................................................... 3


B. Tujuan Program Keluarga Berencana .................................................................. 3
C. Metode Keluarga Berencana ................................................................................ 4
D. Sasaran Keluarga Berencana ................................................................................ 9
E. Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB ................... 9
F. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................................................ 11
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran manusia tentang pentingnya masalah kependudukan telah mulai


sejak di huni oleh ratusan juta manusia. Plato (427-347) menyarankan agar pranata
sosial dan pemerintahan sebaiknya di rencanakan dengan pertumbuhan penduduk
stabil, sehingga terjadi keseimbangan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Perkumpulan keluarga berencana Indonesia, yang di prakarsai oleh Dr.


Soeharto (PKBI) 1957, sadar akan semakin bertambahnya penduduk, yang suatu saat
membahayakan bangsa sendiri. Dalam gerakannya, PKBI masih tersembunyi karena
suasana pemerintah yang belum memberikan dukungan politik dan kesempatan di
tengah masyarakat.

Pencanangan program keluarga berencana yang di sampaikan kepada


masyarakat mendapat sambutan baik sehingga dalam pelita I, telah dapat menurunkan
angka rata-rata punya anak dari 5,8 menjadi 3,8 jiwa. Pembangunan dan program
keluarga berencana yang berskala nasional merupakan dua sisi mata uang yang tidak
dapat di pisahkan. Bila pembangunan ingin sukses, pelaksanaan gerakan keluarga
berencana harus dapat di galakkan.

Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk merencanakan


jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat di tunjang
oleh kemampuan sosial, ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud program keluarga berencana?
2. Apa saja tujuan program keluarga berencana?
3. Bagaimana metode program keluarga berencana?
4. Apa saja sasaran dari diadakannya program keluarga berencana?
5. Bagaimana strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB?

1
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan Program KB
2. Dapat mengetahui apa saja tujuan pelaksanaan dari program KB
3. Dapat mengetahui metode dari program KB
4. Dapat mengetahui sasaran dari pelaksanaan program KB
5. Dapat mengetahui strategi pendekatan dan cara operasional program
pelayanan KB

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana atau KB merupakan salah satu pelayanan kesehatan
prepentif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang di alami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat di terima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Gunawan, 1998).
Menurut WHO (Expert Committee, 1970), KB merupakan tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif- objektif
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga.
B. Tujuan Program Keluarga Berencana
Di Indonesia, tujuan program nasioanal kependudukan dan keluarga berencana
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Demografis, yaitu dapat di kendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk.
Sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut, telah di tetapkan suatu
target demografis berupa penurunan angka fertilitas dari 44/mil pada tahun 1971
menjadi 22/mil pada tahun 1990.
2. Tujuan Normatif, yaitu dapat di hayatinya norma keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup masyarakat
Indonesia.
Sedangkan, tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga
kecil yang sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak. Dengan demikian, akan di peroleh suatu keluarga bahagia
dan sejahterah yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika di tilik lebih dalam, sebenarnya keluarga berencana bertujuan untuk
memerhatikan berbagai kepentingan manusia dan masayarakat, antara lain orangtua,
anak-anak dan masyarakat.

3
a. Kepentingan Orang Tua
Orang tua adalah yang paling bertanggung jawab atas keselamatan diri dan
keluarga. Karena itu, orang tua sadar akan batas-batas kemampuan mereka selama
masa bakti dalam mengurus kebutuhan anak-anak mereka sampai menjadi orang
yang berguna. Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki
dari Tuhan Yang Maha Esa, mereka sebagai makhluk insani diberi akal, ilmu, dan
pikiran sehat. Karena itu mereka wajib memakai akal, ilmu, dan pikiran sehat
tersebut untuk mendapatkan jalan dan hidup yang sehat pula supaya tidak berbuat
lebih dari kemampuan yang ada. Dengan demikian, terciptalah keselamatan
keluarga dan terbentuklah keluarga yang bahagia.
b. Kepentingan Anak-Anak
Mengatur kelahiran merupakan salah satu cara dalam menghargai
kepentingan anak-anak kita. Dengan pengaturan kelahiran, orang tua mempunyai
persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik kepada anak-
anaknya sehingga mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi
orang tua dan bangsa.
c. Kepentingan Masyarakat
Masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai kepala keluarga
memelihara dengan baik keluarga dan anak-anak mereka. Dengan demikian,
orang tua membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas sehingga
secara makro telah ikut memelihara keseimbangan penduduk dan pelaksanaan
pembangunan nasional.
C. Metode Keluarga Berencana
Untuk dapat meningkatkan penerimaan metode medis teknis keluarga, perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. KIE berbagai metode KB dengan sistem kafetaria.
Setelah mendapat keterangan, klien di minta untuk daat memilih metode KB yang
arahnya menuju pada metode efektif.
2. Khusus untuk kontap pria wanita, diperlukan konseling dan informed consent
karena bersifat permanen. Dalam konseling dijelaskan :
- Keuntungan dan kerugian kontap
- Teknik operasi, khususnya di bagian mana akan diambil
- Kemungkinan penyulit setelah operasi
- Biaya yang diperlukan

4
- Kapan kontrol
- Diikuti informed consent
a. Metode Medis Teknis KB
1) IUCD
2) Hormonal Kontrasepsi
 Pil Oral
- Estrogen only : After morning pil
- Kombinasi : Kombinasi biasa dan sequensial pil
 Suntikan
Progestron :
- Suntikan KB : Devoprovesa dan cycloven
 KB Susuk : Norplant dan Implanon
3) Kontap Pada Pria
 Vasektomi, yaitu operasi pemotongan vas deferens (saluran berbentuk
tabung kecil di dalam skrotum yang membawa sperma dari testikel
menuju penis). Metode KB pria ini juga dikenal dengan sterilisasi.
Vasektomi bertujuan untuk mencegah pembuahan dan kehamilan karena
tertutupnya akses sperma menuju air mani. Vasektomi adalah metode
kontrasepsi bersifat permanen, tapi tidak akan mempengaruhi
kemampuan laki-laki dalam ejakulasi dan orgasme.
Jenis-Jenis Vasektomi
1. Vasektomi Konvensional
Pada vasektomi konvensional, dokter bedah akan membuat
sayatan pada kedua sisi skrotum yaitu bagian atas skrotum dan
bagian bawah penis. Kemudian vas deferens di dalamnya akan
dihilangkan, diikat, atau bahkan dikaterisasi. Bekas luka kemudian
akan dijahit.
2. Vasektomi Tanpa Pisau Bedah
Pada vasektomi tanpa pisau bedah, dokter bedah akan
menggunakan penjepit kecil untuk menahan saluran yang akan
dipotong, selanjutnya akan dibuat lubang kecil pada kulit skrotum
dan memotong bagian saluran sebelum mengikatnya.

5
4) Kontap Pada Wanita
a. Cara Mencapai Tuba
 Transabdominal
 Minilaparotomi
 Sub-umbilikal/infra-umbilikal ( biasanya pada post-
partum)
 Supra-pubis/ Mini-pfannenstiel pada post-abortus dan
interval atau pada saat bukan post-partum atau post
abortus.
 Keuntungan mini laparatomi:
 Mudah dipelajari
 Dapat dikerjakan oleh tenaga medis yang memiliki
dasar & keterampilan ilmu bedah.
 Alat murah dan sederhana.
 Dapat dilakukan segera setelah melahirkan

- Kerugian mini laparatomi:


 Waktunya sedikit lama rata-rata memerlukan 10-20
menit.
 Sukar pada wanita yang agak gemuk, bila ada
perlekatan pelvis/ mengalami operasi pelvis.
 Meninggalkan bekas luka parut.
 Angka kejadian infeksi operasi lebih tinggi.

 Laparotomi Biasa
Laparatomi saja untuk kontap wanita tidak dianjurkan
karena diperlukan insisi yang panjang dan anastesi umum atau
anastesi spinal.
Laparatomi hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya
gagal atau timbul komplikasi sehingga memerlukan insisi yang
lebih besar,atau pada keadaan lain, jika kontap bukan merupakan
operasi utama tetapi sebagai pelengkap, misalnya pada section
secarea, KET, dll.

 Laparoskopi
Adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam
rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan
melalui dinding anterior abdomen.

6
- Keuntungan laparaskopi:
 Komplikasi rendah
 Cepat (rata-rata 5-15 menit)
 Insisi kecil sehingga luka parut sedikit sekali
 Dapat dpakai juga untuk diagnostic maupun terapi.
 Kurang menyebabkan rasa sakit.
 Sangat berguna bila jumlah calon aseptor banyak.
- Kerugian laparaskopi:
 Risiko komplikasi dapat serius (bila terjadi)
 Memerlukan pneumo-peritoneum dengan segala
akibatnya.
 Lebih sukar dipelajari.
 Memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah
abdomen.
 Harga peralatannya mahal dan memerlukan perawatan
yang teliti.
 Tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-partum.

 Transvaginal
 Kolposkopi
o Dikenal:
-Kolpotomi posterior(kuldotomi)
a. Cara ini sering dipakai
b. Cul-de-sac atau cavum douglas, yang
terletak diantara dinding depan rectum dan
dinding belakang uterus, dibuka melalui
vagina untuk sampai pada tuba falopii.
- Kolpotomi anterior
a. Jarang dipakai lagi pada saat ini.
b. Peritoneum di insisi diantara kandung
kencing dan uterus, dan uterus diputar
sehingga tuba falopii terlihat.
o Keuntungan kolpotomi:
 Dapat dilakukan secara rawat-jalan.
 Hanya memerluka waktu 5-15 menit.
 Cukup dengan neurolept-analgesia+anastesi
lokal.
 Rasa sakit post-operatif lebih kecil.
 Tidak ada insisi abdominal

7
 Peralatan yang digunakan sederhana, murah dan
mudah pemeliharaannya.
 Morbiditas dan komplikasi mayor rendah.
 Angka kegagalan rendah.
 Kuldoskopi
Rongga pelvis dapat dilihat melalui alat keldoskop
dimasukkan melalui vagina fornixposterior kedalam cavum
douglas.
Tuba ditarik dan dijepit keluar untuk dilakukan
penutupan dengan cara:

a. Pomeroy
b. Kroener
c. Kauterisasi
d. Cincin falope
- Kerugian kuldoskopi:
Posisi aseptor yaitu posisi lutut-dada (knee-
chest position) yang mungkin kurang
menyenangkan baginya.

b. Teknik penutupan tuba falopi


 Medlener
Bagian tengah dari tuba di angkat dengan cunam Pean,
sehingga terbentuk suatu lipatan terbuka. Kemudian, dasar dari lipatan
tersebut di jepit dengan cunam kuat- kuat, dan selanjutnya dasar itu di
ikat dengan benang yang tidak dapat di serap. Pada cara ini tidak
dilakukan pemotongan tuba. Sekarang cara Madlener tidak dilakukan
lagi karena angka kegagalannya relatif tinggi, yaitu 1 % sampai 3%.
 Pomeroy
Cara pemoroy banyak dilakukan. Cara ini dilakukan dengan
mengangkat bagian tengah tuba sehingga membentuk suatu lipatan
terbuka, kemudian dasarnya diikat dengan benang yang dapat diserap,
tuba di atas dasar itu di potong. Setelah benang pengikat di serap,
maka ujung- ujung tuba terpisah satu sama lain. Angka kegagalan
berkisar antara 0 – 0,4%.
 Kruner
Bagian fimbria dari tuba di keluarkan dari lobang operasi.
Suatu ikatan dengan benang sutera di buat melalui bagian mesosalping

8
di bawah fimbria. Jahitan ini diikat 2 (dua) kali, satu mengelilingi tuba
dan yang lain mengelilingi tuba sebelah proksimal dari jahitan
sebelumnya. Seluruh fimbria di potong. Setelah pasti tidak ada
pendarahan, maka tuba dikembalikan ke dalam rongga perut. Teknik
ini banyak yang di gunakan. Keuntungan cara ini antara lain ialah
sangat kecil kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum.
Angka kegagalan 0,19%.

D. Sasaran Keluarga Berencana


1. Sasaran Langsung, yaitu para pasangan usia subur (PUS). Mereka diharapkan
menjadi peserta Keluarga Berencana Lestari sehingga memberikan efek langsung
pada penurunan fertilitas.
2. Sasaran Tidak Langsung, yaitu organisasi dan lembaga kemasyarakatan,
instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (wanita dan
pemuda). Mereka diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses
pembentukan sistem nilai di kalangan masyarakat yang dapat mendukung usaha
pelembagaan noma keluarga kecil yang bahagia dan sejahterah.

E. Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB


Dalam hal pelayanan kontrasepsi , diambil kebijaksanaan sebaaagai berikut :
1. Perluasan jangkauan pelayanan kontrasepsi dengan cara menyediakan
sarana yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi dn merata.
2. Pembinaan mutu pelayanan kontrasepsi dan pengayoman medis.
3. Pelembagaan pelayanan kontrasepsi mandiri oleh masyarakat dan
pelembagaan keluaargaaa kecil sejahtera.
Dalam hal strategi pelayanan kontrasepsi dibantu pokok-pokok sebagai berikut.
1. Menggunakan pola pelayanan kontrasepsi rasional sebagai pola pelayanan
kontrasepsi kepada masyarakat, berdasarkan kurun reproduksi sehat
2. Padaa usia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilan dengan
menggunakan pil KB , AKDR, kontrasepsi suntik, susuk, komdom, atau
intravagina. Pada usia 20-30 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan.
Cara kontrasepsi yang diajurkan adalah AKDR, implan , kontrasepsi suntik,
pil mini, pil KB, kondom, atau intravagina. Sesudah usia 30 tahun atau pada

9
fase mengakhiri kesuburan, dianjurkan memakai kontrasepsi mantap, AKDR,
implan, kontrasepsi suntik, pil KB, kondom, atau intravagina.
3. Menyediakan sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dalam jumlaah
yang cukup daan merata.
4. Meninggalkan mutu pelayanan kontrasepsi.
5. Menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kontrasepsi maupun daalam mengelola pelayanan kontrasepsi.
Untuk mencapai suatu sukses yang diharapkan, maka ditempuh dalam 3 strategi
dimensi, yaitu sebagai barikut :
1. Perluasan Jangkauan
Semua jajaran pembangunan diajak berperan dan ikut untuk
menangani adanya program KB, serta mengajak semua PUS yang potensial
untuk menjadi ekspektor KB. Seperti mengajak istri pegawai negeri, ABRI
dan pemimpinan masyarakan yang lain untuk menjadi pelopor yang dapat
diandalkan, agar masyarakat mengikuti dengan senang hati dan penuh
kebanggaan.
2. Pembinaan
Organisasi yang sudah mulai ikut serta dalam menangani program
diajak berperan dan mendalami lebih rinci tentang apa yang terjadi dan
memberikan kepercayaan untuk ikut menangani program KB dalam
lingkungannya sendiri. Selain itu menjadi petugas, sukarela dan mulai
dikenalkan mengenai program- program pos KB, posyandu, pembinaan anak-
anak, dsb.
3. Pelembagaan dan Pembudayaan
Tahapan awal KB Mandiri yaitu masyarakat akan mencapai suatu
tingkat kesadaran dalam melaksanakan KB bukan hanya karena ajakan
melainkan atas kesadaran dan keyakinan sendiri.
Strategi ini dilengkapi dengan pendekatan “Panca Karya” yang mempertajam sasaran
dan memperjelaskan target, yaitu pasangan usia muda dengan prioritas rendah, PUS
dengan jumlah anak yang cukup dan generasi muda. Dengan penajaman pendekatan
yang bersifat kemasyarakatan dan wilayah tersebut, maka program KB tidak lagi
menunggu sasarannya tetapi lebih bersifat aktif.

10
F. Konsep Asuhan Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN
PIL KB

A. Pengkajian
1. Biodata klien
2. Alasan memilih pil sebagai kontrasepsi
3. Jangka waktu berapa lama
4. Jenis pil yang di pilih
5. Pengalaman penggunaan kontrasepsi
B. Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan koping individu tidak efektif
Risiko pemenuhan nutrisi berlebihan berhubungan dengan peningkatan nafsu makan
Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berlebih berhubungan dengan
retensi Na dan air
Risiko hipertensi berhubungan dengan retensi Na dan air oleh tubulus distal
C. Rencana Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan koping individu tidak efektif
tujuan: Mengurangi kecemasan
intervensi:
- Dorong klien untuk mengekspresikan masalah dan rasa khawatir
- Bantu klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan anxietas
- Ajarkan strategi penatalaksanaan stress
rasional:
- Komunikasi terbuka, membantu mengembangkan hubungan saling percaya
sehingga mengurangi stress dan anxietas
- Stressor diidentifikasi sebelum dapat diselesaikan
- penurunan anxietas menurunkan sekresi asam klorida
2. Risiko pemenuhan nutrisi berlebihan berhubungan dengan peningkatan nafsu
makan
tujuan: Mempertahankan intake nutrisi sesuai kebutuhan (tetap adekuat)
intervensi:
- Anjurkan klien makan sesuai porsi dan kebutuhan

11
- Anjurkan klien untuk menggunakan pola makan sesuai dengan interval yang
teratur
rasional:
- Membatasi diri dari intake yang berlebih
- Untuk mempertahankan asupan nutrisi tetap adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
3. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berlebih berhubungan dengan
retensi Na dan air
tujuan: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
intervensi:
- Pertahankan pencatatan volume masuk dan keluar kumulatif
keseimbangan cairan
- Catat seri BB, bandingkan dengan pemasukan dan pengeluaran
- Pertahankan distensi abdomen sehubungan dengan penurunan bising
usus, perubahan konsistensi feses, keluhan konstipasi
- Awasi tanda-tanda vital
rasional:
- Pada kebanyakan kasus, jumlah aliran harus sama atau lebih dari
jumlah yang dimasukkan, keseimbangan positif menunjukkan
kebutuhan lebih lanjut
- Seri BB adalah indikator akurat status volume cairan.
Keseimbangan cairan positif dengan peningkatan BB
menunjukkan retensi cairan
- Distensi abdomen/konstipasi dapat mempengaruhi kelanjutan
cairan
4. Risiko hipertensi berhubungan dengan retensi Na dan air oleh tubulus distal
tujuan: Tanda-tanda vital dalam keadaan normal (rata-rata)
intervensi:
- Ukur tekanan darah, catat adanya fluktuasi
- Pantau frekuensi jantung dan iramanya
- Pantau suhu tubuh, berikan suhu lingkungan yang nyaman
- Catat masukan dan haluaran

12
D. Evaluasi
1. Perhatikan masalah apa yang terjadi pada pengguna pil
2. Pantau sejauh mana kenyamanan penggunaan pil
3. Ajarkan tata cara penggunaan pil yang baik & benar

E. Healt Education
Catatan-catatan untuk pemakaian Pil KB
 Makanlah Pil pada waktu yang sama setiap hari (sore atau malam)
 Setiap hari dilakukan kontrol apakah Pil kemarin sudah dimakan
 Jika anda lupa, makanlah 2 Pil pada sore hari
 Jika anda lupa 2 Pil, makanlah 2 Pil hari ini dan 2 Pil lagi keesokan harinya
 Jika lupa makan 3 Pil, tunggulah selama 7 hari setelah hari makan Pil terakhir
kemudian mulailah makan Pil KB dari bungkus yang baru. Dalam jangkan waktu
1 minggu tidak makan Pil tadi pakailah cara kontrasepsi lain untuk melindungi
diri anda dari kehamilan.
 Jika anda lupa lebih dari 3 Pil, kemungkinan kegagalan (hamil) menjadi lebih besar
 Anggaplah selalu bahwa bungkus pertama kurang aman
 Jika terdapat bercak perdarahan (spotting), makanlah 2 Pil (dosis ganda) setiap hari
selama 5 hari. Pil untuk penggandaan ini hendaknya diambil dari bungkus lain,
supaya tidak mengganggu jadwal keteraturan memakan Pil
 Jika dengan cara ini perdarahan tidak berhenti, segeralah berkonsultasi dengan
petugas kesehatan.
 Withdrawal bleeding (haid), terjadi hari ketiga dan keempat setelah Pil kombinasi
habis
 Jika selama memakan Pil kontrasepsi timbul keluhan seperti kejang-kejang pada
tungkai bawah, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan (visus), atau rasa nyeri/
sakit dada, maka segeralah konsultasi dengan petugas kesehatan

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Program KB
mempunyai lebih banyak keuntungan daripada kerugiannya, maka sebaiknya kita juga
harus mendukung pemerintah untuk melaksanakan program KB dengan cara
pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka
penyuluhan program KB dari desa ke desa.
Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk
mensukseskan program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di
pedesaan,penyuluhan program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah
program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan
angka pengangguran di Indonesia.

B. Saran
Mengingat banyaknya keuntungan dan peluang yang timbul dari program KB,
kita sebagai anak bangsa harus turut mensukseskan program ini. Pemerataan
kesehatan dan pendidikan harus disiapkan oleh pemerintah agar program KB ini cepat
tercapai. Selain itu lapangan pekerjaanpun juga harus dipenuhi untuk menekan angka
pengangguran, agar angka kriminalitas pun berkurang dan masyarakat indonesia
menjadi masyarakat yang maju dan bermutu.

14
Daftar Pustaka

Sofian, amru.2012.Sinopsis Obsetetri.Jakarta:Buku Kedokteran EGC


Bagus, ida.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetetri Ginekologi dan KB.
Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Trisnawati, Frisca.2013.Asuhan Kebidanan.Jakarta:Prestasi Pustakaraya
http://syavillanp.blogspot.com/2014/06/makalah-konsep-kb.html
http://orochi-coretanku.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-keluarga-
berencana.html

15

Anda mungkin juga menyukai