Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ KELUARGA BERENCANA (KB) “

Fatihah A.Md.Keb

PUSKESMAS SEJANGKUNG
KECAMATAN SEJANGKUNG, KABUPATEN SAMBAS,
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT bahwa makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................1
B. TUJUAN ....................................................................................................................2
C. MANFAAT .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3
A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB) ..................................................3
BAB III PENUTUP .........................................................................................................12
A. Kesimpulan ................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program
pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan
dan jumlah penduduk.

Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga


sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi
padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana
Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu
pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah
keluarga dengan pembatasan yang
bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya.
Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu
hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap
kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan
per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat
kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti klien
tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya bias
dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dilengan atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri.
Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI

1
dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi
yang digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan
mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5
tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu program keluarga berencana
2. Memahami tujuan dari program keluarga berencana
3. Bagaimana strategi pendekatan program keluarga berencana
C. MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tambahan
infomasi dan bacaan untuk tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana atau yang lebih akrab disebut KB adalah program
skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan
pertambahan penduduk di suatu negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat
punya program KB yang disebut dengan Planned Parenthood.
Program KB juga secara khusus dirancang demi menciptakan
kemajuan, kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual
setiap penduduknya. Program KB di Indonesia diatur dalam UU N0 10
tahun 1992, yang dijalankan dan diawasi oleh Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat
kontrasepsi untuk menunda/mencegah kehamilan kehamilan. Berikut alat
kontrasepsi yang paling sering digunakan: Kondom , Pil KB, IUD, Suntik,
KB implan/susuk, vasektomi dan tubektomi (KB permanen).
Mencatut berbagai sumber, data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) terbaru dari BKKBN menyebutkan tren angka kelahiran
total (total fertility rate/TFR) di Indonesia nyatanya memang mengalami
penurunan sejak tahun 1991.
Pada akhir tahun 1991, angka kelahiran total tercatat mencapai tiga
persen. Catatan terbaru melaporkan bahwa angka kelahiran total di
Indonesia berhasil diturunkan dari 2,6 anak per wanita pada 2012 menjadi
2,4 anak per wanita pada 2017. Penurunan tren ini sejalan beriringan
dengan semakin meningkatnya jumlah pemakaian alat kontrasepsi (alat
KB) dari 62% pada tahun 2012 menjadi 66 persen hingga 2017 silam.

3
Namun meski angka total kelahiran dinyatakan menurun, angka
tersebut diakui oleh KBBN belum mencapai sasaran Renstra (Rencana
Strategis) yang bertujuan untuk menurunkan TFR hingga 2,28 anak per
wanita. Itulah kenapa pemerintah berencana untuk kembali melanjutkan
kampanye program Keluarga Berencana demi mencapai target tersebut
pada akhir 2019.
B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan
kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
1. Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan
bangsa
2. Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
3. Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu,
bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

4
C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif,
dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi
21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1
yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Program KB Nasional.
D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)
Ruang lingkup KB antara lain:
1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakankependudukan
6. Pengelolaan SDM aparatur
7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

5
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta
masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara
berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan
pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang
dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan
menerapkan kemitraan sejajar.
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat
mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua
masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat
pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan
(provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan
kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan
masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb
nasional. Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap
kecenderungan respon pasangan usia subur (PUS) di Indonesia
terhadap ajakan (KIE) untuk berkb. Berdasarkan hasil survei tersebut
respon pus terhadap KIE KB terbagi dalam 3 kelompok

6
1. 15% pus langsung merespon ya untuk berKB.
2. 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berKB.
3. 30% pus merespon tidak untuk berKB.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon
kemendesakkannya untuk scepatnya menurunkaj TFR dan
membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN . Selain itu,
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
a. Meneguhkan kembali program di daerah
b. Menjamin kesinambungan program
2. Strategi operasional
a. Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
b. Peningkatan kualitas dan prioritas program
c. Penggalangan dan pemantapan komitmen
d. Dukungan regulasi dan kebijakan
e. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan.
F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)
1. Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:
2. Penurunan angka kematian ibu dan anak
3. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
4. Peningkatan kesejahteraan keluarga
5. Peningkatan derajat kesehatan
6. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
7. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
8. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang
bertujuan untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat
kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga
Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk

7
mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk
yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan
mengakibatkan ketegangan – ketegangan sosial dengan segala akibat
yang luas.
1. Pengaruh positif Program KB
Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk
dapat ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk
yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase
kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per
tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun
2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi
penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju
pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di
Indonesia merupakan bagian dari kebijakan kependudukan nasional,
yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era
otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk
mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang
pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan
tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan
pembangunan Indonesia yang berkualiatas.
2. Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga
memiliki pengaruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari
semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka
penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik
KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di
keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk
kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka
dapat mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat
dikatakan jumlah usia lanjut akan semakin bertambah setiap

8
tahunnya, sehingga biaya yang juga harus dikeluarkan pemerintah
untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.
H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).
1. Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga
Berencana (KB), yaitu:
a. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya
perencanaan kehamilan yang aman,sehat dan diinginkan.
b. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium
dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi.
c. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan kependudukan.Proggram keluarga berencana
nasional adalah program untuk membantu keluarga termasuk
individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga
berkualitas. Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka
generasi mendatang sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.
2. Manfaat Untuk Ibu
a. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
b. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
c. Menjaga kesehatan ibu
d. Merencanakan kehamilan lebih terprogram
e. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
f. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan
oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak,
beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan
lainnya.
3. Manfaat Untuk Anak
a. Mengurangi risiko kematian bayi
b. Meningkatkan kesehatan bayi
c. Mencegah bayi kekurangan gizi

9
d. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
e. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
f. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
4. Manfaat Untuk Keluarga:
a. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
b. Harmonisasi keluarga lebih terjaga
I. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).
Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat
rendah. Hal ini terutama tampak pada partisipasi pria/suami. Hal ini
salah satunya disebabkan minimnya akses laki-laki terhadap perolehan
informasi, pelayanan KB, dan kesehatan reproduksi.
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK)
UGM Issac Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau
sosialiasi tentang KB pria dikarenakan kebijakan KB di Indonesia
yang masih berfokus pada pencapaian target peserta KB
perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi
program KB dengan harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan
menegosiasikan pemakaian alat kontrasepsi (alkon) kepada suaminya.
Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi
factor penyebab rendahnya kesadaran pria untuk berperan
menyukseskan program KB. Dari hasil penelitian yang dilakukan di
kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa masyarakat masih
mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain
itu, pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat
melakukan hubungan seksual dengan pasangan dibanding jenis-jenis
alat kontrasepsi perempuan yang ada. Sementara metode vasektomi
masih dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan akan
mengurangi kekuatan pria. Pandangan yang keliru tentang vasektomi
ini telah melahirkan stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh
masyarakat sekitar sebagai pria takut isteri. Kekhawatiran juga muncul
dari perempuan yang beranggapan dengan vasektomi justru akan

10
meningkatkan peluang suami untuk tidak setia pada pasangan karena
tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam
proses pengambilan keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan
penggunaan kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan
bahwa partisipasi pria tidak hanya dalam hal pemakaian alat
kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB
oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang
KB digunakan untuk membantu mensosialisasikan program-program
KB. Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui perannya berupa
dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta
merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan
tujuan terciptanya Keluarga Berkualitas 2015, Partisipasi pria dalam
Keluarga Berencana adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan ber-
KB, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya,
pasangan atau keluarganya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa
keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara langsung atau
tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan satu
bentuk partisipasi pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria
secara tidak langsung misalnya pria memiliki sikap yang lebih positif
dan membuat keputusan yag lebih baik berdasarkan sikap dan
persepsi, serta pengetahuan yang dimilikinya.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah
sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk untuk
mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan
penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan
kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program
pelayanan kb meliputi: Pendekatan Kemasyarakatan (community
approach), Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach),
Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas
(quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach),
Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang
meliputi: Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan
kontrasepsi dan pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan
institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan
kelahiran, semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun
dampak pada suami. Secara umum Program keluarga berencana
memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan
kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan
mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan
kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen
dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/program-keluarga-berencana-kb-itu-

13

Anda mungkin juga menyukai