Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM KELUARGA BERENCANA

MAKALAH ANALISIS S-W-O-T-CEP

Oleh Kelompok 32
Nama Anggota : Kamal Fajri

TUGAS KELOMPOK PKKMB 2023

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PENGENAALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah bertema program keluarga berencana adalah
untuk memenuhi tugas kelompok PKKMB 2023. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang program keluarga berencana bagi para pembaca dan begitupun bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada panitia PKKMB 2023 yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan . Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kelompok 32
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 05 Juli 2023

Kelompok 32
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................
a. Latar Belakang..............................................................................................................................
b. Maksud dan Tujuan......................................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................
TINJAUAN KASUS..................................................................................................................................
a. Keluarga Berencana......................................................................................................................
b. Tujuan Keluarga Berencana.......................................................................................................
Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur.........................................................................................
c. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)............................................................................
BAB III.....................................................................................................................................................
ANALISIS SWOT...................................................................................................................................
a. Analisis SWOT.............................................................................................................................
BAB IV.....................................................................................................................................................
KESIMPULAN........................................................................................................................................
a. Kesimpulan..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia
adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini
menimbulkan berbagai macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah
mencanangkan program KeluargaBerencana (KB) yaitu program
pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga. Program KB di
Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui
keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka
kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50%
pada tahun 1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita dengan
hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun
demografis. Berdasarkan hasil – hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI )
tahun 1987 ternyata tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar
28 –29 / 1000 dan TFR menjadi sekitar 3,4 –3,6. Meskipun begitu, jika
dipandang dari segi islam KB itu hukumnya haram wab.
Pengertian KB (keluarga berencana) menurut UU No. 10 tahun
1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera), adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. KB merupakan program pemerintah
yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk. Perlu diketahui, Gerakan Keluarga Berencana Nasional
Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna.  Perencanaan jumlah
keluarga dengan pembatasan dapat dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. Contohnya seperti pil KB,
kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. 
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk serta
membentuk keluarga yang berkualitas.Program Keluarga Berencana (KB)
berupaya menekan laju pertambahan penduduk untuk mewujudkan
Millenium Development Goals (MDGs), yaitu : meminimalkan rating
kurang sejahtera, dan meninggalnya kaum hawa (ibunda), kesamaan
gender serta kesehatan perempuan .Puskesmas Pucanglaban memiliki
tanggung jawab keberhasilan program tersebut di wilayahnya.
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah
bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga
banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia
untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan
program Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Salah
satu permasalahan untuk keberhasilan program tergantung petugas
lapangan dalam mensosialisasikan dan meningkatkan pemahaman
penduduk terkait apa yang harus didapatkan dari pelayanan berkwalitas
berhubungan dengan Program KB . Sasaran program KB dengan metode
Kontrasepsi dibedakan menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung.
Kontrasepsi langsung ditujukan Pasangan Usia Subur (PUS), untuk
Kontrasepsi tidak langsung ditujukan pada implementasi teknis lapangan
dalam memanaj. KB, misal PUS unmet need alat kontrasepsi (Juliaan,
2009). PUS unmet need alat kontrasepsi, merupakan kelompok ibu-ibu
yang tidak menginginkan anak lagi atau yang berkeinginan menjarangkan
kehamilannya antar 2 tahun tanpa alat kontrasepsi. Oleh karena itu, penulis
ingin mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan program keluarga
berencana dan sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul
“Keluarga Berencana”.
b. Maksud dan Tujuan
Tujuan Umum Makalah ini:

1. Apakah itu KB dan dampaknya bagi masyarakat


2. Mengetahui pengertian mengenai Keluarga Berencana
3. Mengetahui tujuan dilaksanakannya program Keluarga Berencana.
4. Mengidentifikasi Kelebihan, kekurangan, tantangan dari program
KB

Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada makalah ini adalah:
1. Faktor yang menghambat sosialisasi program KB
2. Faktor yang mendukung sosialisasi program KB
3. Kebijakan sosialisasi program KB yang optimal

BAB II
TINJAUAN KASUS
a. Keluarga Berencana
 Pengertian KB
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan
untuk membentuk keluargayang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran."
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan. Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa KB dapat diartikan
dalam dua pengertian. Hal ini sama halnya bahwa KB ada dua macam
yaitu:
1. Tahdid An-nasl(pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional
yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk,
karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang
dengan ketersediaan barang dan jasa.  KB dalam hal ini didasarkan
pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus.
2. Tanzhim An-nasl(pengaturan kelahiran) adalah aktivitas individual
untuk mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan
sarana (alat). Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya.

 Cara Kerja KB
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan
pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) dengan cara :
1. Menekan keluarnya sel telur (ovum)
2. Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai
mencapai ovum
3. Mencegah nidasi
 Macam-macam Jenis Kontrasepsi
1. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini
tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu
kapan spermanya keluar.
Pantang Berkala (sistem berkala)
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri
dalam masa subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga
difungsikan untuk sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini
kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu
lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
2. Kontrasepsi sederhana dengan alat
 Kondom
 

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan


yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung
karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk
menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di
laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual,
termasuk HIV/AIDS
 Diafragma
 
 

Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari


lateks(karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks.
Spermisida
 

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)


digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma.
KB Suntik
 

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya


kehamilan dengan melalui suntikan hormonal
KB Pil
 
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah
diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang
tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara
yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi,
atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya
penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak
(atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara
pencegah kehamilan yang lain.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
 

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan
tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang
menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu,
setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Kontrasepsi Implant
 
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah
kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah
kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-
tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan
enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai.
Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun.

Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita).

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita


yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan
keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu
vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat
kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,
karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.
Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas


reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

b. Tujuan Keluarga Berencana


Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus
1. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3. Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:Penggunaan prioritas kontrasepsi pil
oral.Penggunaan
2. kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
3. Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
4. Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
 
c. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai banyak keuntungan.
Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah
terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan kehamilan
yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti program tersebut
dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan.
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang
nyata, salah satu contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker
uterus dan ovarium, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit
menular seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi
mempunyai efek samping dan risiko yang kadang-kadang merugikan
kesehatan, namun demikian benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut
akan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang memberikan
risiko kesakitan dan kematian maternal.
Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat
menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu
terutama dalam mencegah kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak
kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain memberi keuntungan ekonomi
pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga membantu remaja
mangambil keputusan untuk memilih kehidupan yang lebih balk dengan
merencanakan proses reproduksinya.
Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab dalam
kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya. Ini merupakan keuntungan
seseorang mengikuti program KB.
G.   Kekurangan Program Keluarga Berencana (KB)
Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua Posyandu
di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan KB, ditambah
lagi dengan kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di daerah pedesaan,
sehingga kebanyakan masyarakat indonesia yang berdomisili di pedesaan masih
kurang pengetahuaannya tentang Program KB dan manfaatnya, mereka masih
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, padahal zaman semakin maju dan
harus diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju pula (Utami 2017).
Salah satu permasalahan untuk keberhasilan program tergantung petugas lapangan dalam
mensosialisasikan dan meningkatkan pemahaman penduduk terkait apa yang
harus didapatkan dari pelayanan berkwalitas berhubungan dengan Program KB .
Sasaran program KB dengan metode Kontrasepsi dibedakan menjadi dua yaitu
langsung dan tidak langsung. Kontrasepsi langsung ditujukan Pasangan Usia
Subur (PUS), untuk Kontrasepsi tidak langsung ditujukan pada implementasi
teknis lapangan dalam memanaj. KB, misal PUS unmet need alat kontrasepsi
(Juliaan, 2009). PUS unmet need alat kontrasepsi, merupakan kelompok ibu-ibu
yang tidak menginginkan anak lagi atau yang berkeinginan menjarangkan
kehamilannya antar 2 tahun tanpa alt kontrasepsi. Prediksi jumlah Penduduk
Indonesia di era 2010-2035, BPS, BAPPENAS, UNFPA. Indonesia berhadapan
dengan masalah besar dalam pembangunan bila masalah penduduk tidak ditangani
dengan serius. Langkah pemerintah melalui UU No. 52 tahun 2009 telah
mengamanatkan perlunya pengaturan kelahiran anak, jangka waktu dan umur
ideal melahirkan, kesehatan kehamilan, dengan promosi, wawasan hak reproduksi
untuk membentuk The Best Family. Berlanjut dengan UU Perlindungan Anak No.
23 Tahun 2012, berkaitan program BKKBN , umur ideal menikah yakni dua
Puluh satu tahun bagi perempuan serta dua pulu lima tahun bagi Pria. Berdasar
Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) di lapangan telah disinergikan n
dengan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) sebagai
bagian planning dasar dari Pembangunan Nasional telah tertulis dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2010-2014). sehingga seluruh kegiatan
terkait program KB perlu sosialisasi yang efektif, dan diperlukan perencanaan
yang matang persiapan untuk disosialisasikan, sasaran, pemetaan daerah
sosialisasi, dan situasi yang tepat, serta komunikator yang cerdas untuk
menyampaikan pesan.

5.
BAB III
ANALISIS SWOT
a. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah mengidentifikasikan informasi faktor lingkungan
Eksternal dan Internal menjadi alternatif strategi dalam mengambil keputusan.
Analisis ini berupaya semaksimal mungkin memadukan kekuatan (strength)
dan peluang (opportunities), dan berupaya seminimal mungkin dari
kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Model ini sering diterapkan
pada analisis lingkungan atau analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18).
Penyususunan Matrik SWOT akan menentukan empat alternatif strategi yaitu
Strategi SO, Strategi WO, strategi ST dan strategi WT yang merupakan
perpaduan faktor Eksternal dan Internal.
Hasil Penelitian Langkah awal membuat indikator SWOT, Tahap kesatu ialah
menetapkan bobot, rating, dan score. Bobot ditetapkan mengikuti predikat urgennya atau
terpentingnya dengan menggunakan penilaian skala 1 sampai 5 (1 = tidak penting, 5 =
sangat penting). Tahap berikutnya ialah menambahkan bobot kekuatan dan bobot
kelemahan. Selanjutnya menghitung bobot relatif untuk semua indikator yang telah
dtetapkan pada kekuatan dan kelemahan, jadi jumlah nilai bobot tersebut menjadi 1 atau
100%. Penghitungan yang serupa diterapkan pada bobot dan bobot relatif untuk peluang
dan ancaman. Tahap ketiga ialah menentapkan rating. Rating yaitu analisis untuk
perkiraan yang akan terjadi dalam jangka pendek (contoh satu tahun yang akan datang).
Skor peringkat Variabel Kekuatan diberi penilaian rentang 1 sampai dengan 4. Diberi
penilaian 1 bila diprediksi yang dijadikan tolok ukur menjadikan kinerjanya tambah
berkurang bila disandingkan kompetitor utama. Diberi penilaian 2 bila yang dijadikan
tolok ukur itu kinerjanya seperti kompetitor utama. Sedangkan diberi penilaian 3 atau 4,
jika yang dijadikan tolok ukur menjadi lebih baik bila disandingkan pesaing utama.
Semakin meningkat skornya berarti kinerja indikator makin baik perbandingannya
dengan pesaing utama (Pp and Literature 2022).
b. Critical Success Factors (CSF)
dikenal sebagai metode yang digunakan untuk mengukur performansi
dalam sebuah organisasi untuk mencapai target perusahaan (Hayati 2016)

BAB IV
KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan. Analisis SWOT adalah mengidentifikasikan informasi
faktor lingkungan Eksternal dan Internal menjadi alternatif strategi dalam
mengambil keputusan. Analisis ini berupaya semaksimal mungkin
memadukan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), dan berupaya
seminimal mungkin dari kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths).

1) Faktor yang menghambat sosialisasi program KB


a. Pelaksana non formal, minim wawasan maupun kecakapan tentang
program KB
b. Minimnya dana untuk provokasi/promosi sosialisasi Program KB
c. Keterkaitannya dengan media sangat minim yang menjadikan
terealisasinya program kurang optimal
d. Sebagian besar masyarakat masih cuek mensikapi sosialisasi program
KB
e. Sarana Kesejahteraan keluarga program KB masih minim, antara laini
Bina Keluarga Remaja(BKR), Bina Keluarga Balita BKB)
f. Sarana prasarana di Puskesmas Pucanglaban termasuk kurang
mendukung

Dari hasil analisis SWOT menghasilkan empat (4) kemungkinan strategi


alternatif yaitu: Strategi SO (Strength and Opportunities)

1. Membuat lebih bersinergi pelaksana teknis internal dan eksternal dari


program KB yang akandisosialisasikan untuk program yang
diunggulkan
2. Dilibatkannya masyarakat bersama sama untuk keberhasilan Program
KB Mengajak partisipasi masyarakat untuk suksesnya sistem garansi
pendanaan program KB prioritas masyarakat miskin
3. Menggunakan dana pemerintah pusat dan daerah untuk advokasi dan
komunikasi informasi eduksi (KIE) KB, fasilitator KB desa, dan
program prioritas yang lain,dengan kerja samai masyarakat dan media
4. Kerja sama dengan Swasta dalam pelayanan KB berkwalitas

Strategi WO (Weaknesses and Opportunities)

1. Mengoptimalkan Pelaksana non formal, minim wawasan maupun


kecakapan tentang program KB
2. Kerja sama dengan swasta untuk berpartisipasi membantu dana untuk
program sosialisasi Program KB dan Inovasi dan kreatif lewat sponsor
sehingga meningkatkan Sarana prasarana di Puskesmas Pucanglaban
3. Meningkatkan lagi kerja sama dengan media masih lemah
4. Kreativitas dan inovatif Kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB
masih kurang, seperti Bina Keluarga Remaja(BKR), Bina Keluarga
Balita BKB)
Strategi ST (Strength and Threats)
1. Pilih program prioritas, menyesuaikan dana pemerintah untuk
melaksanakan kesuksesan program KB Analisis Implementasi
Sosialisasi Program Keluarga Berencana di Puskesmas
2. Upaya menurunkan jumlah rakyat miskin dengan melakukan
pendampingan terutama Beberapa keluarga kurang mampu
serta pra sejahtera I sebagai anggota UPPKS kurang inovatif
dalam kegiatan yang menghasikan pendapatan 3. Mengubah
cara yang lebih inovatif untuk menjangkau daerah yang sulit
untuk Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK-KRR) , sosialisasi wawasan pelaksanaan arti
penting KB

Strategi WT (Weaknesses and Threats)

1. Memperbaiki komunikator non formal, yang kurang memiliki


pengetahuan dan keahlian tentang program KB, Kerja sama dengan
media masih kurang sehingga pencapaian program kurang lancar
2. Mengajak masyarakat untuk ikut partisipasi terhadap keberhasilan
sosialisasi program KB
3. Memperbaiki kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB masih
kurang, seperti Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Balita
BKB), Sarana prasarana di Puskesmas Pucanglaban tergolong masih
kurang lengkap dan juga belum memadai

b. Saran
Program KB ditingkatkan agar lebih memadai, karena tidak semua
Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan
KB, ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di
daerah pedesaan,
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., 2012. Sikap manusia: teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Liberty.
Batinggi, Ahmad dan Badu Ahmad. 2013. Manajemen Pelayanan Publik.
Yogyakarta:
Andi Dedy Mulyana. 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Remaja
Rosda Karya Hadari Nawawi. 1993. Metode Penelitian Sosial. PT Gajah Mada Universiti
Pers
https://daldukkbpppa.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-kb-manfaat-kb-
kekurangan-program-kb-tujuan-kb-57
Hayati, Nur. 2016. “Analisis Bisnis Internal Dengan Metode Critical Success Factors (Csf)
Dan Value Chain (Studi Kasus Pt. Farmasi X).” Jurnal Ilmiah FIFO 8(1): 62.
Pp, Persalinan, and Sedayu A Literature. 2022. “Analisis SWOT Pelaksanaan Pelayanan
Keluarga Berencana ( KB ) Pasca Persalinan ( PP ) Pada Puskesmas Sedayu : A Literature
Review.” (December): 0–8.
Utami, Bunga Chintia. 2017. “Strategi Pengoptimalan Pencapaian Program Upaya
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera.” Jurnal Niara 9(2): 58–70.

Anda mungkin juga menyukai