Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KELUARGA BERENCANA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KARTINI MUTIA SARI


NIP. 19850420 201704 2 006
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Keluarga
Berencana (KB)”.
Selama penulisan dan penyusunan makalah ini, saya banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini juga diperbuat sebagai syarat penyesuaian ijazah.
Maka pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada Allah SWT dan teman-teman yang memberi banyak dorongan dan bantuan.
Saya menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya
dan tenaga kebidanan pada umumnya.

Langkat, Januari 2021


Penyusun,

KARTINI MUTIA SARI


NIP. 19850420 201704 2 006

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB) ................................................. 3
B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB) ....................................................... 3
C. Sasaran Program Keluarga berencana (KB) ...................................................... 3
D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB) ......................................... 4
E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB) .................................. 4
F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB) ................................................. 6
G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB) ................................................... 6
H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB) ..................................................... 7
I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB) ...................................... 8
J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB) .................. 9
K. Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB) .................................... 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana
olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi
padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah
berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna.  Perencanaan jumlah keluarga dengan
pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.

B. Jenis-Jenis Alat Kotrasepsi


Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain :
1. Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan
seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
2. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai
keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka
pemakaiannya bias dalam jangka panjang.
3. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah
kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR
diangkat.
5. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom
sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.

1
6. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang
cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang
perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi
resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Program Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan
memakai kontrasepsi.
B. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan
sosial ekonomi suatu keluarga  dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan
lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
 Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,anak, keluarga dan bangsa
 Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
 Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1.    Keluarga dengan anak ideal
2.    Keluarga sehat
3.    Keluarga berpendidikan
4.    Keluarga sejahtera
5.    Keluarga berketahanan
6.    Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7.    Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)


Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.

3
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6%.
4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional.

D. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana (KB)


Ruang lingkup KB antara lain:
 Keluarga berencana
 Kesehatan reproduksi remaja
 Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
 Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
 Keserasian kebijakankependudukan
 Pengelolaan SDM aparatur
 Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
 Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

E. Strategi Pendekatan Program Keluarga Berencana (KB)


Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach).
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga
sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik
dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

4
3. Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4. Pendekatan kualitas (quality approach).
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan
penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang
telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan program KB nasional.
6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Strategi tiga dimensi program kb sebagai pendekatan program kb nasional.
Strategi ini diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon pasangan
usia subur (PUS) di Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk berkb.
Berdasarkan hasil survei tersebut respon pus terhadap KIE kb terbagi dalam 3 kelompok
1. 15% pus langsung merespon ya untuk berkb.
2. 15% - 55% pus merespon raguragu untuk berkb.
3. 30% pus merespon tidak untuk berkb.
Strategi 3 dimensi ini juga diterapkan untuk merespon kemendesakkannya untuk
scepatnya menurunkaj TFR dan membudayakan NKKBS sebagai normaprogram KBN .
Selain itu, Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1.    Strategi dasar
2.    Strategi operasional
 Strategi Dasar
1. Meneguhkan kembali program di daerah
2. Menjamin kesinambungan program
 Strategi operasional
1.    Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
2.    Peningkatan kualitas dan prioritas program
3. Penggalangan dan pemantapan komitmen
4. Dukungan regulasi dan kebijakan
5. Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

5
F. Dampak Program Keluarga Berencana (KB)
Program keluarga berencana memberikan dampak yaitu:
1. Penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga
4. Peningkatan derajat kesehatan
5. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR
6. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM
7. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

G. Pengaruh Program Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk
mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya
Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya
usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan penduduk yang
cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan –
ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.
1. Pengaruh positif Program KB
Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk
menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan
jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1
% per tahun, maka diprediksikan jmlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar
237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi penduduk tahun 2015 yang
diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.
Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk
dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari kebijakan
kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada
era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian
kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah
penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan
pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

6
2. Pengaruh negatif Program KB
Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengruh
yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan
AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus
di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat – alat dan obat untuk kontrasepsi di
Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.
Menurut penelitian, dengan peggunaan metode untuk ber-KB maka dapat
mempercepat penuaan pada akseptornya, sehingga dapat dikatakan jumlah usia
lanjut akan semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga biaya yang juga harus
dikeluarkan pemerintah untuk kesejahteraan para Usila juga meningkat.

H. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB).


Berikut ini merupakan manfaat dari adanya program Keluarga Berencana (KB), yaitu:
1. Menurunkan angka kematian maternal dengan adanya perencanaan kehamilan yang
aman,sehat dan diinginkan.
2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium dengan mengkonsumsi pil
kontrasepsi.
3. Memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan.Proggram keluarga berencana nasional adalah program untuk
membantu keluarga termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan
kehidupan berkeluarga yang baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
Dengan terbentuk keluarga berkualitas maka generasi mendatang sebagai sumber
daya manusia yang berkualitas akan dapat melanjutkan pembangunan.
Program keluarga berencana dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
kependudukan dapat memberikan kontribusi dalam empat hal, yaitu :
a. Mengendalikan jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk juga dengan
peningkatan kualitas penduduk.
b. Peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya yang handal dilakukan dengan
mengarahkan pembangunan pada penurunan kematian ibu dan bayi dengan
menurunkan kelahiran atau kehamilan melalui penggunaan kontrasepsi.
c. Berusaha dan menjunjung tinggi perwujudan hak – hak asasi manusia dalam hal
kesehatan reproduksi pasangan usia subur untuk merencanakan kehidupan
berkeluarga.

7
d. Mendukung upaya pemberdayaan perempuan dengan menyadari sepenuhnya akan hak
dan kewajiban perempuan serta sebagai sumber daya manusia yang tangguh.

Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan


mendapatkan tiga manfaat utama optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
 Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
 Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
 Menjaga kesehatan ibu
 Merencanakan kehamilan lebih terprogram
 Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali
dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
 Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang  cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta
melakukan kegiatan lainnya.
2. Manfaat Untuk Anak:
 Mengurangi risiko kematian bayi
 Meningkatkan kesehatan bayi
 Mencegah bayi kekurangan gizi
 Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
 Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
 Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3. Manfaat Untuk Keluarga:
 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Harmonisasi keluarga lebih terjaga

I. Cara Operasional Program Keluarga Berencana (KB).


1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan
penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan
penerangan massa melalui media cetak dan elektronik. Dengan penerangan, motivasi
diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap
dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan,

8
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB.
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik
sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan
mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang
tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat
sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses
reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta
dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga  dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu:
pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat
sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. Pengayoman, melalui program
ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan
terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3. Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah.
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah
(Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
4. Pendidikan KB.
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter  berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

J. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana (KB).


Partisipasi masyarakat dalam mendukung program KB masih terlihat rendah. Hal
ini terutama tampak pada partisipasi pria/suami.  Hal ini salah satunya disebabkan
minimnya akses laki-laki terhadap perolehan informasi, pelayanan KB, dan kesehatan
reproduksi.
Menurut Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac
Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya promosi atau sosialiasi tentang KB pria
dikarenakan kebijakan KB di Indonesia yang masih berfokus pada pencapaian target
peserta KB perempuan. Perempuan masih tetap menjadi sasaran utama sosialisasi

9
program KB dengan harapan istri yang akan mengkomunikasikan dan menegosiasikan
pemakaian alat kontrasepsi (alkon) kepada suaminya.
Aspek sosial budaya masyarakat Indonesia, lanjutnya, juga menjadi faktor
penyebab rendahnya kesadaran pria untuk berperan menyukseskan program KB. Dari
hasil penelitian yang dilakukan di kabupaten Gunung Kidul, diketahui bahwa masyarakat
masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan. Selain itu,
pemakaian alat kontrasepsi kondom mengurangi kenyamanan saat melakukan hubungan
seksual dengan pasangan dibanding jenis-jenis alat kontrasepsi perempuan yang ada.
Sementara metode vasektomi masih dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan akan
mengurangi kekuatan pria. Pandangan yang keliru tentang vasektomi ini telah
melahirkan stigma terhadap akseptor yang dianggap oleh masyarakat sekitar sebagai pria
takut isteri. Kekhawatiran juga muncul dari perempuan yang beranggapan dengan
vasektomi justuru akan meningkatkan peluang suami untuk tidak setia pada pasangan
karena tidak meninggalkan jejak.
Keterlibatan pria didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan
keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari
defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa  partisipasi pria tidak hanya dalam hal
pemakaian alat kontrasepsi saja, tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB oleh
istri ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk
membantu mensosialisasikan program-program KB.  Keterlibatan pria dalam KB
diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat
kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga. Untuk merealisasikan
tujuan terciptanya Keluarga Berkualitas 2015,  Partisipasi pria dalam Keluarga
Berencana adalah tanggung jawab pria dalam kesertaan ber-KB, serta berperilaku
seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan atau keluarganya.  Dalam hal ini
dinyatakan bahwa keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara langsung atau
tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi pria merupakan satu bentuk partisipasi
pria secara langsung, sedangkan keterlibatan pria secara tidak langsung misalnya pria
memiliki sikap yang lebih positif dan membuat keputusan yag lebih baik berdasarkan
sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang dimilikinya.

K. Optimalisasi Peran Program Keluarga Berencana (KB).


Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan berdampak pada kemiskinan dan
pengangguran. Karenanya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan

10
lembaga-lembaga terkait lainnya secara bersama-sama menanggulangi ledakan penduduk
sekaligus memberikan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan
keluarga agar kualitas hidupnya lebih baik. Di sinilah kehadiran KB menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak ketika ancaman ledakan penduduk menimpa bangsa ini.
Soerjono Soekanto dalam bukunya, Sosiologi Sebuah Pengantar (2010) mengatakan,
bahwa masalah angka kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program
keluarga berencana yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu
dan anak-anak maupun meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi
angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi.
Dengan demikian, program KB menjadi pilihan yang sangat tepat guna membatasi
jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan menunda masa perkawinan dini agar
dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu, cara lain yang dapat
dilakukan untuk mengimbangi ledakan jumlah penduduk adalah penambahan dan
penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan,
mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan
produksi.
Dengan beberapa cara tersebut ancaman ledakan jumlah penduduk bisa
diminimalisir sehingga angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan seminimal
mungkin. Jika angka kemiskinan dan pengangguran berkurang otomatis kesempatan dan
akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan benar-benar dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia dan pada gilirannya kesejahteraan yang dicita-citakan para pendiri
bangsa ini akan terwujud.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan
di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti
pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan
kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi:
Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan
kualitas (quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach), Pendekatan
tiga dimensi ( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman
peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan
dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami. Secara umum
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu
dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan
keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;
Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan
fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

B. Saran
1. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa dalam praktek.
2. Semoga makalah ini dapat jadi literatur dalam pembelajaran.
3. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang dapat menambah ilmu
pengetahuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/
http://tppkkkec-tirto.blogspot.com/2011/11/3-manfaat-utama-program-keluarga.html
http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html
http://minirukmini.blogspot.com/2013/05/persepsi-dan-partisipasi-masyarakat.html
http://sofiatussholeha.blogspot.com/2013/06/program-kb-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai