Oleh :
Preseptor :
dr. Zulhanif Nazar, Sp.OG(K)
dr. Ori John, Sp.OG(K)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Clinical Science
Session dengan judul Kehamilan pada Remaja sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi RS Prof MA
Hanafiah SM Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing dr. Zulhanif Nazar,
Sp.OG(K) yang telah memberi bimbingan dan telah membantu dalam penyusunan
Clinical Science Session ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Kami berharap agar Clinical Science Session ini bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang Kehamilan pada Remaja
terutama bagi penulis sendiri dan bagi teman-teman dokter muda yang tengah
menjalani kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan ginekologi.
Padang, Desember 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................3
1.3 Metode Penulisan....................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
2.1 Remaja.....................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Remaja..............................................................................4
2.1.2 Batasan Remaja..................................................................................4
2.2 Fisiologi Masa Pubertas..........................................................................5
2.3 Kehamilan................................................................................................8
2.3.1 Fisiologi kehamilan............................................................................8
2.3.2 Kehamilan pada Remaja...................................................................11
2.4 Resiko Kehamilan Usia Dini pada Ibu dan Janin..................................15
2.4.1 Resiko Kehamilan Di Usia Dini Bagi Ibu........................................15
2.4.2 Resiko Kehamilan Di Usia Dini Pada Bayi......................................18
2.5 Upaya Preventif Dalam Mencegah Kehamilan pada Remaja...............20
2.5.1 Pencegahan Kehamilan Remaja Pranikah........................................21
2.5.2 Pencegahan Kehamilan Remaja Nikah.............................................22
BAB 3 KESIMPULAN.....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Remaja merupakan kelompok usia produktif yang mengalami perubahan
dalam psikososial, fisik, fisiologis. Sekitar 1 milyar manusia, hampir 1
diantara 6 manusia adalah remaja dan 85 % diantaranya hidup di negara
berkembang. Masa remaja merupakan tahap antara masa anak-anak dengan
masa dewasa. Remaja mengalami transisi yang unik dan ditandai oleh
berbagai perubahan fisik, emosi, psikis. Perubahan fisik pada masa pubertas
akan berdampak pada munculnya dorongan seksual yang mengarah kepada
kegiatan seksual. Masa remaja merupakan masa yang khusus dan penting
karena disertai dengan perubahan dan pertumbuhan.1
Pada saat ini banyak sekali kejadian atau kasus kehamilan pada remaja,
bahkan kasus tersebut paling banyak dialami pada saat para remaja belum
menikah atau hamil di luar nikah. Data dari CDC tahun 2012 menunjukkan
sekitar 86.000 remaja usia 15-17 melahirkan pada tahun itu. Ada sekitar 1
atau lebih dari 4 remaja melahirkan pada usai 15-17 tahun. Tentunya
sebelum remaja itu menyelesaikan sekolahnya. Sekitar 1.700 remaja usia
15-17 tahun melahirkan tiap minggunya. 2 Sedangkan menurut WHO, sekitar
16 juta wanita yang berumur 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, dan
menyumbangkan 11% dari kelahiran bayi diseluruh dunia.3
Kehamilan pada remaja akan menimbulkan masalah bagi bayi dan
ibunya. Data dari WHO menunjukkan 14% dari seluruh kejadian aborsi
yang tidak aman dilakukan oleh wanita yang berumur 15-19 tahun, atau
sekitar 2,5 juta remaja telah melakukan aborsi tidak aman setiap tahunnya.
1
banyaknya
wanita
muda
yang
tidak
mampu
menyelesaikan
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang kehamilan pada remaja.
1.3
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk
pada berbagai literatur yang ada.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Remaja
2.1.1
Pengertian Remaja
Menurut Sarwono (2007), remaja adalah suatu masa ketika individu
Batasan Remaja
Sebagai pedoman umum dapat digunakan batasan usia 11-20 tahun dan
belum menikah untuk remaja Indonesia. Dalam proses penyesuaian diri menuju
kedewasaan ada tiga tahap perkembangan remaja, meliputi :6
1) Remaja awal 11-13 tahun (Early Adolescent)
muda yang telah mengalami menarche, ovulasi awal mulai terjadi. Panjang
siklus rata-rata ialah 28 hari tetapi akan jatuh di jarak antara 21 hingga 45 hari.
Durasi rata-rata perdarahan yang terjadi pada umumnya ialah < 7 hari.9
Pubertas merupakan periode selama perkembangan karakter seksual
sekunder dan terbentuknya kemampuan untuk bereproduksi secara seksual.
Perubahan fisik selama perkembangan di masa pubertas secara langsung atau
tidak akan diikuti pula oleh maturasi hipotalamus, stimulasi organ-organ seks,
dan sekresi hormon steroid seks. Secara hormonal, pubertas yang dialami oleh
manusia dikarakterisasikan oleh penyesuaian kenaikan feedback negatif dari
gonadal-steroid, perubahan ritme gonadotropin, serta akuisisi kenaikan
feedback positif dari hormon estrogen wanita, di mana mampu mengontrol
secara normal ritme menstruasi wanita per bulannya sebagai suatu sistem
ekspresi dari gonadotropin dan hormon steroid ovari.10
Awal pubertas jelas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan
kebudayaan. Pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas
ke arah umur yang lebih muda, yang diterangkan dengan meningkatnya
kesehatan umum dan gizi.8
Secara klinis, pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin
sekunder dan berakhir jika sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada
wanita mulai kira-kira 8-14 tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4
tahun.8
Kejadian yang penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang
cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis.
Penyebab pasti mulainya pubertas belum diketahui, yang pasti ovarium mulai
6
2.3
2.3.1
Kehamilan
Fisiologi kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan
sebagai
diafragma
karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
7. Sistem pencernaan,terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh
estrogen.
8. Traktus urinarius, pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
kemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
9. Perubahan pada kulit perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
10. Metabolisme. Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya.
10
2.3.2
dimana kehamilan terjadi pada usia ibu kurang dari 20 tahun (Depkes RI, 2007).
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak
ditentukan oleh kesiapan dalam tiga hal yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/
emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi. Secara umum, seorang perempuan
dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya
(ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20
tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik.7
Risiko kehamilan timbul karena remaja belum siap secara psikis maupun
fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap menjadi ibu, akibatnya, selain
tidak ada persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi
psikis yang tidak sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan
tidak berjalan lancar sehingga kemungkinan proses persalinan akan menjadi
beresiko. Beban psikologis dapat menyebabkan depresi (Bobak Lowdermik,
Jensen, 2004) Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia
remaja berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial baik
terhadap ibu maupun bayinya. Usia wanita pada saat melahirkan anak pertama
mempunyai konsekuensi penting, baik terhadap ciri demografis penduduknya
maupun bagi jiwa para ibu itu sendiri.7
Di Indonesia, kehamilan remaja menduduki 11,38% dari seluruh ibu yang
melahirkan di rumah-rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia. 73%
kehamilan remaja di luar perkawinan. Berdasarkan hasil SDKI 2007, rata-rata usia
kawin pertama dari perempuan umur 2529 tahun di Indonesia adalah 19,8 tahun.
11
Data survei kesehatan ibu dan anak tahun 2000 menunjukkan median umur
kehamilan pertama di Indonesia adalah 18 tahun, sebanyak 46% perempuan
mengalami kehamilan pertama di bawah usia 20 tahun dan persalinan pertama
wanita Indonesia adalah 20,4 tahun.7
Pandangan bahwa masyarakat desa merupakan suatu komunitas yang
tradisional, homogen, memegang teguh nilai/norma budaya dan agama, serta tidak
mudah berubah, kurang sesuai lagi. Saat ini jumlah remaja di Indonesia yaitu
mereka yang berusia 10-19 tahun adalah sekitar 30 % dari jumlah penduduk atau
kurang lebih 65 juta jiwa. Besarnya proporsi penduduk yang berusia remaja
menimbulkan beberapa masalah yang mengkhawatirkan apabila tidak diadakan
pembinaan yang tepat dalam perjalanan hidupnya terutama kesehatannya. 12
Sejumlah faktor yang dianggap dapat mempengaruhi/turut berperan dalam
kehamilan remaja yaitu :13
a. Faktor Individu
a. Faktor somatik,
psikologis,
sosial
dan
seksual.
Makin
cepat
12
a. Sosial ekonomi keluarga. Oleh karena beban ekonomi, orang tua dapat
mempunyai dorongan segera mengawinkan anak gadisnya untuk
mengurangi beban ekonomi.
b. Tingkat pendidikan keluarga. Makin rendah pendidikan keluarga makin
sering ditemukan perkawinan dan kehamilan remaja. Hal ini berkaitan
dengan pemahaman berkeluarga yang masih bersifat sederhana.
c. Kepercayaan dan adat istiadat dalam keluarga. Untuk meningkatkan status
sosial keluarga, mempererat hubungan antar keluarga dan untuk menjaga
garis keturunan keluarga.
d. Kemampuan keluarga menghadapi masalah remaja. Bila tidak ada
alternatif lain, keluarga akan mengawinkan anak gadisnya lebih awal
daripada terperosok ke dalam perbuatan maksiat yang mencoreng nama
baik keluarga.
c. Faktor Lingkungan
a. Adat Istiadat. Pada beberapa daerah di Indonesia mempunyai anggapan
bila anak gadisnya yang telah dewasa belum berkeluarga dipandang
sebagai aib keluarga. Akhirnya mendorong terjadinya perkawinan dan
kehamilan remaja.
b. Pandangan dan Kepercayaan. Pandangan dan atau kepercayaan yang salah
yang menganggap bahwa kedewasaan seseorang dimulai dari status
perkawinan dan juga kepercayaan agama tentang akil baliq yang disalah
tafsirkan.
c. Tingkat pendidikan masyarakat.
d. Tingkat sosial ekonomi masyarakat. Beberapa studi literatur terbaru
mengemukakan bahwa remaja muda yang tumbuh di dalam lingkungan
keluarga menengah ke bawah lebih sering mengalami kondisi beresiko
untuk hamil di usia dini. Remaja berusia 15-17 tahun, kualitas pendapatan
yang kurang atau menengah ke bawah secara tidak langsung terkait
13
infeksi,
gizi
buruk,
atau
kelainan
herediter
seperti
2.4.2
dan
lingkungan
sekitarnya
sebagai
faktor
utama
yang
dengan orang tua dan pengaruh dari pasangan yang tidak sehat berhubungan
dengan kecenderungan remaja untuk terlibat dalam perilaku seksual yang
beresiko menyebabkan kehamilan.26
2.5.1
informasi
dan pengetahuan
yang
memerlukan
pembekalan
tentang
kiat-kiat
untuk
2.5.2
sperma masuk kedalam rahim wanita. Namun demikian walaupun teknik ini
dapat mencegah kehamilan, beberapa penelitian menyatakan keberhasilan
teknik coitus interuptus untuk mencegah kehamilan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan seorang pria untuk merasakan tanda ejakulasi dan kecepatannya
untuk menarik penis dan mendapatkan orgasme di luar vagina. Karena banyak
sekali pria yang tidak tahu pasti kapan dia mengalami ejakulasi, prosentase
pencegahan kehamilan dengan teknik ini menjadi sangat kecil. Untuk
membuahi sel telur wanita, tidak dibutuhkan satu liter sperma. Tapi hanya satu
sel sperma saja.
2) Mencegah Kehamilan dengan Teknik Kalender
Pencegahan kehamilan dengan teknik kalender sangat erat kaitannya
dengan kemampuan seorang wanita untuk mengetahui masa suburnya. Sperma
dapat hidup maksimal 3 s/d 5 hari di rahim wanita untuk menunggu terjadinya
ovulasi dan segera membuahi sel telur. Dengan teknik kalender, seorang wanita
diharapkan dapat mencegah terjadinya kehamilan dengan cara tidak melakukan
hubungan intim di waktu 3 s/d 5 hari sebelum masa subur tersebut dan 3 hari
setelah masa subur (sel telur dapat hidup selama maks 2 hari). Sama seperti
metode sebelumnya, mencegah kehamilan dengan teknik ini tidak mempunyai
prosentase keberhasilan sampai 100% karena kesalahan penghitungan masa
subur yang kurang tepat. Terlebih lagi bagi wanita yang siklus menstruasinya
tidak teratur, sehingga tidak dapat diperkirakan secara pasti kapan ovulasi/masa
subur terjadi, akhirnya tekhnik ini sangat tidak efektif untuk mencegah
kehamilan.
22
23
BAB 3
KESIMPULAN
a. Remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama
kali ia menunjukan tanda-tanda sosial seksual sekundernya sampai saat
mencapai kematangan seksual.
b. Ada 3 tahap perkembangan remaja yaitu: remaja awal, remaja
pertengahan/ madya dan remaja akhir
c. Pubertas merupakan periode selama perkembangan karakter seksual
sekunder dan terbentuknya kemampuan untuk bereproduksi secara seksual
berupa perubahan fisik dan hormonal.
d. Fisiologi selama kehamilan terjadi perubahan pada uterus, ovarium,
vagina, payudara, peredaran darah,sistem pernafasan, sistem metabolism,
sistem pencernaan, sistem urinaria, dan kulit.
e. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia remaja, dimana
kehamilan terjadi pada usia ibu kurang dari 20 tahun
f. Resiko kehamilan usia dini dapat mempengaruhi Ibu (segi kesehatan/pun
life outcome) maupun janin (premature/BBLR dan cacat)
g. Perlu peran keluarga dan lingkungan sekitar untuk mengurangi angka
kehamilan
remaja
berupa
pembinaan
dan pemberian
pendidikan
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Donald, B Langille. Teenage Pregnancy: Trends, Contributing Factors And
The Physician's Role. CMAJ. 2007. 176(11); pg. 1601.
2. Centers for Disease Control and Prevention. Preventing Pregnancies in
Younger Teens. Vital Sign [cited 2015 desember 18th] Available from: http://
www.cdc.gov /vitalsigns.
3. World Health Organization. Adolescent Pregnancy. [cited 2015 desember
18th] Available from:http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/
maternal/adolescent_pregnancy/en/.
4. Better Health Channel. Teenage Pregnancy. [cited 2015 desember 18th]
Available from: http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pa
ges/Teenage_pregnancy?open.
5. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang 10/1992 RI tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
6. Sarwono, S.W. 2007. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal.
24-25, 52-58, 142-165.
7. Fiatin EP, Mauliyah I, Priyoto. Gambaran pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dan kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil usia muda di wilayah
kerja puskesmas kerek kecamatan kerek kabupaten tuban. Surya 2011:1(3):1117.
8. Sastrawinata S. Wanita dalam berbagai masa kehidupan. Dalam:
Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, eds. Ilmu kandungan. Edisi
kedua. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009;127
9. Davis, AJ. Pediatric and Adolescent Gynecology. In: Gibbs, RS; Karlan BT;
Haney AF; et al. Danforth's Obstetrics and Gynecology. 10th Edition.
Lippincott Williams & Wilkins. Colorado: USA. 2008. pg 559-65
10. Rebar, RW. In:Berek, JS. Puberty. Berek & Novak's Gynecology. 14th
Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2007. California: USA. P.992-1000.
11. Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
12. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalannya. Jakarta:
Sagung Seto. Hal. 20-30.
13. Sampoerno D, Azwar A. Ringkasan Perkawinan mdan Kehamilan pada
Wanita Muda Usia di Indenesia. Dalam: Sampoerno D, Azwar A, ed.
Perkawinan dan Kehamilan pada Wanita Muda Usia. Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Jakarta, 1987.
14. Chen, CK; Ward C; Williams K; et al. Investigating Risk Factors Affecting
Teenage Pregnancy Rates in the United States. EIJST. Tennesee: USA.
2013(2):41-51.
15. Latifah L, Anggraeni M. Hubungan Kehamilan Pada Usia Remaja Dengan
Kejadian Prematuritas, Berat Bayi Lahir Rendah Dan Asfiksia. Jurnal Jurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan.
Universitas Jenderal Soedirman.
25
16. Mathur S, Greene M, Malhotra A. Too young to wed, the live, rights of young
married girl. ICWS, 2003.
17. Ami.Pembawa pesan edisi Desember. Jakarta, 2007.
18. Wiknjosastro.Ilmu Kebidanan. Jakarta: YPS-SP, 2005
19. Regina MR, Guzman A, Dalia B. Review Article: Abortion Care for
Adolesecent and Young Women. International Journal of Gynecology and
Obstetricals. 2013
20. Muthalib A. Kelainan hematologik. Dalam: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH, eds. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010;775,777
21. Nahatai W, Pitcha P, Somkid P. The Incidence and Complications of Teenage
Pregnancy at Chonburi Hospital. Department of Obstetric and Gynecology,
Chonburi Hospital. Chonburi. J Med Assoc Thai. 2006;89
22. Rajaval VT, Mian VP, Rupa CV, Sapana RS, Parul TS, Kruti JD. Study of
Feto-Maternal Outcome of Teenage Pregnancy at Tertiary Care Hopital.
Gujarat Medical Journal. 2012
23. Mardjikoen P. Tumor ganas alat genital. Dalam: Winknjosastro H, Saifuddin
AB, Rachimhadhi T, eds. Ilmu kandungan. Edisi kedua. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009;381
24. Molloborn S, Morningstar E. Investigating The Relationship between Teenage
Childbearing and Psychological Distress Using Logitudinal Evidance.
University of Colorado of Boulder. J Health Soc Behav. 2009
25. Luo YL, Cheng YL, Gao XH, et al. Maternal age, parity and isolated birth
defects: A population-based case-control study in Shenzhen, China.
Department of Epidemiology Southem Medical University, Guangzhou:
Plosone, 2013:2-4
26. Delia LL, Traci R, Ralph JD, et al. Multi-level Factors Associated with
Pregnancy Among Urban Adolescent Women Seeking Psychological Services.
The New York Academy of Medicine. Vol 90. No2. 2012.
27. Rahayu, MP. 2014. Kehamilan dini usia remaja pada masa pranikah dan
nikah. Poltekkes kemenkes Malang. Malang
26